Share

Bab 5

Penulis: Ria Wijaya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-10 10:53:22

"Ternyata dia hanya gadis biasa," gumam Draco saat melihat Eleora menangis.

Draco yang tadinya mengintip dari balik pohon besar yang ada di depan paviliun, ia memundurkan langkahnya lalu kemudian langsung berbalik pergi dari tempat itu.

Mendengar rasa penasaran Nero terhadap Eleora, membuat Draco ikut juga memiliki rasa penasaran yang sama. Nero mengatakan bahwa Eleora hanya pura-pura lemah, namun apa yang baru saja terjadi tidak seperti apa yang dikatakan Nero. Eleora tetap hanyalah seorang gadis lemah.

"Apa mungkin ini hanya sekedar alasan untuk menutupi bahwa Bos ternyata menyukai gadis itu dari pandangan pertama."

Draco tidak pernah melihat Nero jatuh cinta, sebab bagi Nero, wanita itu sangat merepotkan, dan mereka bisa jadi penghambat buat mereka menjadi raja bisnis nomor satu di dunia, oleh sebab itu Nero seperti anti pada wanita.

"Ah, sudahlah ... kenapa aku harus ikut memikirkan hal ini? Asalkan gadis itu bukan ancaman, maka aku akan membiarkannya hidup dengan aman."

Draco memasuki rumah utama, lalu ia menaiki lift menuju lantai tiga untuk menemui Nero.

Setelah keluar dari lift, Draco melihat Nero sedang duduk santai di tepi kolam renang, dengan ditemani whisky berusia enam puluh tahun.

"Bos," sapa Draco sembari menundukkan kepalanya.

"Duduklah!"

Draco segera duduk di samping Nero, lalu ia menuangkan whisky di gelas yang sudah kosong itu. "Silakan, Bos."

Nero menerima gelas itu, menggoyangnya perlahan hingga cairan keemasan berputar tenang di dalamnya. Ia mendekatkannya ke hidung, mencium aromanya dalam diam, lalu meneguknya pelan, tanpa ekspresi.

"Bagaimana dengan NCA Group, apakah semuanya berjalan lancar?"

"Iya, Bos. Tapi, tadi siang Tuan Fenric datang ke perusahaan untuk menawarkan sebuah kesepakatan."

Nero meletakkan gelasnya, lalu ia menoleh ke arah Draco. "Kesepakatan?"

"Ya. Tuan Fenric menawarkan putrinya untuk Anda nikahi, dan setelah kalian berdua menikah, dia akan menyerahkan pulau Valmora."

Nero tersenyum sinis. "Memangnya dia pikir putrinya layak menikah denganku?"

Draco sontak tertawa kecil. "Lalu apa yang harus kita lakukan? Para bandar dan pengedar sudah mendesak kita untuk memproduksi obat-obatan terlarang secara besar-besaran, jadi kita perlu pulau itu secepatnya."

Nero sudah lama mengincar Pulau Valmora sebagai ladang utama untuk bisnis tanaman terlarang mereka, sebuah langkah penting dalam tekad gilanya untuk menjadi raja yang menguasai pasar narkotika dunia.

"Karena dia sudah menawarkan putrinya, maka kita harus ambil hadiah itu. Sedangkan untuk penerima hadiah, kita tentukan bawahanmu yang mana yang berhak menerima hadiah itu."

Draco tampak bingung dengan jawaban Nero, itu berarti apa mungkin Nero akan menikahi putrinya Fenric? Walaupun itu hanya sekedar di atas kertas, sedangkan untuk nasib gadis itu, semua orang pasti tahu dia akan berakhir seperti apa

"Jangan berpikir berlebihan, cukup ajak dia datang ke sini hingga beberapa kali, lalu adakan pesta pertunangan sebagai pemanis. Tapi, aku ingin Fenric menyerahkan pulau itu di hari pertunangan itu juga."

"Baik, Bos," sahut Draco seraya menghela napas. Ia kira bosnya mau menikah dengan putrinya Fenric, namun untungnya tidak.

Setelah membicarakan hal itu, Draco pamit pergi, sedangkan Nero yang tetap berada di tempatnya, kini ia meneguk whisky lagi sembari melihat ponselnya.

Nero memutar rekaman CCTV beberapa menit yang lalu, dan tentu saja ia ingin mengamati kegiatan Eleora tadi.

Bola mata Nero bergerak lincah mengikuti langkah Eleora di dalam layar, hingga kemudian terlintas adegan Anya saat menampar Eleora, sehingga membuat Nero memperbesar layar ponselnya.

"Gadis itu sudah bukan anak kecil lagi." Komentar Nero pada Anya. Ada rasa risih saat ia menerka alasan Anya menampar Eleora, hingga membuat Nero mencengkram erat ponselnya.

Lalu jemari Nero bergerak lincah di layar ponselnya, ia mengirimkan pesan untuk Draco.

[Awasi Anya. Jika dia mempunyai sesuatu yang tidak seharusnya, maka bunuh saja dia!]

