Share

Bab 7 Bertemu Ayah Mertua

Penulis: Manila Z
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-25 14:18:10

Hari mulai beranjak senja ketika Anita keluar dari kantornya. Langit memerah, seakan mencerminkan hatinya yang akhirnya tenang. Ia menarik napas panjang, menikmati semilir angin yang menyapu wajahnya. Hari ini cukup berat, tetapi setidaknya dua ular berbisa—Anita menyebut mereka begitu—tidak lagi bisa mengintimidasi dirinya.

Ia membuka pintu mobilnya, siap melangkah masuk, ketika suara langkah tergesa menghentikannya.

"Anita."

Refleks, ia menoleh. Seorang pria paruh baya dengan setelan jas abu-abu berdiri beberapa meter darinya. Wajahnya teduh, namun ada garis-garis kerisauan di sudut matanya.

"Ayah mertua?" Anita memiringkan kepala, terkejut. "Sedang apa Ayah di sini?"

"Bisakah kita bicara sebentar?"

Nada suara Anwar tenang, tapi Anita menangkap ada nada waspada tersembunyi di sana. Ia sempat menaikkan sebelah alis, mempertimbangkan, tapi akhirnya mengangguk. "Baiklah. Ayo ke taman belakang gedung. Lebih tenang di sana."

Mereka berjalan tanpa banyak bicara, hanya suara langkah sepatu mereka yang terdengar memantul di lantai keramik.

Taman kecil di belakang gedung sunyi. Hanya gemericik air dari kolam ikan dan desir angin di sela-sela dedaunan yang menemani mereka.

"Jadi, ada apa Ayah mencariku?" tanya Anita, menatap langsung ke mata Anwar.

Pria itu menghela napas berat, seolah sedang menimbang banyak hal.

"Morgan akan pulang ke Indonesia."

Anita hanya diam sejenak, sebelum akhirnya berkata, "Aku tahu. Dia sudah menghubungiku lebih dulu."

Anwar terkejut. "Sudah bilang padamu?"

"Iya. Kenapa? Apa ada yang Ayah khawatirkan? Dia dalam kesulitan uang?" Anita sengaja memancing. Ia tahu ada sesuatu yang tidak dikatakan.

Bibir Anwar bergerak, seolah hendak berkata, lalu mengurungkan niat. Akhirnya, ia menggeleng pelan. "Bukan. Bukan itu."

"Kalau begitu apa? Ayah tampak gelisah," ujar Anita pelan, memperhatikan sorot mata mertuanya.

Diam. Anwar menatap kolam di depan mereka, lalu akhirnya bersuara.

"Dia dalam masalah besar. Masalah yang tidak bisa kuceritakan secara detail padamu. Tapi yang pasti... Morgan punya banyak musuh, Anita. Musuh yang tak segan menghabisi apa pun yang ada di dekatnya."

Anita terdiam. Hatinya mencelos, tapi ia berusaha tetap tenang. "Apa maksud Ayah? Apa aku—"

"Sebaiknya kamu berhati-hati. Kalau begitu aku pergi dulu."

Pak Anwar langsung pergi pamit dengan begitu saja setelah mengatakan kalau Morgan banyak musuh. Dia khawatir kalau Anita yang nanti menjadi sasaran utamanya.

Anita sendiri pun heran dengan yang dikatakan oleh Pak Anwar barusan. Morgan mempunyai banyak musuh? Memangnya siapa musuhnya?"

"Pak Anwar," panggil Anita kembali tetapi orang itu sudah lebih dulu pergi dari sini.

"Aduh larinya cepat sekali."

Anita hendak akan mengejar Anwar dan menanyakan sesuatu, tetapi laki-laki itu sudah lebih dulu pergi dari sini. Membuat dia merasa heran sendiri.

"Apa maksud dari perkataannya itu?" batin Anita. 

Sementara Anita berbincang dengan Anwar di taman, dua sosok wanita mengintip dari balik dinding pembatas yang dipenuhi tanaman rambat. Angin sore menyibak rambut Hana yang dibiarkan tergerai, namun pandangannya tetap tajam mengawasi gerak-gerik Anita.

"Apa Mamah kenal dengan laki-laki tadi?" bisik Hana pelan, suaranya nyaris tenggelam oleh gemericik air kolam.

Ayu menggeleng pelan. Wajahnya penuh teka-teki. "Tidak. Tapi dari cara mereka bicara… itu bukan hubungan biasa."

"Mamah yakin?" Hana menatap sang ibu dengan alis menukik. "Dia terlihat akrab. Bahkan seperti sedang menyampaikan sesuatu yang penting."

"Iya… aku juga merasa aneh. Anita bukan tipe yang sembarangan dekat dengan pria."

Hana menyipitkan mata, memperhatikan postur Anwar dari kejauhan. Meski tubuh pria itu sudah tak semuda dulu, sorot matanya kuat dan penuh tekanan. "Tunggu deh mah… jangan-jangan, lelaki tua itu adalah suaminya Anita."

