Kai berada di ruang kerjanya setelah Anna pergi. Dia menyelesaikan mengecek berkas yang sudah bertumpuk di meja sampai terdengar suara ketukan pintu.โMasuk!โ Kai mempersilakan.Tian masuk membawa berkas lagi lalu berjalan menghampiri Kai.โIni berkas yang Anda minta,โ kata Tian, โsaya juga mau memberitahu kalau perintah Anda sudah dilakukan.โKai langsung mengangkat pandangan pada Tian, dia menatap asistennya itu.โBagaimana?โ tanya Kai.โMereka melakukan seperti yang Anda inginkan dan semua berjalan lancar karena seperti kata Anda, ibu tiri Anna memang tak punya power untuk mempertahankan rumah itu. Dia tidak punya hak, karena itu pengacara mengatakan kalau ibu tiri Anna terlihat ketakutan.โ Tian menjelaskan.Kai mengangguk pelan untuk mengonfirmasi.โTapi, apa Anna setuju Anda melakukan ini? Dari yang saya lihat, dia tipe wanita yang tidak tegaan. Takutnya Anna malah menentang apa yang Anda lakukan, apalagi Anda tidak memberitahunya lebih dulu,โ ujar Tian memikirkan kemungkinan ter
โPelanggan apa?โ Kirana membentak.Karyawan yang melayani Anna sampai panik dan berusaha menenangkan Kirana, tapi karena pangkatnya yang ada di bawah Kirana, karyawan itu malah terkena bentak.Anna sangat syok, bagaimana bisa Kirana bersikap arogan seperti ini. Bahkan sekarang Kirana menarik lengannya dan meminta Anna berdiri.โKamu tidak layak duduk di sofa berharga jutaan, kalau sofa itu kotor, kamu tidak bisa menggantinya!โ Kirana semakin menjadi-jadi saat menghina Anna.Anna menatap tak percaya mendengar ucapan Kirana. Dia sudah berdiri seraya menatap geram pada sikap Kirana.Anna tidak bisa terus tinggal diam. Jika dia terus mengalah, maka hanya akan ada penghinaan yang terus menerus didapatnya.โJangankan sofa ini, semua barang di sini bahkan dirimu pun bisa aku beli kalau mau!โ hardik Anna terlampau emosi.Benar kata Kai, jika Anna diam dan selalu mengalah, maka Anna akan terus diinjak.Kirana kini syok karena Anna menghinanya, lalu dengan lantang dia berkata, โKamu pikir bualan
Emosi Kirana semakin tak terkontrol. Dia menatap tajam dan benci pada wanita tua yang berani menamparnya.โTidak peduli siapa kamu. Jangan menggangguku!โ bentak Kirana.Eve tersenyum miring. Dia hendak mengeluarkan ponsel saat mendengar suara pria terdengar di sana.โAda keributan apa di sini?โ Eve menoleh ke sumber suara. Anna dan karyawan tadi juga menoleh.Ekspresi wajah Anna semakin berubah suram saat melihat Alvian datang. Pria itu selalu saja datang saat Kirana membuat onar.โSayang. Anna mengacaukan toko dan dengan sombong mengancam bisa memecatku, lalu wanita tua ini menamparku.โ Kirana langsung mengadu pada Alvian.Anna menatap jijik, rasanya selalu mual ketika melihat Kirana yang bertingkah sok manis padahal berbisa.Alvian dengan congkak mengangkat dagu. Dia membalikkan badan untuk memandang wanita mana yang berani menyakiti Kirana. Saat dia melihat Eve, pria itu gelagapan panik.Eve menatap dingin pada Kirana dan Alvian, apalagi Kirana meminta perlindungan pada Alvian tanp
