Beranda / Rumah Tangga / Istri Manja Tuan Indra / Part 03. || Pikiran Kotor

Share

Part 03. || Pikiran Kotor

Penulis: Feay Hullah
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-19 06:46:26

'What! Bisa-bisanya Om Sam memakan orak-arik buatanku ini? Ya ampun, parah bener sih ini. Sebentar lagi Keisya bakal kena amuk sama anaknya,' batinnya seraya mengangkat mangkuk kecil berisi setengah dari orak-arik sebelumnya. 

Maksud hati Keisya ingin membuat sang suami tak nyaman dengannya. Namun, ia harus menerima konsekuensi dari perbuatannya yang ceroboh ini. Hati kecilnya benar-benar gelisah, sepanjang waktu hanya dapat mondar-mandir tanpa bisa berhenti menanti kabar bagaimana kondisi sang mertua. 

"Keisya berharap semoga Mama sama Papa nggak tahu masalah ini," gumamnya. 

"Siapa yang nggak tahu masalah ini?" 

Kalimat tersebut berhasil membuat bulu kuduk Keisya merinding. Bola matanya membelalak, ia membalikkan badannya melihat siapa si pemilik suara. Keisya meneguk salivanya sendiri, begitu tahu yang datang sang suami.

"Ka-kam—-"

"Ssstt!" 

Keisya makin tak enak hati akan keadaan ini, hari sudah menjelang siang sudah banyak sekali kejadian yang telah ia perbuat. Sebegitu tidak inginkah dia sampai harus membuat seseorang menangggung kesalahannya ini? 

Tidak hanya tatapan tajam yang ia dapatkan detik ini, tetapi Keisya mendapati kedua orang tuanya berada di sana. Lebih tepatnya Mama dan Papa Keisya tengah berdiri di balik pintu utama. Keisya terus berpikir kalau-kalau yang menyebabkan keduanya sudah berada di sana merupakan ulah dari suaminya. Namun, itu semua Keisya hanya menerka-nerka saja. 

"Temui mama dan papa mertua kesayanganku gih, kita lihat apa yang akan mereka lakukan padamu!" bisik Indra.

Jarak antara Keisya dengan kedua orang tuanya hanya terpaut beberapa senti saja. Geisya—-mama Keisya mengajaknya duduk bersama di ruang tamu setelah mendapat izin dari Indra. Sementara itu, sang papa meminta menantunya untuk menemui besan yang saat ini berada di kamar tamu. 

"Apa yang kamu lakukan sama mertuamu itu sudah keterlaluan, Keisya!"

Tidak ada seorang ibu yang mau mempunyai anaknya berkelakuan seperti ini. Geisya meminta putrinya bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya. 

"Kamu nggak tahu, bagaimana pengorbanannya Om Samuel buat keluarga kita, Kei! Kamu egois. Kamu hanya mementingkan diri sendiri aja, kamu keterlaluan, Kei!" umpat sang mama. 

"Memangnya menurut Mama, Mama nggak keterlaluan sama Kei?" Ia berdiri membalas ucapan mamanya. "Apa Mama nggak pernah berpikir akan kebahagiaannya Keisya? Apa Mama pikir, Keisya bakal betah hidup kayak gini, Ma?"

"Nggak!" Keisya menjeda ucapannya. "Keisya nggak mau menikah muda. Hidup kayak gini, Keisya mau bebas. Nikah itu nggak enak, Ma. Masa iya—-"

Kala sang mama hendak menampar putri semata wayangnya ini, ada seseorang yang menghalanginya. Orang tersebut menggeleng, meminta sang mama untuk menurunkan tangannya. 

"Ada cara halus yang Indra miliki ketimbang harus memukuli anak sendiri, Ma!" Kurang lebih begitu katanya. 

Kedua alis Keisya saling bertautan, begitu juga dengan Geisya—-sang mama yang merupakan mertua bagi Indra.

"Cara halus? Maksudnya apa nih?" Keisya mulai kebingungan.

"Mama percayakan sama kamu, Nak Indra. Apa yang terjadi pada Papa kamu semua Keisya salahnya. Ya udah, silakan," katanya. 

