Beranda / Romansa / Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku / Bab 8 Menanti Kepulangan Morgan.

Share

Bab 8 Menanti Kepulangan Morgan.

Penulis: Manila Z
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-25 20:21:55

RUMAH HARTANTO – MALAM HARI

Di ruang tengah yang remang-remang hanya diterangi cahaya lampu meja, Anita duduk di depan laptopnya. Cangkir kopi yang sudah mendingin diletakkan di samping tumpukan dokumen. Matanya lelah, namun pikirannya masih dipaksa tetap terjaga. Tugas kantor menumpuk tanpa ampun.

Suasana tenang itu mendadak pecah oleh suara langkah kaki yang terburu-buru.

"Anita."

Suara itu terdengar datar namun penuh maksud. Anita mengangkat wajahnya, menoleh dengan enggan ke arah sumber suara. Hana berdiri di ambang pintu, dengan senyum licik mengembang di bibirnya.

Anita menghela napas berat. Sudah malam, dan wanita itu masih juga tidak tahu waktu.

"Ada apa lagi, Hana?" tanyanya dingin.

"Aku hanya ingin memastikan kamu tahu, aku akan menikah dengan keluarga Sanjaya. Sepertinya kamu perlu mengatur jadwalmu agar bisa datang," ucap Hana sembari berjalan santai, namun angkuh, mendekati Anita.

Anita menutup laptopnya perlahan. Ia memutar bola matanya malas.

"Berapa kali kamu bilang hal itu, Hana? Sampai dinding pun mungkin sudah hafal. Bosan aku dengarnya." Nada suaranya menyiratkan rasa muak yang mendalam.

Senyuman Hana tidak luntur sedikit pun. Justru makin lebar, seperti seekor kucing yang sedang bermain-main dengan tikus.

"Tenang saja, aku hanya ingin memastikan satu hal lagi." Ia mendekat, mencondongkan tubuhnya, dan berkata dengan lirih namun menusuk, "Datanglah bersama suamimu. Aku ingin semua orang tahu kamu tidak menikah dengan pria fiktif."

Tatapan Anita membeku sejenak. Ada jeda. Namun bibirnya kemudian melengkung pelan. Bukan senyuman marah—melainkan senyuman tenang yang membingungkan.

"Baiklah," jawab Anita mantap, membuat Hana sedikit terkejut. "Kamu akan melihat sendiri suamiku. Jangan sampai kamu sendiri yang malu nanti."

Hana menegakkan tubuhnya, tatapannya meneliti wajah Anita yang tiba-tiba percaya diri. Ada kegelisahan yang singgah sekejap di matanya, namun dia segera menepisnya.

Hana terheran karena Anita tidak merasa ketakutan atau malu, apa yang direncanakan oleh wanita itu. "Kamu akan mengajak suami kamu yang cacat itu, Anita. Aku tidak sabar."

Anita terdiam sejenak setelah Hana malah mengejek dirinya. Hanya saja Anita berharap kalau suaminya sudah berubah sekarang, dia yakin pengobatan itu sudah selesai dan suaminya mungkin saja sudah berubah.

"Terserah kamu saja mau bilang apa, jangan menggangguku!"

"Haha, tidak sabar jadinya."

Hana mengatakan itu dan dia langsung pergi naik ke kamarnya yang berada dilantai atas.

Anita melihat kepergian dari Hana barusan. Dia lalu memutuskan untuk mengambil ponselnya dan menghubungi suaminya.

"Hallo Morgan."

"Iya, Anita. Tumben kamu menghubungiku duluan."

"Kamu ke sini kapan?" tanya Anita.

"Sepertinya kamu sudah tidak sabar menantikan kepulanganku, aku baru selesai packing barang dan besok aku akan ke Indonesia."

Anita yang mendengar itu pun merasa senang. Terlebih ketika mendengar Morgan akan pulang.

"Baiklah, aku hanya ingin kamu datang menemani aku ke acara pesta pertunangan adik tiriku," kata Anita.

"Adik tirimu yah, baiklah. Tapi ada satu hal lagi yang ingin aku bicarakan padamu," kata Morgan.

