Share

Ini Namanya Cinta
Ini Namanya Cinta
Penulis: Aldy Putra

Dia siapa (01)

"Ganteng banget!"

Lazialita Hidayanti, sering di panggil Zia. Gadis cantik di yang sekarang duduk di bangku kelas 12 sekolah menengah atas semester 2.

"Kenapa dia semakin hari semakin ganteng, ya!"

"Jelas dong, dia 'kan keturunan Korea. Makanya gantengnya enggak pernah luntur!"

Balasan teman sebangkunya, Destiana Dwi Lestari. Sering di panggil Dewi. Teman seperjuangan Zia semenjak SMP. Suka dan duka mereka jalani bersama.

"Pengen rasanya gue bersandar di bahunya!" lirih Zia dari atas meja, melihat seorang pria sedang bermain basket, dari jendela kelasnya.

"Woi! Udah selesai belum?! Gue mau ngerjain pr, nih!" bentak pria pemilik meja yang mereka naikki.

"Iya-iya!"

"Bawel banget, si! Kaya ibu kos." ucap Dewi dan turun dari atas meja bersama Zia.

Mereka berdua berjalan ke arah pintu masuk kelasnya, melihat kembali pria tersebut.

Dicky Afrizal pria terpopuler di sekolah dengan khas rambutnya berwarna putih. Siswa terkaya di sekolah, Ayahnya asli orang jawa sedangkan Ibunya asli orang Korea. Entah bagaimana pada saat itu Ayahnya bisa bertemu dengan orang Korea.

"Dewi, guru killer datang!" kata Zia yang sedikit membuat kaget Dewi.

"Gawat." ujar Dewi lalu berlari masuk ke kelas di ikuti Zia.

Dring...

Bel istirahat berbunyi. Zia dan Dewi pergi ke ruang guru wali kelasnya, untuk mengantarkan buku-buku latihan. Karena Zia merupakan Sekertaris dan sedikit mempunyai tunggung jawab.

"Ini bu, bukunya" tersenyum manis sambil perlahan meletakan buku-buku itu di atas meja wali kelasnya, yang mereka sebut guru killer.

"Apa ini sudah semua?" tanya Guru.

"Udah, bu! Semuanya ngerjain," jawab Zia tersenyum sambil melirik ke arah Dewi.

"Bagus!" ucap Guru.

"Kalau gitu, kami pamit dulu, bu!" ujar Zia dan beranjak keluar bersama Dewi.

Setelah selesai mengantar buku, mereka pergi ke kantin. Itu merupakan tempat dimana mereka bisa melihat pria populer itu secara dekat dan lama.

"Menurut lo, dia udah punya pacar belum?" tanya Zia sambil melihat ke arah pria itu, yang sedang makan di meja tepat di samping meja mereka.

"Menurut, lo? Dicky pasti udah punya pacar, mungkin mereka udah tunangan. Siapa coba cewe yang enggak tertarik sama dia!"

"Dia ganteng, pake banget! Terus dia tajir melintir!" jawab Dewi tersenyum melamun melihat ke arah pria itu.

"Woi!" memukul meja pelan.

"Dia itu milik gue!" bisik Zia melototi Dewi.

"Siapa cepat, dia dapat dong Zia!" ucap Dewi sambil memajukan lidahnya ke depan.

Hari pertama Zia masuk sekolah semester 2. Gadis itu tidak memiliki kesan menarik mulai masuk hingga pulang sekolah. Zia pulang bersama Dewi menggunakan mobil milik Ayah Dewi. Setiap pulang sekolah Dewi selalu mengantar pulang Zia. Sampai Zia melihat ada seorang pria yang sedang duduk di teras rumah bersama Ayahnya.

"Siapa tuh?"

"Ganteng juga" kata Dewi dari jendela mobil.

Zia keluar dari mobil, dengan berjuta pertanyaan memenuhi otaknya. Bersandar di pintu mobil Dewi melihat sesekali ke arah teras rumahnya.

"Gue juga enggak tau! Mungkin itu cuman teman Abang gue!" kata Zia dengan terus melihat pria itu, yang sepertinya sedang berbicara serius dengan Ayahnya.

"Oh ..."

"Btw, kalau gitu aku langsung duluannya." sahut Dewi dan berangkat pergi.

Zia langsung berjalan ke halaman depan rumahnya. Sampai Ayahnya Zia melihatnya dan berdiri di ikuti oleh pria itu.

"Nah ini anak om yang paling besar. Gimana cantik 'kan?!"

Sopandi Yudiyona. Ayah dari 3 anak, masih memiliki darah keraton asli dari jawa. Umurnya sudah tidak muda lagi 51 tahun.

Pria itu hanya tersenyum manis, sambil melihat ke arah Zia. Zia yang dilihat seperti itu, dia merasa tidak nyaman, memajukan bibirnya dan membalas tatapan pria itu dengan kedua tangan di pinggang.

"Dia siapa ayah?" tanya Zia dengan terus menatap tajam ke arah pria itu.

"Oh iya gue lupa. Kenalian gue Fabio!"

Mengulurkan tangan berharap Zia menjabat tangan Fabio. Fabio Zulkar, pria misterius yang entah dari mana datangnya. Sampai Sopandi sangat akrab denganya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status