Keisya tak percaya pada apa yang ia dengar. Kepalanya terasa terbakar mendengar semua ucapan-ucapan barusan, melihat sang suami hanya tersenyum dan entah apa yang ada dalam pikirannya ia pun tidak tahu. Keisya pasrah. 

"Ma! Mama sama Papa mau ke mana?" 

'Aduh, mereka kok pada mau balik sih? Nggak kasihan apa sama anak sendiri yang hidupnya udah kayak ada di neraka? Huft, si jutek ini mau ngapain, ya, btw?' gumamnya dalam hati. 

"Katakan selamat tinggal pada mama dan papamu, Wahai istriku yang malang! Karena sebentar lagi fiks kamu … akan jadi babu!" 

Kata-kata seperti 'babu' ini sangat tidak disukai oleh Keisya. Akan tetapi, nyatanya Indra memang menganggap Keisya tidak lebih dari sekedar pembantu. Perih hati ini mendengar penuturan tersebut, padahal andai saja pernikahan ini terjadi ia berharap tidak ada kata seperti tadi yang keluar dari mulutnya.

Semakin lama rasa sesak makin ia rasakan, Keisya tak sanggup lagi berdiri. Indra menarik Keisya ke suatu tempat yang letaknya berada di bawah tangga. Lebih tepatnya. 

"Keisya mau dibawa ke mana, Kak Indra?" 

Sama sekali tak ada jawaban dari Indra. Pemuda tampan dengan lesung pipi yang indah ini terus membawa Keisya hingga berada di dalam ruangan tersebut.

"Kak Indra mau ngapain Keisya, Kak?" Sekali lagi gadis itu bertanya, tetapi Indra menatap seluruh tubuhnya dan berjalan membuat tubuh Keisya membentur dinding. "Ihh! Kak Indra ini, ya? Dari tadi Keisya tanya juga, Kakak mau ngapain Keisya? Jangan bilang mau berbuat jahat lagi karena aku nggak sengaja masukin banyak cabai ke orak-arik itu?" 

Tawa yang singkat, tapi sangat menyebalkan bagi Keisya. 

'Ya Allah. Ini orang mau ngapain, ya? Plis, jangan sampai dia minta itu sekarang. Duh, nggak kebayang kalau dia lakuin itu di tempat gelap begini. Hm, ya … walaupun ini bukan kamar layak huni, gimana … aaarghhh, ya ampun Kei. Bisa-bisanya pikiranmu mengarah ke sana?' 

Kedua iris mereka saling menatap satu sama lain. Keisya benar-benar sulit menebak apa yang akan dilakukan oleh Indra terhadapnya. 

"Kak Indra! Kakak punya mulut, kan? Tahu gunanya mulut buat apa do—-"

Di tempat ini, di tempat kosong di bawah tangga semua terjadi begitu saja. Segala yang ia takutkan selama ini mengenai dunia pernikahan terjadi di san bersama dia—-seseorang yang menurutnya cukup menyebalkan.

'Inikah cara yang dia sebut halus? Inikah cara yang katanya bisa buat Keisya jadi babu?' batinnya. 'Nggak. Dia udah ambil semuanya, dia udah rampas apa yang aku punya. Kenapa, sih? Kenapa Kak Indra jahat sekali? Kak Indra udah bikin Kei bukan gadis lagi. Dia jahatnya keterlaluan,' ucapnya lirih dalam hati. 

Ruangan tersebut sebenarnya kurang lebih terlihat seperti kamar. Hanya saja seringkali tidak pernah ada yang mengisi, sedikit berdebu dan yang paling membuat Keisya tak percaya ialah mengapa Indra melakukan semuanya harus sekarang dan di tempat itu? 

Tidak bisakah Indra mengajaknya ke tempat yang lebih indah daripada itu?

'Ma! Pa! Kalian harus tahu, Kak Indra udah jahat sama Keisya nih, Ma. Kak Indra masa buat Kei jadi nggak gadis lagi, sih?' 

"Ekhem." 