Alvian benar-benar lemas saat melihat Kai dan Kaivan berada di sana. Tubuhnya gemetar karena rasa takut akan konsekuensi yang akan diterimanya setelah ini.Kai langsung menghampiri Anna dan mengabaikan Alvian juga Kirana. Dia langsung meraih tangan Anna yang merah.โSiapa yang melakukannya?โ Terlihat jelas sorot mata Kai penuh dengan emosi melihat Anna terluka.โTidak apa-apa, ini hanya luka kecil,โ ucap Anna karena melihat ekspresi wajah Kai yang menakutkan. Sejujurnya dia pun takut melihat Kai yang seperti ini.โApa maksudmu tidak apa-apa?โ Kai tidak senang lagi-lagi Anna menutupi sesuatu.โMereka yang bertanggung jawab atas luka yang Anna dapatkan.โ Eve yang membuka suara.Kai langsung menoleh ke Alvian dan Kirana.Alvian dan Kirana sangat panik ketika melihat tatapan mata Kai. Alvian langsung berlutut ketakutan, sedangkan Kirana baru berlutut saat melihat Alvian tak berdaya.โSaya tidak tahu apa-apa, Pak. Saya datang setelah kejadian.โ Sekali lagi Alviana mencoba menyelamatkan dir
Kai mengajak Anna pulang setelah sebelumnya meminta izin pada kedua orang tuanya.Sepanjang perjalanan menuju rumah, Anna hanya diam. Kai sendiri memilih fokus menyetir.Sesampainya di rumah. Kai langsung mengajak Anna ke kamar. Anna masih diam, sampai pria itu memintanya duduk.โApa sudah diobati?โ tanya Kai seraya menyentuh tangan Anna lalu memperhatikan punggung tangan Anna yang memar.โIya, sudah tadi,โ jawab Anna.Kai mengalihkan pandangan pada Anna. โApa sangat sakit?โ tanya Kai lagi.Anna terdiam sesaat. Tatapan suaminya sekarang ini menunjukkan kalau Kai sangat mencemaskan dirinya.โTadi memang sangat sakit, tapi sekarang sudah tidak,โ jawab Anna.Kai mengembuskan napas kasar. Dia kembali menatap pada Anna, tidak menyangka kalau istrinya itu akan mengalami hal seburuk ini.โKenapa kamu tidak langsung menghubungiku?โ tanya Kai.โKejadiannya sangat cepat. Tadi aku memang berniat menghubungimu, tapi waktu Kirana belum datang. Lalu Kirana membuat masalah bahkan dia tak mau berhen
Anna baru saja keluar dari kamar mandi. Dia melihat Kai yang duduk di sofa lalu memberi isyarat kepadanya agar mendekat.โKamu pulang lebih awal?โ Anna berjalan menghampiri Kai.Siang tadi Kai kembali ke perusahaan sedangkan Anna diminta tetap di rumah. Dia tidak mendengar suara Kai di kamar karena Anna sedang mandi, sehingga sedikit terkejut ketika melihat pria itu sudah duduk di sana.Anna duduk di samping Kai, dia melihat kotak obat di meja.โTanganmu belum diobati lagi, kan?โ Kai meraih tangan Anna.โAku bisa melakukannya sendiri,โ ucap Anna merasa kikuk saat Kai menahan tangannya.Kai tidak membalas. Dia segera mengoleskan salep memar ke permukaan punggung tangan yang terlihat masih memerah.โMasih sakit?โ tanya Kai seraya mengoles pelan.โMasih sedikit nyeri kalau tersentuh,โ jawab Anna.Kai mengalihkan pandangan ke wajah Anna. Dia melihat istrinya itu meringis, membuat Kai semakin perlahan dan hati-hati saat mengoles, lalu meniupnya pelan.Anna menatap Kai yang penuh perhatian.
