Share

Weni Mengamuk

"Ngapain kamu di sini?"

Eh? Aku menoleh ke belakang, tersenyum kikuk, ketika melihat Bang Wira. Dia menatapku galak, berkacak pinggang.

"Boleh aku ketemu sama Weni, Bang? Lagi pula, Rea ada di dalam. Aku mau ketemu sama anakku."

Mendengar perkataanku barusan, Bang Wira tertawa. Dia tampak sekali sedang menyindir.

Pertanyaanku tadi sama sekali tidak dijawab. Aku sebenarnya sudah tahu jawabannya, tidak akan pernah bisa bertemu lagi dengan Weni.

Hanya saja, apa salahnya mencoba. Iya, 'kan?

Bang Wira melirikku sekilas, dia kembali melangkah. "Ada baiknya, Rea sama Weni. Kamu tidak akan bisa mendidik Rea dengan baik. Gak terbayang nasib Rea nanti, kalau tinggal sama kamu dan Mama tersayang kamu itu."

Mendengar itu, aku terdiam. Memang benar, aku belum bisa jadi Papa yang baik untuk Rea, tapi aku akan berusaha. Masa semuanya diambil dariku.

"Gak bisa gitu, dong, Bang. Aku punya hak untuk Rea. Kalau Weni ambil bayiku, kenapa aku gak boleh ambil Rea? Itu gak adil."

"Oh, ya? Lebih baik ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status