Hening, tak ada suara lagi setelah Indra berpura-pura batuk. Keisya sungguh larut pada pandangannya. "Kak Indra jahat. Kak Indra kenapa harus minta itu sekarang, sih? Mana tempatnya kosong, gelap, berdebu lagi. Kak Indra nggak bisa ngajak Kei ke hotel atau tempat indah lainnya? Atau Kak Indra sama sekali nggak punya biaya?" 

Yang diajak bicara malah menahan tawa, tidak melihat seberapa khawatirnya Keisya pada apa yang telah dilakukan Indra padanya. 

"Kak Indra! Kak Indra masih aja bisa tertawa kayak gitu?"

"Buka matamu lebar-lebar, Gadis manja! Dari mana aku menyentuhmu?"

"Hah?! Ja-jadi?" 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 24. || Ke mana Istriku?

    Mulanya Keisya memang kurang menyukai adanya Jessica datang kembali ke kehidupan suaminya. Siapa pun tentu tidak ingin jika mantan kekasih dari suaminya terus saja merecoki bahkan sampai membuat suatu alasan yang tidak masuk akal untuknya bisa memasuki rumah Keisya sekarang setelah Samuel mengusir Jessica seminggu lalu."Hati kamu sebenarnya terbuat dari apa, sih, Jes?" Keisya memberikan ponsel milik Pak Agung, "Padahal Keisya sekarang udah nggak dendam atau kesal lagi sama kamu, karena kamu selalu dekat-dekat Kak Indra. Tapi, rasa kepercayaan Keisya ke kamu malah dirusak kayak gitu aja, ya, rupanya?" "Sayang-Sayang. Kamu yang tenang, ya! Biar perempuan itu jadi urusan Papi, kamu nggak boleh stres. Kamu duduk dulu sama Indra, Nak!" titah Wilan pada putrinya.Bagaimanapun Keisya sekarang. Gadis dengan julukan 'manja' itu menuruti ucapan papinya. Sementara, sang suami—-Indra menampar Jessica bahkan sempat terlihat sekilas oleh Keisya kalau-kalau nasi TO yang dibawakan olehnya teruntuk

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 23.|| Makanan Beracun

    Makanan yang sebelumnya dibawa Jessica telah diterima oleh Keisya. Gadis itu benar-benar kelewat senang sampai-sampai melupakan sesuatu. Ya, makanan itu dibawa untuknya oleh sang mantan kekasih dari suaminya. Keisya, tetaplah Keisya yang terlalu polos dan kelewat baik. "Ya udah. Makanannya Kei makan sekarang, ya, Jes. Tapi makasih banyak ka—"Kalimat Keisya terhenti tatkala ia menemukan seorang bapak tua dengan napas setengah-setengah memasuki rumahnya. Ruang tamu pun mendadak hening, semua mata tertuju ke bapak-bapak tua itu. Dari mereka hanya Keisya yang mengenalnya. Tidak sang mertua maupun kedua orang tua atau Indra sekali pun. Ia mengenal bapak-bapak tua itu beberapa hari setelah kepindahannya bersama Indra ke sana. Tanpa sepengetahuan siapapun Keisya menolong bapak tersebut yang berada di tengah jalan dan hampir ketabrak mobil. Seingat Keisya, bapak tersebut penglihatannya sangat-sangat minus sehingga terkadang melihat sesuatu pun harus menggunakan kacamata. Tetapi, waktu itu

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 22. || Ngidam Versi Keisya

    Sejak siang hingga menjelang malam suasana hati Keisya malah memburuk. Di rumah selain ada Bi Ani. Kedua orang tua juga mertuanya pun datang dengan waktu yang sama. Mereka telah melakukan berbagai macam cara agar dapat putrinya ceria. Tak lagi memasang wajah jelek. Keisya berdiri, kemudian duduk kembali sembari memegangi perutnya. "Sayang," sapa maminya. "Nak!" sambung papinya, "Anak kesayangan Papi sebenarnya mau apa? Sudah tiga puluh menit semenjak kami datang masa kamu malah mondar-mandir gak jelas kayak gitu. Lihat mertuamu bawain apa, Nak. Sini, makan!" ajak papinya seraya melambaikan tangannya.Makanan yang dibawa mertuanya memang terlihat enak tampilannya. Namun, di meja juga terdapat banyak sekali makanan lain yang Bi Ani siapkan saat tadi Keisya memintanya. Sayang, tak satu pun dimakan olehnya. Ia masih berdiri mondar-mandir seperti sebelumnya membuat para orang tua mengkhawatirkannya. Sesekali ia melihat jam di tangannya, kemudian melangkah ke dekat pintu membukanya dan s

