/ Romansa / Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO / Bab 6. Talak yang Mengoyak Hati

공유

Bab 6. Talak yang Mengoyak Hati

last update 최신 업데이트: 2025-02-13 16:14:50

"Siapkan semua dokumenmu, besok kita menikah.”

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Melody. Kini, ia sedang terjebak dalam masalah besar yang semakin rumit. Dalam kegelisahannya, Melody terus memandang putrinya, Alea, yang sudah tertidur pulas, seolah mencari ketenangan dari sosok yang tak menyadari kekalutannya.

"Kenapa ini bisa terjadi?" ujar Melody, suaranya hampir tak terdengar, penuh dengan kebingungan.

"Seandainya aku bisa memilih, aku pasti tidak ingin ini semua terjadi," bisiknya pada diri sendiri.

Melody mengusap lembut kening Alea. Dengan suara pelan, ia membangunkan putrinya, "Sayang, bangun nak."

Tubuh mungil Alea menggeliat, diiringi dengan kelopak matanya yang perlahan terbuka.

"Ada apa, Bu? Alea masih ngantuk nih," kata Alea, suaranya serak dan matanya setengah terpejam saat mengusap wajahnya.

Melody menjawab dengan tegas, "Kita pulang malam ini juga, Nak."

Alea terkejut, hampir tidak percaya, "Pulang? Benarkah?" tanyanya, ekspresinya berubah menjadi penuh harap, matanya berbinar.

"Iya, ayo kita siap-siap sekarang," ajak Melody, lalu meraih tasnya.

Lantas, Melody dan Alea pun sudah siap untuk segera meninggalkan istana megah itu. Keputusan Melody sudah bulat, dan ia tak lagi ragu. Dengan tegas, Melody menolak permintaan yang menurutnya sangat tidak masuk akal itu. Bagi Melody, pernikahan adalah suatu hal yang suci, bukan untuk dipermainkan atau dipermudah.

Langkah kaki Melody terdengar pelan, ia berusaha mengendap-ngendap saat melintasi ruang tamu. Tangan Melody berhasil menggenggam handle pintu, namun beberapa detik kemudian, lampu yang semula redup tiba-tiba menyala dengan terang benderang.

"Mau kemana kalian?"

Suara Arjuna yang tiba-tiba terdengar berhasil membuat Melody terkejut. Tubuhnya langsung gemetar, dan perlahan ia membalikkan tubuhnya, mencoba mengendalikan ketegangan yang tiba-tiba muncul. Dengan hati-hati, ia menoleh, dan kini ia bisa melihat dengan jelas sosok Arjuna yang sedang berdiri sambil menuruni anak tangga, pandangannya yang tajam mengarah padanya.

"Ka...kami mau pulang," ujar Melody ragu, dengan nada bicara yang terbata-bata.

Arjuna menatap mereka dengan sorot mata tajam, lalu berkata, "Memang siapa yang menyuruh kalian pulang?"

Melody membisikkan sesuatu di telinga Alea, memberitahunya dengan lembut bahwa Alea harus kembali ke kamar. Setelah Alea pergi menjauh, Melody menarik napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberanian. Dengan hati yang berdebar, ia mencoba memberanikan diri untuk membuka suara dan berbicara.

"Maaf, Tuan," suara Melody bergetar, "Saya tidak bisa mengikuti perintah Tuan dan Nyonya. Saya tidak bisa menikah dengan Tuan. Ini terlalu berat untuk saya."

Arjuna menatapnya dengan tajam, suaranya tegas dan dingin. "Kalau ingin pergi dari sini, kembalikan dulu uangku."

Bagaikan disambar petir di siang bolong, mengembalikan uang sebanyak itu? Bagaimana mungkin? Padahal, uang itu sekarang ada di tangan Suripto, dan Melody sendiri sama sekali tidak menerima uang tersebut.

