Share

Istri Kecil Suami Galak
Istri Kecil Suami Galak
Penulis: Rae

Bab 01 - Dijual

Penulis: Rae
last update Terakhir Diperbarui: 2021-08-04 21:59:56

"Ada yang ingin Papa bicarakan kepada kalian," ucap Hermawan seraya menaruh alat makan yang digenggamnya. Ia menatap anak-anak serta istrinya yang detik itu juga menghentikan aktivitas mereka. Istrinya, Marisa, menyentuh lengan pria tersebut, memberi kode agar sang suami tidak mengatakan apa yang ingin disampaikan detik ini juga.

Marisa sudah mengetahui apa yang akan suaminya bicarakan, setidaknya selesaikan terlebih dahulu makan malam mereka baru berbicara. Marisa takut pembicaraan suaminya justru akan mempengaruhi suasana hati kedua putrinya sehingga tidak menyelesaikan kebutuhan mereka.

Hermawan tidak menghiraukan peringatan sang istri, ia justru memberi kode kepada istrinya bahwa ia tidak akan menghentikan apa yang akan ia lakukan. Ia menatap putri sulungnya yang bernama Clarissa, juga putri bungsunya Amanda. Kedua perempuan itu juga sedari tadi memusatkan perhatian kepada ayah mereka.

Terutama Amanda, ia merasa sangat penasaran dengan apa yang akan ayahnya bicarakan karena mata pria itu selalu tertuju kepadanya bahkan sebelum makan malam ini dimulai. Perasaannya menyatakan bahwa akan ada sesuatu yang buruk yang akan menimpanya.

Pria berusia pertengahan kepala lima itu berdeham. "Kalian pasti tahu kan kalau keluarga kita itu sedang mengalami kesulitan ekonomi, perusahaan keluarga kita hampir bangkrut, keluarga kita juga terlilit banyak utang."

Amanda sangat mengetahui hal itu. Perusahaan retail milik keluarganya memang tengah mengalami kendala, hampir bangkrut di tengah persaingan ketat perusahaan-perusahaan serupa. perusahaan ini diturunkan oleh kakeknya kepada sang ayah, ketidak pandaian ayahnya dalam mengurus perusahaan menjadikan perusahaan sulit berkembang hingga menjadikannya seperti ini. Satu tahun terakhir ayahnya meminjam uang kepada rekan bisnisnya untuk mengembalikan keadaan, tetapi ternyata gagal. Banyak cabang-cabang toko yang terpaksa ditutup, juga mengurangi karyawan secara besar-besaran, tetap perusahaan mereka tidak berkembang seperti semula.

Amanda mengangguk saja mendengar kalimat yang diucapkan ayahnya. Ia menatap pria tua itu, menunggu apa yang akan dikatakan selanjutnya. Lagi-lagi, pria itu kembali kedapatan tengah menatapnya. Gadis itu mengalihkan tatapan kepada ibunya, beliau juga melakukan hal yang sama kepadanya. Perasaannya benar-benar tidak enak. Melalui ekor matanya, ia melihat ke samping kepada kakaknya. Perempuan itu tampak santai, berbeda jauh dengan dirinya yang mulai menegang, bahkan kini ia menegakkan tubuhnya. Memang, ia memiliki perasaan yang lebih sensitif dan biasanya, firasatnya selalu benar.

"Pak Hartanto menawarkan kepada Papa untuk melunasi utang secara percuma, beliau juga menawarkan akan memberikan sokongan dana untuk perusahaan kita dan membantu perusahaan kita agar maju kembali," jelas pria itu. Namun Amanda tidak menemukan inti dari kalimat yang ayahnya itu katakan.

Tidak bisa dimungkiri Amanda senang mendengar penuturan sang ayah, tetapi rasanya seperti ada yang mengganjal. Di era modern seperti ini sangat tidak masuk akal mendengar kata 'percuma', pasti ada sesuatu dibaliknya, apalagi ini menyangkut dengan uang yang banyak. Tidak ada yang gratis di dunia, kalau pun ada, pasti harus ada timbal baliknya.

