Share

274. Tidak Tahu Apa-Apa

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2025-06-03 21:25:29

Tidak sampai setengah jam kemudian, Morgan turun dari mobil hitam yang berhenti di depan rumah bercat abu kusam dengan pagar besi yang mulai berkarat.

Beberapa anak buahnya sudah berjaga di sekitar pekarangan rumah itu.

Tidak ada yang menegur mereka, karena gerbang itu tidak lagi berpenghuni satpam.

Begitu melihat Morgan, mereka serempak menunduk memberikan hormat.

Morgan menyapu pandangan ke seluruh area rumah Fred dan Ghina—yang sekarang ditinggali Vienna sejak perceraiannya dengan Lucas.

Rumput liar tumbuh liar tanpa kontrol. Pekarangan itu lebih mirip ladang semak ketimbang halaman rumah.

Morgan mendongak sedikit, menatap rumah bobrok itu dengan dagu terangkat. Mata pria itu mengisyaratkan pada salah satu anak buahnya.

Pria berpakaian serba hitam itu mengangguk cepat dan berbalik memberi perintah pada yang lain, “Masuk, ikat target ke kursi!”

“Baik!” jawab yang lain hampir bersamaan.

Mereka kembali membungkuk sopan kepada Morgan, lalu menerobos masuk lebih dulu ke dalam rumah.

Mor
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   280. Menyiapkan Cuti

    “Berhenti sekarang juga, atau aku akan menyeretmu ke kamar!” seru seorang wanita. Morgan menoleh cepat. Suara itu datang dari arah pintu ruang kerjanya, yang entah sejak kapan sudah terbuka tanpa diketuk. Morgan segera menyelipkan ponsel ke saku celana, dan tatapan tajamnya langsung berubah lunak saat melihat siapa yang berdiri di sana. “Darling?” panggil Morgan seraya mengangkat kedua alis. Wanita itu berdiri di ambang pintu dengan napas sedikit memburu. Sydney mengenakan baju tidur berwarna pastel yang longgar dan nyaman, disesuaikan dengan tubuhnya yang kini tengah mengandung. Tangan Sydney menopang perut yang semakin membesar, dan raut wajahnya memperlihatkan kelelahan yang dia tutupi dengan senyum setipis kapas. “Astaga, kenapa kau tidak bilang ingin ke sini?” Morgan refleks berdiri. “Aku ingin jalan sendiri,” jawab Sydney santai, tetapi tetap m

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   279. Pemilik Nomor Rahasia

    "Apa maksudnya ini?!" cetus Lucas pada dirinya sendiri. Lucas sontak bangkit dari kursi, walau pria itu baru menyentuh setengah bagian dari ayam panggang yang disajikan pelayan. Kemudian Lucas berjalan menjauh dari meja makan. Matanya terus terpaku pada layar ponsel yang masih menyala, menunjukkan pesan dari nomor rahasia. Satu kalimat dalam pesan itu berhasil mencabik pikirannya. Chester menatap tajam punggung Lucas yang mengabaikannya begitu saja. “Lucas! Kau mau ke mana?!” seru Chester lantang, agak meledak karena keterkejutan sekaligus curiga. Dari sisi lain meja, Irene buru-buru menenangkan. “Biarkan saja, Chester. Dia mungkin butuh udara segar.” Lucas yang baru menapakkan kaki di ambang pintu, mendengar suara lembut Irene. Pria itu menyeringai tajam, merasa muak dengan kelembutan yang berhasil membuat Chester memperlakukannya sebagai tahanan itu. Lucas melangkah lebar, menyusuri teras depan rumah Chester yang dingin dan dikelilingi semak-semak rapi. Begitu sampai di de

