Share

Cerita di Desa

"Cep." Nenek menepuk pundakku.

"Eh iya, Nek."

"Malah bengong. Gimana kabar orang tuamu? Sesekali ajak atuh mereka ke sini, mereka sayang kan sama Asmi?"

Aku diam sebentar, gimana ini? Jangankan sayang sama Asmi, nerima aja kagak. Tapi gak mungkin juga kan kalau aku cerita yang sebenarnya? Bisa sedih nanti neneknya Asmi.

"Sayang kok Nek, mereka sayang sama Asmi, lain kali Acep bawa mereka main ke sini," jawabku akhirnya meski harus berbohong juga.

***

Esok hari.

Sebelum kami pulang esok lusa, Asmi mengajakku ke kota Kuningan. Kata paman aku harus diajak kesana agar aku tahu beberapa tempat di kota Kuningan sekalian beli oleh-oleh untuk ibu dan sodara-sodaraku di Tangerang.

Tempat yang pertaman kudatangi adalah mesjid Syiarul Islam, di sampingnya ada taman kota untuk kami duduk santai, berolahraga santai atau sekedar berswafoto.

"Neng, kenapa sih kota Kuningan ini julukannya harus kota kuda? Kenapa bukan kota emas? Kan namanya aja udah bagus tuh Ku-ningan yang artinya emas-emas gitulah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status