Dokter mengatakan bisa disembuhkan tapi emosi Liam harus terus stabil, Liam juga harus rajin terapi dengan psikiater. Memang belakangan ini Liam mengatakan bahwa Ambeera masih hidup dan dia kadang marah-marah sendiri ketika dia tak kunjung menemukan Ambeera diseluruh ruangan rumahnya.
Setelah melakukan kunjungan dengan psikiater, Ameera datang bersama dengan orangtuanya untuk menjenguk Liam. Melihat wajah Ameera yang mirip wajah sang istri Liam langsung menangis dan memeluk Ameera. "Istriku, akhirnya kau pulang! Momy dan Dady sangat jahat dia mengatakan kau pergi! Jangan pergi lagi sayang!" Ameera hanya busa diam mematung saat Liam terus memeluknya dengan erat. Britney dan Daniel pun melepaskan Liam dari Ameera. "Maaf ya Ra, Liam menderita depresi jadi ya begini!" Deg.. Rasa bersalah atas meninggalnya saudari kembarnya saja sudah membuat Ameera terpukul dan terus menangis setiap hari, dan kini suami dari saudari kembarnya sampai depresi! Ameera tidak ada henti-hentinya mengutuk dirinya sendiri. "Sayang ini semua musibah nak jangan lagi menyalahkan diri sendiri!" Joanna buru-buru memeluk Ameera saat gadis itu kembali menangis. "Masuklah dulu kita kedalam!" ajak Dady Daniel. Britney menuntun Liam yang terus menatap kearah Ameera. Hidupnya yang gelap kini terasa cerah kembali ketika Ameera hadir disini. "Amber sini duduk didekat ku!" Liam meraih tangan Ameera. Lagi-lagi hal itu sukses membuat Ameera semakin merasa berdosa dan ingin menukar dirinya saja yang mati jangan Ambeera. "Kita semua tau ini semua musibah jadi Ameera, kau yang masih hidup jangan lagi terus menyalahkan dirimu sendiri!" kata Britney. "Tapi Bi, saudari ku meninggal dan suami dari saudari ku harus kehilangan istri serta calon anaknya! Semua gara-gara aku, kenapa bukan aku saja yang mati!" "Tidak! Kau jangan mati! Sayang istriku jangan mati!" Liam mulai mengamuk kembali. "Ameera peluk lah Liam!" pinta Dady Daniel. Tentu saja Ameera menurut dan segera memeluk Liam, barulah laki-laki itu bisa tenang kembali. Ameera juga membantu Liam untuk beristirahat didalam kamarnya, tangan Liam terus menggenggam Ameera dan tidak mau Ameera pergi dari sisinya. Daniel, Britney, Elrald dan Joanna yang melihat itu, tentu saja memikirkan hal yang sama. "Dad kau lihat kan Liam bisa berhenti mengamuk bila ada Ameera!" "Iya mom, kalian sendiri bagaimana? Apa kalian mau memberikan putri kalian lagi untuk putra kami, sungguh aku tidak bisa melihat putraku satu-satunya akan depresi seumur hidup seperti ini!" Daniel mengusap kasar wajahnya. "Kami tidak masalah! Memang ini kesalahan anak kami Tuan Daniel, Ameera sudah lalai tapi kembali lagi ini juga merupakan takdir Tuhan, aku yakin Ameera pun tidak mau ini terjadi!" kata Dady Elrald. Setelah melakukan kesepakatan bersama dan demi kesembuhan Liam, akhirnya orangtua Liam dan orangtuanya Ameera sepakat untuk menikahkan keduanya! Ameera pun tidak mungkin menolak, karena memang dirinyalah yang seharusnya bertanggungjawab atas keadaan Liam yang sekarang! Ameera bertekad akan menebus segala kesalahannya membuat Liam sembuh dari depresinya, dan menjadi istri pengganti yang baik untuk Liam. Pernikahan sederhana pun digelar meskipun kondisi Liam depresi dan tidak sadar bahwa wanita yang akan dia nikahi adalah Ameera, tapi Daniel dan