"Tetapi Pak Hartanto meminta sebuah syarat jika Papa ingin menerima bantuannya."

Sudah Amanda duga. Gadis itu menautkan kedua alis menatap ayahnya, ia merasa bingung saja mengapa ayahnya masih mengatakan bahwa Pak Hartanto itu membatunya secara percuma padahal harus ada syarat yang harus dipenuhi.

"Itu namanya bukan menawarkan secara percuma, tapi memang beliau ingin Papa melakukan apa yang dimaunya saja," sahut gadis itu, mengeluarkan isi hati dan pemikirannya mengenai apa yang ayahnya katakan.

Hermawan menatap putri bungsunya, kemudian menghela napas cukup panjang. "Apa pun itu, Papa benar-benar membutuhkan bantuan Pak Hartanto."

"Memang Pak Hartanto itu kasih syarat apa?" Amanda kembali bersuara, sampai dirinya heran sendiri mengapa kakak dan ibunya tidak penasaran dengan syarat yang diajukan oleh Pak Hartanto kepada ayahnya.

"Pak Hartanto meminta Papa untuk menikahkan salah satu putri Papa dengan anaknya," jawab Hermawan berhasil membuat Amanda menutup mulut saking terkejutnya, ia menatap papanya itu tidak percaya.

"Dan Papa akan melakukan hal itu?"

"Papa sangat terpaksa."

Tiga kata yang diucapkan ayahnya menjelaskan sekali bahwa ayahnya itu akan menuruti keinginan Pak Hartanto, yaitu menikahkan salah satu putrinya dengan anak Pak Hartanto.

Bukankah itu tidak terlalu kejam. Mengapa ibu dan kakaknya tidak memprotes sama sekali?

Amanda menggeserkan duduknya menghadap sang kakak, menatap kakak perempuannya itu tak percaya. "Kakak setuju menikah dengan anak Pak Hartanto?" tanyanya.

"Tentu saja nggak!" jawab perempuan yang usianya enam tahun di atas sang adik.

"Lantas kenapa Kakak nggak protes?"

"Karena Papa sudah memutuskan, kalau kamulah yang akan Papa nikahkan dengan anak Pak Hartanto," sahut Hermawan menjawab pertanyaan yang dilontarkan anak bungsunya kepada anak sulungnya.

Amanda langsung melebarkan kedua mata mendengar jawaban yang dilontarkan Hermawan, detik berikutnya suara pekikan menggema di ruangan khusus untuk makan tersebut.

"Amanda nggak mau!" Gadis itu langsung bangkit dari duduknya secara serentak, membuat kursi yang didudukinya bergeser dan menimbulkan suara decitan. "Kok jadi Amanda, sih, Pa. Papa bilang pengumuman ini untuk kita semua, nyatanya yang gak tahu apa-apa di meja makan ini cuma Amanda kan?"

"Amanda nggak mau dijadiin alat pembayar utang!" protes gadis itu bertubi-tubi. "Kenapa harus Amanda, kenapa nggak Kak Clarisa aja. Kak Clarisa itu lebih cukup umur daripada Amanda!"

Hermawan dan Marissa secara kompak menyentuh pelipis, merasa kepala mereka akan meledak detik itu juga mendengar protes yang dilayangkan anak bungsu mereka, mereka sudah menduga akan terjadi seperti ini. Sementara Clarisa yang namanya disinggung oleh sang adik, bergeming di tempatnya, ia memang sudah mengetahu hal ini bahkan jauh sebelum hari ini. Ibunya yang memberitahu lebih dahulu, dan ia sangat bersyukur karena bisa lebih dahulu menolak. Kedua orang tuanya mengabulkan, ia tak peduli bahwa nanti akan didahului menikah oleh adiknya, yang terpenting adalah ia tidak menikah dengan orang yang tidak dirinya cintai.