Apa yang harus Melody jelaskan? Apakah Melody harus mengatakan yang sejujurnya bahwa dirinya telah dijual oleh suaminya sendiri demi menutupi sebuah hutang?

"Ma... maaf, Tuan, tapi uang satu milyar itu ada di tangan Suripto. Sepeser pun saya tidak memakai uang itu," ujar Melody dengan suara gemetar, berusaha membela diri.

"Itu bukan urusanku," jawab Arjuna dingin, sambil menatapnya tanpa belas kasihan.

Arjuna berbalik dan pergi, meninggalkan Melody yang masih berdiri kaku, terperangkap dalam kebingungannya yang semakin dalam.

Melody terdiam, menahan tangis yang semakin sulit ia bendung. Namun, akhirnya air mata itu pun jatuh juga, mengalir tak terkendali. Dengan langkah gontai yang penuh beban, Melody perlahan kembali ke kamarnya. Hidupnya kini terasa seperti seorang tawanan, yang hanya bisa mengharapkan kebebasan jika ada uang sebagai jaminannya.

Begitu memasuki kamar, Melody berusaha keras menyembunyikan raut kesedihannya di depan putrinya. Ia mengatur nafas dan berusaha tersenyum meski hatinya terasa hancur. Dengan hati yang berat, Melody duduk di samping Alea, berusaha tampil seolah semuanya baik-baik saja, meski di dalam dirinya, segala beban dan keputusasaan semakin membebani.

"Ibu, katanya kita mau pulang, kenapa kita kembali lagi ke kamar?" tanya Alea dengan suara penuh tanya.

"Iya, Nak, malam ini kita nggak jadi pulang," jawab Melody sambil memaksakan senyum yang terasa begitu berat di bibirnya.

"Padahal Alea ingin sekali pulang, Bu. Di sini Alea bosan," rengek Alea dengan suara kecil, penuh harapan.

Melody menatap putrinya dengan hati yang tersayat. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha agar kita bisa pulang secepatnya. Sekarang, tidurlah lagi, ya?" Melody berkata seraya dengan lembut menyelimuti tubuh kecil Alea.

Setelah memastikan bahwa putri kecilnya tertidur dengan lelap, Melody perlahan menjauh dari tempat tidur dan dengan hati-hati mengambil ponselnya. Dengan harapan, ia mencoba menghubungi Suripto.

Beberapa detik berlalu, namun tidak ada tanda-tanda respons dari Suripto. Meski demikian, Melody tidak lantas menyerah. Dengan tekad yang kuat, ia mencoba menghubungi kembali Suripto, berharap kali ini ada jawaban.

"Halo... ada apa kamu menelepon? Kamu pasti kangen tidur bersamaku, ya?"

Suara yang terdengar serak dan seperti seseorang yang sedang mabuk berat membuat Melody menghela napas panjang. Dengan penuh kesabaran, ia berusaha menenangkan diri dan berbicara dengan tegas.

"Kembalikan uang satu milyar itu! Aku tidak bisa lagi berada di tempat ini!" ujar Melody dengan suara bergetar, mencoba menahan emosinya.

"Apa? Kamu menyuruhku kembalikan uang itu? Uang satu milyar itu sudah habis, tak tersisa sedikit pun," jawab Suripto dengan nada enteng, seolah tak ada yang serius.

Melody terkejut dan tak percaya, "Habis? Satu milyar itu bukan jumlah yang sedikit, bagaimana bisa habis dalam sekejap? Kalau seperti ini, bagaimana aku dan Alea bisa pulang?" tanyanya, suaranya bergetar penuh kebingungan dan kesal.

"Untuk apa kamu merengek minta pulang? Hidupmu sudah enak di sana," sahut Suripto dengan nada dingin, tanpa sedikit pun rasa empati.

"Aku tidak bisa lagi menuruti keinginan mereka! Aku dipaksa untuk menikah dengan Tuan Arjuna!" teriak Melody, suaranya mulai meninggi, menunjukkan betapa dalamnya rasa frustasi dan ketakutannya.

