Share

Istri Di Atas Kertas
Istri Di Atas Kertas
Penulis: Keanz

Chapter 1

"Lex, sepertinya kau bisa memperkenalkan Laura pada keluarga Tompson di pesta kebun besok malam. Mereka mempunyai putera yang seumuran dengan Laura, mungkin hanya berbeda beberapa tahun. Keluarga itu cukup berpengaruh di kota ini."

Seorang perempuan tua dengan garis rahang tegas tengah berbincang dengan puteranya di meja makan. Jemima Clark tampak antusias mencari dukungan untuk sang putera menuju kursi kepemimpinan tertinggi di kota ini. Keturunan keluarga Morgans memang sudah tak asing dengan dunia politik. Philips Morgans, mertua Jemima Clark adalah mantan Gubernur di kota itu.

"Kau ingin aku menjodohkan Laura dengan putera keluarga Tompson, Mom?" tanya Alex mempertegas ucapan ibunya.

"Ya. Keluarga Morgans dan keluarga Tompson, bukankah kita akan menjadi penguasa di kota ini jika bersatu? Itu akan membuatmu menjadi calon Gubernur yang paling kuat, Lex. Mereka pasti akan mendukung pencalonanmu."

Prang...

"Apa-apaan kau, Alexa? Memegang sendok saja kau tak becus!" sindir Jemima pada menantunya.

Biasanya jika Jemima sudah memarahinya, Alexa akan langsung meminta maaf. Meskipun bukan kesalahannya namun Alexa lebih memilih untuk meminta maaf agar tak memperpanjang masalah. Namun kali ini mulutnya masih membisu, meski tatapan dingin dari manik biru suaminya sudah mulai mengarah pada wanita bermata coklat itu.

"Dasar perempuan bodoh! Latar belakang seseorang memang tak bisa begitu saja terhapus meski kau sudah 20 tahun berada di keluarga Morgans, Alexa."

Jemima kembali memberi sindiran pedas pada menantunya. Wanita itu memang sejak awal tak pernah setuju dengan pernikahan puteranya dan Alexa. Ia hanya tak memiliki kekuatan untuk membantah perintah Philips Morgans yang menginginkan pernikahan itu.

"Jangan sentuh puteriku!" ucap dingin Alexa.

"Apa?"

Jemima tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan. Selama menjadi menantu di keluarga Morgans, tak sekalipun Alexa berani menyela pembicaraannya dengan sang putera. Sejatinya Alexa hanya seorang menantu di atas kertas, kehadiran dan pendapatnya tak pernah diharapkan di mansion mewah keluarga Morgans.

"Kubilang jangan sentuh puteriku! Kalian tak memiliki hak atas hidup puteriku!"

"A-- Alex, lihatlah isteri sialanmu itu! Dia mulai berani berbicara di rumah ini. Oh.. kepalaku sakit sekali. Alexa kau membuat kepalaku sakit."

Jemima cukup terkejut dengan pemberontakan menantunya. Seketika wanita tua itu menghentikan sarapannya dan meminta seorang pelayan membantunya ke kamar.

Alexa tak peduli dengan tatapan tajam yang sejak tadi dilayangkan suaminya. Entah kekuatan darimana, kali ini wanita itu mampu menatap balik tatapan dingin yang biasa dilayangkan Alex saat pria itu marah padanya.

Perempuan itu berdiri dari kursi dan meninggalkan meja makan menuju kamarnya. Dari belakang, Alex mengikuti isterinya yang berjalan setengah berlari.

"Apa maksudmu?"

Pria itu menarik tangan sang isteri saat telah berada di dalam kamar. Ia bisa saja menarik tangan Alexa saat masih di luar kamar, namun pria itu tak ingin ada pelayan yang melihatnya berbuat kasar pada sang isteri, meski semua pelayan di mansion sudah tahu bagaimana hambarnya hubungan pasangan suami isteri itu saat di rumah.

"Kau tak mendengar kata-kataku tadi? Oke, aku ulangi. Jangan pernah menyentuh puteriku! Kau ataupun ibumu, jangan pernah menyentuh puteriku untuk kepentingan kalian!"

Setelah 20 tahun bersama, akhirnya Alexa bisa menatap manik biru laut suaminya. Selama ini ia selalu memalingkan wajahnya saat mata mereka bertemu. Alexa tak ingin menatap pria yang selama ini hanya memberi luka di hidupnya.

