Dulu, Irene selalu sendirian di penjara. Jika bukan karena Leni sering mengunjunginya, mendukungnya dan sibuk membantunya dengan urusannya, mungkin saja dia tidak bisa keluar dari penjara hidup-hidup.Selama tiga tahun yang susah itu, Leni-lah yang terus mendukungnya.Penyelamat hidup, ya .... Mata Michael berkilau. Sepertinya, Leni benar-benar sangat penting bagi Irene. "Tapi, apakah kamu nggak merasa konyol untuk menganggap seseorang sebagai penyelamat hidupmu? Kalau satu hari nanti, kamu ditinggalkan oleh penyelamat hidupmu, apakah kamu nggak akan merasa lebih putus asa?""Leni nggak akan meninggalkanku," kata Irene dengan sangat yakin. Tatapannya juga penuh keyakinan.Entah mengapa, sebuah perasaan tidak nyaman muncul dalam hati Michael, seakan-akan dia tidak menginginkan ada orang yang layak mendapatkan kepercayaan Irene, seakan-akan Irene bisa melakukan apa pun demi orang tersebut....Beberapa hari kemudian, karena departemen tingkat atas akan datang melakukan pemeriksaan di Pus
"Ponsel seperti ini sudah sangat bagus!" Michael memotong ucapan Irene dan menundukkan kepalanya untuk memilih ponsel dengan serius.Tepat pada saat ini, tiba-tiba seseorang memanggil nama Irene. "Eh, Irene!"Irene mengangkat kepalanya dan melihat tidak jauh darinya, Jessie berjalan ke arahnya bersama seorang wanita. Kedua orang ini jelas-jelas datang jalan-jalan pada malam hari.Saat mereka sudah mendekat, Irene baru menyadari bahwa orang yang bersama Jessie adalah Amanda Clark, teman SMA-nya."Sungguh kebetulan bisa bertemu denganmu di sini. Apakah ini pacarmu?" tanya Jessie sambil terus mengamati Michael yang berdiri di sisi Irene.Sebelum Irene bisa menjawab, Amanda berkata, "Eh, Jessie, jangan asal bicara. Dengar-dengar, pacar Irene adalah tuan muda dari keluarga kaya. Kalau dilihat dari pakaiannya, sepertinya bukan orang ini, deh."Pakaiannya murahan!Sambil berbicara, Amanda mengangkat alisnya. Seulas senyuman menghina tersungging di wajahnya yang lumayan cantik, lalu dia berkat
Amanda merasa dipermalukan di hadapan semua orang.Amanda berbalik dengan murka dan bergegas meninggalkan tempat dia dipermalukan ini, sedangkan Jessie juga bergegas mengikutinya.Irene merasa seperti sedang menonton pertunjukan. Begitu dia keluar dari pusat perbelanjaan, dia melihat orang-orang yang sedang menghancurkan mobil dan mobil itu sepertinya milik Amanda."Ada apa? Apakah dia menyinggung seseorang, sehingga orang itu balas dendam?" kata Irene."Entahlah," jawab Michael. Matanya berkilau, sudut bibirnya terangkat."Lagi pula itu bukan urusan kita," kata Irene sambil berjalan ke terminal bus dengan Michael.Tiba-tiba, langkah Michael terhenti. Irene pun menoleh dan melihatnya. Wajah Michael pucat pasi, dia tampak terkejut, kedua matanya menatap ke arah terminal bus."Ada apa?" tanya Irene dengan khawatir."Nggak ... nggak apa-apa," jawab Michael. Ekspresinya sudah kembali normal. Tadi ... dia salah lihat, dia mengira seorang wanita di dalam bus sebagai wanita itu.Wanita yang s
"Aku akan menemanimu, matrasnya berada di sisi ranjang. Begitu kamu menoleh, kamu bisa melihatku," kata Irene."Temani aku, ya?" gumam Michael, bahkan dia sendiri juga tidak tahu bahwa tatapannya sekarang penuh akan permohonan.Irene menggigit bibirnya. Dia ragu-ragu sesaat, lalu menganggukkan kepalanya dan berkata, "Baiklah." Kemudian, dia mengambil selimut di lantai dan berbaring di sisi Michael.Bahkan dia sendiri pun terkejut karena dia setuju untuk tidur di ranjang yang sama dengan seorang pria. Mungkin karena tadi, Michael terlihat seperti sebuah boneka kaca yang rapuh, seakan-akan dia akan pecah jika disentuh sedikit saja, membuat Irene ingin melindunginya dengan baik.Sambil berbaring di atas ranjang, Irene mematikan lampu, sedangkan tangan kanannya tetap digenggam oleh tangan kiri Michael."Mike, kalau masih kesakitan, panggil aku, ya," kata Irene."Baik," jawab Michael. Apakah ini pengaruh obat? Dia merasa jauh lebih baik daripada saat penyakit ini kambuh sebelumnya.Apakah a