Setelah beberapa saat. Kai akhirnya melepas pagutan bibir mereka. Kai menatap wajah Anna yang bersemu merah, meski bukan yang pertama, tapi istrinya itu terus saja malu saat mereka begitu intim.โAnna.โ Terdengar suara Kai yang berat dan dalam.โYa.โ Anna mengangkat pandangan sehingga bertatap dengan Kai.Bukannya langsung bicara, Kai membelai lembut pipi Anna.Anna masih menatap pandangan Kai yang begitu dalam, tanpa sadar dia meneguk ludah yang terasa penuh di mulut.โAnna, boleh aku memilikimu.โ Kai menatap dua bola mata Anna secara bergantian. Tatapannya begitu intens penuh puja pada wanita yang sudah mengambil hatinya semenjak mereka masih remaja.Anna mencoba menelaah maksud ucapan Kai, sorot mata pria itu sudah mengartikan semua, hanya saja Anna masih terus memungkiri.โKamu sudah memilikiku,โ balas Anna.โBelum sepenuhnya,โ balas Kai dengan cepat.Anna mengulum bibir. Jadi, haruskah dia memberikan miliknya sekarang, pada pria yang benar-benar melindungi dirinya dan menjadikan
Anna menatap pada Kai seolah meminta persetujuan apakah dia harus menjawab panggilan itu.โAbaikan!โ perintah Kai karena Anna tidak menjawab panggilan itu dan malah menatapnya.Anna menuruti ucapan suaminya. Dia menolak panggilan itu lalu memilih mematikan ponselnya.Kai mendengkus kasar. Dia sangat tidak senang mengetahui Mila yang kembali mengganggu Anna. Sudah bisa ditebak kalau wanita itu pasti ingin membujuk Anna agar tidak mengusir mereka.Sayangnya, Anna tidak tahu dengan yang dilakukan Kai pada Mila.โJika wanita itu berusaha menemuimu atau menghubungimu, abaikan! Kalau perlu blokir nomornya!โ perintah Kai dengan ekspresi kesal.Anna mengangguk-angguk. Dia tidak ingin membuat Kai semakin marah hanya karena Mila.Di rumah Mila. Wanita itu sangat syok karena Anna tidak menjawab panggilannya.โDia menolak panggilan dariku dan sekarang nomornya tidak bisa dihubungi!โMila sangat geram. Dia dalam kondisi frustasi karena diberi waktu seminggu untuk membuat keputusan.Awalnya Mila t
Alex menipiskan senyum.โApa kamu sedang besar kepala?โRania mengerutkan alis. Dia melihat Alex mengulurkan tangan, Rania pikir Alex hendak menyentuhnya, tapi ternyata pria itu mencolek meja, lalu mengusap telunjuk dengan jempol.โBelum bersih,โ kata Alex lalu melirik tajam pada Rania, โbersihkan ulang,โ perintahnya kemudian.Setelahnya, Alex sedikit mundur dari Rania tapi tatapannya terus tertuju pada wanita itu. Dia lagi-lagi tersenyum miring, lalu pergi ke sofa.Rania menghela napas lega. Dia melirik pada Alex yang sekarang berjalan santai menuju sofa. Pria ini, benar-benar ingin mengerjainya setiap hari.**Saat jam istirahat, Rania pergi ke rooftop lagi untuk melepas beban yang dipikulnya. Dia menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskan kasar berulang kali.โKamu di sini lagi.โRania terkejut. Dia menoleh dan melihat Arion datang menghampirinya.โTidak makan siang lagi?โ tanya Arion sambil menatap pada Rania.Rania tidak menjawab, lalu melihat Arion mengulurkan roti.โMakanlah,
Setelah selesai memilah jagung dan memastikan tidak ada satu pun yang tertinggal. Rania mendorong tempat makan ke hadapan Alex lagi.โItu sudah semua saya pisah, apa ada lagi yang Anda perlukan?โ tanya Rania dengan nada malas.Rania melirik pada Alex, pria itu membuat gerakan mengusir menggunakan tangan. Ekspresi wajah Rania begitu masam, pria di depannya ini benar-benar sombong.Rania segera bangun, lalu dia pergi dari ruangan itu sebelum semakin kesal melihat sikap Alex.Alex tersenyum tipis melihat Rania kesal. Dia memandang salad yang ada di meja, lalu mengambil alat makan dan mulai menyantap salad miliknya.Dia juga mengambil jagung yang tadi dipisah oleh Rania. Bukannya Alex tak suka, dia hanya ingin mengerjai wanita itu.โDasar terlalu lugu,โ gumam Alex lalu kembali memasukkan suapan ke mulut.**Saat sore hari. Rania membuat patahan leher dan memijat pundaknya. Akhirnya sehari ini bisa dia lalui dengan baik meskipun harus ada drama mengurus atasannya yang memberi perintah tak
