Home / Romansa / Istri Bayaran / Perbincangan

Share

Perbincangan

Author: Thata
last update Last Updated: 2023-11-07 23:24:37

Nadia merasa syok setelah orang yang dimaksud oleh Randy tadi datang. Dia menyampaikan pesan dari Randy kalau besok Nadia akan dijemput oleh dirinya. Dia juga berkata kalau sebaiknya sekarang Nadia pulang saja beristirahat, kasian anak-anaknya kalau ditinggal terlalu lama. Nadia yang belum sempat protes sudah diberitahu kalau pria yang mengantar makanan itulah yang ditugaskan bosnya untuk menjaga Rini di rumah sakit. Sedangkan Nadia akan diantar pulang sopir yang sudah menunggu dimobil. Nadia pun terpaksa harus pergi meninggalkan Rini yang masih dioperasi. Atas paksaan pria tersebut, mau tidak mau dia harus segera pulang, apalagi Randy mengirimi dia pesan.

๐˜—๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฎ๐˜ถ. ๐˜‹๐˜ช๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ต๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ-๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข. ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ. ๐˜›๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ด๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช. ๐˜ˆ๐˜ด๐˜ข๐˜ญ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ถ๐˜ณ๐˜ถ๐˜ต ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฌ๐˜ถ. ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ด ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ต๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ด ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ฌ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ด๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ช๐˜ข๐˜ญ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข, ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฐ๐˜ฌ ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ณ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข. JANGAN MEMBANTAH!!!!

Setelah membaca pesan itu Nadia pun bersiap untuk pulang ke rumah kontrakannya, namun dia berulang kali melihat ke arah ruang operasi ada rasa enggan untuk meninggalkan sahabatnya yang sedang berjuang untuk hidupnya sendirian disini.

"Aku yakin kamu kuat Rini" ucap Nadia dalam hatinya.

"Saya mohon jaga teman saya ya" kata Nadia kepada pria yang mengantarkan makanan kepadanya tadi.

Saat hendak keluar dari rumah sakit sebuah mobil hitam langsung menghampiri Nadia. Kemudian seorang pria berpakaian setelan rapi, keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuknya.

"Silahkan nona masuk ke dalam mobil, saya akan mengantarkan nona pulang ke rumah dengan selamat. Perkenalkan nama saya Fery asisten tuan Randy" ucap pria berwajah tampan dan berpenampilan sangat rapi itu.

Nadia hanya mampu mengangguk karena terpesona dengan rupa dan tutur bicaranya. Nadia kemudian masuk ke dalam mobil yang telah dibukakan oleh Fery. Selama dalam perjalanan pulang Nadia memilih diam dan terlihat tampak grogi berada dalam mobil mewah itu, dia diperlakukan bak putri bangsawan saja. Sebenarnya siapa Randy ini? Kenapa dia begitu sangat baik memperlakukan dia? Apakah wajahnya setampan asistennya? Dia dibuat bertanya-tanya tentang sosok Randy yang begitu misterius ini.

Sesampainya dirumah,Nadia melihat ke handphonenya memastikan kalau ada pesan yang mengabarkan tentang Opera Rini berjalan dengan lancar.

"Bang, bang Baron" kata Nadia mencoba membangunkannya. Bang Baron pun langsung refleks duduk setelah dibangunkan. Walau masih dengan kondisi mata yang mengantuk dia mencoba menyadarkan dirinya.

"Eh, neng Nadia sudah pulang. Anak-anak tidur nya pulas neng nggak ada yang bangun" kata bang Baron sambil mengucek kedua matanya.

"Bang Baron sudah makan?" tanya Nadia.

"Sudah tadi neng, beli nasi goreng tadi di depan toko mba Jum" jawab Baron.

"Ini ada banyak makanan. Saya dikasih sama orang tadi" ucap Nadia sambil mengeluarkan beberapa Roti, minuman mineral, susu kotak, nasi bungkus empat dan beberapa buah apel.

"Bang Baron ambil saja mau yang mana?" tanya Nadia lagi ke bang Baron.

Bang Baron melirik ke arah nasi bungkus dan itu dilihat oleh Nadia, dia pun tertawa kepada bang Baron.

