Share

Malam Pertama

Penulis: Peonny274
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-23 12:46:40

Uap hangat masih mengembun di cermin saat Anin berdiri terpaku di depannya. Butir-butir air masih menetes pelan dari ujung rambutnya, menelusuri leher dan tulang selangkanya, hingga menghilang dibalik kain tipis lingerie berwarna maroon yang kini membalut tubuhnya.

Tangannya sempat ragu merapikan tali kecil di bahu. Lingerie itu terlalu terlalu tipis dan hampir transparan.

Renda-rendanya hanya menutupi sebagian kecil dari tubuhnya, membuat Anin merasa nyaris telanjang. Tapi bukan hanya soal kain yang membuat jantungnya berdebar begitu keras. Ini tentang siapa yang akan melihatnya dalam balutan itu.

Tok tok tok.

Ketukan di pintu membuat tubuhnya tersentak.

"Udah siap belum, Dek? Mas mau pakai kamar mandi juga," suara Arjuna terdengar jelas dari balik pintu.

Anin menelan ludah, panik sebentar, lalu cepat menjawab, “Udah siap kok, Mas. Bentar ya…”

Dengan satu helaan nafas panjang, ia mencoba memberanikan diri. Ia tahu tak bisa berlama-lama di sini. Tangannya bergerak membuka kunci pintu.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Juragan   Ada Yang Kangen.

    Aroma mentega yang meleleh di wajan menguar ke seluruh dapur. Anin sedang membolak-balik sosis sapi dengan wajah serius, meski sesekali ia melirik roti yang sudah menguning di atas pemanggang.Tiba-tiba, dua lengan melingkar dari belakang, hangat dan erat.“Kamu masak apa, Dek?” suara serak itu membelai telinganya.Anin mengangkat alis sambil tersenyum tipis. “Masak sarapan lah, Mas. Masa masak bom?” sindirnya dengan nada santai, mencoba melepaskan tangan suaminya yang makin mengerat seperti ingin meremukkan tulangnya.“Ya siapa tahu kan kamu mendadak ahli kimia,” sahut Arjuna sambil mempererat pelukannya, dagunya disandarkan ke pundak istrinya.“Mas, jangan peluk terus, nanti gosong sosisnya,” keluh Anin, mencoba melepaskan diri. Tapi Arjuna seperti tak punya niat sedikit pun untuk melepaskan.“Yang gosong bukan cuma sosis, hati mas juga bisa gosong kalau kamu terus cuekin,” bisik Arjuna jahil.Anin mendelik ke belakang, lalu tertawa kecil. “Awas ya, nanti aku gosongin beneran.”Akh

  • Istri Kesayangan Juragan   Sepuluh Anak, Biar Rame.

    Bab 12.Pagi itu, matahari belum tinggi saat Bu Minah melangkah ke toko sembako langganannya. Dengan daster bermotif bunga dan tas belanja anyaman di tangan, ia langsung disambut hangat oleh beberapa ibu tetangga yang sudah duduk di bangku panjang di depan toko."Bu Minah, pelaminané kemarin apik tenan loh!" seru Bu Warti sambil nyengir lebar."Iyo, makanannya juga enak, iso nambah ping telu aku," timpal Bu Yani, tertawa kecil.Bu Minah tersipu malu. "Alhamdulillah, sing penting sampean wareg," ucapnya sambil mengibaskan ujung kerudungnya yang sedikit berdebu.Obrolan berlangsung hangat, hingga satu suara nyinyir pelan menyusup."Bu Minah, nduk Anin kuwi arep tetep nggo Jakarta maneh ta?" tanya Bu Sri, matanya menyipit.Bu Minah yang sedang memilih telur, sedikit terhenti gerakannya. "Eh... aku ya durung ngerti nduk arep piye. Tapi mungkin iya, soalnya kemaren katanya masih ada urusan di kota," "Ngono ta... soale kok kesannya ora niat ngurus Arjuna. Mosok wis dadi bojone juragan, ise

  • Istri Kesayangan Juragan   Tempat bersandar paling nyaman.

