Bab 35Bangun dari tidurnya, Clara mendapati sang suami sudah tidur memeluknya. Semalam Clara ingat, sekitar pukul sebelas malam, Noah masih entah berada di mana udai kejadian di dalam kamar mandi. Clara pikir Noah tidur di kamar lain, tapi ternyata ada di sampingnya dan memeluk dengan erat.Noah sepertinya masih tidur begitu pulas. Dengkuran halus masih bisa Clara dengar cukup jelas karena posisi telinganya berada di depan wajah Noah.Clara masih berada dalam rangkulan Noah. Ia belum beranjak dan lebih dulu menoleh ke arah jam dinding. Di sana masih menunjukkan pukul enam kurang seperempat."Apa aku harus kesal dengan kejadian semalam?" batin Clara.Clara ingin bersikap biasa saja, tapi rasa melayang yang sempat dirasa lalu seolah diempaskan begitu cepat, membuat hatinya merasa sakit. Clara merasa Noah tidak tertarik dengan tubuhnya.Perlahan, Clara membalikkan badan miring menghadap ke arah Noah. Wajah keduanya begitu dekat hanya beberapa senti saja. Udara yang keluar dari hidung No
Bab 36Butik tutup sekitar pukul delapan malam, tapi Clara sudah pamit sejak pukul empat sore. Clara meminta ijin pada ibu mertuanya untuk pergi menemui Jack. Clara tidak enak hati jika mendadak berhenti kerja tanpa berpamitan lebih dulu. Selain karena teman lama, Jack orang sudah dengan senang hati memberinya pekerjaan.Sekitar pukul empat lebih sepuluh menit, Clara sampai di gedung perusahaan Jack. Clara datang dengan mengendarai taksi online.Setelah mendapat ijin dari resepsionis, Clara segera menuju ruangan kerja Jack. Saat Clara mengetuk pintu, terlihat di dalam Jack tengah berbenah merapikan mejanya sebelum pergi pulang."Ya, masuk!" sahut Jack dari dalam.Perlahan pintu terbuka, Clara menarik napaspanjang lalu berjalan masuk bersamaan dengan embusan napas."Hai, Jack," sapa Clara dengab senyum tipis."Clara?" pekik Jack yang tidak menyangka kalau itu adalah Clara. "Kau ke sini? Ayo duduk!"Jack nampak antusias dan menyambut kedatangan Clara. Dari sikap Jack yang ramah, tentuny
Bab 37Lima tahun sudah berlalu, hubungan antara Noah dan Clara masih sama. Lebih sering ada perdebatan hal-hal kecil dan sifat acuh tak acuh. Lima tahun tentunya bukan waktu yang singkat untuk Clara lalui. Menjadi istri tanpa cinta, sentuhan apalagi berhubungan layaknya suami istri, ah! Itu tidak mungkin.Sesekali Noah sempat memergoki Clara tidak memakai apapun di ruang ganti. Bukan lelaki normal jika Noah tidak tergiur. Lagi-lagi ego dan gengsi menahannya sampai detik ini."Bajumu sudah kusiapkan," kata Clara begitu Noah keluar dari kamar mandi.Hanya begitulah yang Clara lakukan setiap hari. Membangunkan suami, menyiapkan segala kebutuhan suami, memasak, dan lain-kain. Tentunya tidak termasuk dengan pujian sayang dan kata mesra."Aku tunggu di ruang makan," sambung Clara lagi.Noah hanya berdehem tanpa berkata.Pagi ini, Clara sudah rapi lebih dulu dari Noah. Ia mandi sekitar pukul lima, karena hari ini berencana untuk mengantar Jou ke sekolah seperti biasanya. Tampilannya yang se
Bab 38Sekitar pukul sepuluh, Clara kembali ke gedung sekolah untuk menjemput Jou. Dalam perjalanan tadi, Clara tidak henti-henti mengingat tentang Chloe yang sudah kembali. Menyangkut Noah, mungkin Clara bisa membiakannya. Namun, jika menyangkut Jou, Clara tentu tidak mau.Dulu, sewaktu Chloe telpon, ia memang sempat berkata kalau akan kembali. Mungkin inilah jawabannya."Mommy!" teriak Jou sambil melambaiakan tangan.Melihat wajah sumringah itu, Clara hanya bisa terasenyum kecut lalu turun dan berjongkok menyambut Jou yang terus berlari.Bugh!Jou pun jatuh dipelukan Clara. Bocah kecil itu meneluk Clara dengan begitu hangat."Mommy, aku lapar," kata Jou ketika pelukan terlepas."Kita mampir saja ke KFC. Bagaimana?"Jou mengangguk antusias. Ketika Clara sudah berdiri, Jou tampak memiringkan kepala melihat seseorang yang berdiri di belakang Clara. Miringan kepala dan wajah aneh Jou, membuat Clara jadi penasaran."Ada apa, Sayang?" tanya Clara sembari memutar badan.Betapa terkejurnya
