Share

Bab 207 : Collapse

Author: Fortunata
last update Last Updated: 2025-12-28 21:30:36

Darren langsung memerintahkan bodyguard untuk membawa Brian kembali ke Rumah Sakit Harapan.

Jantungnya berdegup tak beraturan sepanjang perjalanan.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Darren begitu mereka tiba di Rumah Sakit. “Kenapa Brian bisa tiba-tiba pingsan lagi?”

Salah satu bodyguard menjelaskan dengan wajah cemas. Tak lama setelah mereka sampai di apartemen, Diana datang berkunjung. Kebetulan hari itu adalah bodyguard pengganti—bodyguard tetap Brian sedang cuti.

Karena mengira tak ada masalah, mereka mengizinkan Diana masuk.

Tak lama kemudian, terdengar cekcok kecil dari dalam. Nada suara meninggi, suasana menegang. Tak lama, Diana keluar dengan raut wajah kesal dan langkah yang dipercepat.

Dan setelah itu—Brian jatuh pingsan.

Darren dan Roy refleks memijat pelipis masing-masing.

Mereka lupa satu hal.

Sumber stres Brian bukan hanya Sabrina. Ada Diana juga. Mereka lupa briefing bodyguard pengganti ini.

“Tapi… dari mana Diana tahu Brian ada di apartemen?” gumam Darren lirih.

Roy
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 208 : Ada apa?

    “Iya… dia influencernya.”Olivia mengangguk kecil. “Kalau denger cerita-cerita gemes kayak gitu, takdir tuh kerasa nyata sih. Kayak… apa pun yang memang ditakdirkan buat kamu, pasti bakal datang ke kamu, sekeras apa pun keadaannya. Tapi…”“Tapi apa?” tanya Fina menyipitkan mata.“Takdir juga bisa diubah, menurutku. Sama usaha dan doa. Misalnya kita jatuh cinta sama si A, terus kita berdoa supaya dijodohkan sama A. Menurutku itu bisa aja kejadian.”“Eiisshhh…” Fina menggeleng pelan. “Banyak juga yang nggak bisa.”“Bener sih,” Olivia terkekeh. “Tapi mana tahu kan? Bisa jadi kalau nggak berjodoh sama dia, ternyata orangnya jahat. Atau baik, tapi nggak cocok aja karakternya. Artinya, jodoh yang Allah kasih, itu memang sesuai sama yang kita butuhkan.”“Emang ada ya orang baik tapi nggak cocok?” Fina mengernyit. &ld

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 207 : Collapse

    Darren langsung memerintahkan bodyguard untuk membawa Brian kembali ke Rumah Sakit Harapan.Jantungnya berdegup tak beraturan sepanjang perjalanan.“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Darren begitu mereka tiba di Rumah Sakit. “Kenapa Brian bisa tiba-tiba pingsan lagi?”Salah satu bodyguard menjelaskan dengan wajah cemas. Tak lama setelah mereka sampai di apartemen, Diana datang berkunjung. Kebetulan hari itu adalah bodyguard pengganti—bodyguard tetap Brian sedang cuti.Karena mengira tak ada masalah, mereka mengizinkan Diana masuk.Tak lama kemudian, terdengar cekcok kecil dari dalam. Nada suara meninggi, suasana menegang. Tak lama, Diana keluar dengan raut wajah kesal dan langkah yang dipercepat.Dan setelah itu—Brian jatuh pingsan.Darren dan Roy refleks memijat pelipis masing-masing.Mereka lupa satu hal.Sumber stres Brian bukan hanya Sabrina. Ada Diana juga. Mereka lupa briefing bodyguard pengganti ini.“Tapi… dari mana Diana tahu Brian ada di apartemen?” gumam Darren lirih.Roy

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 206 : Dia ke Rumah Sakit (3)

    Diam lagi.Lebih lama. Hadi memberi sedikit ruang untuk putrinya merenung sambil berbaring di sofa.Lalita meraih bantal sofa dan mendekapnya erat, seolah benda itu bisa menahan rasa yang berkecamuk di dadanya.Dan benar saja, prediksi ayahnya terbukti.Tak lama kemudian, suara mesin mobil terdengar dari luar. Lalita melirik ke arah jendela—mobil David terlihat berhenti sebentar di depan gerbang, lalu berbalik arah setelah berbincang singkat dengan satpam.“Lihat itu,” ujar Hadi pelan. “Ada cowok yang lagi mati-matian ngejar kamu.”Lalita menghembuskan nafas kasar. Lelah.“Percuma, pa. Aku-nya gak mau.”“Kenapa?”“Hm… aku gak cinta.”Hadi menoleh, menatap putrinya lebih lama dari biasanya. “Udah berusaha coba kasih dia kesempatan?”“Udah pa. Tapi tetap aja gak bisa.”“Sesuka itu sama Brian?”