"Ya karena Kakak juga nggak mau!" balas perempuan yang sedari tadi berdiam diri itu.

"Kakak egois!"

"Kamu yang egois!" Adik dan kakak tersebut memang tidak pernah akur, mereka saling membenci satu sama lain sebagai saudara. Mereka akan bertengkar jika disatukan dalam satu ruangan, apalagi dalam situasi yang sangat sulit seperti ini. "Selama ini Kakak selalu membantu keluarga ini, bahkan kuliah kamu aja Kakak yang biayain selama keluarga kita lagi krisis kayak gini!" 

"Kakak tanya, selama ini kamu udah ngelakuin apa aja untuk keluarga kita?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rae
kakra.story yaaah, ada di IG
goodnovel comment avatar
Felicia Aileen
awal yang bagus.. boleh kasih tau akun sosmed ga ya soalnya pengen aku share ke sosmed trs tag akun author :)
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 45 - Hati Yang Lemah

    Sudah satu minggu berlalu sejak pembicaraan antara Rendra dan Alina di ruang kerja pria itu, ia masih belum memberitahukan perihal rencana bulan madu kepada Amanda karena masih sibuk mengerjakan pekerjaannya yang sangat banyak akibat di kantornya terjadi sesuatu yang kurang menyenangkan.Namun walau begitu, Rendra masih menyempatkan diri untuk mengantar anak-anak ke sekolah dan mengantar Amanda ke kampus. Seperti biasa, dirinya terlebih dahulu mengantar Dean dan Mikayla, kemudian mengantar Amanda.Kini mobil yang dikendarai Rendra berhenti di tempat parkir universitas tempat sang istri menimba ilmu. Ia masih belum membuka kunci benda tersebut sehingga Amanda masih bertahan, padahal biasaanya Amanda akan langsung pergi begitu saja.Amanda kembali menyentuh handle pintu, mendorongnya tetapi masih belum mau terbuka. Gadis itu berdecak di dalam hati.“Saya bisa telat!” ujarnya tegas, tetapi Rendra tidak menghiraukan sama sekali. Dirinya tahu pasti pukul berapa sang istri memulai kegiatan

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 44 - Sebuah Rencana

    Amanda tersenyum canggung mendapati telapak tangan Alina bertengger di puncuk kepalanya, mengelusnya lembut seraya kedua sudut bibirnya tidak berhenti mengungkap betapa betapa bersyukurnya ia karena Amanda sudah kembali setelah lima hari meninggalkan rumah.“Nggak ada kamu di sini suasana jadi hampa,” ungkap Alina. Lagi-lagi Amanda hanya tersenyum dan mengudarakan tawa kecil, tidak tahu harus menanggapi ucapan wanita itu bagaimana.Di dalam hati Amanda mengejek, tidak percaya akan ucapan mertuanya karena selama ini keberadaannya di sini hanya sekadarnya saja, ia lebih sering menghabiskan waktu di kampus daripada di rumah, tentu kehadirannya tidak berpengaruh sama sekali.Ibu mertuanya itu pasti hanya ingin membesarkan hatinya saja.“Masa sih Ma?” Akhirnya Amanda membuka suara, tidak enak juga jika terus menanggapi setiap ucapan wanita itu dengan senyum atau tawa.Alina tertawa ringan menanggapi ucapan menantunya, ia mengangguk samar.“Iya,” jawabnya. “Kalau Rendra bikin kamu marah ata

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 43 - Tidak Seperti Biasanya

