Share

Surat Perjanjian

Setelah semuanya siap, Nadia dan kedua anaknya serta Dion pergi dari kontrakannya menuju ke tempat acara pernikahan akan dilaksanakan. Terlihat bang Baron sudah menunggu di depan. Semua para tetangga terkejut melihat Nadia yang sudah tampil begitu cantik dengan balutan kebaya putih yang identik dengan orang yang hendak menikah.

"Cih, liat. Janda sok cantik itu akhirnya beneran nikah kan sama si Baron preman itu" ucap mpok Nur yang memang terkenal dengan mulutnya yang pedas dalam berbicara. Si ratu gibah disekitaran wilayah itu.

"Iya mpok. Pasti tuh sudah isi. Lihat saja, dadakan begitu nikahnya" lanjut mbak Ira ikut mengompori keadaan. Merek berdua yang memang terkenal sebagai duo rese lambe gosip. Mereka berdua lah yang selalu ribut dengan Rini, karena Rini yang memang jengah dengan omongan ngawur mereka.

"Nggak usah dengerin ibu-ibu ceriwis ini say. Maklum iri tanda tak mampu" Dion berbicara dengan suara yang diubah seperti perempuan dan bergaya centil khas para makhluk jadi-jadian. Nadia langsung masuk ke dalam mobil sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Dion. Mobil yang sengaja dikirim oleh Randy sudah menunggu mereka dari tadi.

Nadia merasa gugup dengan acara pernikahan yang akan dihadapinya nanti. Dia terlihat cemas dengan pria yang akan dinikahinya ini. Ada rasa penyesalan dalam hatinya karena dia merasa gegabah mengambil keputusan saat itu. Namun nasi sudah jadi bubur, kini beribu rasa menyelimuti hatinya. Namun dia teringat dengan semua kebaikan Rini. Merasa ini bukanlah keputusan yang salah. Bismillah berharap semuanya akan jadi akhir yang bahagia.

"Semoga kamu baik-baik saja Rin, aku akan segera datang menemuimu" ucap Nadia dalam hati.

Setelah tiga puluh menit dalam perjalanan, kini mereka sampai pada sebuah gedung mewah yang sudah berhiaskan dekorasi acara pernikahan. Terkesan tidak sederhana dan juga tidak terlalu mewah untuk dekorasinya, namun bertabur bunga-bunga yang indah.

"Nyonya Nadia" tanya seseorang yang menghampiri kedatangan mereka.

"Silahkan kemari, anda sudah ditunggu tuan Randy".

"Mari" dia pun menunjukkan jalan dimana Randy telah menunggunya. Mendengar hal tersebut Nadia pun diselimuti perasaan yang gugup. Dia akan bertemu dengan pria aneh yang dikenalnya lewat aplikasi kencan.

"Bang Baron ikut ya" Nadia merasa perlu mengajak Baron karena takut dengan orang yang akan ditemuinya. Ini untuk pertama kalinya mereka akan bertemu setelah perkenalan singkat dan pembicaraan yang singkat melalui sambungan telpon tadi malam.

"Ma'af pak Randy meminta hanya ingin berbicara berdua dengan Bu Nadia saja" Nadia pun langsung memanyunkan mulutnya.

"Anak-anak biar bersama saya saja disini neng, neng Nadia silahkan masuk saja dulu kesana ngikutin mbanya" bang Baron begitu pengertian.

Kemudian wanita muda yang memanggil Nadia itu membuka sebuah pintu.

"Silahkan, pak Randy sudah menunggu di dalam" Nadia pun langsung masuk ke dalam kamar tersebut. Sesosok pria tengah membelakangi dirinya. Beberapa saat kemudian dia berbalik ke arah Nadia dan memandanginya.

"Ya allah gantengnya" Nadia langsung terpesona dengan penampilan pria tersebut. Benar-benar sungguh tampan. Degup jantungnya berdetak kencang, seakan tidak percaya dengan kenyataan yang dialaminya sekarang.

"Nadia" panggilan tersebut seketika menyadarkan lamunannya.

"Eh, iya" jawabnya tersipu malu karena ketahuan terpesona kepadanya.

"Ini surat perjanjian pernikahan kita, aku ingin kamu segera menandatangani nya".

"Acara akan segera dimulai, sebaiknya kau baca dengan cepat dan tanda tangani setelahnya" ucapnya to the point, suaranya terdengar begitu dingin. Sorot matanya yang tajam seakan hendak menerkam dirinya hidup-hidup.

"Seperti patung" ledek Nadia dalam hati setelah mendengar ucapannya. Tidak ada raut apapun di wajahnya. Datar, begitulah.

"Baiklah, akan saya tanda tangani langsung saja" ujar Nadia terdengar kesal.

"Apa kamu tidak ingin membacanya terlebih dahulu?" tanyanya dengan mengangkat sebelah alisnya.

"Tidak perlu, saya percaya kamu. Seperti kamu percaya saya waktu itu" kata Nadia dengan tegas diselip sebuah senyuman yang dibuat sinis tapi malah terlihat manis.