Setelah jam istirahat usai. Rania kembali ke divisi untuk mulai bekerja lagi. Saat baru saja sampai di pantry, Rania terkejut melihat lampu merah menyala.โSepertinya hari ini Pak Alex berulang kali memanggil,โ gumam Herman.Rania menatap lampu itu terus berkedip. Mau tidak mau dia harus pergi ke ruangan Alex untuk melihat, apalagi yang pria itu inginkan.Rania mengetuk pintu ruangan Alex, lalu dia masuk dan melihat Alex duduk di sofa sambil menyapukan jari di atas tablet pintar.โAnda butuh sesuatu, Pak?โ tanya Rania tetap sopan meski jiwanya ingin memberontak.โBersihkan mejaku!โ perintah Alex.Rania menoleh ke meja Alex, alangkah terkejutnya dia melihat meja Alex yang sangat berantakan.Berkas-berkas dibiarkan tergeletak begitu saja tak tertatap rapi, lalu ada tumpangan kopi yang dibiarkan sampai agak mengering.Rania benar-benar harus bersabar. Dia berjalan ke arah meja untuk mulai membersihkan, tetapi Alex kembali berkata.โBersihkan sampai benar-benar bersih. Jika tidak, kamu ti
Rania memandang pada Alex, lalu tatapannya tertuju pada kertas dan pulpen yang berserakan di lantai.โPungut semua!โ perintah Alex.Rania tidak bisa mengelak karena sekarang bekerja untuk Alex. Dia berjalan mendekat lalu berjongkok di sisi kertas-kertas berserakan dan meletakkan nampan di lantai, setelahnya dia memunguti satu persatu kertas itu.Tanpa diduga, Alex ikut berjongkok, tapi bukan untuk membantu Rania memunguti kertas itu, melainkan untuk memberikan senyum ejekan pada wanita yang sudah menolaknya.โTidak disangka, kamu menolak kerja di rumahku tapi malah bekerja di perusahaanku,โ cibir Alex.Rania terdiam sesaat. Dia tak membalas atau menatap pada Alex. Rania fokus memunguti kertas-kertas itu, setelah selesai dia segera berdiri lalu meletakkan semua kertas itu di meja.โApa kamu pikir harimu akan tenang dengan bekerja di sini?โ Alex sudah berdiri dan kini menatap tajam pada Rania.Rania masih menurunkan pandangan, lalu berkata, โJika sudah tidak ada yang perlu saya lakukan,
Rania benar-benar panik luar biasa melihat pria yang kini menatapnya dengan ekspresi wajah dingin. Dia masih mematung di tempatnya, sampai salah satu teman OB-nya menarik lengan Rania agar menyingkir dari jalan.โSelamat pagi, Pak.โ Dua OB lain langsung membungkuk pada Alex dan Arion yang baru saja keluar dari lift.Alex berjalan dengan ekspresi wajah dingin tanpa menoleh Rania sama sekali, sedangkan Arion melirik pada Rania. Jadi, ini OB baru yang kemarin dipermasalahkan oleh atasannya itu.Rania masih bergeming dengan perasaan campur aduk. Di hari pertamanya bekerja, kenapa dia bertemu dengan pria yang membuat hidupnya kacau.โSiapa dia?โ tanya Rania menoleh pada teman kerjanya.โItu tuh, Pak Alex. Dia cucu pemilik perusahaan ini dan direktur di sini. Ya, meski dia masih direktur, tapi katanya sebentar lagi akan diangkat jadi presdir karena kemampuannya memimpin perusahaan,โ jawab HermanโOB teman Rania.Rania merasakan jantungnya berdegup sangat cepat. Jadi, dia bekerja untuk pria b