    Bab 11.Suara bagasi mobil dibuka menggema di halaman rumah Anin. Ayu, adik Arjuna, langsung turun lebih dulu, menyingsingkan lengan bajunya. Hari itu, mereka resmi pindahan. Barang-barang Anin akan dibawa ke rumah baru, rumah tempat ia dan Arjuna akan memulai kehidupan sebagai suami istri.“Yang mana dulu nih, bang?” tanya Ayu antusias sambil menunjuk ke tumpukan kardus di teras.“Yang ringan-ringan dulu, Yu. Biar nggak ngos-ngosan pas naik nanti,” jawab Arjuna, tersenyum kecil.Anin keluar dari dalam rumah, memanggul tas jinjing dan membawa koper besar. Nafasnya sedikit tersengal.“Dek, koper itu berat, sini mas aja yang bawa,” kata Arjuna sambil menghampiri dan langsung menarik koper dari tangan Anin.“Enggak apa-apa kok mas, aku kuat,” sanggah Anin, meskipun wajahnya sudah memerah karena mengangkat koper tadi dari kamar ke teras.“Ya justru karena kamu kuat, makanya sekarang gantian mas yang bawa,” jawab Arjuna cepat. Candanya membuat Anin hanya bisa menghela nafas sambil tersenyu

  • Istri Kesayangan Juragan   Belajar Jadi Menantu.

    Bab 10.Sinar pagi menyusup lembut ke dalam kamar. Anin duduk dipinggir kasur, rambutnya masih acak-acakan dan wajahnya tampak setengah sadar. Ia mengumpulkan nyawa, berusaha menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa dia telah sepenuhnya milik seorang pria bernama Arjuna.Tiba-tiba suara pintu kamar mandi terbuka. Arjuna keluar, rambut masih basah, tubuh dibalut kaos longgar dan celana pendek santai."Udah bangun, Dek?" tanyanya sambil menyeka rambut dengan handuk.Anin mengangguk lemah tanpa suara. Tubuhnya bangkit perlahan, menuju kamar mandi tanpa sepatah kata. Sementara itu, Arjuna mulai membereskan kasur. Ditariknya sprei lama, dilipat rapi, lalu diganti dengan yang baru. Warna biru lembutnya serasi dengan suasana kamar."Mas, biar aku aja," ucap Anin, melihat Arjunayang masih sibuk merapikan bantal."Udah siap kok, Dek." Arjuna tersenyum singkat sambil membenahi lipatan terakhir.Tiba-tiba, suara ketukan di pintu mengalihkan perhatian mereka.Tok-tok-tok!"Mbak, ayok sarapan!" s

  • Istri Kesayangan Juragan   Malam Pertama

    Uap hangat masih mengembun di cermin saat Anin berdiri terpaku di depannya. Butir-butir air masih menetes pelan dari ujung rambutnya, menelusuri leher dan tulang selangkanya, hingga menghilang dibalik kain tipis lingerie berwarna maroon yang kini membalut tubuhnya.Tangannya sempat ragu merapikan tali kecil di bahu. Lingerie itu terlalu terlalu tipis dan hampir transparan.Renda-rendanya hanya menutupi sebagian kecil dari tubuhnya, membuat Anin merasa nyaris telanjang. Tapi bukan hanya soal kain yang membuat jantungnya berdebar begitu keras. Ini tentang siapa yang akan melihatnya dalam balutan itu.Tok tok tok.Ketukan di pintu membuat tubuhnya tersentak."Udah siap belum, Dek? Mas mau pakai kamar mandi juga," suara Arjuna terdengar jelas dari balik pintu.Anin menelan ludah, panik sebentar, lalu cepat menjawab, “Udah siap kok, Mas. Bentar ya…”Dengan satu helaan nafas panjang, ia mencoba memberanikan diri. Ia tahu tak bisa berlama-lama di sini. Tangannya bergerak membuka kunci pintu.

  • Istri Kesayangan Juragan   Akhirnya Sah

    Anin memandangi pantulan dirinya di cermin besar yang dihias melati dan janur. Sentuhan terakhir dari MUA membingkai wajahnya dengan sempurna. Kebaya brokat berwarna krem lembut melekat anggun, lengkap dengan paes hitam yang menambah kesan ayu dan sakral. Untuk sesaat, ia nyaris tak mengenali dirinya sendiri."Cantik banget, Mbak," puji sang MUA sambil membereskan alat-alat riasnya. "Selamat ya, semoga lancar sampai selesai. Saya pamit dulu.”Anin mengangguk pelan dan mengucapkan terima kasih.Tak lama, terdengar ketukan di pintu.“Assalamu’alaikum…” suara itu tak lain milik Bu Lastri, ibunda tercinta.Bapak dan Ibu masuk membawa nampan berisi sepiring nasi hangat, semur ayam, dan air putih."Nduk, sarapan dulu ya," ucap Ibu lembut. "Ibu bawain ayam semur kesukaanmu."Anin tersenyum kecil, “Makasih, Bu. Aku sebenernya deg-degan, sampe lupa makan.”Bapak berdiri tak jauh, menatap putrinya yang duduk anggun di depan cermin. Pandangannya sulit ditebak, tapi matanya jelas menyimpan lautan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status