"Hh.. hantu apa yang merasukimu hari ini. Bisa-bisanya kau menyebut mom dengan kata ibumu. Kau sudah berani melawanku rupanya."

Alex mencengkram dagu isterinya dengan kasar. Pria itu memang tak pernah bersikap lembut pada Alexa, bahkan sejak mereka menikah.

"Jangan coba bermain-main denganku, Alexa. Kau tak punya hak berpendapat di rumah ini," sambungnya.

Alexa menepis kasar tangan Alex dari wajahnya. Keberanian itu seketika muncul saat hidup puterinya mulai diusik. Selama ini ia tak pernah membantah ataupun melawan suami dan mertuanya, namun saat sang puteri terancam memiliki sejarah hidup sepertinya, Alexa mulai memberontak.

"Jika kau dan ibumu tak mengusik puteriku, aku akan tetap diam selamanya. Tapi aku tak akan tinggal diam saat kau dan ibumu berniat mendorong Laura ke dalam neraka yang selama ini kutinggali. Kau yang jangan pernah bermain-main denganku, Alex."

Ucapan Alexa cukup membuat Alex tertohok. Hidup bagai di neraka mungkin tak bisa dikatakan berlebihan, karena selama 20 tahun pernikahan mereka, Alexa tak sekalipun mendapatkan kebahagiaan. Tak dicintai suaminya, tak dianggap mertuanya, serta perlakuan kasar dan kalimat-kalimat tajam dari mulut Jemima sudah cukup membuatnya seperti hidup di neraka. Alexa hanya seorang isteri di atas kertas. Mereka akan tampak mesra saat di depan publik, namun kembali seperti orang asing setelah kembali ke rumah.

"Apa kau lupa? Kau tak memiliki hak atas hidup Laura. Ingat.. dia bukan puterimu!"

Rahang Alex seketika mengeras menahan amarah. Meski kenyataan itu telah ia ketahui sejak awal kehamilan isterinya, namun mendengar Alexa mengungkitnya kembali membuat harga diri pria itu terasa tercabik. Sejak Alexa mengaku bahwa Laura bukanlah puterinya, sejak itu pula Alex membenci wanita itu.

"Tapi kau juga jangan lupa selama 19 tahun aku rela memberikan nama belakang keluargaku pada anak haram itu, Jalang!" balas Alex.

Kini berbalik, Alexa yang merasa tertohok dengan kata jalang dan anak haram yang dilayangkan suaminya untuk sang puteri. Baginya kata itu sangat tak pantas dikatakan oleh seorang calon pemimpin.

"Itu semua sudah kubayar, Tuan. 20 tahun hidup yang kudedikasikan untuk keluarga Morgans sudah lebih dari cukup untuk membayar satu label nama di belakang nama puteriku, meskipun sebenarnya akupun tak sudi Laura mendapat nama belakang keluargamu."

Kalimat yang Alexa ucapkan penuh dengan penekanan dan emosional. Matanya memerah menatap tajam manik biru laut suaminya. Kali ini Alex kalah, benar-benar kalah. Nyalinya tiba-tiba menciut dan tak ada lagi kata-kata yang bisa pria itu ucapkan.

Alex meninggalkan kamar isterinya dan menutup pintu dengan kasar. Setelah malam pertama yang tak disengaja mereka berdua memang sepakat untuk tidur di kamar yang terpisah, dan sejak itu pula tak pernah ada lagi hubungan suami isteri diantara mereka berdua. Alex lebih memilih menyalurkan hasratnya pada sang kekasih, seorang aktris terkenal di kota itu yang bisa dikatakan sebagai wanita simpanan Alexander Morgans.

Alexa terduduk lemah di atas ranjang, mengingat tragedi malam pengantin yang tak pernah ia inginkan. Alex dengan tiba-tiba sudah berada di atas tubuhnya yang berbalut lingerie hitam. Bukan dengan sengaja ia memakai pakaian menggoda itu. Setelah pesta pernikahan selesai, Alexa tak menemukan satu pun pakaian yang bisa ia pakai, hanya lingerie hitam itu saja yang dengan sengaja diletakkan di kamar pengantinnya.

"Apa malam itu bisa dikatakan sebagai sebuah pemerkosaan?"

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status