Ayu menatap Hana dengan cepat, kaget. "Kamu bilang… suaminya?"

"Iya. Mereka berdua sama-sama misterius. Kalau benar dia suaminya, berarti Anita menyembunyikan sesuatu."

Ayu tampak berpikir keras. Matanya menatap kosong ke arah pohon ketapang yang menggugurkan daunnya satu per satu. "Tidak mungkin. Aku tahu Anita cerdas, dia tak akan menikahi pria seumuran Ayah kita."

"Justru karena itu menarik untuk diselidiki." Hana menyeringai kecil. "Aku nggak akan tinggal diam."

Namun senyum itu segera memudar ketika Ayu menggenggam tangan putrinya dengan erat.

"Aku ingin kamu selidiki pria itu, Hana. Cari tahu siapa dia, apa hubungannya dengan Anita, dan apa yang disembunyikan mereka berdua."

"Aku?" Wajah Hana mendadak enggan. "Aku bukan detektif, Mah. Dan aku sibuk ngurusin pertunangan aku sendiri."

Ayu mempererat genggaman tangannya. "Dengar, kamu adalah calon menantu keluarga Sanjaya. Kamu punya segalanya—akses, uang, kekuasaan. Jangan sampai pertunanganmu hancur hanya karena satu wanita licik bernama Anita."

Hana terdiam, mulai merasa panas di dada. Pertunangan dengan Prayoga adalah bagian dari rencananya, dan jika Anita ikut campur… dia tak akan membiarkannya.

"Baiklah, Mah. Kalau ini keinginan Mamah, aku akan lakukan." Senyum licik perlahan terbentuk di bibirnya.

"Bagus." Ayu tersenyum puas. "Kita tidak akan membiarkan Anita mengacaukan segalanya. Dia harus tahu tempatnya."

Keduanya saling berpandangan sebelum akhirnya berbalik meninggalkan tempat persembunyian.

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 96 Rumah Sakit Icha Terluka

    Anita masih tidak habis pikir dengan semuanya. Rasanya begitu aneh, semua orang malah berusaha untuk membohongi dirinya. Membuat dia sedikit murka. Anita berjalan keluar rumah sakit, dia masih kesal karena tidak ada yang mau jujur padanya. Sampai tak lama kemudian, Hana yang baru saja turun dari mobil melihat kearah Anita. "Anita."Anita menatap kearah Hana dengan sekilas. Wanita itu sampai datang menemui dirinya. "Kenapa?" tanya Anita. "Jelaskan padaku, bagaimana bisa Prawira adalah suami misterius kamu selama ini?" kata Hana dengan nada yang marah. Anita sendiri pun tidak tahu semuanya jadi begini. "Kenapa Hana? Kamu terkejut mengetahui fakta ini.""Jadi kamu sudah tahu selama ini? Kamu sengaja menjadikan Prawira sebagai suami kamu untuk balas dendam padaku karena aku bertunangan dengan Prayoga?" tanya Hana. Anita malah tertawa ketika mendengar ucapan dari Hana barusan. "Kamu lucu sekali Hana. Bukannya memang benar seharusnya aku yang menikah dengan Prawira. Kamu lupa kalau se

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 95 Penjelasan Dari Prawira

    Anita membalikan tubuhnya ketika mendengar suara teriakan dari seseorang yang memanggil nama Prawira. Dia langsung mematung di tempatnya ketika melihat ada orang jahat hendak akan melukai Prawira. "Astaga.""Icha?"Anita langsung menghampiri Icha yang kini sudah berlumuran dengan darah. Dia tidak tahu kalau akan kejadian seperti ini. "Icha, kejar orang jahat itu," umpat Prawira kepada anak buahnya. Dia langsung menggendong Icha untuk menyelematkan nyawa wanita itu. Prawira sedikit merasa bersalah karena Icha sampai berkorban untuk dirinya. Padahal dia yakin kalau orang itu tadi hendak akan menyerang dirinya. "Ambulan!"Prawira membawa Icha ke dalam ambulan, begitu pun dengan Anita yang ikut ke rumah sakit sekarang. Dia menggenggam tangan Icha untuk menguatkan wanita itu. "Kenapa bisa seperti ini? Dia melindungi kamu," kata Anita. "Aku tahu," jawab Prawira.Mereka sekarang mendorong Icha yang memang terluka parah, tubuhnya banyak sekali mengeluarkan darah akibat sebuah tusukan t