"Kalau begitu menikahlah dengan dia! Lagi pula, kamu sudah aku ceraikan!" jawab Suripto tanpa belas kasihan, suaranya keras dan penuh ketidakpedulian.

Melody terdiam sejenak, tercengang oleh kata-kata yang baru saja terlontar dari mulut suaminya. Tanpa sadar, ponselnya terjatuh dari tangannya, jatuh ke lantai dengan suara pelan. Tak percaya, ia memandang layar ponsel yang masih menyala, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar—sebuah talak yang mengoyak hatinya.

Setelah percakapan itu, Melody merasa seperti terperangkap dalam sebuah labirin tanpa jalan keluar. Setiap langkah terasa semakin berat.

Melody masuk ke ruang kerja Arjuna, suasana dingin dan tegang menyelimuti ruangan. Arjuna duduk di meja kerjanya, matanya tajam menatap layar. Melody menghampiri meja Arjuna, menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

"Tu...tuan, saya bersedia untuk menikah," ucap Melody dengan suara yang sedikit bergetar.

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

관련 챕터

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 7. Malam Pertama

    Keesokannya, Melody berdiri di depan cermin besar, mengenakan kebaya putih pengantin yang indah. Namun, gaun itu terasa seperti beban berat di tubuhnya. Riasan wajahnya sempurna, tapi air matanya hampir tak terbendung. Ia menatap dirinya sendiri dengan perasaan kosong."Ibu, kamu cantik sekali!" ujar Alea, dengan mata berbinar. "Ibu terlihat seperti pengantin. Ibu mau menikah, ya?" tanya Alea dengan rasa ingin tahu.Alea mengerutkan keningnya, masih tidak mengerti sepenuhnya. "Tapi ayah bagaimana? Kenapa Ibu harus menikah dengan Tuan Arjuna? Bukankah aku sudah punya ayah?" tanya Alea dengan suara kecil.Melody menunduk, berusaha menahan tangis yang semakin sulit ia bendung. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menemukan kata-kata yang tepat, meskipun hatinya terasa begitu rapuh."Iya, Nak," jawab Melody pelan, mencoba menyembunyikan perasaan sesaknya. "Ini adalah bagian dari pekerjaan, jadi Ibu harus menikah dengan Tuan Arjuna."Pintu kamar terbuka dengan suara pelan. Sasha, melangk

    최신 업데이트 : 2025-02-13
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 8. Bermain Kasar

    Melody menutupi tubuhnya dengan selimut. Malam pertama yang gagal membuatnya semakin tertekan, karena hal itu hanya akan memperpanjang waktu.Pakaian dalam yang berserakan kembali dipungut Melody untuk segera dipakai. Namun, baru saja ia selesai mengenakan pakaian dalamnya, tiba-tiba suara pintu kamar terbuka, memperlihatkan Arjuna yang kembali datang."T-tuan... kembali lagi?" ujar Melody, suaranya bergetar."Tanggalkan pakaian dalammu," ujar Arjuna dengan suara dingin, mata tajam menatapnya.Perlahan-lahan, Melody melepas kembali pakaian dalamnya, kali ini tidak ada sehelai benang pun yang menutupi keindahan tubuhnya. Tubuh Arjuna memanas, darahnya berdegup kencang, saat matanya melihat lekuk tubuh Melody yang sempurna, kulitnya yang putih dan halus, dan bentuknya yang proporsional.Arjuna mendorong pelan tubuh Melody ke ranjang, kali ini Arjuna tidak ingin bermain terlalu lama, ia menghujamkan dengan keras tanpa ampun, membuat Melody tersentak kaget menahan nyeri dibagian area sens

    최신 업데이트 : 2025-02-14
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 9. Si Kaku Itu Mulai Tersenyum

