Share

Istri Dua Juta Dollar CEO Dingin
Istri Dua Juta Dollar CEO Dingin
Penulis: Teree Bina

Bab1. Dua Juta Dollar

Langkah kaki Elleana berhenti. Matanya menatap bingung sekitaran panti. Dalam hati bertanya-tanya mengapa semua penghuni panti berkumpul di halaman depan? Mengapa ada tiga orang asing yang sedang bertolak pinggang sambil marah-marah? Dan mengapa terselip kesedihan di mata Nyonya Daisy–si pemilik panti, juga ketakutan yang menguasai anak-anak terutama Alexa – si anak periang.

“Kalian semua angkat kaki dari sini!” Usir salah satu dari orang asing itu. Telunjuknya mengacung di udara.

Elleana yang merasa kalau perbuatan orang asing itu sudah kelewat batas pun segera menghampirinya. “Anda tidak bisa seenaknya mengusir mereka dari sini, Tuan! Panti ini sudah lama berdiri dan ini milik Nyonya Daisy! Jadi, anda sama sekali tidak berhak mengusir kami semua dari sini, Tuan!” desis Elleana dengan penuh penekanan. Ia terlihat sangat berani bak pahlawan.

Orang asing itu tersenyum sinis, “Yang berhak atas rumah ini adalah ayah saya, Daisy itu hanya anak haram dari mendiang kakek saya. So, tujuan saya datang ke sini hanya untuk mengambil apa yang seharusnya menjadi milik saya.”

Elleana cukup terkejut mendengar sebuah kebenaran tentang Nyonya Daisy. Refleks, Elleana merangkul pundak Nyonya Daisy erat, menyalurkan seluruh kekuatan yang dimilikinya. “Ta-tapi caranya bukan dengan mengusir, Tuan. Lihat, anak-anak malah jadi ketakutan. Lagipula ini sudah malam, kita akan pergi kemana, Tuan? Setidaknya, tolong kasihani anak-anak ini, Tuan.”

Sebelah alisnya terangkat tinggi, memandang Elleana datar. Tatapan yang dilemparkannya itu seolah berkata: 'saya tidak peduli!’ Tapi, Elleana bersikeras, memohon dengan wajah melasnya.

Pria asing itu menghela napasnya kasar, dia berpikir sejenak, menimbang-nimbang permohonan Elleana. “Oke, kalau begitu saya beri kalian waktu sampai besok siang untuk segera mengosongkan panti ini.”

Mata Elleana membulat sempurna, dia pikir pria asing itu akan merubah pikirannya karena merasa iba pada anak-anak panti yang malang ini. Tapi, ternyata tidak. Memang, semua lelaki itu sama saja!

“Apa tidak ada cara lain selain kami angkat kaki dari sini, Tuan? Kami tidak punya tempat tinggal lagi, kemana kami akan membawa mereka semua?” ujar Elleana lembut, mencoba membuat pria asing itu memahami keadaannya.

Pria asing itu membisu sejenak. Namun, sedetik kemudian seringaian iblis tercetak jelas di wajahnya. “Ada satu cara,”

“Apa itu, Tuan?” Serobot Elleana tidak sabaran, pupilnya berbinar ketika mendengar ada jalan keluar lain.

“Kalian bisa tetap tinggal di sini, bahkan panti ini juga akan menjadi hak Daisy sepenuhnya, asalkan Daisy membayarnya minggu depan.” Jeda beberapa detik. “2.000.000 dollar.”

Mata Elleana terbelalak sempurna. Dia tidak salah dengar, kan? Dua juta dollar? Dalam waktu satu minggu? Astaga, yang benar saja!

Satu kata yang terlintas di otak Elleana, gila! Iya, permintaan pria itu sangat gila!

Dari mana Elleana mendapatkan uang dengan jumlah yang bisa dibilang cukup banyak, ralat, sangat banyak?!

**

“Satu botol tequila.”

Elleana meletakkan nampan pesanan dan mengangsurkannya dengan perlahan ke tamu yang memesan. Demi mendapatkan uang dua juta dollar dengan cepat, Elleana terpaksa menginjakkan kakinya di club. Wanita di hadapannya kali ini terlihat tidak asing. Dialah Rachel, sang pelacur dengan bayaran termahal di club ini sekaligus muncikari juga.

“Duduklah, temani aku minum.” Ucap Rachel sambil menghisap ujung batang rokoknya dan membuang gumpalan asap dari bibir merahnya. Elleana hanya bergeming sambil menatap Rachel dengan mulut yang terkatup. “Sebentar saja,” Ucap Rachel lagi, tapi kali ini sambil menyodorkan uang 30 dollar di atas meja pada Elleana.

