Share

Bab 5. Malam Pertama

Penulis: INDRY
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-01 01:56:58

"Tu-tunggu! Jangan macam-macam denganku. Dengarkan aku, Paman. Aku tidak akan melakukan apapun denganmu,” ucap Sarah panik, “bahkan, Anda lebih pantas menjadi Ayah atau pamanku daripada suamiku."

Adipati menatap tajam perempuan muda di hadapannya yang tampak sulit diatur.

Hanya saja, ia tidak ingin berdebat dengan Sarah. Jadi, Adipati memilih tidak menjawab dan kembali fokus dengan pekerjaannya.

"Paman, kenapa Anda tidak menjawabku? Katakanlah sesuatu,” pinta Sarah, “Apakah kita bisa untuk tidak melakukannya?"

Adipati melirik Sarah sekilas, lalu kembali mengabaikan pertanyaan tak masuk akal itu.

Di sisi lain, Sarah merasa kesal karena tak mendapatkan jawaban sama sekali dari Adipati.

Ia pun menyadari gaun yang ia pakai begitu tak nyaman. Oleh sebab itu, Sarah mengambil sebuah dress simpel berwarna hitam yang sudah disiapkan.

Sarah segera menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Di sana dia berpikir keras bagaimana cara agar bisa kabur dari pria itu.

Tidak sia-sia dia berdiam diri lama di kamar mandi. Sarah akhirnya menemukan sebuah ide untuk kabur.

“Ya, aku pasti bisa,” lirih gadis itu lalu tersenyum puas.

*****

"Paman. Aku merasa sangat bosan menunggumu bekerja. Aku ingin keluar berjalan-jalan di taman hotel sebentar."

"Sebentar lagi, pekerjaanku akan selesai. Aku akan menemanimu." jawab Adipati tanpa memandang istri mudanya itu.

"Tidak perlu, Paman. Aku bisa sendiri. Anda bisa menyusul setelah pekerjaanmu selesai."

Adipati mengerjapkan mata sebelum memandang ke arah Sarah.

Pria itu lalu bangkit dari kursinya dan membukakan pintu kamar. Memang, kunci akses pintu dipegang olehnya agar pengantin kecilnya itu tidak kabur.

Sementara itu, Sarah seketika tersenyum. Ia tampak begitu bahagia, sampai ia mendengar ucapan Adipati selanjutnya….

"Romi. Temani gadis ini berkeliling ke taman," perintahnya pada sang bawahan yang ternyata masih berjaga di depan pintu kamar mereka.

Sarah sangat terkejut.

Mengapa Romi selalu ada di dekat mereka?

Jika bersama kerabat jauhnya itu, tentu saja Sarah tidak akan bisa kabur.

Sungguh percuma jika dia keluar pun. Kini dirinya benar-benar seperti burung yang terjebak di dalam sangkar.

"Aku tiba-tiba tidak enak badan. Aku tidak jadi pergi ke taman," alasan Sarah mendadak.

Perempuan itu pun mendengus kesal dan kembali ke dalam kamarnya.

Adipati dan Romi sontak saling bertatapan.

Mereka telah dapat membaca strategi amatir Sarah untuk kabur.

Oleh sebab itu, Adipati kembali menutup pintu kamar hotelnya.

Tatapan matanya memandangi Sarah yang terlihat jelas sangat kesal karena rencananya gagal.

Entah mengapa, Adipati jadi tertarik pada perempuan itu. Jadi, ditutupnya laptop untuk menunda pekerjaan.

"Paman. Kenapa kau menikahiku?"

Pertanyaan Sarah yang mendadak membuat pria itu kesal. "Kenapa kamu memanggilku, Paman? Aku adalah suamimu."

"Usia Paman jelas lebih tua dariku.”

Sarah sengaja memanggil suaminya dengan menyebutnya paman. Dia berharap Adipati akan kesal dan membenci perilakunya, sehingga tidak akan mau menyentuhnya.

Namun, Adipati justru mengambil nafas dalam.

Ia menyadari umur mereka memanglah terpaut cukup jauh. Namun, mendengar gadis itu selalu memanggilnya paman, membuat gendang telinganya terganggu.

