Share

Bab 45 Kakutan Kalina

Penulis: Miss han
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-05 22:30:34

Rania yang telah tidur tiba-tiba terbangun karena mimpi buruk. Rania duduk di ujung ranjang dengan pandangan kosong. Tangannya gemetar, dan untuk sesaat ia merasa seperti kembali menjadi gadis remaja yang hanya bisa menahan air mata di pojok kamar, saat Kalina kembali memanggilnya “anak titipan,” “si yatim,” atau “anak pengganti” yang katanya telah mencuri kasih sayang tantenya.

Aidan yang belum tidur segera bangkit dan memberikan segelas air pada istrinya. “Yang … are you okey?”

Rania mengangguk pelan, tetapi air matanya mulai jatuh tanpa bisa dicegah. “Dulu aku pikir semua itu udah selesai, Mas. Tapi ternyata … dia masih marah. Padahal itu bukan mauku.”

“Hey, kamu kenapa?” Aidan mendekat dan memeluk bahunya, membiarkannya menangis sejenak.

“Akiu mimpi Kalian, Mas.”

“Okey, itu hanya mimpi, Yang. Ada yang mau kamu ceritain biar lega?”

Rania terdiam sejenak, ia mencoba mengatur napasnya dan bersandar pada dada Aidan.

“Ak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 45 Kakutan Kalina

    Rania yang telah tidur tiba-tiba terbangun karena mimpi buruk. Rania duduk di ujung ranjang dengan pandangan kosong. Tangannya gemetar, dan untuk sesaat ia merasa seperti kembali menjadi gadis remaja yang hanya bisa menahan air mata di pojok kamar, saat Kalina kembali memanggilnya “anak titipan,” “si yatim,” atau “anak pengganti” yang katanya telah mencuri kasih sayang tantenya.Aidan yang belum tidur segera bangkit dan memberikan segelas air pada istrinya. “Yang … are you okey?”Rania mengangguk pelan, tetapi air matanya mulai jatuh tanpa bisa dicegah. “Dulu aku pikir semua itu udah selesai, Mas. Tapi ternyata … dia masih marah. Padahal itu bukan mauku.”“Hey, kamu kenapa?” Aidan mendekat dan memeluk bahunya, membiarkannya menangis sejenak.“Akiu mimpi Kalian, Mas.”“Okey, itu hanya mimpi, Yang. Ada yang mau kamu ceritain biar lega?”Rania terdiam sejenak, ia mencoba mengatur napasnya dan bersandar pada dada Aidan.“Ak

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 44 Gosip

    Hubungan Aidan dan Rania terus membaik, bahkan keduanya sekarang lebih sering menghabiskan waktu berdua. Meskipun terkadang Aidan tampak melamun, tetapi kehadirannya dan pengakuan Aidan yang mulai mencintai Rania, membuat gadis itu berbunga-bunga. Keduanya mulai bisa menerima satu sama lain.Seperti hari ini, suasana ruang tamu rumah Aidan dan Rania pagi itu cukup tenang. Rania menata bunga di vas kaca kecil di meja, sementara Aidan duduk di sofa membaca laporan kerja dari tablet.“Mas, bisa enggak kalau lagi libur itu enggak usah sambil kerja?” tanya Rania saat melihat Aidan yang terlalu fokus pada benda tipis di pangkuannya. “Sedikit lagi, Yang,” ucap Aidan lembut.Namun, ketenangan itu buyar saat suara bel rumah terdengar dipencet berulang kali.Rania bergegas membuka pintu. Betapa terkejutnya ia melihat Kalina berdiri di depan rumah, mengenakan blazer krem dan celana panjang hitam, wajahnya merah pa