    Melody merasa gelisah, wajahnya memerah. Ia melirik Arjuna, lalu cepat-cepat menunduk lagi, berusaha menutupi rasa malunya. Alea yang tak tahu malu terus berbicara dengan polos, seolah-olah sedang memberikan wawancara langsung kepada Arjuna. "Jadi papa punya kantor besar?" Alea kembali bertanya dengan mata berbinar-binar, jelas ingin tahu lebih banyak. Arjuna menahan tawa, mencoba menjawab dengan serius meskipun kesulitan menahan godaan untuk melibatkan diri dalam obrolan yang konyol ini. "Ya, aku bekerja di gedung yang sangat tinggi. Tapi aku lebih banyak duduk di meja kerja daripada berjalan-jalan." "Meja kerja?" Alea mengernyitkan dahi, lalu memandang Arjuna dengan ekspresi serius, "Papa nggak capek duduk terus, ya? Kalau Alea capek, Alea mau lari-lari terus!" Melody merasakan tubuhnya semakin memanas. “Alea, kamu…” Tapi kata-katanya terhenti, matanya malah bertemu dengan tatapan Arjuna yang berusaha menahan tawa. Arjuna tersenyum geli, "Alea, kamu sangat enerjik ya. Kalau aku

    최신 업데이트 : 2025-02-14
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 10. Mendadak Sakit

    Melody baru saja selesai mengantarkan putrinya ke sekolah. Ia merasa sangat lelah hari itu, bahkan tak bisa lagi menahan rasa nyeri yang masih terasa di area sensitifnya. Ia sangat ingin merebahkan tubuhnya. Saat baru saja masuk ke dalam, tiba-tiba Sasha pulang. Sasha memperhatikan cara Melody berjalan, wajahnya memerah menahan amarah. Sasha tahu betul, itu pasti akibat dari malam pertama Melody bersama Arjuna. "Melody, tugasmu sudah selesai! Sekarang, kami hanya menunggumu hamil! Aku harap kamu tidak berlama-lama, karena aku tidak ingin melihatmu terus-terusan berhubungan dengan suamiku!" ujar Sasha dengan suara serak penuh kebencian, matanya memancarkan amarah yang tak terbendung. Saat Sasha berbicara Melody mencium bau alkohol yang begitu menyengat, ingin rasanya Melody menutup hidung lantaran tak tahan dengan bau yang menyeruak itu, namun Melody lebih memilih untuk menahan, dan mengangguk pelan seolah mengiyakan apa yang Sasha perintahkan barusan. "Jadi, semalam apakah malam

    최신 업데이트 : 2025-02-15
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 11. Apa yang Terjadi Pada Melody

    Malam harinya, entah mengapa rasa sakit di daerah sensitif milik Melody semakin terasa nyeri. Bahkan, Melody mulai mengalami demam, menggigil, dan kedinginan. Alea, yang sejak tadi setia menemani Melody, dengan penuh perhatian merawat ibunya. Sesekali, Alea mengganti kompres di dahi Melody, berusaha memberikan rasa nyaman dan meringankan demam yang semakin tinggi. "Ibu, demamnya masih belum turun. Apa aku harus panggil Papa untuk bawa Ibu ke dokter?" tanya Alea khawatir sambil memeras handuk kecil dengan hati-hati. "Jangan, Alea. Ibu nggak apa-apa, Ibu cuma butuh istirahat," cegah Melody lemah, berusaha meyakinkan putrinya. "Dan, jangan panggil Tuan Arjuna 'Papa' begitu, itu nggak sopan, Alea." "Tapi, Bu..." Alea terlihat ragu. "Jangan membantah, ya, Alea. Lebih baik kamu minta obat paracetamol sama Bibi," ujar Melody dengan lembut namun tegas. "Baik, Bu," jawab Alea dengan suara pelan, lalu perlahan berjalan pergi. Alea perlahan membuka pegangan pintu, langkah kecilnya t

