Beranda / Historical / Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh / Seperti Apa Putra Tuan Dony?

Share

Seperti Apa Putra Tuan Dony?

Penulis: Xysrxnxa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-02 23:40:29

Tetapi nasibnya seperti tangan tak sampai. Dia menatap ibunya dengan netra yang pilu, berusaha tersenyum meski tidak mungkin. Sakit sekali.

"Ibu, apa aku tidak salah dengar? Bagaimana bisa... kenapa aku harus selalu berkorban untuk perempuan ini? Aku anak Ibu! Aku yang Ibu kandung! Aku yang,”

"Tapi dia juga anak Ibu. Dia kakakmu, dia bekerja dan dia punya mimpi saat ini."

Entah seperti apa hatinya kini, tapi ... kata-kata sang ibu seperti menggambarkan bahwa dia tidak berhak punya mimpi.”

Memang benar, Zylva hanya gadis tomboy yang baru saja lulus sekolah. Dia belum bekerja, dan tidak seperti menunjukkan punya cita-cita.

Setiap hari, dia hanya akan pulang untuk melemparkan tas, bermain, lalu pergi dan keluar lagi entah ke mana. Berbeda dengan Cya yang rumahan, Zylva lebih bahagia di luar rumah daripada di rumahnya sendiri.

Saat air mata itu hampir jatuh, dia mengelapnya dengan cepat lalu bertolak pinggang. "Jadi aku harus berkorban lagi untuk anak ini? Dia hanya berpura-pura lemah supaya kalian menyudutkan aku untuk menggantikan dia menikah."

"Zylva"

"Ayah, jika dia saja tidak mau menikah, apa lagi aku yang lebih muda darinya, aku--"

"Kita tidak punya pilihan lain. Jika Cya tidak mau, maka kau yang akan menikah."

Pemikiran ini sangat tidak masuk akal. Dia selalu saja dijadikan pelarian atas semua masalah. Ini seperti tujuh tahun yang lalu, saat Cya memecahkan kaca jendela sekolah, Zylva yang sangat suka sepak bola harus rela dijadikan tumbal dan dihukum oleh guru, juga dipermalukan oleh banyak orang. Tapi lihat apa yang dilakukan Cya ... gadis itu menertawakannya lalu menepuk punggungnya dengan bangga.

Tiga tahun yang lalu juga begitu. Semua orang memuji Cya karena dia gadis dengan kepribadian yang anggun dan lembut, orang-orang berpikir bahwa dia adalah yang paling rajin dan pandai dalam banyak hal. Sedangkan Zylva, orang-orang memandangnya sebelah mata karena menganggap dia seperti sampah di rumah karena tidak memiliki karir, preman dan tidak lembut sama sekali.

Dan sekarang, setelah semua dipikir akan baik-baik saja, apa Yulia harus melakukan hal yang sama sekali lagi? Berkorban untuk terakhir kali dalam hidupnya, mengorbankan masa depan lalu menikahi pria yang seharusnya menikah dengan Cya?

"Kau akan menikah, dengan putra Tuan Besar Dony."

"Tuan Dony?"

Jika ada yang mendengar nama ini, semua orang akan menarik turun kaki mereka untuk memberikan penghormatan penuh. Tuan Dony Stuward, adalah pengusaha nomor satu di negeri ini yang nama dan karirnya dikenal dunia internasional. Kekayaannya berlimpah, anak perusahaan yang tersebar di seluruh dunia, juga istri yang kaya raya dan terpandang. Dia punya Tiga orang putra, tapi dengan siapakah Zylva akan dinikahkan? Ini bukan cabut undian sehingga nasib Zylva berada di tangan mereka kan? Saat mendengar Tuan Faizal mengatakan ini, mata semua orang membola penuh. Cya yang hendak keluar dari ruangan sempat berhenti, dia berbalik dengan cepat saat mendengar bahwa keluarganya akan berbesan dengan orang nomor satu di negara ini, lalu tersenyum licik seperti sudah mengetahui sesuatu yang sengaja dia hindari.

Nyonya Frida begitu terkejut. Dia mendekati suaminya dan bertanya, "Putra Tuan Dony?"

Semua orang sepertinya sangat tertarik dengan topik ini, tapi Zylva tidak. Mulutnya bergerak seperti sedang mengunyah permen dan mendesis, "Siapa pun dia, aku tidak pernah menerima ini. Kenapa sekarang malah aku yang harus jadi tumbal? Aku tidak mau." Zylva menarik tas sandang yang ia letakkan di atas meja dan hendak keluar, hanya saja sesuatu sepertinya sedang lebih buruk dari apa yang sedang dia pikirkan. "Keluarga kita sedang bangkrut." Saat kata ini terucap, kaki Zylva terasa berat.