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   278. Pelayat Riang

    Sydney menoleh pada suaminya, merasa tidak enak pada Timothy. “Morgan–”Namun tawa Timothy yang meledak, memotong ucapan Sydney.Pria itu tertawa begitu keras sampai tubuhnya sedikit membungkuk, membuat Morgan hanya menoleh tanpa minat, sedangkan Sydney justru kaget dan refleks menegakkan tubuh.Setelah tawanya mereda, Timothy mengusap ujung matanya yang sedikit basah karena tawa.“Sayangnya, aku anak kandung mereka, Kak,” timpal Timoty dengan santai sekaligus geli, meskipun ada getir yang tidak bisa disembunyikan dari sorot matanya. “Hanya saja Kak Sydney mengadopsiku sejak kecil. Aku banyak meniru Kak Sydney, jadi beginilah aku–anomali dalam keluarga.”Morgan mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum tipis. Senyum yang seolah berkata, ‘Setidaknya kau tahu bagaimana jadi manusia waras di tengah keluarga seperti itu.’Kemudian, Timothy menoleh ke arah Sydney dan berkata santai, “Tidak apa-apa, Kak. Ini sarkasme para pria yang waja

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   277. Ini Karmamu

    “Sejak dulu kau adalah adikku, Tim,” ucap Sydney sambil menepuk lengan Timothy pelan. Timothy menatap Sydney sejenak, lalu matanya yang tadi tampak tenang mulai berkaca-kaca. Air mata tiba-tiba lolos dari sudut matanya, dan dia buru-buru menghapusnya dengan punggung tangan sambil tersenyum getir. “Maaf,” ucap Timothy penuh sesal. “Aku tidak menyangka akan selemah ini.” Sydney membalas dengan senyum kecil dan menepuk lengan pria itu sekali lagi, kali ini lebih hangat. Lalu Timothy mengalihkan pandangannya ke arah pria dingin di belakang kakak sepupunya. Dengan postur tegas dan wajah tanpa ekspresi, Morgan tampak seperti patung marmer hidup. “Kakak ipar,” sapa Timothy sopan sambil sedikit menunduk. “Terima kasih sudah datang.” Morgan menatap Timothy dengan lekat. Ada ketenangan yang mematikan di dalam sana. “Kau bukan yang tersisa di keluargamu, Tim,”

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   276. Limosin di Pemakaman

    Beberapa hari kemudian.“Menurut penelitian medis, terbakar hidup-hidup adalah salah satu cara paling menyakitkan untuk mati.” Suara wanita itu terdengar jelas dari layar ponsel.Wanita itu duduk rapi dengan jas lab putih dan latar belakang studionya menggambarkan suasana otopsi virtual yang modern.“Awalnya, rasa terbakar hanya terasa di permukaan kulit,” lanjut sang Dokter Spesialis Forensik yang juga seorang Content Creator itu dengan tenang dan penuh penekanan. “Tapi dalam hitungan detik, rasa sakit itu menembus lapisan dermis, otot, hingga tulang. Syaraf-syaraf bereaksi liar, dan korban akan menggeliat, menjerit, bahkan kejang sebelum akhirnya ... tubuh lumpuh oleh trauma dan kehilangan kesadaran karena kekurangan oksigen.”Sydney menelan ludah dengan susah payah.Dia duduk dalam limosin hitam mewah yang bergerak perlahan menembus jalan menuju pemakaman. Pakaiannya serba hitam, gaun midi satin yang elegan dengan mantel tebal menggant

  • Ibu Susu Bisu Bayi Kembar Tuan Penguasa   275. Selamat Berkenalan!

    “Jangan … tolong ….” pinta Vienna dengan suara parau sambil membelalakan mata.Tubuh wanita itu menggigil hebat ketika jari-jari Morgan mencengkeram lehernya begitu kuat. Napasnya tersengal-sengal.Dunia gelap di balik mata Vienna seakan menarik dirinya untuk pergi dari raga itu.Namun, sebelum Vienna benar-benar kehabisan napas, Morgan melepaskan cengkeramannya. Morgan sengaja melakukan itu untuk menyiksa Vienna.Vienna terkulai dan terbatuk-batuk keras seperti orang yang baru saja diselamatkan setelah tenggelam.“Khkhh … a-arrghh!” Vienna menggeliat, lidahnya terasa seperti terbakar oleh udara yang kembali masuk.Sementara itu, Morgan tertawa dingin dan menusuk. Suara tawa yang keluar dari bibir Morgan terdengar seperti nyanyian maut di telinga Vienna.“Kau harus tahu ini sebelum mati, Vienna,” tukas Morgan tajam sambil memberi Vienna tatapan seorang pembunuh. “Wajar jika kau tidak tahu ini karena malam itu kau pergi l

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status