Share

Warung goyang

Ratih ke luar dari kamarnya saat melihat Sumi pulang dari ladang.

“Taruh sini saja. Besok baru dijemur. Kalian istirahat, setelah ini kita makan siang.” kata Sumi.

“Inggih, Ndoro Sumi.” Jawab pekerja pria serentak.

Sumi mengangguk dan masuk. Baru akan masuk, Ratih menghalangi jalannya, Sumi menatap Ratih, “Kau ingin ke luar?”

Ratih menggeleng, “Apa kita bisa bicara sebentar?”

Sumi terkekeh, “Tidakkah kamu tahu aku masih lelah? Keringatku belum kering karena aku baru saja tiba dari kebun. Jangan kau pikir kehamilanmu membuatku tunduk dan ikut memperlakukanmu dengan istimewa.”

Ratih menghela napas, minggir untuk membiarkan Sumi masuk, sedangkan dirinya sendiri duduk di teras samping rumah. Melihat kupu-kupu yang terbang indah di kebun, membuatnya sedikit tenang, tak terus termakan emosi Sumi.

Mbok Jum tersenyum, “Persaingan sangat ketat. Harusnya kamu menggunakan kesempatan yang kamu miliki dengan baik.”

“Maksud, Mbok Jum?” Ratih tak paham dengan ucapan itu.

“Bukankah Prapto sudah tahu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status