"Ayah punya hutang yang begitu besar, juga tanggung jawab yang begitu berat karena harus membayar upah para karyawan. Pernikahan ini akan jadi jalan satu-satunya untuk membantu kita. Tuan Dony berbesar hati untuk membantu, dia akan membantu kita dan ... apa kau mau melihat ayahmu masuk penjara? Ayah sudah hidup dengan nama baik selama lebih dari 22 tahun, apa yang harus Ayah lakukan untuk ini? Apa kau tega melihat semuanya hancur setelah puluhan tahun?” sangat memohon pada putrinya. "Zylva... demi semua orang, apa tidak ada sedikit saja rasa kasihan mu pada Ayah?" Zylva tidak menyukai ini. Dia sangat membenci pernikahan. Mengapa dia dipaksa, sementara Cya yang harusnya bertanggung jawab malah dibiarkan pergi. Dalam hidupnya, bahkan dia tidak pernah sekali pun bermimpi untuk menikah. Dia tidak percaya pada cinta dan tidak pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun.

Bagaimana bisa ini menjadi pilihan yang baik untuknya jika dia bahkan tidak tahu pada lelaki mana dia harus menggantikan kakaknya yang licik?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Bayangan di Balik Mata

    “Apa yang salah dengan mata Zack sebenarnya apakah dia menyembunyikan sesuatu?” gumam Zylva Malam semakin larut, tapi di dalam kastel itu, waktu seolah berhenti. Api di perapian menjilat-jilat kayu, memantulkan cahaya ke wajah Zack dan Zylva yang masih duduk berdekatan.Zylva belum melepaskan sandarannya dari bahu Zack, tapi ia bisa merasakan tubuh pria itu mulai menegang."Zack?" panggilnya pelan.Tak ada jawaban.Zylva menegakkan tubuhnya, menatapnya dengan dahi berkerut. Mata Zack terbuka, menatap ke depan… tapi tatapannya berbeda. Dingin. Seperti kosong.“Zack?” ulang Zylva, kini lebih cemas.Senyum muncul di bibir Zack. Tapi itu bukan senyum yang ia kenal. Senyum itu... miring. Sinis.“Dia tidur,” bisik Zack—atau sesuatu yang memakai wajahnya. “Sekarang giliranku.”Zylva bergidik. “Apa maksudmu?”“Apa kau benar-benar mengira dia sesederhana itu? Lembut, rapuh, bisa disembuhkan oleh kata-kata manis?” Suara Zack terdengar lebih berat, lebih tajam. “Aku bagian yang dia pendam. Yan

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Rahasia di Balik Pintu Kastel

    Zylva membuka pintu kamar perlahan. Langkahnya pelan, khawatir membangunkan Zack yang sejak tadi diam tak banyak bicara selama perjalanan pulang dari hotel. Ia mendorong kursi rodanya ke dalam kamar yang remang, aroma kayu dan obat menguar dari udara dingin ruangan itu.“Aku bisa sendiri,” gumam Zack.“Biar aku bantu buka sepatumu,” jawab Zylva tanpa ragu, tetap jongkok di depan Zack. Tangannya dengan lincah melepas sepatu pria itu, lalu meletakkannya di samping pintu. Zack tidak banyak bergerak, hanya memandangi rambut Zylva yang tergerai ke depan, hampir menutupi wajahnya.“Kenapa kau selalu melakukan hal seperti ini?” tanya Zack, suaranya pelan, nyaris seperti angin.“Karena aku istrimu,” jawab Zylva singkat, menatapnya sebentar sebelum berdiri.Zack memalingkan wajah. “Kau tidak perlu bersikap seperti istri sempurna. Aku tahu ini bukan keinginanmu.”Zylva terdiam. Ia menatap Zack beberapa saat sebelum akhirnya berkata, “Memang bukan keinginanku. Tapi kalau kita sudah di sini... bu

