Tidak seperti harapan dan angan-angan Ameera yang berharap jika Liam sembuh maka Liam akan memaafkan kelalaiannya atas kejadian itu, berterimakasih padanya karena selama tiga bulan ini merawatnya hingga sembuh, dan akan menerimanya sebagai istri pengganti bagi dirinya.
Ternyata dugaan itu sangat salah! Bahkan tatapan mata Liam terhadap Ameera seperti tatapan orang yang merasa jijik dan muak. Pagi itu sekeras apapun Ameera menjelaskan dan mencoba agar Liam tetap tenang! Tapi bagi Liam semua yang dikatakan Ameera adalah omong kosong, Liam sangat murka dan yang lebih membuatnya kesal adalah orangtuanya malah mendukung hal ini. Detik itu juga Liam angkat kaki dari rumah itu, sementara Ameera terus mengejarnya bahkan hingga Liam akan masuk kedalam mobil. "Liam tunggu! Kau mau kemana?" "Bukan urusanmu!" Liam tetap masuk kedalam mobil lalu melajukan mobilnya. Ameera tidak kehabisan ide, dia lantas membawa mobil yang satunya lagi! Liam tidak boleh dibiarkan pergi dalam kondisi emosinya tidak stabil, salah-salah depresinya akan kumat lagi meskipun kelihatannya Liam sudah benar-benar sembuh tetap saja sebagai seorang istri Ameera tidak tenang. Mobil yang dikemudikan Ameera mengikuti mobil Liam, rupanya laki-laki itu mengunjungi kediaman orangtuanya! Liam turun dari mobil dan segera masuk kedalam rumah, disusul oleh Ameera yang juga baru saja memarkirkan mobil di halaman rumah Momy Britney dan Dady Daniel. "Mom, dad!" Liam berteriak seperti orang kesetanan. Seisi rumah bahkan bisa mendengar teriakan Liam yang begitu menggema! Daniel yang saat itu sedang berada di ruangan kerjanya sontak saja langsung keluar untuk melihat siapa yang berteriak-teriak pagi-pagi buta begini. Britney yang berada di meja makan juga sampai terburu-buru untuk melihat siapa yang berteriak-teriak. "Liam!" momy Britney menghampiri Liam disusul oleh Dady Daniel.. "Katakan yang sejujurnya, kenapa kalian menikahkan aku dalam keadaan aku tidak sadar?" "Liam saat itu keadaan mu," Britney tidak sanggup mengatakan apapun. "Keadaan apa? Seburuk itukah keadaan ku? Sampai-sampai kalian menikahkan aku dengan pembunuh istri dan anakku sendiri!" Deg. Perkataan Liam yang lantang itu terdengar oleh seisi rumah bahkan Ameera yang sejak tadi berdiri dibelakang Liam, sangat jelas mendengar perkataan Liam yang begitu menukik tajam. "Liam jangan bicara seperti itu!" Daniel mencoba menenangkan. "Kenapa Dad? Aku benar kan? Wanita yang berada dibelakang ku adalah wanita perampas istri dan calon anakku!" "Cukup Liam!" Ameera menghampiri Liam. "Iya aku salah, aku tau dosa ku sangat besar tapi Liam sungguh aku pun sangat menderita oleh rasa bersalah ku ini, aku berpikir dengan mengabdi sebagai istri pengganti bagimu setidaknya aku bisa menyembuhkan mu dari depresi!" "Kau, diam aku tidak mau berbicara denganmu! Aku akan urus perceraian kita detik ini juga!" Mendengar pertengkaran hebat Liam dengan Ameera, momy Britney pun jatuh pingsan! "Sayang, hei sadarlah!" Daniel mengangkat tubuh Britney untuk dibaringkan diatas ranjang. Mendadak Liam pun panik dan tak lagi emosi saat melihat ibunya sampai pingsan seperti itu. "Panggilkan dokter Am!" pinta Daniel. "Iya dad," Liam buru-buru menelpon Dokter pribadi keluarga Elzias. Sementara