    최신 업데이트 : 2025-02-15
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 12. Nyeri Di Area Intim

    "Pak Arjuna, saya sudah memeriksa Bu Melody. Ternyata, area kewanitaan beliau bengkak dan itu menyebabkan nyeri yang sangat hebat. Efek dari rasa sakit tersebut membuat beliau demam dan menggigil." ujar dokter dengan suara lembut dan penuh empati.Arjuna dan Sasha saling berpandangan, tatkala dokter menjelaskan keluhan yang dirasakan oleh Melody. Terutama Arjuna, yang tampak sedikit tertegun mendengar penjelasan tersebut.Dengan penuh rasa penasaran, Sasha bertanya, "Penyebabnya apa, Dok?""Maaf, itu disebabkan oleh hubungan intim," jawab dokter dengan tenang."Dok, Melody itu janda dengan satu anak. Bagaimana mungkin dia merasakan nyeri hebat sampai bengkak, kecuali jika dia masih perawan?" sahut Sasha membantah penjelasan dokter."Begini, Bu Sasha," ujar sang dokter dengan tenang, "Nyeri iritasi yang mengakibatkan pembengkakan pada area kewanitaan bukan hanya dialami oleh wanita yang masih perawan. Wanita yang sudah lama menikah pun bisa merasakannya, terutama jika dalam hubungan in

    최신 업데이트 : 2025-02-16
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 13. Lucunya Alea

    Arjuna baru saja menuruni anak tangga dan tercengang melihat Melody yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Dengan langkah tergesa-gesa, Arjuna mendekat, dan raut wajahnya tampak menyimpan amarah."Bi! Semalam aku sudah menyuruhmu untuk menjaga Melody, kenapa sekarang dia ada di sini malah membantu pekerjaanmu?" ujar Arjuna dengan sorot mata tajam.Pelayan tua itu menundukkan wajah, jelas terlihat ketakutan yang menyelimuti dirinya. Tubuhnya sedikit bergetar, seolah tak mampu menahan beratnya kemarahan Arjuna."Tuan, saya yang memaksa. Karena saya sudah merasa pulih," jawab Melody dengan nada lembut, berusaha melindungi pelayan itu dari amukan Arjuna.Arjuna menghela napas kasar, matanya semakin membara. "Kembali ke kamar! Jangan buat semuanya menjadi berantakan!" serunya dengan suara yang keras, menambah ketegangan di ruangan itu."T-tapi Tuan, saya hanya membantu sedikit pekerjaan di rumah ini," sanggah Melody, suaranya penuh kecemasan, berusaha menjelaskan, namun takut menamb

    최신 업데이트 : 2025-02-17
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 14. Garis Satu

    Seminggu kemudian...Melody berdiri di depan cermin kamar mandi, memegangi alat tes kehamilan yang sudah dipakai. Tangannya gemetar, napasnya terasa berat. Wajahnya pucat, lelah, dan matanya sayu, tak ada sinar harapan. Kecemasan menghantui tubuhnya, membuatnya terasa semakin berat.Di hadapannya, garis merah samar muncul, semakin jelas dan nyata. Namun, kegelisahan tumbuh dalam hatinya. "Bagimana ini?" pikirnya, tubuhnya kaku. Suara desakan Sasha di luar kamar mandi membayangi pikirannya, membuatnya semakin takut.Garis itu... satu garis saja... tidak ada tanda dua garis merah yang menyatakan kehamilan.Sepuluh detik berlalu, namun rasanya seperti berjam-jam. Tak ada yang berubah. "Negatif," bisik Melody dalam hati. Ia memandang alat tes itu dengan tatapan kosong, air matanya mulai mengalir. Sesuatu yang berat menekan dadanya, membuatnya sesak.Di luar kamar mandi, suara Sasha yang tak sabar makin terdengar jelas. "Ayo, cepat!" suaranya seolah semakin memaksa, menghancurkan kehening