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Pulang ke kastel

    Mobil hitam itu melaju tenang di jalanan kota yang mulai dipenuhi cahaya pagi. Di kursi belakang, Zylva duduk diam dengan tangan terlipat di pangkuannya, sementara Zack di sampingnya hanya menyandarkan kepala pada sandaran, matanya tetap tertutup, wajahnya tersembunyi di balik topeng.“Lelah?” tanya Zylva, memecah keheningan.“Sedikit,” jawab Zack singkat. “Terlalu banyak suara tadi malam.”Zylva mengangguk pelan. Ia pun merasakannya. Pesta keluarga yang dipenuhi wajah-wajah asing, sorot mata penuh tanya, dan bisik-bisik menusuk—semuanya terlalu berat untuk seseorang yang bahkan belum sepenuhnya siap menjadi istri.“Kau tidur cukup semalam?” tanya Zylva lagi, kali ini lebih hati-hati.Zack menggeleng pelan. “Tidak bisa. Punggungku nyeri kalau terlalu lama di tempat asing.”Zylva menoleh, ingin bertanya lebih jauh, tapi urung. Ia belum tahu batas mana yang boleh ia lewati. Mereka masih terlalu asing meski sudah berbagi atap.Sesampainya di kastel keluarga—begitu semua orang menyebut ru

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Sarapan Yang Terlalu Ramai

    Zylva menggeser cangkir Zack mendekat padanya, seolah mencoba menjembatani jarak yang terasa tak terlihat.“Kalau kau mau bicara… aku ada,” ucapnya pelan, hampir seperti bisikan. Zack tak menjawab, tapi kepalanya sedikit menoleh ke arahnya. Bukan sebuah balasan utuh, tapi cukup membuat Zylva tahu—ia didengar. “Aku tidak terbiasa sarapan dengan orang lain,” gumam Zack.Zylva tersenyum kecil. “Maka mulai hari ini, biasakan dirimu denganku.”Restoran hotel itu tak ubahnya seperti aula kecil yang dihiasi lampu gantung dan meja-meja bulat yang ditutupi kain putih bersih. Di pojok ruangan, sebuah meja panjang sudah dipenuhi aneka makanan sarapan: croissant hangat, omelet, buah-buahan segar, dan berbagai minuman.Zylva mendorong kursi roda Zack ke salah satu meja dekat jendela. “Di sini saja?” tanyanya pelan.Zylva berusaha lebih dewasa dan memahami bahwa ini mungkin sudah takdirnya.Zack mengangguk, lalu menyandarkan punggungnya, tampak mulai lelah hanya dengan perjalanan singkat itu.“

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Pagi Yang Canggung

    Suara burung tidak terdengar pagi itu. Yang ada hanya dengung pendingin ruangan dan samar suara kendaraan dari jalanan jauh di bawah hotel. Zylva membuka matanya perlahan. Cahaya matahari pagi menembus dari celah-celah tirai, membentuk garis cahaya di dinding kamar.Untuk sesaat, ia lupa bahwa dirinya sudah menikah. Lupa bahwa ini bukan kamarnya sendiri. Tapi begitu ia menoleh dan melihat sosok pria bertopeng di kursi roda yang menghadap ke jendela, kenyataan segera kembali.“Sudah bangun?” suara Zack terdengar pelan, tanpa menoleh ke arahnya.Zylva refleks duduk. “Iya... baru saja.”Zack tidak menjawab. Tangannya menggenggam cangkir kecil, dan dari aromanya, Zylva bisa menebak itu teh herbal yang tadi disiapkan pelayan hotel. Ia terlihat kaku, seperti orang yang sudah siap berperang sejak pagi.“Kau tidur nyenyak?” tanya Zylva hati-hati.“Tidak ada yang bisa disebut nyenyak,” Zack menjawab. “Aku tidak bisa tidur jika berbaring terlalu lama. Kursi ini lebih nyaman.”Zylva menarik seli

  • Istri Dadakan Si Tuan Muda Angkuh    Setelah Pertemuan Itu

    Acara berlangsung dengan formalitas yang membosankan bagi Zylva. Ia duduk di samping Zack selama hampir dua jam, hanya menjawab beberapa pertanyaan dari tamu yang datang dengan senyum sopan. Zack tetap diam nyaris sepanjang waktu, hanya mengangguk atau menoleh jika benar-benar perlu. Botol kecil di sakunya sesekali terlihat saat ia menggenggamnya erat.Zylva tak bisa berhenti mencuri pandang. Wajah pria itu masih tersembunyi di balik topeng setengah wajah berwarna hitam perak. Hanya dagunya yang terlihat, cukup untuk memperlihatkan garis rahang yang tegas, tapi juga dingin.Setelah acara selesai, mereka dibawa ke kamar hotel khusus yang sudah disiapkan untuk menginap malam ini. Zack tampak enggan, tapi tak banyak bicara. Mereka masuk ke dalam kamar suite besar dengan dua ranjang terpisah. Rico mengantar mereka, lalu segera pergi setelah memastikan segalanya aman.Zylva meletakkan clutch di meja rias, menatap bayangannya di cermin. Riasannya mulai luntur. Gaun ungu panjangnya masih ter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status