Tubuh Irene langsung menjadi kaku. Setiap dia mendengar nama kedua orang ini, dia selalu merasa seperti sedang mimpi buruk!Tentu saja dia juga mengetahui tentang cincin berlian enam karat itu, dia juga pernah melihat foto cincin itu di berita. Kalaupun dia ingin menghindari berita-berita ini, saat dia menyalakan ponselnya dan menjelajahi internet, dia tetap akan melihat berita tersebut.Dulu, saat dia dan Martin sedang berbelanja di toko perhiasan, dia juga pernah melihat berlian kasar berwarna merah muda itu. Pada saat itu, Martin berkata padanya, "Irene, kalau kamu menyukainya, aku akan membelinya sebagai cincin nikah kita."Namun, akhirnya, Martin bukanlah miliknya, begitu pula dengan cincin berlian itu.Pada saat ini, Irene mendengar suara seorang pria yang jernih dan malu-malu. "Irene, em ... apakah kamu akan pulang?"Irene mengangkat kepalanya dan melihat seorang pria yang berusia sekitar 30 tahun dengan rambut pendek dan seragam kerja Divisi Transportasi. Pria ini sedang menata
Pada saat ini, Irene hanya merasa jantungnya berdebar kencang.Astaga, ada apa dengannya?Dia seketika menarik kembali tangannya dan berkata dengan wajah memerah, "Baik ... baiklah, ayo makan, buburnya sudah dingin." Kemudian, dia pun menunduk dan mulai makan.Michael tersenyum. Melihat Irene yang hampir membenamkan seluruh wajahnya di dalam mangkuk, senyuman di wajah Michael melebar. "Apakah Kakak menyukaiku?" tanya Michael."Tentu saja," jawab Irene tanpa ragu."Aku juga, aku sangat menyukai Kakak," kata Michael sambil tersenyum. Sepertinya, sudah lama sekali tidak ada orang yang membuatnya begitu tertarik....Setelah pemeriksaan oleh Manajemen Perkotaan berakhir, Jessie berkata pada Irene, "Irene, teman sekelas kita waktu SMA akan mengadakan reuni pada akhir pekan, ayo ikut."Reuni? Irene tidak bisa menahan tawanya. Jika dia menghadiri acara reuni dengan keadaannya sekarang, dia hanya akan menjadi bahan tertawaan. "Nggak, deh. Aku ada urusan, nggak bisa pergi," kata Irene."Eh, tem
Hannah tampak tidak percaya. Apakah Michael ingin bertemu dengan Irene?Sebagai anggota Keluarga Moiras, tentu saja dia tahu bahwa Michael sebenarnya tidak tertarik pada kakaknya. Michael hanya memilih kakaknya karena kakaknya cocok untuk menjadi menantu Keluarga Yunata.Pada saat itu, di pemakaman kakaknya, pria ini juga tampak cuek, seakan-akan kematian kakaknya adalah sesuatu yang tidak penting bagi pria ini.Terkadang, dia bahkan bisa berpikir, hal seperti apa yang sebenarnya bisa menggerakkan hati pria ini?Sekarang, dia melihat amarah di wajah yang indah itu, hal ini adalah sesuatu yang tidak pernah dia lihat sebelumnya.Namun, hal ini terjadi karena ... Irene?! Wanita yang bukan siapa-siapa itu?!Dia menoleh melihat Martin di sisinya dan melihat ekspresi yang sama di wajah pria itu.Pada saat ini, Charles yang berdiri di sisi Michael bergegas mengiakan ucapan Michael. "Baik," katanya. Apakah Michael sedang marah? Charles pun merasa ketakutan.Siapa pun yang pernah melihat Michae
Kemudian, muncul seseorang yang tidak dia duga, yaitu Charles, sekretaris pribadinya Michael.Filbert bergegas menyapa Charles dengan penuh hormat. "Sekretaris Charles!"Tatapan Charles melihat Erick seperti melihat orang yang sudah meninggal. Pemuda ini malah menyinggung orang yang disukai oleh Michael.Hari ini, secara kebetulan, Michael juga berada di kelab ini dan kebetulan menyaksikan adegan tadi.Charles berkata pada petugas keamanan di satu sisi, "Lakukan kembali apa yang dia lakukan tadi."Petugas keamanan itu langsung menuruti perintah Charles. Dua petugas keamanan yang kuat pun menyeret Erick ke samping kolam dan mendorong kepalanya ke dalam air berkali-kali, seperti apa yang Erick lakukan pada Irene sebelumnya!Murid-murid sekelas Irene yang ikut keluar untuk menyaksikan kejadian ini, serta Martin dan Hannah, pun tercengang.Tidak ada yang menyangka bahwa masalahnya akan menjadi seperti ini.Petugas keamanan itu sama sekali tidak berniat untuk melepaskan Erick, sedangkan Fil