"Bang Baron nggak usah malu-malu ambil saja. Anggap ini rejeki buat abang karena sering bantuin Nadia" katanya.

"Iya neng" kata Baron kemudian mengambil sebungkus nasi. Nadia pun berjalan ke arah dapur mengambil sendok, piring serta gelas berisi air untuk bang Baron dan juga dirinya.

"Kita makan sama-sama ya bang" ajak Nadia yang diangguki oleh bang Baron sambil tertawa kecil.

Setelah membuka bungkusan nasi bang Baron merasa senang sekali karena isinya ternyata nasi padang, makanan kesukaan bang Baron. Dia terlihat begitu lahapnya memakan nasi padang tersebut sambil berucap terimakasih kepada Nadia berulang kali. Setelah selesai makan mereka pun berbincang-bincang.

"Bang Baron saya bisa tidak minta tolong lagi sama abang?" tanya Nadia.

"Saya selalu siap bantuin neng Nadia kapanpun itu" jawab Baron.

"Saya mau abang besok jadi saksi wali nikah saya ya bang. Saya tidak punya keluarga ataupun siapa-siapa disini" kata Nadia. Baron yang mendengar perkataan Nadia terkejut. Nadia akan menikah dengan siapa? Setahunya dari obrolan Baron sama Rini biasanya kalau Nadia enggan untuk menikah lagi. Tapi kenapa ini mendadak akan ada pernikahan?

"Kalau boleh tau calon suaminya siapa neng? Rumah tinggalnya dimana? kerjaannya apa? " tanya Baron menyelidik. Namun disambut gelengan oleh Nadia.

"Kok neng Nadia mau nikah tapi tidak tau asal usul calon suaminya" kata Baron heran.

"Ceritanya panjang bang" kata Nadia menghembuskan nafasnya dengan berat. Melihat Nadia seperti itu bang Baron jadi tidak enak hati ingin bertanya lebih lanjut lagi.

"Memang neng Nadia tidak malu kalau saya nanti yang jadi saksinya. Maklum saya ini bukan orang baik neng. Saya orang yang pernah bergelut didunia hitam" ungkap bang Baron.

"Bang Baron orang baik kok. Cuma bang Baron yang sering bantuin saya sama Rini dikontrakan ini" kata Nadia sedikit merasa terharu.

Kontrakan ini terdiri enam pintu hanya dan hanya mereka bertiga yang dikucilkan oleh para tetangga kontrakan yang lain. Bang Baron yang dianggap preman selalu dijauhi ketika mencoba menyapa mereka. Namun tidak pernah dihiraukan oleh mereka. Sedangkan Rini selalu disebut sebagai simpanan om-om karena dianggap sering keluyuran. Sedangkan dirinya selalu dicibir karena mereka menganggap kalo Nadia akan mengambil suami mereka sebab status janda yang disandangnya. Meski mereka tau rumah tangga Nadia hancur karena pelakor. Mereka meanggap Nadia calon pelakor untuk rumah tangga mereka. Pemikiran yang aneh bukan.

Selain kontrakan yang ditempati Nadia, diseberang kontrakannya pun juga ada kontrakan delapan pintu. Mereka para ibu-ibu yang hobi bergosip ria, sebab itulah Rini dan Nadia saling menyayangi satu sama lain. Sedangkan bang Baron seperti pelindung bagi mereka berdua, karena bang Baron lah yang menyelamatkan mereka berdua ketika mau didemo para ibu-ibu ceriwis itu karena dianggap wanita yang tidak baik. Namun beruntungnya mereka memiliki pemilik kontrakan yang baik hati bernama bu Juleha istrinya pak Burhan yang gencar sekali ingin memperistri Nadia. Walaupun bu Juleha tahu suaminya ngebet ingin menikahi Nadia tapi bu Juleha sedikitpun tidak marah karena dia yakin Nadia bukan wanita rendahan seperti Ike yang menjadi madunya sekarang.

"Itu kewajiban saya sebagai sesama manusia harus saling tolong menolong neng" jawab bang Baron yang merasa terharu karena masih ada yang mau menganggap dirinya baik.

