Share

13. MAAF

Ekspresi Aiden yang datar membuat moodku yang sebelumnya ingin tertawa melihat kepanikan titik dan Bik Asih berubah menjadi biasa saja. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu, tetapi hatiku tiba-tiba terasa sakit melihat pemandangan barusan. Rasanya seperti dikhianati, padahal kita menikah tanpa dilandasi cinta. Namun, karena aku merasa akhir-akhir ini dia lebih perhatian padaku, tanpa sadar membuatku merasa telah memilikinya.

Lambat laun sesak napasku mulai reda.

"Sudah baikan?" tanya lelaki itu datar.

"Sudah."

"Astaga Non. Bagaimana bisa tadi seperti itu. Untung saja ada bibik yang langsung masuk ke kamar." Wanita tua itu mengomel layaknya mak mak yang khawatir pada putrinya. Ketulusan hati yang diberikan kepala pelayan rumah ini membuatku tersenyum.

"Maaf." Kulirik wajah suamiku yang hanya bisa menghela napas ketika mendengar permintaan maafku. Tak hanya Aiden, Bik Asih pun menghela napas panjang.

"Saya buatkan teh hangat dulu ya Non. Janga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status