    Rendra tersenyum begitu indra penglihatannya menangkap bahwa Amanda sedang memainkan ponsel yang tempo hari dirinya berikan.Ternyata walau gadis itu berkata tidak mau, tetapi tetap benda tersebut diterima juga. Rendra senang, berarti untuk masalah ponsel ini sudah selesai. Entah apa yang sedang Amanda lakukan dengan ponsel barunya, gadis itu terlihat sangat fokus sampai kehadirannya saja tidak dihiraukan.Rendra menghampiri Amanda yang tengah duduk berselonjor kaki di ranjang, kemudian duduk di sisi kosongnya. Amanda langsung mengalihkan perhatiannya begitu merasakan tempat yang tengah didudukinya bergerak. Tatapan keduanya saling bertubrukan, Amanda langsung menurunkan ponselnya.“Kenapa?” tanya Amanda heran karena suaminya tersebut tiba-tiba saja duduk di sebelahnya.“Kamu sudah putus dengan pacarmu itu?” Amanda tersenyum lebar mendengar pertanyaan tak terduga yang dilontarkan oleh suaminya.Amanda tentu sangat senang ditanya seperti itu, itu artinya dirinya tidak perlu repot-repo

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 42 - Kembali ke Neraka

    Rendra membuka pintu mobilnya begitu berhenti di depan sebuah gerbang rumah, indra penglihatannya tertuju pada seseorang yang tengah berjongkok seraya menelangkupkan kepala di hadapan kendaraannya. Ia mengenal betul orang tersebut, tetapi pertanyaannya adalah apa yang sedang orang ini lalukan?Pria tersebut berjalan menghampiri, kemudian berhenti dan berdiri menjulang benar-benar di hadapannya.“Apa yang sedang kamu lalukan?” Rendra mengutarakan pertanyaan yang ada di dalam benaknya.Namun Amanda tidak kunjung mengangkat kepala dan menjawab pertanyaannya, gadis itu masih setia menelangkupkan kepalanya. Hal itu membuat Rendra menghela napas panjang.“Ayo pulang,” ucapnya sekali lagi.Ia ke sini memang untuk menjemput Amanda, ia pikir akan sulit mengajak istrinya ini pulang, tetapi ternyata Amanda suadah ada di luar rumah sedang melakukan hal aneh pula. Kenapa gadis itu tidak masuk ke rumah?Apakah gadis itu diusir oleh keluarganya sebab terlalu lama menginap dan tidak mau pulang ke rum

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 41 - Diusir

    “Kapan kamu akan pulang?” tanya Marissa seraya merapikan kembali meja makan yang berantakan selepas dipakai.Sudah lima hari sejak kedatangan Amanda ke rumah untuk pertama kalinya lagi dan Amanda masih belum kembali pulang ke rumah keluarga suaminya walau suaminya sering kali menjemput. Entah apa yang ada di dalam pikiran putrinya itu, ia sudah capek menasihati Amanda supaya cepat pulang, dirinya sudah merasa tidak enak kepada keluarga besannya kalau Amanda tidak kunjung kembali.Detik itu juga, Amanda menatap wanita yang melahirkannya dengan tatapan sedikit sinis, sedikit tidak terima mendengar nada pengusiran darinya. “Nggak seneng ya aku tinggal di sini?”“Bukan begitu!” balas Marissa langsung seraya mendelik, kekeras kepalaan putrinya tersebut sungguh sangat memancing emosinya. “Kamu kan sudah menikah, nggak sepatutnya kamu tinggal di sini terus, kasihan suami kamu!”“Biarin aja, dia udah besar, nggak akan nangis walau aku tinggalin lima tahun!”“Ya memang tidak akan menangis, tap

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 40 - Ponsel

    Rendra mengemudikan kendaraannya menuju kediaman Amanda demi menuruti perintah ibunya yang meminta ia untuk membujuk istrinya itu. Dalam hati ia merutuki mengapa Amanda pulang ke rumah orang tuanya tanpa izin.Dirinya mengerti bahwa ponsel gadis itu sudah hancur, tetapi paling tidak gadis itu pulang terlebih dahulu dan meminta izin secara langsung bahwa dirinya ingin menginap di rumah orang tuanya. Bukan justru pergi tanpa izin dan membuat semua orang khawatir terutama mamanya.Tadi dirinya juga sempat khawatir sekaligus bingung bagaimana cara menemukan gadis itu sementara tidak ada ponsel yang bisa dihubungi. Ia tidak berpikir kalau ternyata istrinya tersebut pulang ke rumah orang tuanya, ia justru berpikir bahwa Amanda pergi bersama kekasihnya.Syukur kini semua sudah tahu di mana keberadaan Amanda.Gadis itu yang membuat kesalahan, ia juga yang harus membujuk dan meminta maaf kepadanya. Sungguh sangat menyebalkan, tetapi mau bagaimana lagi, sepertinya