"Apa?" tanya Anita.

"Setelah aku pulang ke Indonesia, aku mungkin tidak akan tinggal bersama dengan kamu untuk sementara, masih banyak urusan yang harus aku urus," kata Morgan.

Anita menaikan sebelah alisnya heran. "Urusan apa?"

Morgan malah tertawa ketika Anita menanyakan tentang hal ini. "Nanti kamu juga akan tahu, tetapi ini bukan saatnya kamu tahu semuanya."

Sebenernya Anita sedikit penasaran, apa yang sebenernya disembunyikan oleh Morgan. Tetapi dia tidak akan ikut campur, terlebih setelah ayahnya tadi bertemu dengan dirinya.

"Baiklah terserah kamu saja. Asal kamu temani aku ketika di pesta nanti."

"Aku pasti akan menemani kamu nanti."

"Okeh, kalau begitu aku tutup," ujar Anita yang pada akhirnya memutuskan untuk menutup sambungan teleponnya.

Dia kembali fokus kepada pekerjaan dirinya sekarang. Tidak sabar menunggu suaminya yang akan segara pulang.

****

Rumah mewah milik keluarga Prayoga.

Prayoga menatap kearah anak buahnya dengan pandangan yang sinis. Sudah hampir dua tahun anak buahnya itu tidak menemukan kebenaran Prawira.

Prayoga berdiri sambil menatap mereka dengan tatapan tajam, mata yang menyimpan amarah dan rasa frustrasi yang mendalam.

"Sudah hampir dua tahun..." katanya lirih, namun tajam. "Dua tahun kalian mencari, tapi tidak ada hasil. Kalian ini bodoh atau memang tidak niat kerja?"

Salah satu anak buahnya memberanikan diri berbicara. "Kami sudah berusaha keras, Tuan... tapi kami memang tidak menemukan jasadnya. Ada kemungkinan... dia masih hidup."

BUGH!

Prayoga menghantam wajah pria itu tanpa ragu. Darah segar mengalir di sudut bibirnya.

"JANGAN PERNAH KATAKAN ITU!" teriak Prayoga, suaranya menggetarkan ruangan. "Kau tahu apa artinya kalau dia masih hidup? Semua—semua yang sudah jadi milikku bisa direbut kembali!"

Prayoga menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya tapi gagal. Dadanya naik turun menahan emosi. Ia berbalik, membelakangi mereka, namun suaranya tetap tajam.

"CCTV dekat lokasi kecelakaan itu? Tidak ada yang bisa diakses?"

"Sudah rusak sejak lama, Tuan. Kami benar-benar tidak punya jejak lagi."

"Sial!"

Dia membalikkan badan dan menghantam meja di sampingnya. Gelas kaca pecah di lantai, serpihannya mencerminkan wajahnya yang dipenuhi ketakutan yang berusaha ditutupi oleh amarah.

"Keluar! Kalian semua tidak berguna!" bentaknya akhirnya, mengusir mereka seperti anjing liar.

Dia hanya berharap akan bertemu dengan mayat Prawira yang sudah mati. Tetapi pada kenyataannya sampai sekarang dia tidak menemukan sama sekali. Apa yang dikhawatirkan takut terjadi kalau seandainya Prawira masih hidup dan ini akan merugikan dirinya.

Saat para anak buahnya keluar dengan langkah terburu-buru dan luka di wajah mereka, suara langkah pelan terdengar di belakangnya.

"Ada apa ini, Prayoga?"

"Papah."

"Aku melihat para anak buah itu babak blur, apa kamu memukul mereka?" tanya Umar pada anaknya.

"Iya, mereka tidak becus sama sekali. Sampai sekarang Prawira tidak ditemukan jasadnya."

"Mungkin saja memang dia beneran mati setelah kecelakaan itu, tidak usah khawatir."

"Tapi Pa, bisa saja kalau dia masih hidup," kata Prayoga.

"Kamu harus segara menikahi anak dari Hartanto dan mengambil alih warisan milik Prawira, itu jalan satu-satunya."

