Share

Empat bulan

Lek Tejo mengeluarkan kantong uang, diletakkan di meja bersamaan dengan buku catatan, “Sisa seekor.”

Prapto menyerahkan putranya ke pelayan, “Bawa masuk, mungkin ngantuk, biar Sumi yang mengurusnya.”

“Inggih, Aden Prapto.” jawab pelayan itu lalu pergi.

Prapto membuka kantong uang, menghitung dan membaca buku catatan, “Aku sangat rindu dengan pasar, seperti apa suasa di sana?” terkekeh. Hasil dari menjual sapai tak pernah mengecewakan.

“Lancar, ramai seperti biasanya. Njenengan dapat salam dari aden Bima.” ucap lek Tejo.

“Bima? Lapaknya cukup jauh, dia yang datang atau Lek Tejo bertemu di warung?” Prapto menyimpan kembali semua uang yang hitungannya benar dan sesuai dengan catatan.

“Aden Bima yang datang. Dia ...” lek Tejo gamang, apakah dia harus menceritakan semuanya? “Ndoro Ratih sudah mau ke luar dari rumah.” Imbuhnya dan segera menunduk.

Prapto berhenti, beberapa uang belum masuk kantong, dan kini tangannya menjadi lemas kembali. Sudah lama dia menghindari pembicaraan ini, tapi le
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status