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 39 - Pulang

    Amanda memunguti puing-puing ponselnya yang hancur.Sedari awal, dirinya yang berniat membuat pria itu marah, tetapi justru saat ini dirinyalah yang dibuat marah oleh pria itu. Amanda marah hinga rasanya ingin mengamuk.Tidak terbayang sebelumnya bahwa pria itu akan semarah ini. Dalam pikirannya saat ia memberitahukan kepada pria itu bahwa dirinya memiliki kekasih yang dicintai, setidaknya ia mendapat satu tamparan atau mahakarya memar seperti tempo hari, tetapi ternyata dirinya salah, pria itu justru membuat ponselnya yang berharga menjadi seenggok sampah yang tidak bermanfaat sama sekali.Amanda siap jika pria itu ingin menyakiti fisiknya, tetapi untuk ponselnya ia sangat tidak terima karena ponsel itu benar-benar berharga untuknya. Segala sesuatu yang sangat penting tersimpan rapi di sana, tetapi sekarang benda itu sudah tidak ada.Setelah kalimat terakhirnya, pria itu entah pergi ke mana meninggalkan dirinya sendiri di kamar. Amanda tidak peduli, ia j

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 38 - Introgasi

    Amanda menutup mulut dengan salah satu tangan kala kantuk tiba-tiba saja menyerang. Ia tengah mendengarkan ibu mertua yang tengah bercerita bersama dengan ayah mertua seraya memperhatikan cucu-cucu mereka yang tengah mengerjakan tugas sekolah prakarya.Waktu memang sudah menunjukan jam beristirahat, bahkan mereka sudah duduk di ruangan dengan sofa yang berbentuk huruf L tersebut sekitar dua jam setelah makan malam. Itu semua karena Dean dan Mikayla yang meminta ditemani, mau tak mau Amanda juga ikut menemani di ruang keluarga sebab tadi ibu mertua terus saja mengajaknya berbicara.Sekilas Alina melihat Amanda yang sedang membuka mulut dengan mata yang telah sayu, wanita itu berpikir bahwa menantunya telah benar-benar mengantuk.“Pergi saja ke kamar kalau sudah mengantuk, tidak perlu menunggu suamimu pulang.”Amanda menoleh kepada ibu mertuanya kemudian menggeleng samar seraya tersenyum. “Aku belum ngantuk kok, barusan hanya menguap saja.

  • Istri Kecil Suami Galak   Bab 37 - Permulaan

    Karena selepas makan siang Alex harus kembali ke kampus untuk masuk ke kelas berikutnya, ia mengantar Amanda pulang. Amanda sejujurnya tidak rela karena kebersamaannya hari ini dengan Alex hanya sekejap saja, tetapi mau bagaimana lagi, kuliah jauh lebih penting daripada menemaninya seharian.Mobil yang ditumpangi keduanya berhenti di depan sebuah benteng kokoh terbuat dari besi-besi yang disusun berderet berwarna putih. Amanda tidak langsung beranjak, melainkan menghempaskan punggungnya di sandaran kursi dengan kepala yang menoleh ke arah kekasihnya.“Rasanya menyeramkan harus masuk ke rumah itu,” ucap Amanda diikuti dengan bibir yang mengerucut lucu.Melihat eskpresi dan mendengar kalimat yang Amanda ucapkan, Alex terkekeh ringan, salah satu tangan yang bertengger di stir terangkat kemudian mendarat di kepala Amanda, mengelus surai hitam nan lembut milik kekasihnya itu dengan penuh kasih sayang.“Semangat, nggak akan lama lagi kamu past

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status