Home / Romansa / Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku / Bab 3 Bersembunyi Demi Keselamatan

Share

Bab 3 Bersembunyi Demi Keselamatan

Author: Manila Z
last update Last Updated: 2025-06-16 13:11:59

Setelah ijab kabul di KUA bersama dengan Anita, Morgan langsung memutuskan untuk segera berangkat ke luar negeri. 

"Anwar," panggil Morgan.

"Iya, Tuan."

"Kamu menyingkat namaku di dokumen pernikahan itu, bukan? Jangan sebutkan nama Prawira karena ini sangat bahaya."

"Tidak, Tuan, saya menyingkatnya dengan inisal saja. Sesuai dengan keinginan Tuan."

Morgan menghela napas. "Bagus, pastikan identitas asliku aman. Karena orang itu pasti mengincarku sekarang."

"Baik," sahut Anwar dengan kepala tertunduk. Kemudian ia menatap sekitar, memastikan tempat ini aman. "Kita harus segera pergi sekarang, Tuan Muda," kata Anwar kemudian.

"Aku belum berpamitan pada Anita," sahut Morgan.

Anwar menatap Morgan dengan pandangan iba. Namun, mereka tidak bisa mengulur waktu lebih lama.

Jika ‘orang itu’ melihat dirinya dan Morgan, maka bukan tidak mungkin kalau mereka akan melakukan sesuatu.

"Situasinya tidak aman sekarang. Kita harus bergegas, Tuan Muda."

Morgan mengepalkan tangannya kuat. Semua ini karena sepupunya yang sialan itu! Dia yakin kalau kejadian yang menimpa dirinya adalah ulah pria tersebut. 

Beberapa waktu yang lalu, Morgan mengalami kecelakaan yang menyebabkan mobilnya terbakar. Untungnya, dia masih bisa selamat, meski luka bakar yang dialaminya cukup parah. Tapi sebagian besar organnya masih berfungsi dengan baik. Ia hanya butuh pemulihan agar kembali seperti sedia kala.

"Sialan!" umpat Morgan kesal.

"Tuan Muda, orang itu pasti masih mengincar Anda. Terlebih setelah dia tahu kalau jasad Anda tidak ditemukan. Pasti orang itu tengah menyusuri setiap rumah sakit."

Morgan berpikir sejenak, itu memang benar adanya. Dia dalam bahaya sekarang. Terlalu banyak orang yang mengincar dan ingin membunuh dirinya.

"Kamu benar," ujar Morgan.

Anwar tidak ingin melihat majikannya itu bersedih. Lalu dia memutuskan untuk menghiburnya.

"Begini saja, bagaimana kalau Tuan Muda menghubungi Nona Anita?"

"Baiklah, aku akan mengiriminya pesan," kata Morgan akhirnya.

[Aku sudah di bandara. Jaga dirimu baik-baik.]

Morgan mengirimkan pesan tersebut kepada Anita. Setelah itu, ia memasukkan ponselnya ke dalam saku, lalu masuk ke ruang tunggu bandara.

Di tempat lain, Anita membaca pesan yang dikirim oleh seseorang yang sudah resmi menjadi suaminya itu. Dia membacanya dengan sekilas saja.

"Dia sudah pergi rupanya," gumam Anita.

Sampai tiba-tiba ada yang menggebrak meja kerjanya. Anita sedikit terkejut awalnya. Tetapi setelah melihat orang yang menggebrak mejanya itu, dia tidak ambil pusing.

"Kenapa?" ujar Anita setelah melihat ibu tirinya di sana.

"Kamu kenapa di sini, hah?! Siapa yang menyuruhmu bekerja di perusahaan ini? Kamu lupa kalau kamu tidak berhak?!" cecar Ayu dengan suara melengking yang memekakkan telinga.

"Bu Ayu tidak usah khawatir. Aku sudah memenuhi syaratnya kok. Aku sudah menikah," kata Anita dengan santai.

