Share

Akhirnya Menikah

Zylva terkunci pada tombak yang menusuk hatinya. Hidup selama lebih dari 20 tahun nyatanya membuatnya terjebak dalam pernikahan yang tidak pernah dia harapkan.

Di dalam mobil, Nyonya Fryda mengelus rambut putrinya dengan lembut dan penuh kasih.

"Terima kasih sudah menerima pernikahan ini, Sayang. Ibu senang sekali atas keputusanmu. Pernikahan akan dilakukan tertutup, kau tidak perlu khawatir pada pandangan orang lain. Ibu yakin dia adalah pria yang baik."

Zylva ingin sekali menjawab, tapi apa gunanya mengatakan penolakan sekarang?

Dia meremas gaunnya yang indah, menahan tangis yang sudah sejak tadi tercekat di tenggorokan nya.

Dia tidak bicara pada ibu dan ayahnya sejak tadi. Dan saat turun dari mobil pun dia tidak mengatakan apapun. Dia melewati semua orang dan berlari ke kamar.

Nyonya Fryda menatap putrinya dengan rasa bersalah, sementara Tuan Faizal hanya bisa mengelus dada.

Zylva ingin segera masuk ke kamar. la menemukan Cya sedang duduk di atas ranjangnya, memainkan tali warna-warni yang ia koleksi.

"Apa yang kau lakukan di sini? Keluar kau dari kamarku."

Cya dalam posisi memunggungi, melepaskan mainan itu, lalu meletakkan kembali di atas meja.

"Kau sudah kembali?" tanyanya.

"Keluar kau sekarang dari sini atau aku akan menyeretmu," balas Zylva

"Zylva, aku hanya ingin--"

Set!

Zylva yang sedang sangat emosional menarik tangan Cya keluar dari kamarnya, menarik dengan kasar dan mendorong tubuh sang kakak keluar dari kamarnya.

"Zylva, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu. Aku mau kita berbaikan, aku akan menghargaimu sekarang, kau sudah menyelamatkan hidupku, kau sudah ..."

"Pergi kau penipu! Kau sengaja menipu semua orang agar kau terhindar dari perjodohan ini, kan? Karena dia laki-laki yang cacat dan bodoh, bukannya karena kau benar-benar ingin berkarir”

Suara Zylva saat berteriak seperti benar-benar sangat terpukul. Cya yang berdiri di belakang pintu hanya bisa membiarkan ini terjadi. Dia pergi dari kamar setelah Nyonya Fryda memergokinya yang masih berdiri di depan pintu kamar Zylva.

Mutiara yang menghiasi tile-tile luar, menggambarkan betapa mahalnya harganya, tetapi tidak berarti apa-apa bagi Zylva

Seorang pria berparas rupawan duduk di sebelah supir dan berkata dengan suara yang penuh kesopanan,

"Senang sekali, akhirnya Tuan Muda kami akan segera menikahi wanita yang begitu cantik dan anggun seperti Anda."

Zylva seharusnya menertawakan ini, karena "Anggun" adalah kata yang sangat tidak pantas untuknya. Dia bahkan membenci segala hal tentang hari ini dan kecantikannya.

Namun, dia malah ingin menangis saat mereka melemparkan senyum padanya.

Setelah cukup lama diam, perjalanan itu berakhir pada sebuah bangunan megah tak jauh dari pusat kota.

Zylva melirik keluar, pada ayah dan ibu yang baru saja turun dari mobil, disambut oleh begitu banyak orang.

Zylva melirik pada sisi lain, dan terkejut saat melihat ada begitu banyak orang yang berdiri di sana.

"Bukankah katanya pernikahan ini akan diadakan tertutup?" batinnya terkejut.

Nyonya Besar dengan seorang wanita berjalan mendekati mobil mempelai wanita.

Tap!

