Share

8. Induksi Laktasi

Saling menggenggam tangan dan memberikan kekuatan satu sama lain, itulah yang tengah dilakukan oleh Baskara dan Sarah saat ini. Baskara tengah menguatkan Sarah yang tebgah menjalani proses induksi laktasi. Di mana proses tersebut sebentar lagi akan mengubah diri Sarah entah dalam waktu dekat atau dalam waktu lama.

"Semuanya sudah selesai. Ibu Sarah bisa dipindahkan ke ruang rawat biasa untuk dipantau keadaannya, " ucap sang dokter yang baru saja menangani proses induksi laktasi kepada Sarah.

"Kamu hebat, " puji Baskara tepat di samping telinga milik Sarah.

Sarah tidak menjawabnya. Dia hanya tersenyum untuk merespon ucapan dari sang suami. Suami yang tidak meninggalkan dirinya sedetik pun sejak dirinya melakukan induksi satu jam yang lalu.

Sarah saat ini sudah berada di ruang perawatan. Di mana ruangan tersebut menyatu dengan ruangan di mana Azka sedang di rawat juga. Baskara memang meminta untuk pihak rumah sakit menyatukan ruangan keduanya untuk memantau perkembangan istri dan anaknya secara bersamaan.

"Cepat ataupun lambar progres asi yang nantinya keluar dari dada ibu, tolong terus laporkan kepada dokter ya bu. Untuk dipantau kualitas asinya. "

"Baik sus, terima kasih, " jawab Sarah yang kini sudah sepenuhnya tersenyum dan berusaha menerima keadaannya kini.

Suster tersebut tersenyum dan segera pamit meninggalkan sepasang suami istri dengan satu anak tersebut. Azka saat ini sedang tertidur pulas, kebetulan Azka hanya dijaga oleh suster saat Sarah dan Baskara ke ruangan tindakan suntik tersebut.

"Azka nyenyak banget tidurnya, " Baskara bermonolog.

Sarah yang menyenderkan tubuhnya di sandaran ranjang rawatnya menganggukkan kepalanya, " Dia kaya kecapekan, padahal nggak ngelakuin apapun. "

Baskara tertawa kecil, " Ya emang. Tapi, bayi kan emang butuh tidur dalam waktu yang lama kan? "

"Iya benar sekali. "

Berdamai dengan keadaan adalah hal yang sedang Sarah lakukan saat ini. Berusaha terlihat biasa saja dan berusaha berbicara pada dirinya sendiri bahwa dia akan baik-baik saja ke depannya bersama dengan Baskara. Walaupun nyatanya dia biasa saja saat ini dalam artian tersenyum dan menerima Baskara juga Azka di hidupnya. Tapi, tetap. Hatinya tengah merasa gundah gulana saat ini.

"Kenapa tiba-tiba diam, hm? " tanya Baskara dengan lembut seraya duduk di samping Sarah.

Sarah yang menyadari bahwa Baskara tengah memperhatikan dirinya di depannya.

"Ada yang kamu pikirkan ya? "

"Kenapa nggak cerita sama aku? " lanjut Baskara.

Perlu Sarah akui bahwa lelaki di depannya ini benar-benar adalah cerminan lelaki yang sangat perhatian dan peka akan perbedaan raut wajah pasangannya. Bukan hanya sekarang saat dirinya menjadi istri dari seorang Baskara, melainkan juga saat Baskara masih menjadi suami dari kakaknya, Laras. Baskara benar-benar memiliki kehangatan yang jarang dia berikan untuk orang lain dan hanya diberikan kepada orang terdekat dan terkasihnya. Dan Sarah adalah salah satunya saat ini.

"Nggak mas, Sarah cuman lagi mau ngelamun aja, " ucap Sarah dengan senyum tipisnya.

Baskara ikut tersenyum dan mengelus pelan surai Sarah, " Semuanya yang sudah terjadi kemarin, aku harap kamu lupakan. Aku sebagai suami kamu nggak akan pernah lupa fakta bahwa kamu terlalu kesepian dan memiliki masa lalu yang bikin kamu trauma. "

Sarah terlihat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Baskara.

"Mas tahu? "

Baskara tersenyum sambil mengangguk. Tangannya kini mulai terangkat untuk membenarkan anak rambut yang menghalangi kecantikan wajah Sarah.

"Laras selalu bercerita bahwa kamu selalu tidak beruntung dalam percintaan. Kamu yang selalu menutup diri dari dunia luar juga lelaki yang akan mendekat ke arahmu dan lebih memilih untuk mencintai lelaki yang bahkan belum pernah kamu temui sebelumnya. "

"Sikap dan sifat intovert kamu yang membuat kamu terluka. Keputusan kamu yang lebih memilih untuk mencintai lelaki virtual dam akhirnya tersakiti juga kan? " jelas Baskara.

Sarah memang memiliki masa lalu yang sangat buruk. Dalam hal percintaan, Sarah akui bahwa dirinya memang sangat bodoh dengan berulang kali jatuh pada cinta juga pesona lelaki yang dia kenal hanya lewat social media. Dan pada akhirnya, semuanya malah menjadi boomerang dan menjadi satu alasan trauma juga rasa sakit bagi Sarah sendiri.

" Dengan Andre pun kamu tidak memiliki hubungan yang jelas kan? Andre tidak pernah dengan tegas menyatakan mencintai kamu kan? Kalian hanya sebatas berjalan dengan saling berpegangan tangan tanpa tahu apa status hubungan kalian satu sama lain. Kan? "

Benar. Apa yang dikatakan oleh Baskara benar.

"Tapi tak apa. Penantian kamu saat ini tidak akan sia-sia, Sarah. Aku sudah datang, aku sudah ada di sisi kamu untuk membawa kebahagiaan dan mengisi kekosongan hati kamu saat ini dan seterusnya. Maaf aku terlambat datang untuk membuat kamu bahagia, tapi aku akan pastikan bahwa kamu tidak akan merasakan sakit seperti kemarin. "

Sarah menghembuskan nafasnya pelan, " Tapi, aku ngelamun bukan gara-gara itu mas! "

Baskara terkekeh pelan, " Iyakah? Terus gara-gara apa? Jangan ngelamun di rumah sakit, nanti kesambet. "

"Halah, mitos. "

Baskara kembali tertawa, " Kamu lucu dan seharusnya aku terhibur bukan malah semakin jatuh cinta sama kamu. "

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status