Share

Bab 6

Author: Ria Wijaya
last update Last Updated: 2025-08-03 16:29:41

Setelah membantu mengeringkan rambut Nero, Eleora langsung kembali ke paviliun, dan di teras paviliun sudah ada Anya yang berdiri sembari berkacak pinggang.

"Mulai besok kamu bekerja di kebun anggur, pekerjaanmu di mansion akan digantikan pelayan lain."

Eleora tidak langsung menjawab, ia mengerutkan kening sembari berpikir bahwa Anya sengaja ingin mempersulitnya, lebih tepatnya Anya sudah merencanakan sesuatu untuk menyingkirkannya dari tempat ini.

"Baik," sahut Eleora datar, lalu ia berjalan masuk ke dalam paviliun.

Sementara itu Anya yang melihat punggung Eleora sudah hilang di balik pintu, ia tersenyum sinis. "Sampai kapan pun hanya aku yang boleh dekat dengan Tuan Nero."

Keesokan paginya, Eleora sudah memakai seragam khusus pegawai di ladang dan bersiap untuk pergi. Namun, saat hendak melewati pintu paviliun, Barbara yang baru keluar dari kamar memanggilnya, "Eleora, kamu mau ke mana?"

"Aku mau ke kebun anggur, Bi."

"Apakah ini perintah dari Tuan Nero?"

Eleora menggeleng. "Bukan, Nona Anya yang menyuruhku."

"Jangan pergi, lebih baik kamu tunggu perintah dari Tuan Nero saja."

"Tapi ...."

"Masih belum berangkat?" Anya yang baru saja masuk dari arah belakang paviliun, terlihat kesal saat melihat Eleora masih berada di paviliun.

"Anya, kenapa kamu menyuruh Eleora bekerja di kebun anggur?" tanya Barbara yang terlihat menahan geram. Barbara tahu jalan pikiran Anya, namun ia tidak bisa menegur Anya secara langsung mengingat posisi jabatan Anya yang lebih tinggi darinya.

"Dia memang cocok kerja di sana," sahut Anya santai.

"Tapi, di sana kan--"

"Sudah, kamu cepat berangkat sana!" usir Anya pada Eleora yang masih penasaran dengan apa yang akan terjadi jika dia pergi ke kebun anggur.

"Baik." Tanpa menghiraukan masalah apa yang nanti akan menimpanya, lebih baik ia langsung jalani saja daripada hanya penasaran.

Gerbang menuju kebun anggur berada di samping bangunan paviliun, jadi Eleora tidak perlu melewati mansion atau terpantau langsung oleh Draco yang saat ini tengah berjaga di teras depan mansion, lebih tepatnya Draco sedang mengawasi anak buahnya yang sedang berlalu lalang di gerbang utama untuk menjalani tugas masing-masing.

Sementara itu Eleora yang baru saja menginjakkan kakinya di kebun anggur, ia melihat peta area kebun yang tertempel saat ia menoleh di dinding pagar yang ada di belakangnya.

"Kenapa tidak ada informasi area panen ada di mana?" Menurut informasi yang Eleora dengar, seharusnya ada pemberitahuan area jika waktunya panen, namun hari ini tidak ada, apakah mungkin memang belum waktunya panen?

"Kalau begitu aku harus pergi ke pos penjaga."

Eleora yang sudah dipindahkan tempat kerjanya tidak mungkin hanya berdiam diri tanpa menanyakan apa yang harus ia kerjakan hari ini, dan satu-satunya tempat untuk ia bertanya hanya di pos penjaga kebun ini.

Namun, tanpa Eleora tahu ini adalah bagian dari rencana Anya, yaitu langkah awal untuk melenyapkan Eleora, atau sekedar diusir jika Eleora beruntung.

Langkah Eleora perlahan menyusuri sela-sela tanaman anggur yang menjuntai, menyentuh daun-daunnya yang basah oleh embun pagi. Aroma manis buah matang menyergap hidungnya, membuat setiap tarikan napas terasa seperti mencicipi musim panen.