"Sebenarnya abang kerja apa ya? Memang abang tidak punya keluarga lain lagi disini? Maaf bang kalau saya lancang saya cuma sekedar ingin tau saja. Itupun kalau bang Baron tidak keberatan, jika tidak ingin bercerita juga tidak apa-apa" kata Nadia yang merasa tidak nyaman seperti ingin mengulik kehidupan Baron.

"Saya punya anak semata wayang neng, namanya Ahmad. Dia saya pondokkan di Gontor sana saat ini. Kalau kerjaan saya cuma penjaga gudang pabrik aja neng. Kalau diminta kerja yang lain kadang mau juga. Lumayan gajinya gede, tapi saya makai uangnya sedikit saja. Uangnya mau dikumpulin buat biaya sekolah anak saya nanti ke Tarim" jelas bang Baron sambil tersenyum ketika menceritakan keinginannya tersebut. Meski dirinya adalah orang yang jahat setidaknya anaknya harus menjadi orang yang baik.

"MasyaAllah bang. Nggak nyangka saya sama abang, saya benar-benar salut sama abang dalam memikirkan pendidikan anak abang" kata Nadia.

"Itu emang anaknya yang mau, saya sebagai orang tua ya mendukung saja asal itu hal baik. Cukup saya yang jadi bajingan anak saya jangan. Kasian nanti ibunya, malu saya kalau ketemu ibunya ahmad nanti diakhirat" kata bang Baron menjelaskan.

"Istri abang memangnya dimana?" tanya Nadia.

"Istri saya meninggal setelah melahirkan Ahmad neng. Setelah dia selesai menyusuinya untuk pertama dan terakhir kalinya" kata bang Baron dengan nada sedih seperti sedangmengenang mendiang istrinya.

"Innalillahi wainnailaihi roji'un. Maafkan saya bang" ucap Nadia. Begitu nampak sekali kalau bang Baron sangat menyayangi istrinya. Nadia merasa istrinya bang Baron beruntung mempunyai suami seperti bang Baron.

"Oh ya neng, gimana keadaan neng Rini? Tadi mau nanya saya kelupaan" kata Baron mengalihkan pembicaraan.

Nadia lupa untuk mencek handphonenya untuk mengetahui kabar tentang Rini. Jikalau bang Baron tidak menanyakan, tidak akan lupa tentang kondisi Rini. Nadia segera mengambil handphonenya dan ternyata ada sebuah pemberitahuan kalau Rini sudah selesai menjalani operasinya dan masih dalam masa pemulihan. Selain itu juga, Randy mengiriminya foto Rini yang tengah berada di ruang perawatan. Dia dapat bernafas lega kalau kondisi Rini sekarang sudah lebih baik.

"Rini sudah lebih baik bang, dia sudah selesai operasi" kata Nadia.

"Operasi" Baron terkejut.

"Biaya operasi neng Rini bagaimana neng? Berapa biayanya neng?" tanya Baron ke Nadia perihal biaya operasinya.

"Sudah lunas bang" kata Nadia.

"Kalau neng nggak punya uang buat biaya neng Rini bilang saja, nanti saya pinjam uang ke bos saya untuk pengobatan Rini" ucapan Baron tadi seperti sebuah hujaman belati dijantungnya. Seandainya saja dia langsung bicara ke Baron terlebih dahulu tadi mungkin dia tidak akan terlibat dengan pernikahan konyol Randy yang akan dilaksanakan besok.

"Iya bang" kata Nadia sambil mengangguk. Meski hatinya menjerit menyesali keputusannya tadi.

"Ya sudah saya pamit pulang dulu neng, biar neng bisa istirahat juga" ujar Baron yang berdiri dan berlalu pergi meninggalkan Kontrakan Nadia

****

๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ฐ๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜”๐˜œ๐˜ˆ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ธ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ค๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ. ๐˜‹๐˜ช๐˜ข ๐˜ซ๐˜ถ๐˜จ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ถ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฅ ๐˜ฌ๐˜ช๐˜ต๐˜ข ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ต๐˜ช. ๐˜ˆ๐˜ค๐˜ข๐˜ณ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ค๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ต๐˜ถ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฑ, ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ณ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ณ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜ช ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฆ๐˜ฌ๐˜ด๐˜ฑ๐˜ฐ๐˜ด. ๐˜๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ณ๐˜ข ๐˜ต๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ถ๐˜ด๐˜ถ๐˜ด ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ช๐˜ณ๐˜ช๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข. ๐˜œ๐˜ฏ๐˜ต๐˜ถ๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ข๐˜ฌ๐˜ด๐˜ช ๐˜ธ๐˜ข๐˜ญ๐˜ช ๐˜ฏ๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ญ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ด๐˜ช๐˜ข๐˜ฑ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข?