Prayoga langsung tersenyum ketika mendengar ide tersebut. Dia langsung menepuk pundak ayahnya. "Papah benar. Aku hanya tinggal melakukan itu. Secepatnya aku akan menikahinya."

"Jangan terlalu cepat, fokus saja pada pertunangan kamu, yakinkan dulu para kolega bisnisnya. Baru kamu mengambil alih semuanya," saran Umar.

Prayoga hanya mengangguk sambil tersenyum dengan penuh arti. "Baiklah. Aku paham, semuanya akan menjadi milikku."

BERSAMBUNG

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Ektra Part 2

    6 bulan sudah berlalu sejak hari itu.Anita juga sudah mulai cuti bekerja karena sekarang dia tengah fokus dengan kehamilan yang tengah dia jalani. "Aku datang ke sini disuruh oleh Anita menemani kamu." Icha tiba muncul sambil membawakan makanan untuk Anita, kebetulan Anita paling suka dengan makanan ini. Anita mengelus perutnya dengan hangat. "Wah ada aunty Icha.""Ini makan dulu.""Makasih yah, maaf loh sampe repot-repot," ujar Anita. "Gak papa, justru aku malah senang bisa datang ke sini. Sekalian mau ngabarin sesuatu juga," kata Icha dengan penuh semangat. Anita menunggu penjelasan dari Icha selanjutnya karena dia merasa penasaran juga dengan informasi tersebut. "Ngabarin apa?" "Tania juga tengah hamil sekarang," kata Icha. Anita yang mendengar itu pun langsung tersenyum, ada rasa bahagia yang tidak bisa dia jelaskan sekarang. Apalagi semuanya saling berhubungan satu sama lain. "Wah, kok kang bisa tahu. Apa kamu datang ke tempat dia?" tanya Anita penasaran. Icha mengangg

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Ekstra Part 1

    Anita senang karena semua urusan miliknya sudah selesai, apalagi semua orang-orang yang menyakiti dirinya kini sudah mendapatkan karmanya masing-masing."Anita," panggil seseorang. Anita menoleh kearah orang yang kini ada dihadapannya. Rupanya itu adalah suaminya yang dia cinta. "Kenapa sayang?" tanya Anita. "Oh sekarang sudah manggil sayang yah," ledek Prawira. Anita pantas tertawa ketika mendengar hal tersebut. "Iya suami misteriusku."Dia masih teringat dengan kisah lama bersama dengan Prawira ketika laki-laki itu sampai menyembunyikan wajahnya dan bersembunyi dibalik nama Morgan. Anita tidak akan pernah lupa dengan hal tersebut. "Sudah siap? Kamu tidak lupa bukan kalau kita akan datang ke acara pernikahan Atlas dengan Dinda."Anita menoleh kearah kaca sambil memasang anting dan tersenyum. Tentu saja dia ingat dengan hal ini, makanya dia sudah berbadan dengan cantik. "Aku tidak lupa," jawab Anita. Prawira kemudian melihat sepatu hak tinggi yang tidak jauh dekat dengan tempat

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 141 TAMAT

    "Sejak kapan kamu di sini?" tanya Icha ketika melihat Prayoga datang. Tania terlihat sedikit tegang khawatir kalau Prayoga mendengar apa yang dia katakan tadi. Prayoga berjalan menuju kearah dua wanita yang ada dihadapannya. "Aku mendengar percakapan kalian."Icha menghela napas panjang, dia jadi tahu sedikit tentang hal ini. Apalagi semuanya saling berhubungan satu sama lain. "Saya...."Tania hendak akan meminta maaf, tetapi kemudian Prayoga sudah lebih dulu berjongkok dan itu membuat Tania terkejut."Apa yang Tuan lakukan?" tanya Tania bingung. "Berhenti bersikap formal padaku," kata Prayoga yang pada akhirnya mengeluarkan sebuah cicin dari sakunya dan dia langsung melamar Tania pada saat itu juga. Icha hanya menutup mulutnya tidak percaya kalau pada akhirnya Tania akan dilamar oleh Prayoga. Syukurlah sekarang laki-laki itu peka juga. "Apa itu?" tanya Tania masih merasa kebingungan. "Aku ingin melamar kamu, mulai sekarang jangan berbicara formal denganku," kata Prayoga dengan