Britney memberikan kertas yang berisi kalimat saat Liam menikahi Ameera agar Liam dapat membacanya dan tidak salah menyebutkan nama. Liam menurut saja karena yang ada didalam pikirannya dia akan menikahi wanita yang dia cintai, seolah lupa bahwa dia dulu sudah menikah dengan Ambeera dan Ambeera sudah meninggal! Liam mengulang kembali pernikahan dengan Ameera. Berbekal catatan yang tertulis didalam secarik kertas, akhirnya Liam berhasil menikahi Ameera tanpa salah menyebutkan nama, karena fokus utama Liam dalam keadaan depresi adalah pada kertas yang dibacanya. Hari-hari berlalu dan Liam masih belum juga sadar bahwa wanita yang berada disampingnya ini adalah Ameera, Liam terus memanggil Ameera dengan Amber! Meskipun rasanya itu menyakitkan bagi Ameera, tapi Ameera sadar diri bahwa Liam memang bukan mencintainya melainkan mencintai Ambeera. Ameera hanyalah istri pengganti yang bertugas menyembuhkan depresi yang dialami Liam. Satu bulan menikah Daniel dan Britney menghadiahi Liam dan Ameera sebuah rumah yang sangat mewah! Keduanya memutuskan untuk tinggal di rumah baru tersebut. Hari ini Liam dan Ameera menempati rumah mewah tersebut! "Kau suka Liam?" "Iya aku suka, asalkan bersama mu Amber!" Deg.. Entah kenapa satu bulan menjadi istri Liam meskipun Liam tidak pernah menyentuhnya layaknya seorang suami pada istri, tapi semakin hari mendengar Liam menyebutnya Amber membuat hati Ameera kian terkikis. "Tidak Ra, kau tidak boleh sakit hati? Justru disini kau adalah tersangkanya, dan Liam korban akibat kelalaiannya yang sudah aku lakukan!" Ameera menguatkan hatinya. Dua bulan berikutnya! Liam semakin jarang mengunjungi psikiater karena keadaannya semakin membaik, Liam tidak pernah lagi tidur sambil berteriak-teriak, dan dia emosinya juga stabil. Itu semua berkat Ameera yang rutin memberikan asupan makanan yang bergizi, obat anti depresi, dan kunjungan ke psikiater yang tentu saja ditemani oleh Ameera. Pagi harinya sinar matahari menelusup kedalam kamar Liam dan Ameera yang masih tertidur sambil saling memeluk. Liam membuka kedua matanya, dan wajah cantik Ameera berada didepan wajahnya. "Morning Amber," Ameera tidak bergeming dan masih tidur pulas. Tapi Liam yang sudah sepenuhnya pulih dari depresi mulai menyadari bahwa sosok yang berada di hadapannya saat ini bukanlah Ambeera, istri yang sangat dia cintai. "Kau! Kau bukan Amber!" Liam turun dari ranjang kedua matanya melotot dan tangannya menunjuk wajah Ameera. Tentu saja teriakan Liam membangunkan Ameera dari tidurnya! Ameera sendiri bingung kenapa Liam marah-marah. "Liam kenapa kau marah!" "Kau kenapa kau bisa ada disini hah? Wajah mu dengan wajah istriku memang mirip, tapi aku tau kau bukan Amber!" Mendengar hal itu Ameera menyadari satu hal bahwa suaminya itu pasti sudah sembuh total. Ameera turun dari ranjang mendekati Liam. "Mundur jangan mendekat!" "Liam aku bisa jelaskan!" Ameera meraih tangan Liam. Tapi secepat kilat Liam menepis tangan Ameera dengan kasar. "Katakan kenapa kau yang berada didalam kamarku? Ambeera, Ambeera meninggal kaulah penyebab istriku dan calon anakku meninggal iya kan?" Liam terus tidak terima dengan kehadiran Ameera dihadapannya. "Tenang Liam! Aku akan jelaskan!" "Kau itu depresi selama tiga bulan kau terus berhalusinasi, mengamuk dan hanya