Rachel mengedikkan dagunya pada kursi kosong yang ada di hadapannya itu seolah mempersilakan Elleana untuk duduk. Elleana tersenyum miris, mengambil uang pemberian Rachel ke saku celananya. “Terima kasih,” cicit Elleana sambil mendudukkan dirinya di hadapan Rachel.

“Jujur saja, kau itu orang yang terlalu sopan untuk menjadi pelayan di club malam ini.” Celetuk Rachel sambil menuangkan tequila ke gelas slokinya. Basa-basi, Rachel menawarkan gelas pertama itu pada Elleana, namun sedetik kemudian senyum miring tercetak di wajahnya lantaran Elleana menolak tequila itu. Rachel mengedikkan bahunya acuh tak acuh, lalu menenggak tequila itu hingga tandas. "Kau itu memang payah, sama sekali tidak mempunyai bakat jadi pelacur." Seru Rachel sambil melempar senyum remeh pada Elleana. Kemarin malam, tak sengaja Rachel melihat Elleana berlarian ke kamar mandi demi menghindari perbuatan kurang ajar pria hidung belang. Tadinya Rachel ingin membantu, tapi karena kliennya sudah menunggu alhasil Rachel memilih tak peduli. Lagi pula tamu VVIP itu tak sampai membuat keributan besar kok.

Elleana mengulum senyum tipis. Ia anggap perkataan Rachel itu sebagai pujian.

"Kau takut, tapi kenapa kau mau bekerja di sini? Hah? Kau tidak bodoh, kan? Kau tahu kalau ini club malam dan rata-rata pekerjaannya memang ‘menuntut’ untuk menjadi seperti itu?” Tanya Rachel dengan alis yang terangkat sebelah.

Elleana hanya bisa membisu.

"Uang, kau membutuhkannya. Tebakanku benar, kan?” Jeda beberapa detik. “Wajah dan diammu itu sudah mengatakan segalanya padaku." Ekspresinya datar, namun dari nada bicaranya terdengar seperti mengejek Elleana secara terang-terangan.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benak Elleana. Alisnya saling bertaut, tatapannya berubah menjadi penuh harap pada Rachel. Mengingat pekerjaan Rachel sebagai wanita panggilan berkelas di club malam ini, Elleana yakin kalau uang dua juta dollar itu bukan masalah bagi Rachel.

Oke, katakan saja kalau ide Elleana itu sangatlah konyol lantaran hendak meminjam uang sebanyak itu pada Rachel yang notabene adalah orang asing. Tapi, Elleana memang harus mencobanya mengingat kini sudah tidak ada cara lain, ditambah lagi tenggat waktu yang diberikan Yopi pun sudah di depan mata! Sudah Elleana putuskan, ia menghembuskan napas perlahan sambil menyingkirkan seluruh rasa malu di dalam dirinya.

“Kenapa malah menatapku begitu? Hah?” Seru Rachel setengah galak kala ia melihat binar di mata Elleana. “Kau ingin pinjam uang dariku?” Tebak Rachel yang seolah sudah mengerti maksud tatapan Elleana.

Sontak, Elleana pun langsung menganggukkan kepalanya disertai dengan senyum lebar yang tercetak jelas di wajahnya.

"Katakan, berapa yang kau butuhkan?" Sambung Rachel sambil membuka tas kecil yang ada di sampingnya, bersiap mengeluarkan sejumlah uang yang akan diajukan oleh Elleana.

"Dua juta dollar."

“APA??!” Rachel memekik dengan mata yang membulat sempurna kala mendengar jumlah uang yang dibutuhkan Elleana.

“Aku tau itu jumlah yang sangat besar, tapi aku benar-benar membutuhkan uang itu. Tolong bantu aku, Rachel. Jika aku gagal mendapatkan uang itu, maka aku akan mengecewakan banyak orang.” Elleana memohon dengan suara yang terdengar sangat putus asa.

“Maaf, El, aku tidak bisa membantumu. Aku tidak punya uang sebanyak itu,” jawab Rachel sambil menyeruput tequilanya.

Elleana memejamkan kelopaknya sambil menghela napas kasar, pasrah.

Dua wanita itu kompak membisu dengan pikiran masing-masing. Rachel yang ikut memikirkan cara untuk membantu Elleana sambil terus menghisap rokoknya, sedangkan Elleana hanya bisa tertunduk lesu memikirkan ke mana lagi ia harus mencari pinjaman.

“Tapi, kalau kau mau, aku bisa membantumu untuk mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat.”

Refleks, Elleana pun mengangkat kepalanya. "A-apa itu? Ba-bagaimana caranya?" Mata Elleana seketika berbinar kala mendengar perkataan Rachel, setidaknya kini ia mendapat secerca harapan untuk masalahnya kali ini.

"Melakukan one night stand bersama salah satu klien-ku.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status