"Hei, apa yang kamu lakukan di sini?"

Eleora terperanjat, ia reflek menarik tangannya dari daun tersebut.

"Eleora?"

Eleora mengerutkan keningnya saat lelaki di depannya mengetahui siapa dirinya.

"Maaf, Anda siapa ya?"

"Kamu melupakan teman sekolahmu?"

Lelaki tinggi, berkulit putih, dan memakai pakaian kerja serba hitam itu mendekat. "Aku James, temanmu di kelas dua belas dulu."

"Oh, maaf. Aku--"

"Oh, tidak. Seharusnya aku yang minta maaf, aku lupa kalau kamu pernah mengalami kecelakaan saat kelulusan. Hemm ... syukurlah kamu tampak sehat sekarang, padahal waktu itu--"

"Kamu kerja di sini?" Eleora buru-buru memotong pembicaraan James, ia malas membicarakan masa lalu.

"Iya, sudah dua tahun. Kalau kamu, kenapa kamu bisa bekerja di sini? Bahkan bisa masuk ke kebun ini?"

"Aku dipindah tugaskan oleh Nona Anya untuk bekerja di sini."

Mata James langsung melebar. Ia menoleh cepat ke kiri dan kanan, seperti memastikan tidak ada yang mengawasi.

Tanpa berkata apa-apa, ia menggenggam pergelangan tangan Eleora dan menariknya dengan tergesa.

"Cepat, ikut aku," bisiknya tajam. "Jangan sampai ada yang melihatmu di sini."

Eleora nyaris terseret langkah James, jantungnya berdetak tidak karuan, ia merasa takut dan panik, seolah tubuhnya tahu ada sesuatu yang tidak beres.

Kenapa harus sembunyi? Seolah-olah berada di kebun ini sangat membahayakan untuk dirinya.

James membawanya lari ke sudut perkebunan, di mana di belakangnya ada tembok besar yang menjadi batas area kebun dan mansion.

"Apakah benar Nona Anya yang menyuruhmu? Seharusnya dia orang yang paling tahu bahayanya wanita muda yang bekerja di tempat ini. Jika kamu memiliki masalah dengannya, lebih baik kamu kabur dari tempat ini."

James berbicara sembari terus memperhatikan sekitarnya. “Lihat, di balik semak itu ada lubang. Langsung ke sana. Sekarang juga.”

Ia menatap Eleora dengan sorot panik. “Tersesat di hutan lebih baik daripada ketahuan Tuan Nero kalau kamu pernah menginjakkan kaki di kebun ini!”

"Memangnya kenapa?" tanya Eleora penasaran.

Namun, belum sempat James menjawab, terdengar dering ponsel dari saku celana Eleora.

"Kamu bawa HP?" Mata James terbelalak. Ia sangat tahu dengan peraturan yang ada di sini, dan itu berarti Eleora bukan pekerja biasa di mansion, tapi kenapa dia bisa terjebak datang ke sini?

Eleora tidak menjawab, ia lebih mementingkan mengangkat telepon tersebut dan berjalan menjauh sedikit dari James.

Sementara James tidak bisa mendengar apa-apa, ia hanya bisa melihat punggung Eleora yang berdiri membelakanginya.

Akhirnya setelah sekian tahun ia bisa bertemu lagi dengan cinta pertamanya, namun mengapa mereka berdua dipertemukan lagi di tempat seperti ini? Yaitu sebuah neraka dunia yang tidak ada orang tahu siksaan apa yang sudah siap menanti mereka.

Tidak lama kemudian Eleora kembali dengan wajah panik. "James, aku harus kembali ke mansion, dan terima kasih atas pertolonganmu."

Eleora langsung berlari dengan cepat menelusuri pinggiran perkebunan, hingga ia menemukan gerbang tempat ia masuk tadi.

"Tiga puluh panggilan tidak terjawab, berarti di luar mansion ini tidak terdukung alat penguat sinyal sistem satelit dari mansion ini."

Sehingga Eleora tidak menerima panggilan masuk dari Nero, dan beruntungnya James membawanya ke area pinggiran perkebunan.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa area perkebunan menjadi tempat larangan, terutama buat wanita yang masih muda?"