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 94 Terbongkar Rahasia

    "15 juta." Prawira kembali menawar benda tersebut. "20 juta," kata Hana yang kini ikutan menawar ketika melihat Prawira dan Anita tengah berdebat. Anita jadi kesal karena Hana malah ikut-ikutan menawar barang yang seharusnya milik dirinya. "30 juta!" "40 juta," balas Prawira kembali sambil melirik kearah Anita. "50 juta," kata Hana kembali. Sampai tak lama kemudian, Ayu datang membisikan sesuatu pada anaknya. "Apa kamu gila, kita tidak punya uang banyak sekarang.""Biarkan saja mah. Lagian aku sudah punya ayah yang kaya raya sekali." Hana mengatakan itu dengan nada yang sedikit bangga. "Lebih baik kamu biarkan dua orang itu berdebat saja.""Baiklah." Hana akhirnya diam dan tidak menawar lagi. "70 juta!" Anita mengatakan itu dengan sedikit penuh keberanian. "100 juta," tawar Prawira kembali membuat Anita semakin jengkel dan menatap laki-laki itu dengan tajam. "Sialan Prawira, kamu lihat Icha, dia bahkan menantang aku sekarang," bisik Anita. "Kamu bisa tawar barang itu lebih b

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 93 Acara Lelang

    Umar Sanjaya tengah merasa marah setelah mengetahui kalau Prawira sudah membawa pergi Arman dari rumah sakit. Ada perasaan yang membuat dia kesal juga sekarang. "Sialan, anak tidak tahu diri itu. Dia malah memindahkan ayahku," umpat Umar Sanjaya. Dia melemparkan barang dengan penuh emosi. Setelah anaknya masuk ke dalam penjara karena kebodohannya sendiri. Dia sekarang harus bergerak sendiri. "Harusnya dari awal aku membunuh anak itu," umpat Umar. "Tuan, cara lelang akan dilakukan besok. Kemungkinan banyak sekali relasi dan rekan bisnis yang datang," kata anak buahnya. Umar Sanjaya tersenyum melihat ini. "Bukannya acara ini dilaksanakan oleh pihak Sanjaya. Aku ingin merusak momen itu," katanya dengan penuh arti. "Apa yang Tuan rencanakan?" tanya anak buahnya. "Bunuh Prawira, aku ingin kamu menghabisi dia ketika acara itu," kata Umar Sanjaya dengan penuh ambisi. "Baik Tuan." "Ingat jangan sampai gagal." Umar Sanjaya mengepalkan tangannya, kali ini dia harus bisa menghab

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 92 Rencana Ibu Tiri Anita

    Di dalam mobil yang melaju menuju rumah besar bercat putih itu, suasana terasa begitu tegang. Ayudia terus memandangi Yasir dengan sorot mata penuh desakan. Jemarinya meremas tas kecil di pangkuan, seolah tengah menahan sesuatu yang bisa meledak kapan saja."Kamu harus memperkenalkan Hana sebagai anakmu, Yasir," ucap Ayudia dengan suara tegas, tapi masih ditahan agar tidak meninggi. "Apalagi besok malam, di acara pelelangan itu. Semua orang penting akan hadir."Yasir menarik napas dalam, pandangannya lurus ke depan menembus kaca mobil. "Tidak semudah itu, Ayudia. Andreas sudah tidak dalam kendaliku lagi. Dia bisa menghancurkan segalanya.""Lupakan Andreas!" potong Ayudia cepat, matanya berkilat penuh kemarahan. "Anak itu memang durhaka, tapi jangan lupa... kamu punya darah daging lain. Hana. Dia anakmu juga. Dia punya hak atas nama besar Sanjaya."Kata-kata itu membuat Yasir diam sejenak. Bibirnya terkatup rapat, rahangnya menegang. "Aku akan mengakui Hana... hanya kalau dia bisa memb

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 91 Apa Mereka Saudara?

    Kamar hotel Ayu tersenyum di dalam ranjang bersama dengan seorang pria, dia memperlihatkan sebuah foto yang memang dia tidak suka. "Aku ingin kamu menghabisi dia," kata Ayudia. Yasir menatap kearah foto yang ditampilkan oleh Ayudia padanya. "Bukannya ini adalah Anwar. Mantan asisten Marwan Sanjaya dulu.""Tunggu, kamu kenal dengan dia?""Iya, tentu saja. Dulu pensiun dini setelah dikeluarkan oleh Umar Sanjaya dulu.""Ini adalah mertuanya Anita. Aku susah sekali menyelidiki tentang suaminya Anita selama ini, belum lagi dia orang misterius. Aku hanya tahu kalau Anwar adalah ayah laki-laki misterius itu."Yasir membaringkan tubuhnya menatap kearah Ayu yang ada disampingnya sekarang. "Anak dari Anwar? Kamu tahu kalau Anwar itu tidak punya anak. Dulu anaknya meninggal ketika masih kecil."Ayu terkejut dengan fakta yang barusan dia dengar itu. "Apa maksudnya ini? Jadi orang itu bukan anak Anwar.""Iya, bisa dibilang begitu.""Sialan, dari awal juga aku sudah curiga. Kalau laki-laki itu h

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status