Share

IYM 3

Author: Pupe Maelani
last update Last Updated: 2021-06-08 10:29:17

Mobil hitam yang membawa Abe dan Ayman akhirnya memasuki pekarangan cukup luas dan ditumbuhi banyak bunga-bunga serta pohon cemara. Di depan rumah, terlihat laki-laki dan wanita paruh baya sedang berdiri menyambut kedatangannya. Mobil pun berhenti tepat di depan mereka dan tak berapa lama pintu kursi penumpang terbuka. Dua orang pria dewasa dengan tinggi yang sama juga tegap melangkahkan kakinya menghampiri sosok                                                                                           yang lebih tua dari mereka sambil melempar senyum.

“Selamat datang, Den!” ucap pria baya itu sambil tersenyum ramah diikuti sang wanita di sebelahnya.

“Terima kasih, Ki, Mbok. Kenalkan, ini sepupu saya satu-satunya, namanya Ayman,” ucap Abe lembut memperkenalkan Ayman kepada keduanya. Dengan yakin, Ayman langsung mengulurkan tangan kanan ke arah keduanya yang langsung menyambut penuh bahagia.

“Ayman, satu-satunya cowok yang gantengnya bisa ngalahin Abe,” seru Ayman dengan wajah menyebalkan andalannya membuat mereka mengulas senyum,

“Saya Ki Mamet dan ini istri saya, Mbok Inem. Semoga Den Maman betah di sini ya!” seru Ki Mamet berharap hal yang paling baik menurutnya.

“Buset dah! Sejak kapan Ayman jadi Maman?” kaget Ayman dengan sebutan baru yang baru didengarnya. Abe dan yang lain hanya tersenyum, terlebih Abe yang senyumnya terlihat  mengarah pada senyuman mengejek. Iya, mengejek karena bahagia lebih tepatnya.

“Maman? Boleh juga sih! Ok deh, Ki. Besok kita bikin nasi tumpeng untuk meresmikan nama baru saya, dan semoga nama itu membawa berkah serta diminati banyak cewek-cewek cantik. Amin!” cerocos Ayman panjang kali lebar dan ternyata sudah ditinggalkan oleh Abe yang sudah masuk ke dalam rumah sambil menarik kopernya dengan santai.

Sambil menggerutu tak jelas, Ayman akhirnya menyusul masuk diikuti oleh Ki Mamet dan Mbok Inem yang hanya mampu mengulas senyum. Sedikit banyak, Abe sudah menceritakan rencana kedatangannya hari ini, tepatnya seminggu yang lalu. Selain itu, Abe juga sudah menceritakan tentang sepupu resenya yang bernama Ayman akan ikut berkunjung serta segala sikap konyolnya.

Hari semakin larut dan udara malam terasa semakin dingin menusuk tulang. Waktu sudah menunjukkan jam 9 malam. Abe dan Ayman terlihat sedang di ruang kerja mengerjakan berkas yang harus diperiksa. Terlalu sibuk mereka hingga tak sadar jika Mbok Inem mengetuk pintu dan masuk mengantarkan teh panas serta camilan. Ayman melihat kudapan yang dibawa Mbok Inem langsung menghentikan kegiatannya dan kini sibuk menikmati tanpa memperdulikan Abe yang nampak khusyuk melihat layar komputer.

“Den Abe benar-benar khusyuk kalau sedang kerja ya, Den?” kata Mbok Inem melihat Abe tak ada tanda-tanda tergiur dengan harum pisang goreng yang dibawanya.

Ayman memutar bola matanya ke arah Abe, dan benar, Abe tak bergeming. Bahkan, seolah matanya lupa untuk berkedip kecuali ada semut nakal masuk ke mata tajamnya yang selalu melotot.

“Abe memang begitu, Mbok. Pekerja keras sampai lupa waktu. Makanya Tante Ana sering memarahinya karena jam kerja Abe yang hampir 20 jam dalam sehari,” terang Ayman sambil terus mengunyah pisang goreng di tangan kanannya.

“Kuat banget ya, Den. Kalau datang ke sini pun lebih banyak di ruangan ini, dan hanya sesekali jalan sore jika ada waktu senggang. Itu pun sendirian karena tak ingin ditemani,” terang Mbok Inem lagi dengan pandangan tak putus melihat Abe yang seperti menulikan telinganya dengan dunia luar.

