Home / Fantasi / Ikatan Darah dan Giok Anora / Bagian 8, Who’s the Main?

Share

Bagian 8, Who’s the Main?

Author: qworamora
last update Huling Na-update: 2025-09-22 13:00:51

Anora melangkah mantap ke perpustakaan, menelusuri rak demi rak. Matanya fokus, tapi hidungnya menangkap aroma makhluk-makhluk yang membingungkan sejak perjalanan tadi.

Sepertinya dia akan mencari tahu tentang aroma makhluk-makhluk yang, sejak perjalanan tadi, beberapa di antaranya tidak bisa dia tebak.

‘Benar kata Ink, aku harus belajar,’ batin Anora.

‘Karena pengalaman hidupmu masih kurang, banyak makhluk yang tidak kau tahu,’ ucap Ink yang membaca pikiran Anora.

‘Kau ikut campur sekali...’

‘Rak kedua dari sini, buku yang kau cari,’ Ink menunjukkan buku yang Anora butuhkan.

Anora yang mendengar Ink dengan malas menuruti perkataan Ink sekali lagi, saat sampai di rak yang dia inginkan. Tidak jauh dari sana ada 4 orang yang duduk di meja panjang untuk membaca buku di sana.

Di sana ada Sebastian dan Alaric, di depan mereka ada dua perempuan yang aroma tubuhnya membuat Anora pusing.

‘Ugh, serigala bau. Makhluk itu lagi...’ ucap Anora memutar bola matanya malas, dia sangat anti dengan se
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Ikatan Darah dan Giok Anora   Bagian 64, Masked Intentions

    Pagi hari terasa sedikit lebih riuh dari biasanya. Poster-poster kecil tertempel di dinding koridor, beberapa siswa mondar–mandir sambil memegang daftar peserta.Selvara berdiri di tengah aula, menata meja pendaftaran dengan dipenuhi senyuman."Kak Al, ayo ke sini!" panggilnya sambil melambaikan tangan.Alaric menghampiri dengan langkah santai, tatapannya berputar mengamati dekorasi sederhana, pita biru, buket bunga kering, dan panggung kecil."Aku pikir event-nya besar," komentar Alaric.Selvara tersenyum tipis. "Bukan besar, tapi penting."Dia mencondongkan tubuh sedikit, suaranya menurun pelan seperti menyimpan sesuatu."Aku… mungkin butuh pertolonganmu nanti," gumamnya, semakin memainkan ujung rambutnya.Alaric mengangkat alis. "Pertolongan seperti apa?"Selvara tidak menjawab. Dia malah menoleh ke arah pintu masuk—tempat Anora baru saja muncul sambil memandang ruangan dengan tatapan datar.Anora mendekat, suara sepatu sekolahnya terdengar pelan di lantai aula."Jadi ini event yan

  • Ikatan Darah dan Giok Anora   Bagian 63, When the Bond Stirs

    Mobil akhirnya berhenti di depan rumah Selvara. Gadis itu masih sempat memperbaiki rambutnya sebelum turun, lalu menoleh ke Alaric dengan senyum yang lembut."Besok… jangan lupa ya, Kak Al," ucapnya lambat, seolah ingin memastikan Anora yang duduk di belakang mendengarnya.Alaric hanya mengangguk kecil. "Iya."Selvara menatap Anora sekilas—senyum tipis, seperti kemenangan kecil—lalu menutup pintu.Begitu pintu tertutup, sunyi memenuhi mobil.Alaric menarik napas panjang, seolah baru bisa bernapas setelah Selvara pergi. "Akhirnya…" gumamnya pelan.Anora memiringkan kepalanya. "Kau tidak suka dia ikut?"Alaric berdehem pelan."Kau bisa saja tadi menolaknya, tch..." lanjut Anora sambil tersenyum sinis."Aku hanya terpaksa, jika aku tolak kau akan dapat omongan murid lain."Anora mengalihkan pandangan ke jendela. "Hmm."Mobil kembali berjalan. Lampu-lampu jalan mulai menyala, memantulkan cahaya oranye lembut ke interior mobil. Untuk beberapa saat, hanya suara mesin yang mengisi ruang.Sam