Ameera ikut menemani didalam kamar, ditariknya tangan Ameera agar dia keluar dari dalam kamar ibunya oleh Liam. "Keluar!" "Liam sudah! Kau tidak lihat ibumu sampai seperti ini?" Dady Daniel mulai terpancing emosinya. Dihempaskannya tangan Ameera oleh Liam, dibiarkannya wanita yang sekarang sudah menjadi istrinya itu menemani momy Britney. Dokter tiba dan langsung melakukan pemeriksaan terhadap Britney! Tidak lama berselang setelah Dokter meresepkan beberapa obat dan vitamin, momy Britney pun siuman. "Mom kau sudah sadar?" Ameera menggenggam erat tangan Britney. "Ra, momy mohon kau banyak-banyak bersabar ya! Jangan tinggalkan Liam," "Kau lihat itu? Ibumu sangat menyayangi Ameera, menganggap Ameera itu sebagai menantunya, jangan lagi buat ulah dan pahami posisi kami saat itu kenapa pernikahan mu dengan Ameera bisa terjadi!" kata Daniel. "Tapi aku mencintai Amber dad, bukan Ameera!" "Iya Dady tau, tapi lihat dirimu sekarang kau sembuh dan itu semua berkat Ameera! Dady yakin dia juga tidak mencintai mu, tapi demi kesembuhan mu dia rela kau nikahi dan kau anggap dia selama ini sebagai Amber!" "Aku akan tetap menceraikannya!" "Kau mau buat momy mu sekarat? Lihat dia begitu terpukul mendengar kau akan menceraikan Ameera!" "Liam!" lirih Momy Britney Liam pun menghampiri Mony Britney. "Nak tolong jangan ceraikan Ameera, dia adalah istri yang baik selama ini dia merawat mu dengan baik!" "Maaf mom aku tidak bisa! Istriku adalah Amber," "Cukup Liam! Kalau kau menceraikan Ameera tidak usah menjadi anakku lagi!" tegas Britney. "Kenapa semua orang bertindak sesuka hati seperti ini? Kalian semua lucu!" Setelah mengatakan hal itu Liam pergi entah kemana! Sementara Ameera hanya bisa mengelus dadanya, berharap Liam tidak menceraikannya. Tiga bulan menjadi istri Liam bohong jika Ameera berkata tidak mulai jatuh cinta pada Liam! Meskipun Liam bersikap buruk terhadapnya, tapi Ameera akan mempertahankan pernikahan ini! Bagi Ameera menikah adalah satu kali seumur hidup. Setelah kegaduhan di kediaman mertuanya mereda! Ameera pamit pulang pada momy Britney dan Dady Daniel, dia pulang mengendarai mobilnya sendiri berharap Liam ada di rumah dan keduanya bisa membicarakan hal ini sampai menemukan titik temu. Rumah nampak sepi, dan Ameera pun bertanya pada security yang berjaga! Rupanya Liam belum pulang, entahlah dia kemana saat ini, tapi Ameera berharap Liam bisa sedikit lebih tenang. Malam semakin larut dan Liam juga tak kunjung pulang ke rumah! Waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 terdengar suara mobil. Ameera yang ketiduran disofa ruang tamu bergegas membukakan pintu rumahnya karena tau itu pasti Liam. "Liam!" begitu pintu dibuka memang benar itu Liam tapi Liam langsung melengos masuk. "Liam tunggu dong!" Ameera mengikuti langkah kaki Liam yang berjalan menuju kamar. Liam tidak berkata sepatah katapun dia membuka lemari lalu mengambil baju-baju milik Ameera, dikeluarkannya semua pakaian milik Ameera dari dalam lemari pakaiannya. "Liam apa-apan si, stop Liam kenapa baju-baju ku dikeluarkan dari lemari seperti ini?" Lagi-lagi laki-laki itu enggan menjawab dan terus mengeluarkan pakaian yang tersisa didalam lemari! Setelah semuanya sudah dikeluarkan dari