“Begitulah, Mbok. Hari-harinya cuma untuk kerja dan kerja. Makanya, sampai sekarang dia tak punya pacar. Padahal banyak sekali wanita cantik nan sexy antri untuk sekedar dicolek sedikit oleh Abe. Namun, jangankan dicolek, Mbok, dilirik pun tidak. Hufff!” papar Ayman menjabarakan perihal Abe sesuai fakta yang ada.

“Wanita-wanita itu pada sakit hati dong diabaikan Den Abe?” tanya Mbok Inem.

“Pastilah, Mbok. Abe tuh judes kalau bicara, apalagi dengan hal yang dia tak sukai. Selain itu, dia juga tak pandang bulu. Tak perduli orang tersebut pria atau wanita, jika dia tak suka, ya galak macam singa ingin makan,” sahut Ayman dengan bahu bergidig.

Mbok Inem melihat Ayman dengan terampilnya memaparkan semua yang diketahuinya tentang Abe, terutama perihal wanita dan hanya tersenyum simpul. Tak heran pikirnya karena selama mengenal Abe, Mbok Inem memang tak pernah melihatnya membawa seorang wanita. Jangankan membawa dan memperkenalkan wanita, menyebut nama seorang wanita saja tak pernah kecuali nama ibunya, Mariana.

“Saya tuh rada-rada curiga, Mbok, Jangan-jangan Abe tak suka wanita, melainkan suka sejenis gitu!” seru Ayman mulai mengeluarkan analisisnya yang selama ini dia pendam. Kening Mbok Inem berkerut seketika mendengar ucapan Ayman dan bergeser mendekat, ikut duduk di sampingnya.

“Suka sejenis bagaimana maksudnya, Den? Mbok kurang paham!” tanya Mbok Inem yang penasaran sekaligus memang tak paham dengan arah pembicaraan Ayman.

“Iya, Mbok. Maksud saya, jangan-jangan Abe itu ada kelainan, maksudnya suka ke sesama jenis, pisang makan pisang, ngertikan?” jelas Ayman dengan raut wajah menyakinkan demi meracuni pikiran Mbok Inem yang lurus.

Sontak mata Mbok Inem yang sedikit sipit membulat sempurna, lalu melirik ke arah Abe yang tak bergeming karena sibuk menatap layar komputer. Mbok Inem terdiam dan hanya mampu melihat Abe dengan pantulan cahaya menerpa wajah tampannya diiringi suara keyboard terdengar begitu cepat diketik oleh sepuluh jarinya yang sudah terampil.

“Hushh ... tak mungkin Den Abe sepeti itu, Den. Jangan bicara sembarangan! Tak baik menuduh saudara dengan hal kejam begitu!” seru Mbok Inem memukul bahu Ayman yang dibalas kekehan.

“Hahahaha ... intermezo, Mbok, biar gak tegang. Coba tuh lihat Abe, dari tadi mirip patung, sejak tadi saya diabaikan,” gumam Ayman mencibir.

Mbok Inem hanya tertawa geli melihat dua pria tampan dengan dua kepribadian yang bertolak belakang. Yah, walaupun sering cekcok, tapi jauh di dalam hati, mereka saling menyayangi satu sama lainnya.

“Mbok, sudah malam. Mending tidur saja, jangan dengarkan setan bokep ceramah! Ajarannya tak ada yang benar, semuanya menyesatkan.” Tiba-tiba suara Abe terdengar mengalihkan keduanya yang sedang berbisik membicarakannya. Keduanya hening seolah lupa untuk bernafas dan saling pandang.

“Aku bukan setan bokep, Be, tapi fans bokep. Itu dua hal berbeda, jadi jangan samakan!” sahut Ayman membenarkan julukannya.

“Sama saja! Sama-sama bokep toh!” balas Abe yang kini menghentikan kegiatannya dan menatap Ayman tajam.

“Iya iya, aku memang bokep. Mau nonton gak, kebetulan ada film baru nih! Bisa jadi referensi buat olahraga malam,” sahut Ayman semakin jadi dan semakin menyesatkan.

Mbok Inem hanya menghela nafas lelah, lelah melihat keduanya mulai adu mulut. Perlahan Mbok Inem bangkit dari duduknya sambil membawa nampan yang sudah kosong, dan bergegas meninggalkan keduanya yang hanya diam menatap kepergian Mbok Inem tanpa pamit.

“Tuh kan. Kamu sih bawa-bawa bokep!” seru Ayman memarahi Abe.

“Yang menjabarkan bokep kamu, gundul. Bukan aku!” bantah Abe lagi.