Dia membuka pintu, di depan banyak pelayan dia berkata, "Inilah dia menantuku yang jelita. Dia sangat pantas dan cocok bersanding dengan putraku yang sedikit bermasalah."

"Ibu macam apa yang seperti menghina putranya sendiri," bisik salah seorang yang berdiri di sebelah pengantin. Kepala Zylva ditutup dengan selendang putih dari sutra, mirip selayar yang menghiasi ruang di kepalanya.

"Meskipun anak itu disebut monster, sebagai ibu bukankah seharusnya dia tidak mengatakan dengan terang-terangan kalau putranya yang satu itu tidak sehat?"

Bisikan orang-orang terdengar begitu dekat. Lia merasa lebih terpukul setelah mendengar ini langsung dari orang-orang di sana. Sangat tidak menyangka bahwa dia memang akan menjadi pengantin untuk pria tidak normal.

Di dalam gedung tidak terlalu banyak orang, sangat tertutup dan jauh dari wartawan. Orang-orang mengiring langkah Zylva masuk lebih dalam.

Dia terus saja menunduk lesu, tidak tertarik untuk melihat sisi mana pun dalam ruangan.

Satu menit, dua menit, tiga menit, bahkan hingga hampir satu jam, tak ada yang terjadi, tak ada yang terdengar selain gosip dan gelak tawa orang-orang soal calon suaminya yang dihinakan.

"Itu dia. Itu dia!"

Zylva mendengar kata-kata ini dengan telinganya sendiri. Apa yang orang-orang itu hebohkan pastilah kedatangan mempelai pria. Dia bertekad tidak akan mengangkat kepalanya, sebelum dia benar-benar keluar dari sana.

Drap

Drap

Drap

Langkah ramai terasa semakin mendekat.

Zylva bergetar saat melihat pintu utama penuh keramaian. Sayup-sayup dia melihat dengan mata kepala, putra ketiga Tuan Stuward masuk dengan setelan jas yang rapi. Itulah pria yang sebenarnya Zylva sukai, tapi ... pria yang membuatnya menerima takdir, malah datang sebagai tamu undangan.

Mata yang tertunduk, terangkat saat Zylva melihat sang pujaan memotretnya dari kejauhan. Tuan Muda Reza memberikan senyuman pada semua orang, juga pada mempelai wanita yang jatuh cinta padanya. Reza memandangi Zylva dengan sesuatu yang terasa sangat berbeda.

Namun, baru saja Zylva tertipu oleh khayalan semu yang indah, Tuan Besar Stuward masuk dari tengah pintu, dia mendorong seorang pria yang sedang duduk di kursi roda.

Samar-samar dari balik selayar tipis yang menutupi mata, Zylva melihat calon suaminya benar-benar duduk di kursi roda.

Wajah pria itu juga ditutupi sebuah benda mirip topeng yang hanya menyisakan bibir dan hidungnya saja, Aneh

Semua orang melirik Tuan Muda yang terhina dengan sebelah mata, tapi Zylva menatap calon suaminya dengan mata yang membola lebar.

Pria berkursi roda itu tidak dibawa untuk berdiri di sebelahnya, tetapi didorong masuk dalam sebuah sekat yang tertutup, hingga tak ada seorang pun yang bisa melihat rupanya termasuk Zylva sendiri.

"Sekarang kalian sudah resmi sebagai pasangan suami-istri." Entah sejak kapan ini selesai, Zylva sangat merinding ketika kata-kata ini bermuara di segala sisi.

Semua orang bertepuk tangan dan memberikan selamat setelah prosesi pernikahan.

Pernikahan ini malah seperti permainan dan tipuan jika begini. Dia bahkan tidak tahu wajah jelek sang suami seperti apa.

Meski ditutupi topeng yang mengerikan. Dia tidak bisa menahan diri untuk terus berdiri di sana lama-lama.

Zylva mengepal erat tangannya. Bagaimana bisa dia menikah tetapi tidak ada sang suami di sebelahnya?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status