Isi pesan Randy si calon suami yang belum pernah dia temui. Sontak saja membuat Nadia terkejut, apakah pernikahan ini sama seperti pernikahan dia sebelumnya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Bayaranย ย ย Dipermainkan

    "Kenapa kamu melakukan hal seperti tadi?" Nadia tampak terlihat bingung dengan sikap Randy barusan."Aku hanya ingin mempermalukan wanita tua itu saja"."Sebagai istriku, tentu saja aku harus melindungimu. Bukankah begitu?" goda Randy santai dengan mendekatkan wajahnya ke wajah Nadia."Lebih tepatnya istri bayaran, bukan istri sungguhan" Nadia bicara ketus kepada Randy. Randy pun kemudian tiba-tiba menghentikan mobilnya."Bukannya kamu itu istri sungguhan, kamu adalah istri sahku secara hukum negara maupun agama"."Atau mungkin, kamu ingin melakukan tugas seorang istri yang sesungguhnya" goda Randy sambil membisikkan kalimat tersebut ke telinga Nadia. Nadia pun spontan langsung menggeserkan tubuhnya menjauh. Dia merasa takut dengan sikap manis Randy seperti ini. Nadia merasa Randy memang benar-benar seorang psikopat. Sikap dinginnya memang menyebalkan, tapi sikap manisnya jauh lebih mengerikan. Hawa hangat pun seketika merayapi kulit tubuhnya,entah perasaan apa yang tengah menyelimut

  • Istri Bayaranย ย ย membalas hinaan

    "Mulai sekarang kamu dan anak-anakmu tinggal di rumahku. Jadilah istri yang baik buatku" Randy berbicara tersenyum sambil menyentuh dagu Nadia. Nadia tercengang dengan sikapnya."Sungguh kasar" Nadia membatin."Tapi aku mau melihat kondisi Rini terlebih dahulu, kamu sudah berjanji. Jangan bilang kalau kamu ingin mengingkarinya" Nadia mencoba menagih janji yang pernah diberikan oleh Randy."Tentu saja, seperti yang kamu minta"."Oh ya, kamu juga bisa mengajaknya untuk tinggal denganmu nantinya. Ada sebuah rumah kecil di belakang rumahku ini. Dia bisa tinggal disana dengan gratis" ucap Randy menekankan. Nadia langsung tersenyum kecut setelah mendengar ucapan Randy."Aku selalu ingin melihat wajahmu itu tersenyum. Aku tidak ingin dianggap oleh orang-orang kalau aku adalah suami yang jahat" Randy tersenyum dan mengedipkan sebelah matanya. Kali ini Nadia merasa jijik dengan sikap Randy seperti ini. Dia lebih memilih sikap Randy yang dingin saja"Apakah dia biseksual, oh no. Jangan pernah t

  • Istri Bayaranย ย ย Surat Perjanjian

    Setelah semuanya siap, Nadia dan kedua anaknya serta Dion pergi dari kontrakannya menuju ke tempat acara pernikahan akan dilaksanakan. Terlihat bang Baron sudah menunggu di depan. Semua para tetangga terkejut melihat Nadia yang sudah tampil begitu cantik dengan balutan kebaya putih yang identik dengan orang yang hendak menikah. "Cih, liat. Janda sok cantik itu akhirnya beneran nikah kan sama si Baron preman itu" ucap mpok Nur yang memang terkenal dengan mulutnya yang pedas dalam berbicara. Si ratu gibah disekitaran wilayah itu. "Iya mpok. Pasti tuh sudah isi. Lihat saja, dadakan begitu nikahnya" lanjut mbak Ira ikut mengompori keadaan. Merek berdua yang memang terkenal sebagai duo rese lambe gosip. Mereka berdua lah yang selalu ribut dengan Rini, karena Rini yang memang jengah dengan omongan ngawur mereka. "Nggak usah dengerin ibu-ibu ceriwis ini say. Maklum iri tanda tak mampu" Dion berbicara dengan suara yang diubah seperti perempuan dan bergaya centil khas para makhluk jadi-jadi