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 140 Menyelamatkan Anita

    Anita berusaha untuk melepaskan ikatan talinya, dia sudah berhasil memecahkan sebuah pigura foto dan dia menggunakan kaca tersebut untuk membuka talinya. Dia hanya berharap kalau semuanya akan berhasil. "Aku ingin berhasil."Dia bergumam dengan pelan, rasanya memang semuanya saling berhubungan satu sama lain. "Anita aku datang," kata Kevin yang tiba-tiba membuka pintu dan membuat Anita sedikit terkejut. "Kevin.""Apa yang kamu lakukan hah, berusaha untuk kabur," kata Kevin setelah dia menyadari kalau ada foto yang pecah dan kedua tangan Anita sudah lepas. Dia tidak mau membiarkan hal tersebut terjadi. "Tidak...""Tidak usah berbohong, sepertinya kamu memang perlu dihukum Anita," kata Kevin yang kini sudah tersenyum miring sambil membuka baju yang dia gunakan sekarang. Anita seketika jadi panik, apa yang akan dilakukan oleh Kevin selanjutnya? Anita berusaha untuk melarikan diri. "Mau lari ke mana hah, kamu tidak bisa melarikan diri mulai sekarang.""Kevin, kamu jangan macam-macam

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 139 Mencari Alamat Kevin

    Prayoga datang menemui ibunya yang kini sudah ditahan bersama dengan ayahnya. Kebetulan dia punya tujuan yang harus dia lakukan sekarang. "Prayoga kamu ke sini, tolong selamatkan mamah."Weni memohon kepada anaknya untuk diselamatkan. Sedangkan tidak jauh dari sana Umar Sanjaya malah tertawa. Jelas dia tahu dari awal kalau Weni memang orang yang sangat licik. Dia tidak akan membiarkan semuanya terjadi dengan begitu saja. "Wanita licik seperti kamu, sudah ketahuan kejahatannya. Sekarang minta dibebaskan. Tidak tahu malu sama sekali," kata Umar. "Diam kamu, jangan ikut campur," umpat Weni. Umar Sanjaya lalu menatap kearah anaknya. "Prayoga, kamu jangan terhasut oleh ucapan wanita ular seperti dia. Walaupun dia adalah ibumu sendiri.""Kamu yang menghasutnya, sialan!" umpat Weni. Prayoga mendengar perdebatan itu, dia baru menyadari kalau kedua orangtuanya memang tidak akur sebelumnya. Apalagi setelah dia tahu semuanya sekarang. "Aku datang ke sini bukan untuk menyelamatkan mamah,"

  • Identitas Tersembunyi Suami Kontrakku   Bab 138 Anita Diculik Kevin

    Anita membuka matanya dan dia langsung terkejut ketika berada di sebuah kamar asing dan tangan beserta kakinya di ikat sekarang. Dia mencoba untuk mengingat apa yang sudah terjadi. "Bukannya tadi aku pergi bersama dengan Kevin, kenapa sekarang malah dalam keadaan diikat seperti ini?" tanya Anita kebingungan. Anita mencoba mengingat semuanya, lalu dia langsung berteriak. "Kevin, apa yang kamu lakukan?""KEVIN!"Anita sedikit berteriak karena dia yakin kalau semuanya ulah Kevin. Tetapi kenapa dia malah mengikatnya seperti ini. Sampai tak lama kemudian, pintu terbuka dan Kevin membawakan makanan untuk Anita. Dia hanya melakukan hal yang baik untuk dirinya. "Anita, kamu sudah sadar?" tanya Kevin. "Apa yang kamu lakukan Kevin, kenapa tangan dan kakiku diikat?" tanya Anita dengan nada yang kesal. Kevin hanya tersenyum ketika melihat kearah Anita barusan. "Aku hanya ingin memastikan saja kalau kamu tidak kabur.""Kamu gila Kevin, jangan main-main denganku. Apa yang sebenarnya kamu ingi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status