Share

22. Jatuh cinta pada yang dibully

.

.

Dugh

Arga meninju tembok tidak bersalah di depannya. Tembok baik-baik saja, tapi tangannya lecet, tentu saja.

Arga tidak percaya mulutnya nakal sekali, sampai mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dia katakan.

Tidak seharusnya dia keceplosan mengatakan jika dia adalah adik dari Noa.

Apa sebegitu hausnya kah dia akan kasih sayang kakak, yang bahkan mungkin membencinya.

Iya, pasti Noa membencinya.

Orang tua Arga telah jahat pada Noa dan ibunya, setelah itu melihat Noa sukses, mereka berusaha mendekati Noa kembali.

Jujur, Arga malu mengetahui orang tuanya sendiri seperti itu.

Sangat malu.

Dugh.

Seakan kebal rasa sakit, Arga kembali meninju tembok, membuat tembok putih itu terkena darah segarnya.

“Hei, berhenti meninju tembok, kan temboknya tidak salah” ucap seseorang, Arga menoleh pada asal suara, melihat seorang siswi yang terlihat agak familiar, tapi juga tidak familiar.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status