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 43 Ancaman

    Rania masih duduk di sudut kafe bersama Reza setelah pertemuan dengan klien selesai. Suasana kafe yang semula tenang, mulai terlihat ramai dengan pengunjung yang berdatangan. Jam pulang kantor kafe-kafe mulai penuh dengan karyawan yang ingin melepas penat sebelum pulang. Reza meletakkan cangkir kopinya yang tinggal setengah. Tatapannya kembali menyelidik ke arah Rania.“Ran,” ucapnya pelan. “Aku cuma mau pastikan. Kalina yang kamu maksud tadi itu, Kalina yang dulu sering kamu ceritain. Sepupu yang sering ngebully kamu di rumah?”Rania mengangguk pelan, sambil memainkan sendok kecil di piring dessert-nya.“Iya. Dia, cukup bikin hari-hariku berat waktu SMA bahkan hingga sekarang, Mas.”Reza mengernyit, wajahnya terlihat bersalah. “Ya ampun, Ran. Aku enggak tahu kalau kamu pernah sesulit itu karena sahabatku. Aku minta maaf.”“Kenapa Mas Reza minta maaf? Kan, Kalina yang salah!”“Iya, aku sebagai sahabatnya enggak nyangka aja Kalina yang lembut bisa sebar-barb itu. Nanti aku bilangin d

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 42 Hamil

    Pagi datang lebih cepat dari yang Rania harapkan. Setelah kemarin dihabiskan dengan suasana hangat bersama Aidan. Saling mengenal dan membangun hubungan keduanya yang mulai berwarna, meskipun Aidan masih terlihat cuek. Kini ia kembali harus menghadapi dunia kerja. Dunia di mana segala ketegangan bisa terjadi, termasuk bertemu Reza, sosok yang kini dicurigai Aidan.Rania menyiapkan dirinya dengan lebih hati-hati pagi itu. Ia mengenakan blouse putih gading, rok hitam selutut, dan syal tipis berwarna biru muda. Make up-nya sederhana, hanya polesan tipis agar tampak segar. Saat berangkat, Aidan hanya menatapnya singkat dari meja makan, tapi dari sorot matanya, ada kekhawatiran dan sedikit cemburu.“Mas, aku berangkat ya. Doain lancar.”Aidan mengangguk. “Ya.”Rania mengecup punggung tangan Aidan, mulai pagi itu ia akan diantar jemput oleh sopir pribadi Aidan.Di kantor, semuanya terlihat seperti biasa. Reza yang biasanya santai, pagi ini sudah duduk di ruang meeting sambil menatap laptop.

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 41 Kerjasama

    “Oke kalau itu keputusan kamu,” jawab Aidan dengan wajah terlihat lebih bersahabat. “Kaarena kamu hari ini sudah aku buat bete, jadi aku akan kasih kamu treatment sebelum tidur.”“Treatment?” tanya Aidan sambil mengerutkan dahi.“Iya, Treatment. Malam ini aku pastikan kamu relaks dan tidur cepat,” ucap Rania sambil mengeringkan mata.Aidan menahan senyumnya. Ia sudah tidak marah, tetapi gengsi mengakuinya jadi ia hanya terdiam pasrah ketika Rania mulai melakukan treatment. Rania berdiri dan menarik tangan Aidan untuk ikut berdiri. “Ganti baju dulu, nanti aku siapin air hangat buat pijat. Badan kamu pasti pegal karena selama ini jagain aku.”Aidan mengikutinya ke kamar mandi. Setelah beberapa menit, ia keluar dengan kaos santai. Rania sudah menunggu di tepi ranjang, memegang minyak pijat dan handuk hangat.Rania mulai memijat perlahan pundak dan punggung Aidan. Sentuhannya lembut, penuh perhatian. Sesekali ia meniup pelan kulit leher Aidan, membuat pria itu memejamkan mata dan menghe

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 40 Salah Paham

    “Reza?” gumam Rania pelan, seolah tak percaya dengan sosok yang baru saja lewat.Pria bertubuh tegap itu menoleh cepat, lalu tersenyum dengan mata berbinar saat melihat Rania. “Ran!” sapanya sambil berjalan mendekat. Tatapannya hangat, tetapi sedikit terkejut saat melihat Aidan duduk di hadapan Rania.“Hai, Pak Reza.” Rania menyambut dengan senyum ramah.Aidan hanya menatap Reza sekilas, kemudian kembali ke makanannya tanpa memberi sapaan. Sorot matanya jelas menunjukkan ketidaksukaan, dagu yang mengeras dan jemari mencengkeram garpu sedikit lebih kuat dari biasanya.Reza berdiri di samping meja, lalu melirik ke arah tangan Rania yang kini tanpa perban. “Oh, hari ini kamu lepas perban. Gimana tangannya kata Dokter?”“Masih agak nyeri sih, tapi udah jauh lebih baik,” jawab Rania.Reza mengangguk. “Baguslah. Padahal tadinya aku mau nemenin kamu ke dokter, tapi maaf, ada meeting hari ini. Tuh, anak-anak ada di sana mau makan siang.” Rania hendak menjawab, tetapi Aidan memotong lebih dul