    최신 업데이트 : 2025-02-18

최신 챕터

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 89. Salah Paham

    Dua hari kemudian, Melody kembali menjemput Alea di rumah Suripto. Seperti sebelumnya, ia kembali harus berbohong pada Arjuna. Kali ini ia berkata akan pergi berbelanja ke supermarket—alasan yang sederhana namun cukup untuk menutupi niat sebenarnya."Kamu yakin nggak perlu diantar Alex?" tanya Arjuna, menatap istrinya dengan sorot mata yang menyimpan kekhawatiran."Nggak usah, Mas, biar Rafi yang mengantarku," jawab Melody cepat, suaranya tenang namun agak tergesa."Ya sudah... hati-hati," ucap Arjuna pelan, lalu mengecup kening Melody dengan lembut.Setelah berpamitan, Melody bergegas masuk ke dalam mobil. Hatinya berdebar. Langkahnya tampak mantap, tapi dadanya terasa sesak. Ada rasa bersalah yang mengganjal—terlalu sering ia menyembunyikan sesuatu dari Arjuna akhir-akhir ini. Dan semakin lama, beban itu makin berat.Namun Arjuna tak tinggal diam. Ia sudah cukup lama merasa ada yang berbeda dari sikap Melody. Gerak-geriknya, tatapan matanya, bahkan nada bicaranya—semuanya terasa tak

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 88. Terungkap

    “A-Alea?” suara Melody nyaris tak terdengar, tenggorokannya tercekat.Dada Melody terasa sesak. Pandangannya mulai berkabut, air mata mendesak keluar tanpa bisa ditahan. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba tetap tenang. Tangan kirinya meremas erat rok yang ia kenakan.Di sebelahnya, Arjuna mulai melirik penuh tanya. Ia memperlambat laju mobil. “Melody? Siapa itu?”Melody mengangkat tangan, isyarat agar Arjuna menunggu. Ia masih terpaku pada suara di ponselnya.Arjuna kini benar-benar menepi, parkir darurat di pinggir jalan. Ia menatap Melody, khawatir.Malam telah larut ketika mereka tiba kembali di rumah. Lampu ruang tamu menyala temaram, memberikan kesan hangat, namun di balik itu semua, udara terasa berat. Seperti ada sesuatu yang menggantung di antara dinding-dinding rumah itu—sesuatu yang belum terucap, belum terungkap.Arjuna melepas sepatunya perlahan, lalu berjalan menuju dapur. "Aku ambil air dulu. Kamu mau?" tanyanya.Melody menggeleng cepat. "Enggak, Mas. Aku... capek, mau

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 87. Gagal Jujur

    Melody mondar-mandir di ruang tamu, langkahnya tak beraturan, seirama dengan kegelisahan yang semakin merayap di dadanya. Matanya tak lepas dari jam dinding yang menunjukkan pukul lima sore. Sudah terlalu sore. Pesan dari Arjuna beberapa waktu lalu terus terngiang di kepalanya: “Jangan lupa siap-siap, ya.”"Apa yang harus aku katakan? Haruskah aku jujur? Tidak, tidak bisa!" gumamnya dengan suara gemetar. Tangannya mencengkeram ujung blouse yang ia kenakan, berusaha menenangkan diri, tapi sia-sia. Kepalanya penuh kemungkinan terburuk. Bagaimana kalau Arjuna tahu? Bagaimana kalau semuanya berantakan?Tiba-tiba, suara pintu terbuka. Melody menegakkan tubuhnya seketika, jantungnya berdegup kencang seperti genderang perang. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri."Kamu sudah siap? Alea kemana?" tanya Arjuna sambil melangkah masuk, matanya langsung mencari-cari sosok kecil yang biasa menyambutnya.Melody tersenyum paksa, mencoba terdengar tenang. "Alea... ketiduran, Mas. Kat

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 86. Sakit Apa Sebenarnya?

