Beranda / Rumah Tangga / Istri 24 Bulan Tuan Muda / Bab 88 : Drama Apartemen (3)

Share

Bab 88 : Drama Apartemen (3)

Penulis: Fortunata
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-22 19:43:00

Dibanding menakutkan, raut wajah David kini justru dipenuhi kekhawatiran. Alisnya mengernyit, matanya menelusuri wajah Lalita seolah mencari jawaban yang tak terucap.

Lalita, yang sejak tadi terlihat enggan, akhirnya pasrah dan masuk ke dalam mobil David.

“Buka maskernya…” ucap David dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan.

Lalita menggeleng, perlahan. Kepalanya tertunduk, enggan memperlihatkan luka yang tak hanya ada di wajah, tapi juga mengiris hati.

“Buka maskernya, Lit…” ulang David, lebih lembut.

Lalita menahan napas. Dengan tangan gemetar, ia membuka maskernya. Perlahan. David menyalakan lampu dalam mobil, dan cahaya hangat menyinari wajah Lalita yang tampak lebam di pipi kiri.

“Siapa? Ini ulah suami kamu?” suara David sedikit meninggi, tapi lebih karena terkejut daripada marah.

Lalita cepat-cepat menggeleng. “Bukan kok…”

“Jadi siapa?” desaknya, nada suaranya bergetar.

Namun Lalita hanya diam. Matanya kosong, menatap lurus ke dashboard, seolah tak sanggup menjawab.

“Aku akan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 89 : Satu fakta lagi

    "Kenapa sih dia itu gatel banget? Kayak nggak punya harga diri, mepet-mepet Brian sampai segitunya!" suara Fauza melengking penuh emosi, kedua alisnya menekuk tajam. "Toh kalian juga bakalan cerai. Nggak bisa gitu ya, sabar dikit?"Matanya menyala-nyala. Nafasnya mulai memburu, tangan mengepal di atas meja café yang dingin."Cewek itu… bener-bener ya, kayak gak sekolah aja kelakuannya. Orang yang gak sekolah tinggi aja kayaknya gak akan sehina dia deh kelakuannya," lanjut Fauza, semakin naik nada suaranya."Magister, anj*r! Tapi pelakor. Kayak lo sekolah tinggi-tinggi cuma buat godain suami orang?!"Suasana café yang semula tenang mendadak terasa panas oleh lontaran kalimat tajam itu. Beberapa pengunjung mulai menoleh.Lalita hanya tersenyum kecil, geli melihat sahabatnya begitu berapi-api membelanya."Dan lo masih bisa ketawa?!" seru Fauza, memelototi Lalita. Nada kesalnya semakin menggelegak.Di saat yang kurang

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 88 : Drama Apartemen (3)

    Dibanding menakutkan, raut wajah David kini justru dipenuhi kekhawatiran. Alisnya mengernyit, matanya menelusuri wajah Lalita seolah mencari jawaban yang tak terucap.Lalita, yang sejak tadi terlihat enggan, akhirnya pasrah dan masuk ke dalam mobil David.“Buka maskernya…” ucap David dengan suara pelan, nyaris seperti bisikan.Lalita menggeleng, perlahan. Kepalanya tertunduk, enggan memperlihatkan luka yang tak hanya ada di wajah, tapi juga mengiris hati.“Buka maskernya, Lit…” ulang David, lebih lembut.Lalita menahan napas. Dengan tangan gemetar, ia membuka maskernya. Perlahan. David menyalakan lampu dalam mobil, dan cahaya hangat menyinari wajah Lalita yang tampak lebam di pipi kiri.“Siapa? Ini ulah suami kamu?” suara David sedikit meninggi, tapi lebih karena terkejut daripada marah.Lalita cepat-cepat menggeleng. “Bukan kok…”“Jadi siapa?” desaknya, nada suaranya bergetar.Namun Lalita hanya diam. Matanya kosong, menatap lurus ke dashboard, seolah tak sanggup menjawab.“Aku akan

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 87 : Drama Apartemen (2)