Ayman tak membalas lagi dan meneruskan makan pisang goreng. Melihat betapa nikmatnya Ayman makan, Abe bangkit dari singgasananya dan menghampiri Ayman untuk bergabung makan pisang goreng ala Mbok Inem yang tak ada tandingan. Keduanya makan dalam keheningan dan terdengar rintik hujan mulai turun membasahi bumi.

“Aku mau bicara serius. Bisa?” tanya Ayman dengan suara pelan dengan raut serius. Abe menoleh menelisik wajah Ayman yang jarang serius dan setelah yakin jika Ayman dalam mode serius, Abe menganggukkan kepalanya.

“Kamu kapan kenalin Tante Ana calon menantu?” ucap Ayman. Abe bergeming dan tetap melanjutkan kunyahannya.

“Tempo hari, Tante Ana sempat bilang jika dia ingin kamu menikah dan tidak sibuk dengan pekerjaan saja,” lanjut Ayman lagi. “Kamu tak kasihan dengan Tante Ana? Dia ingin memiliki seorang menantu dan cucu.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • ISTRIKU YANG MALANG   IYM 40

    Tangannya menggenggam erat benda panjang yang masih lembek dengan ujung masih runcing, tapi lembut. Perlahan gerakan pada mulutnya terhenti, bahkan terlepas dari benda bulat nan besar serta keras yang sejak tadi dia emut kasar seperti tuyul kehausan."Pisang?" gumamnya menebak dengan mata mendongak menatap wanita cantik yang ada di bawahnya dengan dress yang sudah berantakan sedang mendesah keenakan."Kenapa berhenti? Sedot lagi!" rengek wanita itu manja dan menggoda. Kiki menggeleng keras dan dengan cepat melepas pisang jadi-jadian yang digenggamnya serta bangkit dari tubuh wanita itu sambil bergidig.'Hueeek hueeek'Kiki mendadak mual terlebih ketika matanya menangkap pisang yang tadi masih sedikit lembek kini sudah mengacung di balik semvak berwarna merah senada dengan dress yang wanita itu kenakan. Kiki bergidig dan tanpa menoleh, tangannya langsung menyentuh handle mobil agar bisa keluar dan jauh-jauh dari dedemit yang menyamar untuk menggodanya."Sialan, gue nyedot nenen siluman

  • ISTRIKU YANG MALANG   IYM 39

    Seminggu akhirnya dilewati dan dua jam lalu, Abe serta Ayman sudah terbang ke Kalimantan ikut penerbangan pagi. Saat ini, Ayumi sedang di kamarnya mengambil pakaian kotor untuk segera dicuci oleh Bik Tina. Sesampainya di ruang kotor, tampak dia sudah menggiling pakaian di mesin cuci dan sedang menjemur sebagian yang sudah dicuci."Letakkan saja di situ, Neng!" kata Bik Tina menoleh pada Ayumi yang baru datang.Ayumi hanya tersenyum dan meletakkannya sesuai permintaan. Langkahnya pelan menuju teras di mana Mariana sedang duduk santai membaca koran. Mengulum senyum, Ayumi pun menghampirinya dan duduk berhadapan."Oya, Nak. Abe banyak kasih wejangan tidak saat berangkat tadi?" tanya Mariana penasaran akan otak lemot anaknya."Tidak, Ma. Kak Abe hanya bilang agar Ayu tak keluar rumah sendirian dan menyerahkan kartu ATM tadi," jawab Ayumi apa adanya."Hmm, begitu toh. Kirain tak kasih uang untuk istri yang ditinggalkan. Mau Mama pecat jadi anak kalau dia pelit dengan istri!" ujar Mariana m

  • ISTRIKU YANG MALANG   IYM 38

    Menunggu setengah jam, akhirnya Ayumi tiba sambil membawa nampan berisi teh panas. Dengan hati-hati, Ayumi meletakkannya di meja. Sedangkan, Abe terus memandang Ayumi yang tak menatapnya sedikit pun, berbeda dengan Mariana yang sumringah sepanjang hari."Duduk di sini, Nak!" ucap Mariana menepuk kursi di sebelahnya.Ayumi mengulas senyum dan duduk di sebelah Mariana dengan tatapan Abe tak pernah lepas darinya. Setelah duduk, Ayumi membuang pandangannya pada layar tv yang kini sedang menayangkan film asing."Ma, minggu depan Abe akan ke Kalimantan bersama Ayman untuk seminggu. Mama di sini saja bersama Ayumi!" kata Abe membuka pembicaraan dan seketika mata Ayumi beralih pada Abe yang sudah menantinya sejak tadi."Iya dong. Kebetulan Mama sedang tak ada jadwal urus ina inu dan bisa dikerjakan di rumah. Kalau pun ada, bisa Mama kerjakan dari rumah," jawab Mariana santai. Ayumi yang tak paham hanya menyimak. Walaupun Abe sudah urus perusahaan, tapi Mariana masih memantau dan sesekali ikut

