Share

Ponselku, Bukankah Sudah Disadap?

Bukannya merasa senang akan memimpin perusahaan secara cuma-cuma. Pria tersebut langsung menunjukkan wajah penuh beban. Hingga tangan menunjukkan tanda silang.

"Maaf, Tuan. Hadiah dari taruhannya sangat berbahaya bagi saya."

"Berbahaya?" Yuksel sampai mengerutkan dahi.

"Coba bayangkan, jika saya menang jabatan tertinggi bisa dikantongi. Kalau semisal kalah?"

Yuksel menatap sekretaris bernama Daris serius. Benar juga, pria tersebut tidak memiliki hal serupa seperti dirinya.

"Kalau begitu, aku bakal jadi pembantu. Hal itu juga berlaku untukmu jika aku kalah."

Daris kali tersebut mengangguk setuju. Sorot mata menampilkan kepercayaan diri tingkat tinggi. Pria tersebut mengenal baik siapa Yuksel.

Sang atasan bukanlah pria yang mau terjerat hubungan dengan wanita, hanya karena alasan mencari info atau memanfaatkan.

"Apa sebelumnya, Anda sudah mengenal nyonya?"

"Apa ini semacam wawancara?"

Daris tersenyum. "Ini hanya sebuah rasa penasaran."

"Enyah," ujar Yuksel sembari menunjuk pintu.

Meli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status