Benar yang ada dalam benak Clara, tamu yang datang adalah saudara kembarnya. Wajah angkuh wanita itu begitu santai ketika melenggak masuk, seolah-olah ini adalah rumahnya."Aku bahkan belum mempersilahkan kau masuk," cibir Clara.Mela tadi memang membiarkan Chloe berdiri menunggu di luar. Ia tidak berani membuka pintu karena takut kesalahan. Mela hanya melihat dari kamera yang ada di sana."Bersikaplah yang sopan!" hardik Clara ketika Chloe semakin melangkah maju sambil menyapu pandangan."Ini rumah kekasihku, jadi aku berhak di sini," kata Chloe.Clara berdecak kemudian berjalan hingga menghentikan langkah Chloe yang sudah sampai di depan anak tangga pertama."Aku istri Noah di sini. Aku yang akan mengizinkan atau tidaknya tamu boleh masuk!" kata Clara tegas.Bukannya menyingkir, Chloe malah tertawa mengejek sembari sesekali mendongak. Setelah tawa berhenti, Chloe maju langkah hingga begitu dekat dengan Clara."Kau memang istrinya, tapi bukan cintanya."Degh! Seketika kaki Clara mela
Bab 40"Untuk apa tiba-tiba dia kembali."Di dalam kamar, Noah masih menggerutu. Ia bangun sekitar pukul enam pagi dan langsung tertegak saat mendapati sang istri tidak tidur di sampingnya.Semalam, setelah obrolan dengan Chloe, Noah memutuskan untuk tidur sampai lupa kalau belum bertemu dengan Clara sejak siang."Di mana Clara?" gumam Noah.Di ruang ganti, Noah tengah memilih pakaian kerjanya sendiri. Biasanya memang selalu Clara yang menyiapkan segalanya.Beres dari siap-siap untuk pergi ke kantor, Noah segera turun ke lantai satu untuk sarapan sekaligus menemui Clara. Namun, sampai di ruang makan, Noah tidak menemuman siapapun kecuali dua pelayan yang sedang membersihkan meja makan."Di mana Clara dan Jou?" tanya Noah.Dua pelayang yang tidak menyadari ada Noah di situ, segera membungkuk sopan. Salah satu dari mereks kemudian mendongak dan menjawab."Nona Clara dan Tuan Jou sudah berangkat, Tuan." Begitu kata pelayan.Kening Noah lantas berkerut heran. Ia segeta memeriksa jam yang
Bab 41Mereka tidak langsung pulang, melainkan mampir dulu ke restoran untuk makan siang. Jou yang sudah ke laparan begitu antusias saat masuk ke dalan Restoran kesukaannya itu, Mc Donal's."Ayo, Mom! Kita masuk!" Jou sudah tidak sabar lagi. Dia menari-narik lengan ibunya dengan kuat."Iya, Sayang. Ayo masuk!" Clara tersenyum lalu menuntun Jou masuk ke dalam.Noah yang berjalan di belakang mereka diam-diam tersenyum. Ingin rasanya Noah ikut bergabung dengan mereka layaknya keluarga kecil pada umumnya. Namun, ada yang membuat Noah berhenti saat ingin melakukannya.Mereka duduk di bangku nomor lima. Itu Jou yang memilih karena katanya biar sesuai dengan tanggak lahirnya. Tidak lama setelah mereka duduk, pesanan pun datang. Dengan begitu antusias, Jou segera meraih ayam goreng tepung tersebut lalu memakannya dengan lahap."Pelan-pelan, Sayang," kata Clara mengingatkan.Clara meraih selembar tisu lalu mengusapkan pelan di bibir Jou yang berantakan."Jou bukan anakmu, tapi kenapa kau begit
Noah sadar selama ini dirinya juga tidak pernah mengutarakan isi hatinya pada Clara. Ada rasa takut, gengsi dan tidak percaya diri selalu datang saat ingin sedikit mengutarakannya. Noah juga tidak siap jika sudah menyampaikan perasaannya, tapi malah Clara menolak. Noah belum siap akan hal itu.Perkataan ibunya barusan mungkin akan Noah pikirkan. Namun, Noah juga perlu tahu bagaimana isi hati Clara yang sebenarnya.Di lantai bawah, Lily langsung bergabung dengan sang suami dan menantunya yang sedang bercanda ria dengan Jou. Senyum Lily selalu mengembang saat melihat bagaimana Clara begitu menyayangi Jou.Pernah suatu ketika Lily bertanya pada pelayan di sini bagaimana sifat Clara. Dan mereka semua menjawab dengan serempak, Clara sangat baik. Dia begitu sabar mendidik Noah, bahkan tidak pernah membentaknya. Hanya pernah beberapa kali memberi hukuman kecil. Dan itu lumrah."Sudah malam, ayo pulang!" ajak Lily pada sang suami yang masih memangku Jou."Kakek dan Nenek sudah mau pulang?" ta