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 21. || Janji

    Walaupun untuk kedua kalinya mendapatkan sebuah pemandangan yang tak layak. Namun, hati Indah kini sudah mantap dengan tidak memiliki rasa cemburu maupun pikiran-pikiran negatif lainnya tentang sang suami seperti saat bersama Jessica tempo hari. Berat memang melihatnya. Akan tetapi, ia berusaha menghilangkan rasa cemburu tersebut meski sedikit ragu dan sulit. Senyuman serta canda tawa yang terjadi antara sang suami di ujung dekat tembok sana membuat Keisya seketika membayangkan kala dirinya telah benar-benar resmi menerima pernikahan ini, tidak ada lagi kata manja dan menyusahkan Indra juga penolakan-penolakan yang terkadang menjadikan Indra harus membujuknya untuk kembali ke rumah."Masya Allah cantiknya bidadari ini," ucap seorang pria dengan postur tubuh sedikit tinggi berpenampilan tak kalah keren dari suaminya, " … boleh kenalan gak, nih? Namanya siapa terus kamu mau ke sini ketemu siapa? Aku, ya?" lanjut orang tersebut sok percaya diri. Keisya menunduk. Gadis itu benar-benar m

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 20. || Malu Tapi Mau

    Tinggal seorang diri di rumah rasanya sungguh membosankan ditambah dalam kondisi hamil muda seperti ini. Melihat Indra—-sang suami tengah bersiap-siap pergi ke kantor, terbersit dalam benaknya untuk meminta suami tercinta mengajaknya. Namun, mengingat percaķapan semalam yang membuat sikap Indra sedikit berbeda pagi ini, Keisya tampak ragu memanggil Indra. Ia hanya duduk di tepi ranjang sembari mengelus perutnya, lalu pandangan matanya mengarah pada punggung suaminya. 'Kei pengen minta maaf soal semalam, tapi gimana caranya, ya? Malu rasanya,' gumamnya. Seakan tahu apa yang tengah dipikirkan sang istri, Indra menoleh sesaat dan ia mengambil sesuatu dari dalam lemari. Pakaian bersih nan indah diberikan Indra kepada Keisya, tetapi anehnya pemuda itu memberi barang tanpa melihat ke arah Keisya. Istrinya sendiri. Apakah Indra masih marah terhadapnya, lalu untuk apa dia memberikan gaun indah lengkap dengan hijabnya sekarang? Sementara untuk hari ini tidak ada jadwal kuliah sama sekali. I

  • Istri Manja Tuan Indra   Part 19. || Kalimat Menyakitkan

    Hingga malam tiba seluruh teman Keisya masih setia berada di rumah dan jangan salah. Betapa beruntungnya gadis manja itu memiliki teman seperti mereka. Ramah dan saling menyayangi satu sama lain. Keisya bak ratu dalam sehari, begitu pun dengan Bi Ani—pelayannya. Rumah yang sesungguhnya diberikan mertua Keisya teruntuk putra tercinta Indra dan dirinya teman-teman Keisya yang membersihkannya. Semua kinclong, bersih sempurna tidak ada debu sedikit pun dan pukul 19.00 WIB mereka baru menyelesaikan semuanya. Keisya yang merasa tak enak dengan dibantu Bi Ani pun menyiapkan sajian untuk bisa disantap malam ini. "Sayang! Boleh aku bantu, gak? Bosen aku ngerjain tugas kantor terus," ujar Indra, tiba-tiba datang dan sudah berada di depan meja dekat kompor. Madina dan yang lainnya mendengarkan percakapan antara Keisya dengan suaminya. Terlebih ketika Indra tiba-tiba saja memanggil Keisya dengan sebutan 'Sayang', mereka serempak mengerjai gadis itu sampai-sampai pipinya merah merona. "Cieee …

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status