    "A-Alea... Alea... masih ada kegiatan di sekolah."Suara Melody terdengar bergetar, seperti menyembunyikan sesuatu. Jantungnya berdegup kencang, nyaris tak karuan. Ia berusaha keras menenangkan dirinya, tapi peluh di dahinya tak bisa berbohong. Tangannya yang menggenggam ujung bajunya gemetar halus.Arjuna menatap Melody, sorot matanya tajam namun tetap tenang."Alea mulai sibuk akhir-akhir ini? Rumah ini jadi terasa kosong," ucapnya pelan, ada nada rindu yang samar di balik suaranya."I-iya, Mas... Alea sekarang banyak kegiatan. Selain sekolah, dia juga ikut ekstrakurikuler piano... dan... les matematika juga," ujar Melody terbata, matanya sesekali menghindari tatapan Arjuna.Arjuna mengernyit, alisnya naik perlahan. "Les matematika? Sejak kapan Alea ikut les?"Jantung Melody nyaris berhenti berdetak. Ia tahu itu kesalahan. Arjuna selalu teliti soal pendidikan Alea—tak ada satu hal pun yang luput dari perhatiannya.Ia menarik napas, mencoba mengendalikan kecemasan yang mencengkeram d

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 85. Lagi-lagi Berbohong

    “Ayah?”Suara Alea lirih, hampir tak terdengar, seperti sehelai daun yang jatuh di tengah senyap. Langkah kakinya yang biasanya lincah kini melambat, seakan setiap jejaknya menanggung beban luka yang belum sembuh. Matanya tak lepas dari sosok sang ayah, terbaring lemah di atas ranjang tua, tubuhnya lebih kurus, wajahnya pucat, seolah hidup hanya menumpang sebentar lagi.“Alea, kamu datang, Nak?” Suara Suripto serak dan terputus oleh batuk. “Ayah kira… kamu sudah membenci Ayah.”Melody berdiri di ambang pintu, dadanya sesak melihat pria yang dulu menghancurkan hidupnya kini terbaring tak berdaya. Dendam dan iba bertarung di dalam hatinya. Dulu Suripto adalah sosok yang ditakuti, keras, bahkan kejam. Tapi kini… tubuh itu tak lagi sama. Apakah ini balasan dari semesta? Tapi kenapa hatinya justru terasa nyeri?“Alea nggak benci Ayah…” jawab Alea sambil duduk di tepi ranjang. Mata bulatnya menatap ayahnya dalam. “Cuma… kadang Alea sedih. Soalnya Ayah nggak pernah datang lagi. Nggak pernah

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 84. Terpaksa Berbohong

    Melody terdiam, matanya kosong menatap lantai kamar. Ia duduk di tepi ranjang, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Kepalanya penuh gejolak—ia tahu apa yang harus ia lakukan, tapi keberanian belum juga datang. Bagaimana mungkin ia meminta izin pada Arjuna untuk menemui Suripto? Ia yakin, Arjuna tak akan pernah mengizinkannya.Suara pintu kamar yang terbuka pelan menyentaknya dari lamunan."Melody... kamu belum tidur?" tanya Arjuna, suaranya tenang, baru saja pulang dari kantor."Belum..." jawab Melody lirih. Ada jeda. Ia menarik napas, mencoba menyusun kata. "Hmm... Mas, aku... aku mau bicara sesuatu."Arjuna berjalan pelan dan duduk di sampingnya. Ia menatap istrinya yang tampak gelisah. Wajah Melody pucat, matanya beralih dari lantai ke jari-jarinya sendiri, lalu kembali ke lantai."Apa? Katanya mau bicara?" tanya Arjuna, bingung melihat istrinya seperti menahan sesuatu."Itu..." suara Melody bergetar. "Alea... besok Alea minta aku temani ke acara sekolah."Itu bukan

