Share

Bab 17 | Debat yang Sia-Sia

Safira menghirup napas panjang usai meminumnya. 

“NIkmat, seger banget. Makasih banyak ya, Pa,” kata Safira melirik ayahnya.

“Yang lagi hamil itu nutrisi harus terpenuhi dengan cukup. Kalau kamu butuh apa-apa dan pengen makan apa, tinggal bilang sama Papa, Mama dan adikmu. Kita harus perlakukan kamu  harus bener-benar spesial di sini hehe,” ucap aya Safira.

“Pokoknya Kakak sekarang jadi Inces ya...”

“Kamu sekarang adalah Queen di rumah ini,” kata ibu Safira.

Apakah ini sebuah kebetulan? Panggilan itu mengingatkannya pada Benua. Lelaki itu memang spesial memang memanggilnya seperti itu. 

Seingatku, hanya aku dan Benua yang tahu panggilan itu. Dari mana mama tahu panggilanku. Ah, tidak, kayaknya Mama ucapan mama itu hanya kebetulan saja, pikir Safira.

Dan tiba-tiba pikiran Safira jadi membanding-bandingkan dirinya dengan Berliana. Apakah nanti Benua akan memang

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status