Keduanya tidak langsung pulang ke rumah orangtuanya Ameera melainkan menuju rumah makan sederhana milik orangtua Ameera, karena jika masih siang begini keduanya pasti sedang berada di rumah makan.Rumah makan dengan menu utama fish and chips itu terlihat semakin ramai oleh pengunjung, mungkin karena masakan momy Joanna memang terkenal sangat enak dan bumbunya selalu meresap.Ameera dan Liam turun dari mobil lalu masuk bersama-sama kedalam rumah makan. Saking banyaknya pelanggan yang sedang memenuhi rumah makan ini, sampai-sampai momy Joanna replex menganggap Ameera dan Liam adalah pelanggan yang datang, saat sedang memflating makanan kepiring, momy Joanna hanya merasa ada yang datang ke mejanya."Selamat siang mau pesan apa?" tanpa menoleh terlebih dahulu."Meera, Liam!" teriak Dady El yang baru saja kembali setelah mengantarkan makanan kemeja ujung.Mendengar nama anaknya disebut momy Joanna pun sontak mengangkat wajahnya!"Ameera, momy kira kau pembeli!""Lagian momy serius sekali s
Mendengar ada bunyi orang terjatuh, Xander kembali menoleh begitu juga security yang sedang berjaga segera berlari begitu melihat ada orang yang pingsan."Fanny," Xander pun berusaha membangunkan Tiffany."Tuan, biar nona ini biar saya yang urus!" security menawarkan."Tidak perlu biar aku saja!"Digendongnya tubuh Tiffany oleh Xander menuju mobilnya! Xander pun meminta supir untuk mengantarnya membawa Tiffany pulang ke mess, karena tidak mungkin Xander membawa Tiffany ke rumahnya bisa-bisa orangtua Xander marah besar.Setelah tiba di mess tempat tinggal Tiffany, direbahkannya tubuh Tiffany oleh Xander."Apa yang harus aku lakukan untuk menyadarkan dia?" gumam Xander.Terpikirkan cara yaitu dengan menyiprat air kewajah Tiffany mungkin gadis itu akan bisa sadar! Xander pun pergi ke dapur lalu membawa gelas berisi air, dan menyelipkan tangannya agar tangannya itu basah dan bisa dipakai untuk memberikan percikan-percikan air kewajah Tiffany.Tubuh Tiffany tersadar setelah percikan air me
Wajah Ameera mendongak keatas sementara kedua tangannya semakin mencengkram kuat sofa disamping kiri dan kanannya! Baru kali ini Ameera merasakan semangka import miliknya di hi sap, seperti bayi yang sedang kelaparan."Am, ouctthhhh emthh,"Rongga mulut Liam penuh dengan semangka import Ameera yang masih kencang dan padat! Dengan lahapnya Liam terus meny e sap semangka Ameera secara bergantian membuat sekujur tubuh Ameera bergetar hebat luar biasa sensasi kenikmatannya.Ameera me n de sah terus mend e sah akibat ulah Liam pada kedua semangkanya. Apalagi Liam terlihat sangat bersemangat secara bergantian terus men g hi sap bagian pucuknya."I am, sssthh,"Seperti ada jutaan kupu-kupu yang tengah menggelitik seluruh tubuhnya, Ameera semakin dibuat menggila oleh Liam hingga Ameera mere mat sendiri kepalanya.Dilepaskannya oleh Liam kedua semangka import milik Ameera itu setelah Liam rasa sudah terlalu lama dia meng hi sapnya."Sakit?" tanya Liam.Ameera hanya memberikan respon dengan men
Tanpa memperdulikan lagi Ibunya Xander, segera Liam meraih satu tangan Ameera untuk pergi dari sana! Bagi Liam berlama-lama didekat Ibunya Xander sungguh sangat buang-buang waktu.Digandengnya tangan Ameera oleh Liam menuju ke kasir untuk membayar barang belanjaan yang telah ada dikeranjang, sebenarnya masih banyak yang belum Ameera beli tapi melihat wajah Liam sudah tidak mood untuk tetap berada di supermarket ini, ya sudah Ameera memilih untuk besok saja membeli keperluan lainya.Sampai diparkiran Liam barulah melepaskan tangan Ameera, lalu membukakan pintu mobilnya."Am, kau kesal ya kita bertemu Ibunya Xander?""Aku kesal karena dia terus mengganggu mu, dan berkata yang tidak-tidak padamu! Rasanya ingin aku hancurkan saja perusahaan milik keluarga Xander,"Ameera terkekeh karena Liam sampai emosi dan memiliki niat seperti itu."Am sudahlah jangan diperpanjang lagi, toh tadi Ibunya Xander juga sudah minta maaf,"Liam masih dalam suasana hati tidak baik, tapi Ameera pun segera menel
Sejenak Tifanny terdiam mencerna ucapan Ameera tentang orangtua Xander yang sulit untuk didekati."Tidak apa-apa Ra, aku akan maju terus pantang mundur,""Baiklah aku akan selalu mendukungmu Fan, aku doakan semoga Xander bisa segera membuka hatinya untuk mu,""Amin, terimakasih Ameera ku,""Sama-sama Fanny, ngomong-ngomong apa aku harus bekerja dengan menggunakan perban dileher terus seperti ini?"Ckckckck...Tifanny malah menertawakan terus Ameera yang terpaksa harus memakai perban dilehernya. Hingga sore harinya wajah Ameera benar-benar ditekuk parah akibat semua rekan-rekan kerjanya menertawakan Ameera dengan perban dilehernya, padahal pagi-pagi tadi Ameera tidak kenapa-kenapa.Meskipun sudah dibilang oleh Ameera bahwa alerginya sedang kambuh jadi lehernya memerah dan gatal, tetap saja Ameera menjadi bahan tertawaan di ruangan kerjanya.Jam pulang kantor pun sudah tiba, Ameera mendapati handphonenya berdering panggilan masuk dari Liam."Kau dimana?""Di ruangan kerja,""Ini kan sud
Liam terkekeh melihat wajah panik Ameera akibat ucapannya barusan! Ameera pergi ke ruangan kerjanya, sementara Liam dan Tifanny pergi meninggalkan kantor untuk mengunjungi pabrik pembuatan skincare perusahaannya.Saat jam makan siang, Ameera bersama dengan rekan-rekan kerjanya hendak menuju kantin tapi seseorang karyawan menghampiri Ameera."Ra, kau diminta ke ruangan Tuan Liam katanya ada urusan penting yang harus dibahas!""Urusan penting? Baiklah aku akan ke ruangannya sekarang," sebenarnya Ameera bingung utusan penting apa yang akan dibahas seorang CEO dengan karyawan biasa sepertinya, Ameera izin pada teman-temannya untuk tidak ikut makan siang di kantin bersama mereka siang ini.Setelah itu Ameera pergi menaiki lift untuk menuju ruangan Liam!Tok.Tok.Tok."Ya, masuk!"Klek..Terlihat Liam sedang duduk disofa dan terdapat banyak makanan diatas meja! Ameera pun menghampiri Liam tapi hanya memandangi Liam dan belum tergerak untuk duduk."Mau berdiri terus? Ga pegel?""Untuk apa a