    Diana tersenyum kecil, lalu melangkah ringan menghampiri Lalita. Senyumnya tampak manis, namun ada sesuatu yang dingin di balik tatapannya."Mulai sekarang, aku lah nyonya rumahnya," bisik Diana pelan, hampir tak terdengar—namun cukup tajam untuk menusuk.Sebelum Lalita sempat membalas, suara langkah kaki terdengar mendekat. Brian muncul dari arah kamar mandi, rambutnya masih basah, meneteskan air ke kaos oblong yang melekat di tubuhnya.Kaos tipis itu memperlihatkan lekuk ototnya yang jelas, membuatnya tampak seperti model majalah kebugaran pagi hari."Ada apa nih? Lagi ngobrol apa? Kok kayaknya seru?" tanya Brian, menyapu pandang ke arah keduanya sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil.Lalita sempat menahan nafas—hanya sekejap.Ada debar tak terduga di dadanya. Namun detik berikutnya, pemandangan Diana yang langsung melompat memeluk Brian seperti anak kucing manja membuat debar itu menguap jadi udara pahit.Merek

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 86 : Drama Apartemen

    "Tapi..." suara Pak Warmo terdengar ragu, nyaris berbisik."Buka dan kasih ke saya file nya. Sekarang." Suara Lalita tegas dan dingin, ia tidak ingin mendengar bantahan."Tapi...""Gak ada tapi-tapian, Pak. Kasih sekarang!" Lalita menaikkan nada suaranya.Matanya membara, bukan hanya karena amarah, tapi juga luka yang belum kering."Saya yang akan bicara sama Bapak. Dia tetap ayah saya, bukan ayahnya Citra. Bapak tahu kan, Citra itu cuma anak tiri. Saya ini anak kandungnya!" seru Lalita nyaris berteriak.Pak Warmo terpaku. Napasnya tercekat."B... baik, Mbak. I... ini... silakan dicek dulu..." katanya dengan tangan gemetar, membiarkan Lalita duduk di depan monitor yang menyimpan data CCTV.Tanpa membuang waktu, Lalita duduk dan segera mengulang rekaman kejadian pagi tadi. Jemarinya dan otaknya cekatan mengingat perkiraan waktu kejadian.Di belakangnya, Fauza berdiri mematung, matanya mulai basah saat layar menampilkan rekaman yang jelas—Aldo menganiaya Lalita tanpa ampun.Gumpalan emo

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 85 : Kalian Harus Dihukum

    Lalita masih terus menangis.Tangisnya terdengar lirih dan putus asa, menggema di dalam ruangan yang terasa sunyi dan sempit.Mengapa semua orang begitu cepat menuduhnya? Apa mereka tidak mau mendengarkan? Kenapa hanya Brian yang mempercayainya, ketika ia sudah mengatakan bahwa ia tidak bersalah?Beberapa menit kemudian, Brian muncul di ambang pintu. Wajahnya gelisah, langkahnya ragu."Ada apa?" tanya Lalita dengan suara serak, matanya masih basah.Brian menatapnya sebentar sebelum menjawab, “Diana… dia masuk IGD.”Lalita tersentak. “Kok bisa?”“Gak tahu pasti. Tadi teleponnya tiba-tiba putus. Belum sempat dengar jelas.”Lalita memandang Brian lama, seperti sedang menimbang sesuatu.“Kamu tahu dia dirawat di rumah sakit mana?”“Di deket sini,” jawab Brian pelan.Air mata Lalita jatuh lagi, tapi kali ini ia tidak menahannya. “Pergi aja. J

  • Istri 24 Bulan Tuan Muda   Bab 84 : Keraguan Hadi

    Semua mata kini tertuju pada Hadi. Suasana kantor yang sebelumnya dipenuhi bisik-bisik, kini membeku.Keheningan terasa menggantung di udara, seolah menanti ledakan besar."Ini..."Aldo membuka suara, tapi suaranya tercekat. Tatapan tajam Hadi membuatnya tidak sanggup melanjutkan.Wajah pria itu tampak dingin, seperti badai yang menahan amarahnya."Masuk ke ruangan saya. Sekarang," ucap Hadi dengan suara berat cukup untuk membuat bulu kuduk siapa pun berdiri.Aldo, Citra, Lalita, dan Brian segera mengikuti langkah Hadi memasuki ruangannya. Pintu kemudian tertutup. Para karyawan kembali berbisik, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi."Jadi, coba jelaskan. Ada apa sebenarnya di sini?"Nada bicara Hadi tenang, tapi tajam.Brian menarik napas, lalu membuka suara."Aldo datang, dan... dia langsung menampar Lalita.""Itu karena kesabaran saya udah habis, Om!" potong Aldo cepat. Wajahnya memerah karena emosi. "Lal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status