dalam lemari, Liam membawa baju-baju itu kemudian dilemparkannya keluar kamar hingga baju-baju milik Ameera tercecer dilantai. "Kau keterlaluan sekali Liam!" Didorongnya tubuh Ameera keluar dari dalam kamarnya lalu pintu kamar itu ditutup dengan kencang. "Ya Tuhan, sabar Ra sabar kau harus bisa bertahan!" Tanpa mengatakan apapun lagi Liam tidak peduli dengan baju yang berserakan milik Ameera, karena memang tujuannya adalah mengusir Ameera dari dalam kamar miliknya.Semakin kenal dekat dengan Ameera semakin Xander dibuatnya jatuh cinta pada sikap jujur Ameera dan apa adanya! Ameera benar-benar pribadi yang menyenangkan bagi Xander, setiap kali berada didekat Ameera, Xander merasa terhibur dan bahagia."Baiklah kali ini aku yang akan traktir kau makan, perjanjian mu kita lakukan lain kali saja di restoran yang sederhana saja, bagaimana?"Ameera pun tersenyum malu karena disini dia terlihat sangat miskin sekali sampai tidak mampu menepati janjinya untuk mentraktir atasannya yang sudah sangat baik itu.Saat sedang menikmati makan malamnya, Ameera melihat Tifanny berjalan menuju toilet, Ameera pune merasa perlu menyapanya."Fany," Ameera berdiri dari kursi dan Tifanny yang sedang berjalan pun sontak menoleh mendengar namanya dipanggil."Hai Ra,""Kau disini juga?" sapa Ameera."Iya, sebenarnya aku sudah tau kau dan Tuan Xander disini sejak tadi!""Loh kenapa tidak menyapa ku? Kau dengan siapa?"Tifanny pun menunjuk kearah Liam dengan ragu-ragu karena
"Katakan saja!" Xander semakin penasaran apa yang membuat Ameera gugup begitu.Setelah memikirkan banyak hal, Ameera membulatkan tekad untuk bicara pada Xander."Tuan, aku tau aku hanya karyawan baru di perusahaan mu! Tapi apa boleh mulai Minggu depan aku tinggal di mes perusahaan?"Xander langsung menatap kearah Ameera, memiliki rumah mewah milik suaminya kenapa tiba-tiba Ameera meminta izin untuk tinggal disalah satu mes?"Tapi mes itu jumlahnya terbatas dan hanya untuk karyawan yang tidak memiliki rumah atau tidak memiliki pasangan Ameera!"Disini Ameera pun dibuat kebingungan karena disatu sisi Ameera tidak mau sampai Xander tau ternyata dia akan bercerai, tapi disisi lain dia sangat membutuhkan mes ini agar dekat berangkat ke kantor dan tidak perlu memakan ongkos banyak."Ameera," melihat Ameera malah bengong, Xander memanggil namanya."Hah iya Tuan, tapi aku sangat butuh mes tersebut!""Rumah mewah suami mu aku rasa adalah tempat tinggal yang nyaman, dan mes kantor bisa untuk ya
Setelah beberapa saat keduanya hanya saling diam, Ameera memberanikan diri menatap wajah Liam."Am aku mau ke dapur dulu untuk menyiapkan sup hangat, nanti dimakan ya!" Ameera pun berdiri."Sebenarnya kau tidak perlu mengurus ku Ameera, lebih baik jangan mengurus segala keperluan ku!""Aku masih istri mu Am, simpan dulu rasa muak mu padaku sampai kita bercerai nantinya,'Hati Ameera sekarang sudah merasa lebih lapang dia pun pergi meninggalkan Liam yang masih duduk diatas ranjang. Selesai memasak makan malam dan ada sup juga untuk menghangatkan tubuh Liam, Ameera memutuskan untuk makan malam didalam kamarnya saja.Sementara itu Liam baru saja keluar kamar karena mencium harum dari masakan yang dimasak oleh Ameera, membuat perutnya keroncongan tak sabar ingin menyantap masakan yang harumnya menggugah selera.Setibanya di ruang makan, memang benar banyak sekali Ameera memasak makanan untuk makan malam! Tapi Liam tak mendapati istrinya berada dimeja makan ini."Kemana dia?" gumamnya.Hin