Ayu—ibu tiri Anita itu—langsung melotot tajam, tidak percaya kalau Anita sudah menikah. Dia yakin Anita pasti membohonginya.

"Kamu jangan berbohong, tidak ada bukti," kata Ayu dengan nada tajam.

Hana yang ada di sana pun ikut tersenyum meledek Anita. "Anita pasti berbohong, Ma. Dia tidak mungkin sudah menikah."

"Kamu benar, Sayang. Pertunangannya ‘kan sudah kita batalkan dulu," kata Ayu sambil tersenyum dengan puas.

Anita mengepalkan tangannya. Dugaannya memang benar, ibu tirinya sengaja membatalkan pertunangan itu agar bisa menguasai semua harta milik keluarganya.

Hana tertawa kencang. “Sebentar lagi aku yang akan bertunangan dengan putra keluarga Sanjaya," ujarnya dengan nada bangga.

"Ibu dan anak sama saja," sindir Anita sambil mendengus.

"Apa kamu bilang?!" seru Hana tidak terima.

Ayu hanya tersenyum licik, tidak terprovokasi dengan tingkah Anita yang dianggapnya sombong. "Lebih baik sekarang kamu pergi dari sini. Kamu tidak pantas bekerja di kantor ini!"

"Bu Ayu tidak bisa mengusir aku dari perusahaan milik keluargaku sendiri. Ingat, aku sudah memenuhi syarat semuanya," balas Anita tenang.

Hana bersedekap dengan raut sinis. "Kalau memang kamu sudah menikah, mana buktinya?!"

"Iya, benar, mana buktinya? Kami tidak percaya kalau tidak ada bukti sama sekali!" kata Ayu tak kalah sinis.

Anita tersenyum. Dia mengeluarkan dokumen pernikahan dirinya dengan Morgan.

Ayu dan Hana langsung merebut dokumen itu dan melihatnya sendiri. Mereka berdua terkejut ketika melihat bukti kalau Anita benar-benar sudah menikah.

"Tidak mungkin! Bagaimana bisa?" pekik Ayu panik karena posisinya terancam sekarang.

Hana memperhatikan foto dari suaminya Anita yang pakai perban seperti mumi, dia langsung tertawa dengan sinis. 

"Kamu menikah dengan mayat, Anita? Pasti muka dari pria itu sangat jelek sekali. Makanya ditutupi!"

Ayu yang tadinya panik pun langsung melihat ke arah foto tersebut. "Anita, kamu menikah dengan pria jelek ini pasti sengaja ‘kan? Kamu memanfaatkan situasi!"

Anita tidak terpancing. Ia justru tertawa ketika mendengar ucapan Ayu barusan. "Itu tidak penting. Yang terpenting sekarang adalah, aku sudah memenuhi syarat untuk bekerja di kantor ini."

Ayu dan Hana mendengus sinis. "Sialan, dia lebih licik dari kita!" kata Ayu.

"Kita akan mengalahkan dia nanti, ayo kita pergi dulu," ajak Hana pada ibunya.

Ayu menatap tajam ke arah Anita sebelum akhirnya wanita itu memutuskan untuk pergi.

Anita tersenyum puas setelah melihat kepergian kedua orang itu. Sekarang dia akan mulai bekerja di kantor ini, tidak ada yang berani mengintimidasinya lagi.

***

Seorang pria dalam ruangan gelap terlihat mengepalkan tangannya. Dia adalah laki-laki yang haus akan sebuah kekuasaan.

"Bagaimana? Kalian sudah menemukannya?"

"Maaf, Tuan, kami sudah mencari jasadnya tetapi tidak ditemukan sama sekali."

"Bagaimana dengan rumah sakit? Apa kalian menemukan jejaknya?" tanya pria misterius itu sekali lagi.

Anak buahnya hanya menggeleng, tampak takut. "Kami juga tidak menemukan dia di rumah sakit. Mungkin saja dia sudah meninggal dan jasadnya sudah jadi abu."

"Kalian bodoh, hah?! Sebelum jasadnya ditemukan, dia masih jadi ancaman untukku!"