"Baiklah kalau menurutmu begitu, jangan pernah sekalipun kamu memberitahu orang-orang kalau kamu itu adalah istri bayaran saya. Kamu paham" sikap Randy yang tegas ini membuat Nadia berasa ingin muntah.

"Ganteng sih, tapi sayang nggak normal" ucapnya kemudian dalam hati sembari membubuhkan tanda tangannya pada materai yang tertempel di lembaran surat perjanjian.

"Ini sudah" Nadia langsung menyerahkan surat tersebut.

"Terimakasih untuk kerjasamanya".

"Saya harap anda bisa bekerja dengan baik sebagai istri saya".

"Mari kita keluar untuk proses acara akad nikahnya" dia mengulurkan tangannya untuk meminta Nadia berjalan bersamanya. Tetap dengan tanpa ekspresi, meski adegan yang mereka tampilkan seperti cerita romansa pada cerita fiksi.

"Ya tuhan, sweet banget sih".

"Berasa jadi kaya di drakor aja".

"Ingat Nadia, dia pecinta sesama terong. Jangan ngimpi hidupmu bakal indah kayak drama-drama korea" Nadia berucap dalam hatinya untuk mengingatkan dirinya. Dia pun menerima uluran tangan tersebut dengan tersenyum manis.

"Sebagai istri yang sudah kamu bayar tentunya aku harus bekerja dengan baik kepada anda pak Randy yang terhormat" Nadia menyengir sinis.

Nadia terlihat begitu sangat cantik, dengan balutan kebaya putih. Siapapun yang memandangnya pasti akan kagum dengan kecantikan dan keanggunan yang terpancar dari dirinya.

Mereka pun berjalan ke arah para tamu, semua para tamu undangan kini sudah berdatangan. Mereka semua sangat terpukau dengan kedatangan Randy dan Nadia. Banyak yang memuji mereka sangat serasi, ada pula yang mencibir tentang status Nadia seorang janda. Malah terdengar bisikan kalau acara pernikahan yang digelar mendadak ini dikarenakan Nadia tengah hamil. Nadia tidak terlalu menggubris dan sakit hati dengan perkataan mereka. Toh ini hanya pernikahan kontrak.

"Nadia, tunjukkan bakat aktingmu yang terpendam selama ini" ucap Nadia dalam hati.

"Aku adalah artis pentas seni seperti waktu sekolah dulu".

"Semangat" Nadia bertekad dan menyemangati dirinya yang kini tengah memerankan sandiwara sebagai seorang istri pria yang memiliki kelainan seksualitas yakni seorang gay.

Randy melirik sekilas ke arah Nadia dan tersenyum. Dia sangat bahagia melihat senyuman manis yang terlihat dari bibir indah Nadia yang dipoles lipstik berwarn pink muda. Nadia terlihat sangat begitu menawan. Sehingga membuat Randy ingin sekali mengecup bibir indah itu dengan lembut.

"Sampai kapanpun kau hanya akan tetap berada disisiku Nadia" ucapnya dalam hati.

Proses ijab kabul berjalan dengan lancar, Randy dengan lancarnya mengucapkan kalimat tersebut hanya dengan sekali ucapan. Riuh tepuk tangan dari para tamu undangan menghiasi suasana di dalam ruangan yang begitu megah. Acara berlangsung cepat dan terasa begitu khidmat. Ada perasaan haru dihati Nadia, seakan ini adalah pernikahan sungguhan bukan sandiwara.

"Kita temui dulu mamaku" Randy mengajak Nadia untuk menemui keluarganya untuk melakukan sungkeman. Tentu saja masih dengan sikapnya yang dingin kepada Nadia. Randy mendatangi seorang wanita paruh baya yang masih terlihat begitu cantik dengan balutan kebaya yang senada. Seolah-olah acara ini sudah dipersiapkan sejak lama.

Tampak Randy begitu khusyuk menggenggam erat tangannya dan menyaliminya dengan khidmat. Tentu saja ada rasa haru di hati Nadia. Seandainya ini bukan pernikahan kontrak pasti akan sangat membahagiakan baginya. Apalagi jika orang tua Randy tau pasti mereka akan sangat kecewa dengan pernikahan ini.

Nadia pun ikut menyaliminya setelah Randy. Tangan itu begitu lembut mengusap kepala Nadia. Tatapan matanya begitu teduh, dan juga hangat. Setitik rasa bersalah menyusup ke dalam hatinya. Nadia ikut merasakan haru dan air matanya mengalir begitu saja mengalir pada pipi mulusnya. Wejangan-wejangan yang diberikan oleh wanita itu hanya bisa dijawab dengan anggukan oleh Nadia.

Ya Allah, ampunilah diriku yang telah membohonginya. Limpahkan seluruh kebahagian kepada mereka yang tidak sengaja akan tersakiti karena perbuatanku. Jika mereka akan menangis, aku mohon tangisan itu merupakan tangisan sebuah kebahagiaan bukan kesedihan. Nadia berdoa untuk orang tua Randy yang kini telah resmi menjadi orang tuanya juga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status