Setelah itu Nero meletakkan ponselnya, dan kemudian ia langsung melompat ke kolam renang. Ia harus mendinginkan otaknya sebelum bertemu dengan Eleora.

Setengah jam kemudian ...

Eleora sontak berlari menuju rumah utama saat ia melihat ada sepuluh panggilan tidak terjawab dari Nero. Ia sudah menghubungi Nero kembali dan mengirimkan pesan permintaan maaf karena tidak mendengar panggilan telepon tersebut. Namun, tidak ada jawaban apapun dari Nero.

Dengan napas terengah-engah, Eleora mengetuk pintu kamar Nero.

"Masuklah!" Terdengar nada dingin dari dalam, hingga membuat kaki Eleora gemetar. Ini baru pertama kalinya ia benar-benar merasa takut di rumah ini.

"Apakah kamu tuli? Haruskah Draco membawamu ke dokter THT?"

Eleora buru-buru berlutut. "Ampun, Tuan. Maaf saya tadi tidak mendengar telepon Anda, karena saya sedang mencuci baju."

Nero menaikkan sebelah alisnya, seperti mengerti bahwa Nero sedang meminta penjelasan, maka Eleora kemudian mengatakan apa yang terjadi.

"Tadi Anya menyuruh saya mencuci bajunya, dan karena di paviliun tidak ada mesin cuci, maka saya meninggalkan HP-nya di kamar."

Amarah yang berkumpul di dada Nero perlahan mulai mereda saat mendengar jawaban jujur Eleora, dan sorot mata Nero kini beralih ke pipi Eleora yang terlihat memerah dengan bekas telapak tangan.

Nero yang awalnya duduk di tepi ranjang, kini ia berdiri dan berjalan menuju Eleora yang masih bersimpuh di lantai.

Sedangkan Eleora semakin gugup saat Nero menjulurkan tangannya dan memegang dagunya untuk mengarahkan wajahnya ke kiri.

"Kenapa dengan pipimu?"

Eleora ingin menepis tangan Nero, namun ia tidak mempunyai keberanian itu, sehingga ia hanya menjawab, "Ditampar Anya."

Nero tersenyum tipis saat mendengar jawaban Eleora, itu berarti gadis ini tidak berniat menutupi kesalahan Anya, dan dia tidak takut dengan Anya.

"Cukup menarik," batin Nero, sebab biasanya semua bawahan akan takut melaporkan tindakan Anya yang semena-mena, namun Eleora berbeda.

Nero melepas dagu Eleora, lalu ia melemparkan handuk kecil yang ada di bahunya ke atas kepala Eleora, dan kemudian ia duduk di meja rias.

"Memangnya apa yang sudah kamu lakukan hingga Anya menamparmu?"

Eleora bergegas berdiri untuk segera mengeringkan rambut Nero, sembari menjawab, "Saya tidak tahu, Tuan. Dia tiba-tiba saja marah setelah mendengar kalau saya mempunyai tugas dari Anda untuk mengeringkan rambut Anda."

Nada suara Eleora terdengar polos, namun tidak dengan sorot matanya yang terlihat berbinar, persis seperti seorang anak yang sedang bercerita pada ayahnya bahwa dia seorang juara kelas. Akan tetapi, tersirat dingin di balik senyumannya.

"Lalu kenapa kamu tidak melawannya?"

Eleora sontak mendongak melihat bayangan wajah Nero di cermin, terlihat senyum tipis Nero yang seolah sedang memprovokasinya.

"Saya tidak berani, Tuan. Bagaimanapun dia sudah lama ikut dengan Anda, sedangkan saya ...."

"Baiklah. Kalau begitu aku mengizinkanmu membalasnya, karena bagaimanapun juga aku tidak suka ada anak buah yang bertindak semena-mena tanpa perintah dariku."

Mendengar itu, Eleora reflek berhenti sejenak menggosok rambut Nero. Ia juga merasa aneh dengan tatapan Nero, seperti ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 5

    "Ternyata dia hanya gadis biasa," gumam Draco saat melihat Eleora menangis. Draco yang tadinya mengintip dari balik pohon besar yang ada di depan paviliun, ia memundurkan langkahnya lalu kemudian langsung berbalik pergi dari tempat itu.Mendengar rasa penasaran Nero terhadap Eleora, membuat Draco ikut juga memiliki rasa penasaran yang sama. Nero mengatakan bahwa Eleora hanya pura-pura lemah, namun apa yang baru saja terjadi tidak seperti apa yang dikatakan Nero. Eleora tetap hanyalah seorang gadis lemah."Apa mungkin ini hanya sekedar alasan untuk menutupi bahwa Bos ternyata menyukai gadis itu dari pandangan pertama."Draco tidak pernah melihat Nero jatuh cinta, sebab bagi Nero, wanita itu sangat merepotkan, dan mereka bisa jadi penghambat buat mereka menjadi raja bisnis nomor satu di dunia, oleh sebab itu Nero seperti anti pada wanita."Ah, sudahlah ... kenapa aku harus ikut memikirkan hal ini? Asalkan gadis itu bukan ancaman, maka aku akan membiarkannya hidup dengan aman."Draco me