"Maafkan kami, Tuan. Kami akan mencarinya lagi."

"Dasar tidak becus!" umpat pria tersebut sambil melemparkan gelas kopi bekas dirinya ke lantai hingga pecahannya tercerai-berai.

Ia meninju mejanya dengan kepalan tangan. Raut wajahnya tampak mengerikan saat berdesis, "Prawira … aku pasti akan menemukanmu!"

BERSAMBUNG

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 9 Kepulangan Morgan Ke Indonesia

    Langit sore Jakarta tampak mendung, seakan ikut menahan napas menyambut kedatangan seseorang dari masa lalu. Di terminal kedatangan Bandara Soekarno-Hatta, seorang pria dengan postur tegap, mengenakan jas hitam yang sederhana namun berkelas, keluar dari pintu imigrasi. Matanya tajam menatap ke sekeliling, mencari sosok yang sudah lama tidak ia lihat.Morgan akhirnya kembali. Setelah bertahun-tahun menghilang tanpa kabar, kini dia berdiri di tanah kelahirannya, membawa segudang luka dan dendam yang belum selesai.Seseorang sudah menunggunya di depan bandara—seorang pria berusia sekitar 60-an, berpakaian sopan, berdiri di samping mobil hitam yang tak mencolok. Ketika Morgan mendekat, pria itu membungkuk sedikit dan membukakan pintu mobil."Selamat datang kembali, Tuan Muda," ucapnya hangat.Morgan memasuki mobil tanpa membalas senyuman itu. Mobil pun mulai melaju perlahan menjauh dari bandara."Jangan panggil aku Tuan Muda," ucap Morgan datar, namun penuh tekanan. "Panggil aku Morgan sa

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 8 Menanti Kepulangan Morgan.

    RUMAH HARTANTO – MALAM HARIDi ruang tengah yang remang-remang hanya diterangi cahaya lampu meja, Anita duduk di depan laptopnya. Cangkir kopi yang sudah mendingin diletakkan di samping tumpukan dokumen. Matanya lelah, namun pikirannya masih dipaksa tetap terjaga. Tugas kantor menumpuk tanpa ampun.Suasana tenang itu mendadak pecah oleh suara langkah kaki yang terburu-buru."Anita."Suara itu terdengar datar namun penuh maksud. Anita mengangkat wajahnya, menoleh dengan enggan ke arah sumber suara. Hana berdiri di ambang pintu, dengan senyum licik mengembang di bibirnya.Anita menghela napas berat. Sudah malam, dan wanita itu masih juga tidak tahu waktu."Ada apa lagi, Hana?" tanyanya dingin."Aku hanya ingin memastikan kamu tahu, aku akan menikah dengan keluarga Sanjaya. Sepertinya kamu perlu mengatur jadwalmu agar bisa datang," ucap Hana sembari berjalan santai, namun angkuh, mendekati Anita.Anita menutup laptopnya perlahan. Ia memutar bola matanya malas."Berapa kali kamu bilang ha

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 7 Bertemu Ayah Mertua

    Hari mulai beranjak senja ketika Anita keluar dari kantornya. Langit memerah, seakan mencerminkan hatinya yang akhirnya tenang. Ia menarik napas panjang, menikmati semilir angin yang menyapu wajahnya. Hari ini cukup berat, tetapi setidaknya dua ular berbisa—Anita menyebut mereka begitu—tidak lagi bisa mengintimidasi dirinya.Ia membuka pintu mobilnya, siap melangkah masuk, ketika suara langkah tergesa menghentikannya."Anita."Refleks, ia menoleh. Seorang pria paruh baya dengan setelan jas abu-abu berdiri beberapa meter darinya. Wajahnya teduh, namun ada garis-garis kerisauan di sudut matanya."Ayah mertua?" Anita memiringkan kepala, terkejut. "Sedang apa Ayah di sini?""Bisakah kita bicara sebentar?"Nada suara Anwar tenang, tapi Anita menangkap ada nada waspada tersembunyi di sana. Ia sempat menaikkan sebelah alis, mempertimbangkan, tapi akhirnya mengangguk. "Baiklah. Ayo ke taman belakang gedung. Lebih tenang di sana."Mereka berjalan tanpa banyak bicara, hanya suara langkah sepatu