Tidak peduli seberapa besar rasa sakit dihatinya oleh sikap dan perkataan Liam selama ini, yang jelas sampai detik ini Ameera masih sah sebagai istri Liam jadi sudah sepatutnya Ameera mencemaskan suaminya dan merawat suaminya saat sedang sakit begini.Kemeja itu sudah terlepas dari tubuh Liam, terlihat jelas tubuh kekar Liam dihadapan Ameera membuat Ameera sebagai wanita dewasa merasakan getaran dalam dirinya untuk menginginkan menyentuh tubuh kekar itu.Tapi Ameera sadar, Liam akan membencinya jika sampai tangannya menyentuh tubuh polos Liam yang berotot dan kekar itu. Celana yang dikenakan oleh Liam pun turut dilepaskan oleh Ameera termasuk celana da lamnya.Sebenarnya ini bukan kali pertama Ameera membantu Liam menggantikan pakaiannya, sehingga Ameera bisa melihat langsung bentuk tering import milik Liam. Dulu saat Liam depresi berat Ameera lah yang setiap hari menggantikan pakaian Liam dan melihat tubuh polos suaminya itu.Hanya saja kali ini berbeda, jika dulu terong import itu t
Liam terkekeh mendengar perkataan Ameera, rupanya Ameera setuju untuk bercerai darinya kali ini! Seharusnya hatinya merasa menang dan juga merasa senang akhirnya Ameera menyerah juga tapi kenapa Liam merasa ada perasaan mengganjal dihatinya mendengar perkataan Ameera.Masih berdiri ditempat yang sama Liam masih terdiam! Terdengar suara Ameera yang sedang memberikan perhatian pada Charles."Char, apa sakit? Kita ke apotik ya!"Tak ingin memanfaatkan momen berharga ini, Charles pun ingin bermanja-manja pada Ameera."Iya Ra aw, aduh sakit sekali Ra isi dalam perutku seperti mau keluar ini Ra!""Astaga Char, ayo kita masuk ke mobil kau harus segera obati!"Ameera memapah Charles masuk kedalam mobil. Hingga mobil Charles sudah melaju meninggalkan tempat tadi sementara Liam masih berdiam diri ditengah hujan dan ditempat yang sama.Tak sedikitpun Ameera menoleh kearah jendela untuk melihat suaminya itu. Entahlah kenapa kedua kakinya membeku sulit untuk beranjak pergi, seolah ada sesak yang t
Mobil Charles melaju dengan kecepatan tinggi membuat Ameera tak henti-hentinya untuk mengingatkan Charles akan bahaya jika menyetir dengan kecepatan tinggi disaat hujan deras begini.Terlihat mobil Liam sudah semakin dekat dengan mobil Charles, dan Charles berusaha lebih kencang lagi mengemudikan mobilnya agar bisa mendahului Liam! Wajah Charles memerah, hatinya sangat kesal karena Liam adalah laki-laki pengecut yang bisanya menyakiti hati seorang wanita.Sesalah apapun Ameera tak ada satu manusia pun yang berhak menghukumnya seperti ini. Dan akhirnya mobil Charles bisa menyalip mobil Liam, dengan posisi ini Charles segera mengeram mobilnya secara mendadak, tentu saja Liam pun segera mengerem karena jika tidak dia bisa menabrak mobil Charles yang tiba-tiba berhenti didepannya."Kau mau apa Char?""Kau tunggu saja di mobil Ra, jangan keluar nanti masuk angin!" Charles keluar dari mobil.Mulanya Liam kesal kenapa ada mobil yang menyalip tapi langsung berhenti mendadak didepannya, tapi s