Share

Ternyata Ibu Sudah tau!

****

Aku terbangun karena sinar matahari yang masuk dari celah jendela kamar Nita.

Kukucek mata serta meregangkan seluruh otot tubuh, lalu setelah itu berjalan ke luar kamar.

"Ibu mau ke mana?" tanyaku padanya yang sudah bersiap ingin berangkat. Padahal menurutku ini masih sangat pagi

"Mau ke sawah, Nak. Lihat tanaman Ibu," jawab Ibu lembut.

"Lho, Ibu masih kerja. Damar kan udah bilang, nggak usah kerja. Biar Damar aja yang kirimkan uang buat Ibu." Aku mencoba melarangnya untuk pergi.

"Nggak papa, Nak. Ibu kalo di rumah suka cape, tapi kalo berkebun rasanya tubuh Ibu lebih sehat. Sekalian nanti mau nyari tukang buat perbaiki dapur Ibu, ada yang bocor soalnya," ujar Ibu.

"Biar Damar aja yang panggilin, Ibu kasih tau aja alamatnya di mana atau mau langsung di renovasi aja rumah Ibu?" tanyaku padanya yang langsung mendapatkan gelengan.

"Jangan! Ini rumah peninggalan bapaknya Nita, Ibu nggak mau ada yang berubah. Soalnya cuma rumah ini satu-satunya kenangan dari Bapak."

Aku melihat raut
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status