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 39 Aidan OH Aidan

    Pagi itu, Rania terbangun dengan tubuh yang terasa lebih segar, entah karena tidurnya yang cukup atau karena kue cokelat semalam yang begitu membuat hatinya bahagia. Saat ia turun ke dapur, aroma kopi sudah menyambutnya.Ia mengernyit. Seingatnya, Aidan jarang sekali membuat kopi pagi-pagi. Bahkan, pria itu hampir jarang sarapan di rumah. Matanya mengerjap beberapa kali saat mendapati dua cangkir kopi di atas meja. Satu cangkir berwarna hitam polos dan yang satunya penuh latte Dangan taburan kayu manis di atasnya.Rania mendekat. Senyumnya mengembang karena bukan hanya ada kopi, tetapi juga sepiring roti panggang dan potongan buah di sampingnya.“Ini dia yang bikin?” gumam Rania setengah tak percaya.Baru saja ia hendak duduk, terdengar suara langkah kaki mendekat. Aidan muncul dari arah tangga, kemeja putihnya belum dikancingkan sepenuhnya dengan rambut masih sedikit acak-acakan. Tatapannya seperti biasa, tenang dan datar.Ia menatap Rania sekilas lalu duduk dan menyeruput kopinya. T

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 38 Perhatian

    “Ini, Bos,” sapa dua pria kekar itu lagi, satu di antaranya membuka laptop di atas meja dan menunjukkan sebuah rekaman dari CCTV jalanan tempat kecelakaan Rania terjadi.“Ini hasil rekaman dari CCTV jalanan, Bos. Mobil yang menabrak Ibu Rania bukan mobil milik Larissa, dan pengemudinya juga bukan salah satu orang suruhan dia,” jelas pria itu sambil memutar rekaman pelan-pelan.Aidan menyipitkan mata, fokus melihat wajah si pengemudi yang terlihat samar tetapi cukup jelas untuk dikenali oleh sistem pengenal wajah yang timnya miliki.“Siapa dia?” tanya Aidan dingin.“Kami sudah cocokkan dengan database internal. Namanya Arman. Mantan sopir pribadi Kalina.”Aidan terdiam beberapa detik. Pikirannya menerawang dengan wajah tegang.“Kalina?” tanyanya memastikan, meski hatinya sudah merasa yakin. Nama itu terasa seperti garam yang ditabur di atas luka terbuka.“Iya, Bos. Kami masih telusuri apakah Kalina menyuruh langsung atau tidak. Tapi ada transfer dana ke rekening Arman seminggu sebelum

  • Istri Bayangan Tuan Arogan   Bab 37 Salah

    “Apa sih, Tia, kamu ngagetin aja,” protes Rania melihat Tia yang cengengesan sambil menyerahkan beberapa lembar dokumen.“Lagian tawaran apa?” Tia menarik kursi milik pegawai lain yang kosong karena pemiliknya sedang kerja lapangan.“Bukan apa-apa, Ti.”“Eh, btw gimana caranya biar bisa nikah sama konglomerat? Suaminya kelihatan banget cintanya ya, sama kamu. Perhatian Ran. Masih ada enggak spek kayak Aidan?” tanya Tia menggebu-gebu. “Ti … please deh!” Rania memutar matanya tanda tidak nyaman.“Eh, Ran …” Tia tiba-tiba menggeser kursi dan duduk lebih mendekat padanya. “Apa?” Rania mengerutkan dahinya.“Tadi aku dengar eh, enggak sengaja nguping. Katanya kecelakaan mu itu dibikin orang?” tanya Tia pelan.“Apa, Ti?” Mata Rania membelo mendengar ucapan Tia. “Kata siapa?”“ Aku denger tadi Pak Reza tadi ngobrol sama HRD yang nolongin kamu. Aku enggak tahu itu benar apa gak Ran.Tapi kalau ada yang sampai seperti itu jahat. Kamu harus hati-hati, Ran.”Rania mengangguk pelan. Ia tidak habi

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status