aku yang bisa membuatmu tenang karena wajahku mirip dengan Amber! Karena itu orangtua kita memutuskan untuk menikahkan kita Liam!" "Orangtua kita? Jadi momy dan Dady mendukung ide gila ini?" Liam memekik. Entah kenapa setiap kalimat yang terlontar dari mulut Liam, semuanya terasa menyakitkan.Ameera memegangi tangan Tiffany dan Xander pun mendekati Tiffany."Fan, lebih baik kalian bicara dulu!" kata Ameera."Fan!" panggil Xander."Kita bicara diluar!" sinis Tiffany.Claire pun digendong oleh Tiffany dan keluar dari dalam ruangan, begitu juga Xander yang mengekor dibelakangnya. Kerinduan yang sangat diungkapkan melalui kata-kata bisa berkesempatan lagi untuk melihat anaknya dan juga istrinya, karena secara hukum Tiffany dan Xander memang tidak pernah bercerai.Bukannya Tiffany tidak mau mengurus surat gugatan, hanya saja memang belum sempat malah sudah keburu ketemu lagi dengan Xander."Claire ini Dady sayang, cintaku ini Dady nak,"Xander hendak menggendong Claire sementara bocah itu menatap dengan serius sosok Xander yang dia sendiri mungkin lupa bahwa itu adalah ayahnya."Pertemuan ini terlalu mendadak,," ujar Tiffany."Tapi pertemuan ini sudah aku persiapkan sejak lama, hanya dengan begini satu-satunya cara agar kita bisa bertemu! Kelahiran bayi Ameera bukan hanya sebag
Sembilan bulan kemudian, kabar tentang Ameera yang hari ini sudah dilarikan ke rumah sakit karena akan segera melahirkan, diketahui Xander melalui akun media sosial keluarga group Limson.Xander yang sudah enam bulan terakhir ini sudah bekerja disalah satu perusahaan cukup besar sebagai manager keuangan, sangat antusias mengorek informasi lebih lanjut agar mengetahui dimana rumah sakit tempat Ameera melahirkan saat ini, kebetulan hari ini Xander bisa pulang sore hari sehingga setelah mencari tau tentang keberadaan Ameera maka Xander akan pergi ke rumah sakit tersebut.Di ruangan bersalin, Ameera sedang berjuang sekuat tenaga untuk melahirkan buah hati pertamanya, dengan ditemani oleh Liam yang setia menggenggam erat tangan Ameera.Orang tua Ameera dan orangtua Liam pun tak kalah harap-harap cemas menantikan cucu pertama bagi mereka, apalagi mereka tidak bisa ikut kedalam ruangan bersalin semua hanya ada Liam yang menemani Ameera dalam proses persalinannya.Dan yang lain menunggu dilua
Karena mendapat pesan yang membuat mereka kecewa dan khawatir dengan keadaan Ameera saat ini! Dady El dan momy Joa buru-buru menutup rumah makan mereka untuk segera pergi ke kota menjemput Ameera.Perasaan mereka marah kesal dan campur aduk rasanya, sementara momy Britney dan Dady Daniel yang baru saja tiba di rumah setelah menghadiri pesta pernikahan rekan kerja Dady Daniel, belum juga melihat handphonenya sama sekali."Dad, mau mandi sekarang?""Iya mom, Dady mandi dulu ya!" Dady Daniel langsung membuka seluruh pakaiannya dan masuk kedalam kamar mandi.Sedangkan momy Britney memilih duduk dipinggir ranjang sambil mengambil handphone yang sejak tadi berada didalam tasnya, dilihatnya ada pesan dari Liam dan setelah membaca isi pesan tersebut momy Britney langsung berteriak memanggil Dady Daniel."Dad! Astaga Ameera kasihan sekali kau nak, Liam ini benar-benar tidak bisa dipercaya!"Momy Britney menerobos kedalam kamar mandi untuk memberitahukan kepada suaminya tentang pesan tersebut.