Rania pergi ke rumah sakit dengan perasaan lega. Dengan bekerja di perusahaan itu, Rania bisa mendapatkan uang lebih banyak di siang hari dan bisa menjaga Abi saat malam hari.Rania berjalan di koridor rumah sakit menuju ruang inap Abi. Saat hampir sampai di kamar sang putra, Rania melihat dokter dan perawat masuk ke ruangan sang putra dengan sangat terburu-buru.Tentu saja hal itu membuat Rania sangat panik. Dia segera berlari ke kamar Abi, saat masuk sudah melihat dokter sedang menangani putranya.โApa yang terjadi pada anakku?โ tanya Rania sangat panik.โKondisi Abi baru saja drop, Bu. Dokter sedang mengecek dan memberikan penanganan yang tepat,โ jawab perawat.Rania menutup mulut dengan kedua telapak tangan. Dia benar-benar ketakutan dan panik jika terjadi sesuatu dengan Abi.โKumohon, Abi. Mama akan mengusahakan kesembuhanmu, tolong jangan terjadi apa-apa padamu, Sayang.โRania terus memandang dokter yang sedang mengecek kondisi Abi. Bola matanya sudah berkaca-kaca, ketakutan memb
Hari berikutnya. Rania pergi ke perusahaan tempat Silvi bekerja. Dia datang lebih awal dan bertemu dengan Silvi yang ternyata menunggunya di depan perusahaan.โSyukurlah kamu datang awal,โ ucap Silvi lalu menengok ke arloji yang melingkar di pergelangan tangan.โAku tidak mungkin mengecewakanmu. Kamu sudah sejauh ini mau membantuku, jadi aku harus berjuang,โ balas Rania.Silvi tersenyum lebar, lalu dia mengajak Anna segera masuk ke perusahaan karena kepala HRD ternyata sudah datang.Mereka masuk ke ruang HRD, lalu Silvi meninggalkan Rania bersama kepala HRD agar bisa diwawancarai.Rania memberikan surat lamarannya. Dia berdiri di depan meja kepala HRD sambil menunggu wanita itu membaca surat lamarannya.โTernyata kamu sudah banyak pengalaman kerja di usiamu sekarang,โ kata kepala HRD.Rania tersenyum dan mengangguk. โIya, dan saya ahli menjadi cleaning service.โKepala HRD tersenyum. โTerakhir kali kamu menjadi petugas kebersihan di klub malam, kenapa kamu keluar? Apa gajinya tidak mu
Alex berada di ruangannya menandatangani berkas-berkas yang bertumpuk di meja. Dia tidak fokus dalam bekerja, sampai beberapa kali membaca ulang berkas yang diserahkan padanya.โApa ada masalah, Pak?โ tanya Arionโsekretaris Alex.Alex melirik pada Arion, tapi tidak menjawab pertanyaan sekretarisnya itu. Dia segera membubuhkan tanda tangan, lalu menyerahkan berkas yang ditunggu oleh sekretarisnya itu.โMana lagi yang butuh diserahkan hari ini?โ tanya Alex sambil menatap satu persatu berkas yang ada di meja.โStopmap merah, Pak,โ jawab Arion sambil menunjuk ke stopmap yang dimaksud.Alex segera mengambil lalu membuka stopmap itu dan menandatangani berkas di dalamnya.Arion mengamati atasannya itu, sikap Alex beberapa hari ini memang sangat aneh. Jika mudah emosi itu sudah biasa, yang tak biasa itu karena Alex sering sekali melamun bahkan tidak fokus saat menghadiri rapat.Setelah Arion pergi dari ruangan Alex. Alex meletakkan pulpen yang dipegang lalu sedikit melonggarkan dasi yang tera
Saat sore hari. Anna duduk di teras sedang makan camilan bersama Stefanie. Dia terlihat sangat bahagia, di masa kehamilan bisa bersama orang-orang yang menyayangi dan memberinya banyak perhatian.โSuamimu pulang,โ ucap Stefanie saat melihat mobil Kai memasuki halaman rumah.Anna tersenyum lebar, dia kembali memasukkan potongan semangka ke mulut lalu berdiri untuk menghampiri suaminya.Kai turun dari mobil yang baru saja terparkir sempurna di depan garasi mobil. Dia membuka bagasi mobil, lalu mengambil sesuatu dari dalam sana.Anna mengamati apa yang Kai bawa, suaminya membawa satu kantong plastik besar.โItu apa?โ tanya Anna penasaran.โPesananmu,โ jawab Kai lalu membuka plastik itu agar Anna melihat isinya.Mata Anna berbinar. Dia langsung mengambil kantong plastik berisi banyak mangga muda itu dari tangan Kai.โTerima kasih.โ Anna mencium pipi Kai, lalu pergi meninggalkan suaminya tanpa mengajaknya masuk.Kai terkejut, bisa-bisanya dia diabaikan karena mangga muda.โAnna! Hati-hati