Share

ISTRI YANG DISIA-SIAKAN
ISTRI YANG DISIA-SIAKAN
Penulis: Evie Yuzuma

Bab 1

"Nes, tolong ya setrikain baju, Mbak!”

“Eh, yang gamis Ibu juga sekalian, ya!”

“Sama itu kerudung punya Mbak Mirna juga, masih di jemuran!”

“Iya ….”

Ines mengiyakan semua perintah mereka. Dinikahi oleh seorang Arlan Bramantyo rupanya bukan berakhirnya takdir menyedihkan yang selama ini menggelayuti hidupnya. Diboyong dari kampung kecilnya dari daerah pantura mengikuti suami dan Ibu mertua yang menjemputnya rupanya hanya mimpi buruk. Perjodohan di antara teman lama itu, bukan hal tulus. Ibunya Mas Arlan rupanya sudah berubah. Kehidupan kota Jakarta dan hidup mewah rupanya membuat kesetiaan dan janji persahabatan Ibu dan Retno---Ibu mertuanya yang merupakan sahabat kecil hanya kamuflase saja.

“Sudah, Nes?” Retno menghampiri menantunya yang tengah menyetrika pakaian mereka. Hari ini semua diundang ke acara perusahaan di mana Arlan bekerja. Lelaki yang baru seminggu menjadi suaminya itu kabarnya akan mendapatkan promosi dan naik jabatan. Semua perayaannya akan diumumkan pada pesta ulang tahun perusahaan.

“Iya, Mah! Ini punya Mamah udah selesai!” tukasnya seraya menyodorkan gamis yang sudah selesai disetrikanya.

“Punyaku mana, Nes?” pekik Erna---kakak Arlan yang pertama.

“Bentar, Mbak! Ini masih ngerjain punya Mbak Mirna!” Ines menyegerakan kerudung Mirna yang sudah hampir selesai disetrikanya.

“Oke, kalau sudah, anterin ke kamar, ya! Aku mau rapiin rambut.

“Iya, Mbak!”

Akhirnya setelah sekitar satu jam berkutat dengan pakaian yang disetrikanya semuanya selesai juga. Ibu mertua dan kedua kakak iparnya sudah tampil cantik. Suami-suami mereka sudah pergi duluan karena kedua suami Mirna dan Erna pun bekerja di perusahaan yang sama dengan Arlan.

Mereka sudah tiba diambang pintu ketika Ines masih memoles wajahnya dengan bedak tipis di kamar. Dia mencari pakaian juga yang layak dan tidak mempermalukan Arlan---suaminya yang tampilannya perlente. Namun baru saja dia memakai kerudung, terdengar deru mobil sudah menjauh.

Ines menyegerakan memakai kerudung lebarnya lalu berjalan tergesa ke pintu depan. Namun benar, mobil mereka sudah berjalan meninggalkan kediaman megah itu.

“Kenapa aku ditinggal? Padahal kemarin aku dengar kata Ibu, nyuruh Mas Arlan ngajak istrinya. Istrinya ‘kan aku? Apa ibu lupa?” batinnya.

Seminggu berada di rumah itu, belum mampu membuat Ines mengenali semuanya. Bahkan rasanya masih banyak rahasia yang tersembunyi dan belum terkuak olehnya. Namun dia pun tak tahu apa pastinya. Hanya saja hatinya mengatakan demikian.

Meskipun Ines merasa kecewa karena tak bisa menghadiri acara besar itu, dia bisa apa? Ines kembali mendorong daun pintu untuk masuk ke dalam. Padahal ingin sekali dia memberikan dukungan pada Arlan---suaminya dan hadir di acara yang sama sekali belum terbayang megahnya oleh dirinya.

Namun deru mobil yang berhenti di depan gerbang yang masih terbuka itu membuat Ines menoleh. Sebuah avanza veloz berhenti. Lalu seorang lelaki dengan rambut klimis turun dan menghampirinya.

“Mbak, Arlannya ada?” tanyanya.

“Maaf, Mas … Mas Arlannya sedang menghadiri acara di perusahaan! Ada apa, ya?” Ines menatap lelaki itu.

“Oalah, kemarin ngajakin bareng … eh malah berangkat duluan!” gerutunya seolah bermonolog.

“Oh, Mas ini temannya Mas Arlan, ya? Mau ke tempat acara juga?” Ines menatap lelaki itu.

“Iya, Mbak! Saya kebetulan cuma berdua sama istri dan saya ini masih karyawan baru, jadi suka agak malu gitu kalau pas datang!” kekehnya seraya menggaruk kepala.

Ines terdiam sejenak. Rasa ingin hadirnya kian menggebu. Akhirnya dia memberanikan diri untuk ikut menumpang pada mobil lelaki yang kini diketahui bernama Eman itu. Lelaki itu tampak senang ketika Ines ikut bergabung dengan mereka. Istrinya pun mengijinkan dan tampak cukup ramah pada Ines yang baru saja dikenalnya.

Mobil mulai memasuki jalan raya, sedikit macet karena memang berbenturan dengan jam pulang kerja. Acara yang dilaksanakan usai jam kerja itu dilaksanakan di sebuah aula restoran ternama di kota itu.

Ines bersama Safitri---istri Eman berjalan bersisian. Mereka cukup kikuk ketika akhirnya bergabung dalam keramaian. Ines mengedarkan pandang ke sekitar. Senyumnya mengembang ketika dia melihat Ibu mertuanya, bersama dua kakak iparnya tengah berdiri di dekat stand makanan.

“Mbak, aku ke sana dulu, ya!” Ines menepuk lembut punggung tangan Safitri lalu berjalan tergesa menghampiri mereka. Senyumnya semakin terkembang ketika dia melihat Arlan berjalan dari arah berlainan hendak menghampiir keluarganya.

“Mas Arlan!” gumam Ines seraya mempercepat langkahnya.

Namun senyum itu seketika memudar ketika tampak Arlan datang dan menggandeng seorang perempuan. Mereka tampak mesra sekali. Tangan Arlan melingkar pada pinggang wanita itu, sementara itu senyumnya tampak sangat tulus, tak seperti ketika bersamanya.

Ines menghentikan langkah, lalu membaur bersama karyawan lainnya. Kebetulan suara MC menggema mengumumkan jika acara akan segera di mulai. Hatinya berdesir nyeri ketika semua hadirin dipersilakan menduduki kursi dan Arlan tak lepas saling berpegangan tangan dengan wanita itu.

“Siapa wanita itu sebenarnya? Apakah dia tak tahu kalau Mas Arlan sudah menikah? Namun kenapa Ibu, Mbak Erna dan Mbak Mirna pun tampak akrab dengannya? Padahal pernikahan kami baru berumur seminggu? Mas Arlan bahkan belum menyentuhku? Apakah secepat itu dia berpaling dan mengkhianati janji suci yang dia ikrarkan untukku?” batin Ines seraya memilih kursi yang agak jauh. Kedua netranya yang mengembun memperhatikan tingkah keluarga suaminya.

Suara MC mengalihkan semua perhatian pengunjung. Sebelum acara di mulai, dia mempersilakan serombongan tamu VVIP yang merupakan para petinggi dan pemilik perusahaan untuk menempati deretan kursi istimewa yang sudah terhias di depan. Namun ada satu sosok yang menarik perhatian Ines. Sketsa wajah itu tak asing rasanya. Alis tebal, mata bulat dan bulu mata lentik itu mengingatkan Ines pada sosok seseorang dari masa lalunya.

“Apakah itu dia? Bukannya dia menetap di luar negeri, ya?” gumamnya dalam dada.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Datu Zohri
Pembayaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status