  • Ikatan Darah dan Giok Anora   Bagian 62, Silk and Poison

    Sore hari sepulang sekolah terasa hangat tapi tidak lagi menyengat. Matahari condong ke barat, memantulkan cahaya ke kaca kelas dan membuat bayangan panjang di halaman. Suara langkah siswa bercampur dengan obrolan kecil, sementara angin sore membawa aroma debu jalan dan rumput yang sejak pagi terpanggang matahari.Di dekat gerbang, beberapa siswa berjalan santai sambil menyeret tas atau sibuk memeriksa ponsel. Bunyi mesin motor yang dinyalakan satu per satu memenuhi area parkiran. Langit tetap cerah, memberi kesan lega—seolah sore hari memberikan jeda sebelum masuk ke sisa hari yang lebih tenang.Anora berjalan ke parkiran, di sampingnya ada Alaric yang sejak kemarin mereka sudah berangkat dan pulang bersama."Bagaimana keadaan Sebastian tadi?" tanya Alaric sambil melirik Anora sekilas."Sudah membaik," balas Anora sambil membuka ponselnya, melihat notifikasi yang masuk."Kau tidak menjenguknya tadi?" lanjutnya sambil membaca pesan dari Kael."Tidak, dia tidak ada di uks saat aku ingi

  • Ikatan Darah dan Giok Anora   Bagian 61, Under Her Smile

    Siang hari sekitar pukul sepuluh membuat lapangan basket bersinar terang. Cahaya matahari jatuh langsung ke lantai lapangan, membuat garis-garis putih tampak tajam. Angin lewat pelan, cukup untuk menggerakkan ujung rambut tapi tidak cukup untuk mengusir hangat yang menempel di kulit.Latihan mandiri sudah dimulai, suara pantulan bola dan langkah-langkah cepat terdengar dari tengah lapangan. Anora duduk di tribun, masih mengatur napas setelah sesi latihan bersama guru tadi. Dari tempatnya, dia bisa melihat laki-laki di kelasnya berlarian, sementara dirinya menikmati jeda singkat dalam kilau siang yang menyilaukan.Beberapa siswi juga ada yang duduk bersama dengannya, ada juga yang ikut bermain."Bukankah Sebastian sangat tampan jika seperti itu," celetuk temannya yang berada di sampingnya."Benar," balas teman satunya sambil menatap Sebastian yang berkeringat, sehingga membuat rambutnya basah. "Benar kan, Anora?" Anora menatap orang di kiri dan kanannya, lalu menatap ke arah Sebastia

  • Ikatan Darah dan Giok Anora   Bagian 60, The Hidden Lineage

    Hari berganti hari, dan malam kembali menyambut dengan langkah pelannya. Cahaya senja meredup perlahan, seolah menyerahkan dunia pada gelap yang datang tanpa suara.Anora berbaring sembarangan di atas ranjang, rambutnya berantakan di bantal, jemarinya sibuk memutar-mutar kalung giok yang selalu menempel di lehernya.Ketika kelopak matanya hampir menutup, pintunya tiba-tiba didorong keras hingga memantul ke dinding.Brak!"NORA!" suara Ink menggema begitu keras sampai Anora otomatis melonjak dari tempat tidur."Apa—! Kau bisa santai tida—" protesnya kesal, wajahnya masam.Ink mengangkat tangan, menghentikan protesnya."Ada yang mencarimu. Cepat, ikut aku.""Siapa?" tanya Anora, masih malas tapi mulai merasa aneh melihat wajah Ink.Ink menarik napas pendek, lalu menjawab dengan nada datar yang justru membuat Anora menoleh penuh."Orang tuamu, Nora. Mereka datang."Anora membeku sebentar."…Apa?" suaranya kecil, hampir tak percaya.Ink mengangguk pelan. "Mereka ada di ruang tamu. Baru sa

  • Ikatan Darah dan Giok Anora   Bagian 59, Bound by a Drop

    Angin siang menyusup lembut melalui sela jendela, membawa hangat matahari yang menempel di kulit seperti bisikan samar. Cahaya terang menerobos masuk, memantul di meja-meja kantin yang mulai lengang. Kantin sudah sepi, hanya beberapa suara langkah jauh yang bergema samar. Selvara berdiri tidak jauh dari tempat Alaric, menatapnya dengan tatapan yang terlalu lama untuk disebut kebetulan.Alaric tidak berkomentar. Dia hanya mengangguk kecil ketika Selvara mulai berbicara—ringan, basa-basi, tapi dengan nada yang dibuat seolah tanpa sengaja manis di ujung.Anora melihat semua itu dari kejauhan. Ekspresi datarnya tidak berubah banyak, dia melipat tangannya di dada dan menyandarkan tubuhnya pada salah satu dinding di sana. Dan saat itulah suara Ink masuk begitu tiba-tiba.'Alurnya bergeser lebih cepat. Dia mempercepat langkahnya pada Alaric.''Sepertinya begitu... Kau tidak memberiku kisi-kisi lagi, selain ini?'Ink tidak menjelaskan lebih jauh, seolah tidak boleh. Dia hanya memberi peringa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status