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 83. Kekhawatiran Seorang Anak

    Seminggu sejak kembali dari liburan ke Jepang, suasana hati Melody perlahan membaik. Luka di lengannya telah sembuh sepenuhnya, dan kini ia tengah menapaki harapan baru—menjalani program kehamilan yang selama ini didambakannya. Setiap bulan, ia rutin memeriksakan kesehatan rahim dan kualitas sel telurnya, menyimpan harapan besar dalam setiap hasil yang ia terima.Pagi itu, cahaya matahari mengintip hangat dari balik jendela dapur. Dengan penuh perhatian, Melody merapikan kotak bekal makan siang untuk suaminya."Mas, ini bekal makan siangnya," ucap Melody lembut sambil menyerahkannya pada Arjuna.Arjuna menerima kotak itu dengan senyum tipis. Ia mengecup kening Melody penuh kasih. “Melody, kamu nggak merasa lelah ngurus semua sendiri? Gimana kalau kita cari asisten rumah tangga?” tanyanya hati-hati.Melody menunduk sejenak, jemarinya saling meremas kecil. “Aku masih takut, Mas… Aku belum bisa lupa apa yang dilakukan Bibi Arumi. Aku masih trauma.”Arjuna menggenggam tangan istrinya deng

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 82. Kehilangan Jejak

    Setelah insiden menegangkan semalam, Arjuna mantap mengambil keputusan: mereka harus segera pulang ke tanah air. Rasa tidak aman menyelimuti pikirannya, terlebih setelah berbagai kejadian janggal yang menimpa Melody selama di Jepang.Di ruang tunggu bandara, suasana terasa berat. Melody menggenggam tangan Alea erat, matanya berkaca-kaca.“Alea, maafin Ibu ya. Gara-gara Ibu, liburan kita jadi singkat begini,” ucap Melody lirih, penuh rasa bersalah.“Nggak apa-apa kok, Bu,” balas Alea sambil menggeleng pelan. “Alea malah kasihan sama Ibu. Lagipula… Alea juga pengen pulang.”Arjuna yang duduk tak jauh dari mereka hanya bisa tersenyum tipis menyaksikan kehangatan di antara ibu dan anak itu. Namun pikirannya belum tenang. Ada satu hal yang masih mengganggunya—siapa sebenarnya pria misterius yang mencoba mencelakai Melody?“Melody,” katanya pelan, “apa kamu masih ingat pria semalam itu?”Melody menggeleng. “Tidak. Dia pakai masker, topi… juga hoodie. Wajahnya sama sekali tidak terlihat.”“A

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 81. Goresan Pisau

    “Mas… wanita itu… dia memakai cincin yang sama denganku… cincin pemberianmu yang hilang,” ujar Melody lirih, suaranya bergetar saat jari telunjuknya gemetar menunjuk ke arah kerumunan.Arjuna menyipitkan matanya, menyusuri wajah-wajah yang lalu-lalang, mencoba mencari sosok yang Melody maksud. Sorot matanya berubah tajam.“Tidak mungkin, Melody… Cincin itu hanya satu-satunya. Temanku yang buat sendiri, khusus untukmu. Mustahil ada duplikatnya,” Arjuna menggeleng, nadanya keras, tapi ragu mulai merayap dalam benaknya.“Tapi aku tahu itu punyaku! Aku hapal lekuknya, bentuknya… Jangan-jangan dia yang mencurinya dariku saat di pameran dulu?” Melody tampak resah, matanya tak lepas dari wanita yang kini berjalan menjauh.Arjuna menoleh cepat, gelisah. Tangannya merogoh saku, menarik ponsel. Ia butuh bantuan—Alex pasti bisa melacak sesuatu dari sini.Namun sebelum sempat menelepon, suara kecil memotong kegelisahan itu.“Tuan Papah, Tuan Papah… Alea mau es krim coklat!” rengek Alea sambil men

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status