Mendengar nama Xander disebut tentu saja Tiffany sudah tidak mau lagi mendengar apapun tentang Xander, bagi Tiffany melihat suaminya itu berada diatas pelaminan dengan wanita lain sudah cukup menghancurkan hatinya hingga ke relung yang terdalam."Aku sudah tidak mau lagi mendengarnya Ra,""Kau yakin?""Xander batal menikahi wanita itu dan dia terus mencari mu hingga saat ini Fan!" Liam langsung to the point memberitahukan Tiffany."Aku tidak peduli Am, dia batal menikahi wanita itu atau tidak, bagiku semuanya sudah terlambat!""Kami hanya ingin kau tidak menyesali keputusan untuk kedepannya Fan, makanya apa yang terjadi disini kami beritahukan padamu," ujar Ameera.Panggilan video itu pun berakhir dan Tiffany pun hanya ingin hidup damai dan bahagia bersama dengan Claire, baginya itu sudah cukup dibandingkan harus kembali dengan masa lalunya bersama Xander.Hingga 6 bulan berlalu dan Xander pun belum juga mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya, tetapi karena butuh uang u
Pembicaraan Lindsey dan Ameera berlanjut hingga masalah program kehamilan yang sedang ditempuh oleh Ameera dengan Liam."Sepertinya kau terlalu stres memikirkan soal anak Ra, pikiran mu juga harus tenang kalau sedang program!""Mungkin iya Bi, tapi bagaimana lagi memang aku dan Liam sangat tidak sabar sekali ingin memiliki anak,""Jalani saja program bayi tabung di rumah sakit paling bagus Am, kalau memang kalian tidak sabaran daripada masalah itu membebani pikiran kalian," saran dari Domanick."Iya rencananya jika program inseminasi ini gagal, maka kami akan menjalani program bayi tabung Paman!"Setelah berbicara panjang lebar membahas banyak hal dari mulai bisnis, kehamilan dan juga lain-lainnya, Ameera dan Liam pergi meninggalkan rumah milik Pamannya.Sementara itu kekacauan tengah terjadi didepan kediaman rumah orangtuanya Xander, sekarang para pekerja pabrik yang gaji dan pesangonnya belum dibayarkan memaksa masuk kedalam halaman rumah milik Xander dan orangtuanya.Pintu gerbang
Sebenarnya Liam dan Ameera baru saja pulang setelah mengantar Tiffany dan Claire ke bandara! Bukan mereka bermaksud untuk ikut campur kedalam urusan rumah tangga Tiffany dengan Xander, tapi Liam dan Ameera merasa sangat tidak tega dengan penderitaan Tiffany selama ini.Okelah kalau misalnya Xander dan orangtuanya hanya mencaci maki Tiffany setiap hari, mungkin Tiffany akan bertahan terus demi Claire tetap memiliki orangtua yang utuh, tapi berencana untuk membunuhnya, bahkan memutuskan untuk menikahi wanita lain yang kaya raya disaat Tiffany baru saja memberikan anak untuk Xander dan cucu untuk kedua orangtuanya, itu yang tidak bisa Tiffany terima.Bukannya sebagai seorang ayah mencurahkan segala cinta dan kasih sayang terhadap anak semata wayangnya, dan sebagai kakek nenek bagi Claire sepatutnya kedua orang tua Xander perbanyak menyayangi menantu dan cucu yang baru lahir ke dunia, justru yang Xander dan orangtuanya lakukan adalah menghadirkan wanita lain agar Tiffany menyerah dengan p