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 6 Menyelidiki Tentang Prawira

    Hana tersenyum di rumah dengan ibunya, dia terlihat bahagia setelah menyebarkan undangan pada semua orang. Sebentar lagi dia akan menjadi istri dari orang kaya di kota ini. Dia akan disegani oleh semua orang dan tidak akan ada yang berani menindas dirinya nanti. "Mamah tahu, kalau aku akan segara menjadi Nyonya Sanjaya," kata Hana dengan senang. Ayu yang mendengar itu pun tersenyum dengan senang. "Tentu saja, ibu sangat senang karena memang kamu akan menikah dengan orang yang kaya raya. Kita akan mengadakan pesta nanti. Tidak sia-sia ibu membesarkan kamu.""Iya tentu saja. Kita tidak perlu bergantung pada harta warisan Anita lagi," kata Hana dengan senang. Ayu tidak setuju dengan hal itu, dia harus tetap mendapatkan harta warisan dari keluarga Hartanto. Tentu saja karena dia selama ini sudah berada di sisi laki-laki tua itu. "No sayang, kita harus tetap mendapatkan harta Anita, apalagi selama ini aku sudah berjuang keras mendapatkan semuanya."Hana menoleh kearah ibunya. "Sudahlah

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 5 Tunggu Aku Anita

    Bayangan di cermin kini menampakkan wajah utuh Morgan. Tidak ada lagi bekas luka yang dulu mengubah hidupnya. Dia menatap pantulan dirinya dengan sorot mata penuh dendam dan tekad.Akhirnya, semua luka itu hanya menjadi kenangan. Kini, saatnya dia kembali.“Aku akan kembali ke Indonesia,” gumamnya pelan namun tajam, seakan setiap kata adalah peluru yang siap melesat.Anita … wanita itu. Masih menjadi misteri yang belum selesai. Meski status mereka hanya sebagai suami-istri kontrak, perasaan Morgan pada Anita tidak pernah bisa ia bantah. Dia pergi demi menyembuhkan luka di tubuh dan harga dirinya, tapi sekarang … dia kembali bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk merebut kembali apa yang seharusnya menjadi miliknya.Tiba-tiba, ketukan di pintu memecah keheningan ruangan mewah di sudut rumah sakit Swiss itu.“Permisi, Tuan,” ucap seorang pria dengan jas hitam dan tatapan waspada.Morgan menoleh cepat. “Ada apa?”“Informasi terbaru dari Indonesia. Prayoga akan bertunangan … dengan

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 4 Dua Tahun Kemudian

    2 tahun kemudian. Hari ini adalah hari yang indah untuk Anita. Setelah dua tahun mengambil alih perusahaan milik keluarganya, dia bisa hidup dengan tenang. Keluarga tirinya itu tidak bisa mengintimidasinya lagi. Semua itu berkat status pernikahannya dengan Morgan. Omong-omong, bagaimana kabar pria itu ya? Sudah dua tahun mereka tidak bertemu. Anita baru menyadarinya karena selama ini dia terlalu sibuk mengurus perusahaan. "Icha," panggil Anita kepada bawahan setianya sekaligus teman dekatnya. "Iya, Bu Anita? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Icha sambil menghampirinya. "Tidak usah formal seperti itu, kita hanya berdua saja,” kata Anita. “Aku hanya ingin tahu tentang Hana yang akan bertunangan dengan keluarga Sanjaya." Icha yang mendengar itu malah tertawa. Dia kemudian duduk di sofa yang ada di ruangan Anita. "Iya, mereka akan bertunangan. Hana pasti akan semakin keras kepala setelah ini," ujar Icha. Anita tampak berpikir. "Kamu benar, setelah dia tidak berhasil mendapatkan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status