  • ISTRIKU YANG MALANG   IYM 37

    Sekitar jam 9 malam, Ayman dan Cindy akhirnya keluar apartemen. Lebih tepatnya apartemen milik Cindy yang ada di kawasan Depok. Cindy adalah dokter kandungan yang bekerja di sebuah rumah sakit dan termasuk dari bagian Bakkas Group alias milik keluarga Abe serta ada Ayman tentunya. Cindy berasal dari keluarga sederhana, di mana orang tuanya adalah seorang PNS dan tinggal di Bandung. Kecerdasan Cindy telah mengantarkan dia hingga pada posisi ini dan terus merangkak naik karena telah memiliki beberapa restoran di beberapa kota yang dipantau oleh orang tuanya kini. Setiap akhir pekan, Cindy kadang pulang ke rumah orang tuanya di Bandung. Bahkan, Ayman sudah beberapa kali datang berkunjung."Cin, kamu yakin mau bawa mobil ke rumah sakit?" tanya Ayman yang berjalan di samping Cindy."Iya. Memang kenapa?" sahut Cindy."Enggak sekalian saja aku yang antar. Kebetulan searah denganku!" lanjut Ayman lagi."Gak usah. Aku bawa mobil saja, kebetulan besok mau langsung pulang ke Bandung." Ayman meno

  • ISTRIKU YANG MALANG   IYM 36

    Abe memanggil nama Ayumi dengan lidah teramat keluh. Biasanya dia akan dengan cepat menjawab panggilan Abe, tapi tidak kali ini. Ayumi diam dan tak menoleh. Ayumi justru sibuk meraih handuk kecil di kepala dan menggosoknya pelan. Abe yang merasa diacuhkan tak marah sedikit pun dan hanya menghela nafas berat karena sang istri benar marah kali ini."Ayumi!" panggil Abe lagi. Tanpa menjawab, Ayumi hanya menoleh. Di wajah itu, Abe bisa melihat gurat sedih tercetak akibat ucapannya tadi. Abe mendadak bungkam dan hatinya terasa sesak melihat wajah Ayumi yang menatapnya kosong."Aku ke dapur dulu bantu Bik Tina masak makan malam," ucap Ayumi pelan dan bangkit dari duduknya meninggalkan Abe yang mematung."Apa begini rasanya sakit diabaikan?"****Di sebuah kamar, terdengar desahan yang saling bersahutan. Jam dinding baru saja menunjukkan jam 7 malam, tapi dua anak manusia tanpa ikatan asik mengais lendir haram sudah didapatinya sejak sejam yang lalu."Ah … lebih cepat …," pinta seorang wanit

  • ISTRIKU YANG MALANG   IYM 35

    Dengan raut menyesal, Abe memandang kepergian Ayumi yang melewatinya. Ingin sekali Abe meraih tangan Ayumi dan memeluknya erat untuk membisikkan kata maaf di telinganya. Namun, itu hanyalah niat semata karena tak Abe lakukan, dan justru menatap kepergiannya tanpa kata."Aku bodoh!" gerutu Abe menjambak rambutnya yang sudah acak-acakan.Langkahnya sampai pada pintu kamar mandi dan membukanya pelan. Aroma sabun dan shampoo Ayumi menyeruak tajam pada indra penciumannya. Abe menarik nafas panjang dan melepasnya lelah. Perlahan tangan berotot yang tadi sempat menjamah tubuh Ayumi dia pandangi dengan sendu. Telapak tangan itu sudah menyentuh tubuh Ayumi yang sudah halal baginya justru dia hinakan dalam keadaan sadar."Aku bukan suami yang baik!" gumam Abe menatap nanar telapak tangannya yang besar. Abe memejamkan matanya. Masih bisa dia rasakan kulit halus Ayumi yang dia sentuh dan muncul desiran aneh di hatinya serta membuat alat vital di antara kedua pahanya menggeliat. Mata Abe terbuka l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status