Sembari memikirkan hal tersebut, Eleora terus berlari menuju area belakang mansion, namun saat ia melewati ruang penyiksaan, ia mendengar jeritan wanita yang kesakitan.

"Aaakkkhhh ...."

Bulu kuduk Eleora berdiri. "Kenapa setiap hari selalu ada orang yang disiksa? Sebegitu ketat kah aturan di sini?"

Ria Wijaya

Halo semuanya! setelah sekian lama akhirnya aku bisa nulis cerita baru di sini, mohon dukungannya untuk like dan komen 🙏

| Like
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 26

    Eleora, Barbara, dan Elly pingsan setelah meminum jus buatan Anya yang sebelumnya sudah dicampur obat rahasia.Setelah mendapat telepon dari Cessia, para pria suruhan Anya akhirnya datang."Kenapa kalian lama sekali? Ayo, cepat bawa dia ke gubuk!" Perintah Anya.Kedua pria itu langsung mengangkat Eleora, mereka membiarkan Barbara dan Elly tergeletak di atas kursi begitu saja.Sementara itu, Anya membantu para pria itu menunjukkan jalan di mana mereka bisa menodai Eleora nantinya."Cepat, bawa masuk," ujar Anya setelah memastikan tidak ada orang lain di sekeliling gubuk tersebut. Gubuk itu berada di pinggiran kebun anggur.Anya membuka pintu gubuk tersebut, yaitu sebuah tempat untuk menyimpan alat-alat kerja para pekerja kebun anggur.Cahaya temaram ruangan kecil tersebut berasal dari lampu kecil yang tergantung di tengah-tengah ruangan, di bawahnya terdapat sebuah meja besar dan kursi panjang yang biasa dipakai para pekerja makan di saat jam istirahat. Lalu kedua pria itu membaringkan

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 25

    Hari pertunangan.Sebuah ballroom hotel disulap menjadi ruang megah dengan lampu kristal berkilauan, bunga mawar menghiasi setiap sudut, dan karpet merah terhampar menuju pelaminan elegan. Suasana hangat menyelimuti para tamu yang menanti momen bersejarah pertunangan antara Nero dan Cessia."Keluarga kalian memang paling hebat. Bagaimana bisa kalian mengadakan acara di hotel ini? Soalnya aku dengar harga sewanya mahal, dan hanya orang-orang tertentu saja yang bisa memesannya," ujar salah satu saudaranya Fenric."Bagaimana mungkin mereka tidak bisa menyewa hotel ini? Mungkin mereka menggunakan koneksi calon suaminya Cessia," sahut saudaranya Fenric yang lain.Fenric yang mendengar perkataan itu tertawa. "Kamu terlalu meremehkanku, hanya membayar tiga kali lipat dari harga biasanya, aku sudah bisa menyewa hotel ini, jadi kenapa harus menggunakan koneksi calon menantuku," balas Fenric pongah.Demi Nero, Fenric bersedia mengeluarkan uang lebih banyak agar tidak dipandang rendah oleh calon

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 24

    Dua hari lagi adalah hari pertunangan Nero dan Cessia, oleh sebab itu Cessia merengek pada Draco agar ia diperbolehkan pergi ke mansion untuk membicarakan masalah gaun dengan Nero.Nero sebenarnya sangat malas melihat Cessia, namun agar Cessia tidak curiga padanya, ia akhirnya memperbolehkan Cessia datang ke mansionnya. Namun, Nero pergi ke vila untuk menghindarinya."Buatkan aku jus jeruk!" Perintah Cessia pada Eleora."Baik, Nona."Dengan cepat Cessia langsung pergi ke dapur untuk membuat jus, setelah itu ia kembali ke ruang tamu untuk menyerahkan jus tersebut.Sesampainya di ruang tamu, Cessia sedang memakan currywurst, dan tanpa sengaja ada setetes saus jatuh dan mengotori sepatunya."Bersihkan sepatuku."Anya yang sedang memijat bahu Cessia, ia mengira perintah itu untuknya, namun saat Anya hendak membersihkan sepatu Cessia, Cessia mencegahnya."Bukan kamu. Aku menyuruh dia," ujar Cessia seraya menunjuk Eleora dengan dagunya.Eleora sontak mengambil tisu dan segera berlutut untuk