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 4

    "Apakah Tuan Nero ada di kamarnya?" tanya Eleora pada seorang pelayan laki-laki yang baru saja membersihkan area lantai tiga."Aku tidak tahu," sahut lelaki itu yang langsung menuruni anak tangga. Eleora jadi gugup, perasaannya juga semakin tidak enak. Bagaimanapun juga ia mengetahui orang seperti apa Nero ini.Eleora mengetuk pintu kamar Nero pelan, namun tidak ada jawaban dari dalam hingga membuat Eleora terpaksa membuka sendiri pintu kamar tersebut."Tuan, permisi ... saya ingin menaruh baju Anda di lemari," ujar Eleora sedikit berteriak.Namun, tetap tidak ada jawaban, bahkan kamar tersebut terasa sunyi.Eleora mengedarkan pandangannya meneliti kamar Nero, ruangan luas, dengan cahaya temaram, dan beraroma maskulin. Dindingnya dilapisi panel kayu gelap yang mengilap, dengan rak berisi botol-botol wine mahal dan senjata berlapis kaca. Sebuah chandelier kristal menggantung rendah, memantulkan cahaya samar ke lukisan-lukisan klasik yang membingkai ruangan. Di tengahnya, ranjang king

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 3

    Tiba-tiba saja Nero membuka kancing bajunya, terlihat dada bidang dan perut kotaknya yang keras. Otot-ototnya tegas, kulitnya mulus dengan satu bekas luka kecil di sisi kiri. Eleora buru-buru menundukkan pandangannya."Cuci pakaian ini sampai bersih! Lalu setelah itu datanglah ke ruang penyiksaan." Nero melemparkan bajunya ke atas kepala Eleora, lalu kemudian ia langsung pergi ke kamarnya.Anya yang mendengar Eleora disuruh pergi ke ruang penyiksaan, ia lantas tertawa senang. "Baru juga hari pertama jadi budak, sudah masuk ke ruang penyiksaan."Eleora mendongakkan kepalanya sedih, namun sorot matanya menatap tajam langkah Anya yang meninggalkannya, dan itu tidak luput dari pandangan Nero yang sedang mengawasinya dari rekaman CCTV.Nero mengambil ponselnya, ia menghubungi tangan kanannya. "Nanti kamu bawa gadis itu ke ruang penyiksaan. Aku ingin memastikan sesuatu.""Baik, Bos," sahut Draco tanpa banyak tanya.Nero beralih dari rekaman CCTV beberapa menit lalu ke detik sekarang, ia mas

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 2

    Nero sejenak memperhatikan wanita yang sedang berlutut di depannya, wajah polosnya yang cantik tanpa make up, rambutnya yang sedikit berantakan, dan noda darah yang kontras dengan dress putihnya yang indah entah mengapa memberi daya tarik tersendiri di matanya."Bawa saja dia, siapa tahu suatu hari nanti dia akan berguna." Setelah mengatakan itu, ia langsung kembali masuk mobil."Baik, Bos," sahut Draco seraya menutup pintu mobil.Draco memberi instruksi pada bawahannya dengan menggerakkan kepalanya, lalu dua orang pria berbadan besar langsung menarik tangan Eleora."Aaa ... aku mau dibawa ke mana? Tolong lepaskan!" teriak Eleora seraya berontak."Diam! Jangan banyak bicara!" sentak salah satu pria tersebut sembari terus menyeret Eleora masuk ke dalam mobil jeep yang ada di belakang mobil yang ditumpangi Nero.Eleora menggigil ketakutan saat dikurung di dalam mobil bersama empat pria lain yang wajahnya juga tampak menyeramkan. Ia ingin kabur, namun bayangan akan dibunuh secara langsun

  • Istri Kesayangan Mafia Posesif    Bab 1

    "Pakai baju ini! Sebentar lagi Tuan Theodore akan menjemputmu." Melemparkan dress berwarna putih yang jatuh tepat di wajah Eleora.Eleora menatap dress yang kini jatuh ke pangkuannya. Perlahan, ia mendongak menatap Emma, ibu tirinya."Kenapa harus aku?" Suaranya terdengar parau. Mata sembabnya menggambarkan ketidakberdayaannya selama ini.Belum sempat Emma menjawab, terdengar suara pintu dari ruangan samping terbuka, lalu disusul derap langkah heels yang mendekat, nyaring beradu dengan lantai."Terus kamu pikir, harus aku yang menikah dengan bos mafia tua dan jelek itu?" sahut Anne sinis. Wanita berambut pirang dengan gaun merah terang itu bergelayut manja di pundak ibunya, sementara Emma mengusap pipi anaknya dengan lembut.Melihat pemandangan itu, tanpa sadar Eleora meremas gaun di pangkuannya dengan erat. Ia benci, namun tidak berdaya untuk melawan mereka berdua."Ini semua gara-gara Ayahmu yang mati hanya meninggalkan utang, jadi terima saja konsekuensinya." Emma melingkarkan tan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status