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 205 : Dia ke Rumah Sakit (2)

    “Ahhh! Memang kecintaan banget ni anak!”Serempak—meski tak satu pun terucap—kalimat itu menggema di kepala semua orang yang ada di ruang rawat ini.Mereka sengaja membiarkan Brian memandangi Lalita. Berpura-pura tak sadar. Pura-pura asik sendiri. Pura-pura ribut. Padahal, sudut mata semua orang tak lepas dari mereka berdua.“Nih makanannya,” ucap Lalita sambil membawa cheesecake yang sudah dipotong rapi ke semua orang.Tangan-tangan terulur, suara pujian pun mulai berhamburan.“Gila ini enak banget,” ucap Fauza. Dia belum pernah memakan kue dari toko kue ini sebelumnya.“Rekomendasi gue emang gak pernah salah sih,” ucap Dexter. Tentu saja, ia tahu cake itu dari pujaan hatinya.Lalita hanya tersenyum kecil melihat teman-temannya yang ceria.Setelah itu, ia melangkah mendekati Brian yang duduk bersandar di ranjang rumah sakit.“Aku bawain na

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 204 : Dia ke Rumah Sakit

    Ponsel Lalita terlepas dari genggaman dan menghantam wajahnya sendiri. Bunyi duk terdengar pelan—namun rasa sakitnya sama sekali tidak ia rasakan.Dadanya sudah terasa nyeri lebih dulu.Dengan tangan gemetar, Lalita segera meraih kembali ponsel itu. Jantungnya berdegup kencang saat ia membaca ulang pesan dari Dexter.[Lita… ini Dexter. Semoga aja lo masih simpen nomor gue. Gue tahu nomor lu belum berubah dari dulu, nomor gue juga belum. Gue cuma mau ngabarin… Brian sakit. Dirawat di Rumah Sakit Harapan, ruang VIP. Di sini ada gue, Nico, Rio, plus dua saudara Brian.]Pandangan Lalita terasa buram. Tenggorokannya tercekat.Belum sempat ia menarik nafas dengan benar, notifikasi baru kembali masuk.[Sebelum masuk, lo kayaknya ngobrol dulu sama kak Darren atau kak Roy. Dan kalo bisa, ajak satu temen aja, si Fauza mungkin, biar lo gak canggung.]Rasa khawatir langsung m

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 203 : Sent!

    “Diana…” panggil Roy, memecah lamunan wanita itu.“A—ah… iya, Kak. Sorry, sorry. Sampai mana tadi?” ucap Diana terkesiap.Wanita itu pun tersenyum malu-malu, sesekali menggigit bibir empuknya pelan.Roy yang semakin kesal tetap memaksakan senyumnya—senyum yang biasa ia gunakan di ruang sidang.“Kak Roy minta maaf, tapi kayaknya sekarang kamu pulang dulu ya. Datangnya nanti lagi aja pas Brian udah sembuh.”Wajah Diana langsung berubah masam. Ia tidak ingin menyerah begitu saja.Dengan senyum tempur di wajahnya, ia siap berperang.“Tapi, Kak… kalau ada aku, bukannya proses penyembuhan Brian bisa lebih cepat?” ujarnya lancar. “Orang yang dicintai itu ibarat booster, kan? Brian pasti akan lebih kuat kalau semua ini dilewatin bareng aku.”Kebanyakan nonton short drama Cina nggak sih dia ini? batin Roy.Secara teori, Diana tidak sepenuhnya salah. Dalam banyak kasus, kehadiran orang yang dicintai memang bisa menjadi jangkar emosi—penahan agar pasien tidak tenggelam lebih dalam.Masalahnya ha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status