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 23

    Rumah keluarga Fenric.Cessia masuk ke dalam rumahnya dengan senyum yang mengembang di wajahnya.Fenric yang sedang duduk di ruang tamu dengan istrinya yang masih terlihat lemah, ia segera berdiri. "Bagaimana?""Semuanya lancar, Pa," sahut Cessia seraya mengedipkan sebelah matanya."Baguslah. Kalau begitu aku akan segera menemuinya.""Aku dengar kata pelayan dia berada di kantor sekarang.""Itu jauh lebih bagus," sahut Fenric yang kemudian langsung pergi ke kamarnya. Ia harus segera menyelesaikan masalah keluarganya.NCA Group.Setelah menempuh perjalanan selama setengah jam, Fenric akhirnya sampai di gedung NCA Group."Permisi, saya ingin bertemu dengan Tuan Nero," ujar Fenric pada resepsionis.Sang resepsionis sejenak memeriksa jadwal Nero, setelah memastikan kosong, ia langsung menghubungi Draco."Tuan Draco menunggu Anda di ruang meeting," ujar resepsionis setelah menghubungi Draco.Fenric memasuki lift dengan jantung yang berdebar. Ia sejenak melirik dokumen yang ada di tangannya

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 22

    Cessia terbangun dengan tubuh polos yang hanya ditutupi selimut, kepalanya terasa pusing, namun jejak-jejak yang ditinggalkan di atas tubuhnya akibat pergulatan panas semalam membuatnya tersenyum senang."Nggak kusangka, meski dia begitu dingin, tapi permainannya sangat hebat," gumam Cessia seraya beranjak dari tempat tidur.Setelah membersihkan diri, Cessia keluar dari kamar tersebut, namun ia terkejut saat keluar dan melihat Anya yang sudah berdiri di depan pintu."Kamu ....""Selamat pagi, Nona Cessia. Saya ditugaskan Tuan Nero untuk membersihkan kamar ini," ujar Anya lembut."Terus di mana Nero?""Tuan sudah pergi ke kantor, tadi pagi-pagi sekali."Cessia tampak kecewa, kenapa dirinya jadi seperti pelacur yang langsung diabaikan setelah dipakai?Sementara Anya yang mengerti perasaan Cessia, ia mencoba menghibur. "Mungkin ada hal yang mendesak di kantor sehingga Tuan tidak sempat berpamitan dengan Anda.""Ya, itu pasti," sahut Cessia ketus seraya berjalan menuruni tangga. Ia akan s

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 21

    "Nona Cessia akan datang, kalian semua bantuin aku masak," ujar Barbara pada para pelayan wanita yang hendak pulang ke paviliun.Elly menghela napas berat, namun ia langsung pergi ke dapur. Sedangkan Eleora dan Anya tampak masih bersemangat, namun dalam hati masing-masing mereka mengeluh karena jam kerja mereka jadi bertambah.Eleora hendak membantu memotong sayuran, namun terdengar notifikasi pesan masuk ke dalam ponselnya."Tuan memintaku melayaninya," ujar Eleora setelah membaca pesan bahwa Nero memintanya mengeringkan rambut."Baiklah, cepat pergi. Kamu harus membantu Tuan bersiap. Bagaimanapun juga yang datang adalah calon istrinya," sahut Elly riang.Sedangkan Barbara dan Anya hanya menatap kepergian Eleora dengan spekulasi masing-masing.Sesampainya di kamar Nero. Eleora hanya bisa menahan geram saat melihat wajah tengil Nero yang sedang tersenyum tampak dari kaca."Selamat sore, Tuan," sapa Eleora yang kemudian langsung pergi ke kamar mandi untuk mengambil handuk kecil.Nero t

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status