  • Istri Bayaranย ย ย Bertemu Idola

    Nadia seperti merasa selalu diawasi dan selalu diatur oleh Randy, tapi mau bagaimana lagi dia adalah calon suaminya. Dia juga orang yang telah membantu Nadia melunasi biaya untuk pengobatan Rini."Iya. Tapi bolehkan sebelumnya aku pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Rini?" Nadia membalas pesan Randy keesokan harinya. Nadia merasa terlalu lelah untuk membalas pesan Randy, serta Nadia masih terlalu bingung dengan perubahan kehidupan yang akan dia jalani nantinya . Nadia sadar diri, untuk balas budi kepada Randy dia harus mematuhinya apapun permintaannya. Sebab Nadia benar-benar sudah tidak bisa berpikir apa-apa lagi. Seperti ikuti alur cerita saja. "Nanti setelah acara akad nikah kita selesai kamu boleh menjenguk Rini. Kamu tenang saja dia bersama orang yang menyayanginya sekarang" balas Randy. Balasan dari Randy yang membuat Nadia terkejut. Orang yang menyayangi Rini, siapa? Sejujurnya Nadia tidak terlalu mengetahui kisah hidup Rini. Dia hanya bercerita kalau dia kabur dari rumahnya

  • Istri Bayaranย ย ย Perbincangan

    Nadia merasa syok setelah orang yang dimaksud oleh Randy tadi datang. Dia menyampaikan pesan dari Randy kalau besok Nadia akan dijemput oleh dirinya. Dia juga berkata kalau sebaiknya sekarang Nadia pulang saja beristirahat, kasian anak-anaknya kalau ditinggal terlalu lama. Nadia yang belum sempat protes sudah diberitahu kalau pria yang mengantar makanan itulah yang ditugaskan bosnya untuk menjaga Rini di rumah sakit. Sedangkan Nadia akan diantar pulang sopir yang sudah menunggu dimobil. Nadia pun terpaksa harus pergi meninggalkan Rini yang masih dioperasi. Atas paksaan pria tersebut, mau tidak mau dia harus segera pulang, apalagi Randy mengirimi dia pesan.๐˜—๐˜ถ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ, ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฉ๐˜ข๐˜ธ๐˜ข๐˜ต๐˜ช๐˜ณ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฎ๐˜ถ. ๐˜‹๐˜ช๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ต๐˜ช ๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ-๐˜ฃ๐˜ข๐˜ช๐˜ฌ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข. ๐˜ˆ๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜บ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ซ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ฆ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ต๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ ๐˜ฑ๐˜ข๐˜ด๐˜ต๐˜ช๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ช๐˜ต๐˜ถ. ๐˜›๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ด๐˜ข๐˜ซ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ข ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ต๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜บ?

  • Istri Bayaranย ย ย Terpaksa

    Setelah beberapa saat, Nadia dipanggil untuk menemui dokter yang sedang menangani Rini. Sang dokter ingin menjelaskan keadaan pasien kepadanya secara langsung."Bagaimana keadaan teman saya dok?" tanya Nadia cemas."Apa ibu anggota keluarga dari korban tabrak lari ini?" tanya dokter tersebut kepada Nadia."Bukan dok, saya temannya. Tapi kami sudah seperti keluarga dok" jawabnya."Kalau boleh tau, dimana keluarga pasien Bu" dokter ingin mengetahui keberadaan keluarga Rini. Sebab, tindakan yang akan dia ambil harus ada persetujuan dari pihak keluarga pasien."Saya tidak tahu dok, sejak saya mengenalnya. Dia sudah hidup sendirian dok" jelas Nadia kepada si dokter tentang Rini yang dia ketahui. Dokter pun menghela nafas yang panjang."Sebelumnya saya ingin memberitahukan kalau keadaan pasien sangat kritis. Pasien sudah kehilangan banyak darah. Apalagi untuk sementara stok darah untuk golongan daerah pasien juga sedang kosong di rumah sakit ini. Namun ada hal yang jauh lebih penting dari i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status