Adipati lantas menghampiri Sarah yang tengah duduk bersila di tengah ranjang. Ia hendak memberi pelajaran perempuan itu agar tidak banyak bicara lagi.

"Panggil aku suamimu. Atau kau bisa memanggilku Adipati saja."

"Tidak. Usia Anda jelas lebih tua dariku. Anda bahkan lebih pantas menjadi pamanku atau ayahku."

Sudah dua kali Sarah mengulang kalimat ini, yang menyamakan usianya dengan sosok Ali, pamannya.

"Kau mengatakan aku tua?” ulang Adipati dengan tatapan tajam, “Baiklah. Setelah kubuat kau merasakan kekuatanku, kuharap kau berhenti memanggilku, Paman."

"Apa maksud Anda? Menjauh dariku!"

Sarah segera menggeser tubuhnya ke belakang.

Dia hendak turun dari ranjang melarikan diri.

Namun, tangan kekar Adipati berhasil meraihnya dan menghempaskannya terbaring di atas ranjang.

Dengan cepat Adipati sudah berada di atas tubuh Sarah. Matanya yang dingin menatapnya tajam.

Sarah mencoba meronta untuk melepaskan genggaman tangan Adipati darinya. Beberapa kali mencoba namun Adipati sama sekali tidak bergeser dari posisinya. “Paman, bukankah kau punya istri yang sangat kau cintai? Lepaskan aku, Paman!"

"Aku ingin kau melahirkan keturunanku,” tegas pria itu mendominasi, “karena istriku, tidak bisa melakukannya."

Mata Sarah sontak mengerjap. "Jadi, Anda ingin menjadikanku mesin pencetak anak? Paman, Anda bisa mencari wanita lain yang bisa melakukannya untukmu, dan seusia denganmu, Paman."

Namun, Adipati menulikan telinganya.

Disibaknya bagian bahwa dress yang Sarah kenakan.

Hal ini membuat istri mudanya itu berusaha lebih keras lagi untuk melepaskan diri.

Sayangnya, itu justru membuat hasrat Adipati semakin panas.

“Paman!”

Pria itu langsung melumat bibir Sarah. Satu tangannya bahkan bergerilya menjelajahi tubuh sang istri.

"Diamlah. Setelah kamu merasakan kenikmatannya, jangan sebut aku tua lagi."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Detrina Tiwatu
kemarin2 bisa dibuka,kenapa skarang harus pake koin
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 122. Happy Ending....

    Sontak keduanya pun terkejut dan mengikuti instruksi untuk mengangkat tangan.Terlihat Sarah dan kedua orang tua Adipati muncul dari belakang para anggota polisi. Romi pun menyusul diantara mereka."Sarah?" lirih Anna terkejut. Adipati berdiri, lantas berjalan ke arah mereka meninggalkan Anna. Anna baru sadar, bahwa dirinya telah dipermainkan oleh Adipati. "Adipati. Teganya kau melakukan ini padaku?"Seorang polisi menghampiri Anna dan memborgol kedua tangannya. Anna berusaha menghindar, namun sia-sia. Dia tidak akan bisa lari dari kepungan para petugas polisi."Anna, aku tahu anak itu bukanlah anakku. Dan aku tidak akan membiarkan rencana busukmu dengan pria brengsek itu berjalan dengan lancar."Anna terbelalak, dia mengingat kecerobohannya kala Adipati menunjukkan ponsel Anna, yang tadinya tergeletak di meja ruang tamu. Adipati menyerahkan barang bukti ponsel itu kepada seorang polisi. "Nyonya Anna, Anda resmi ditangkap karena tuduhan perencanaan pembunuhan pada Nyonya Sarah yang

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 121. Menemui

    "Ibu dan Ayah yang akan mengurusnya. Ibu rasa, ada sesuatu yang janggal yang sengaja Anna sembunyikan."Sarah mengangguk pelan. Dia tidak tahu lagi harus mengandalkan siapa jika bukan kedua mertuanya. Sarah percaya, apapun yang terjadi kedepannya adalah yanh terbaik bagi semuanya.Disisi lain, Adipati mendatangi kediaman kedua orang tua Anna. Mobil Adipati berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah milik Andre. Adipati menangkap keberadaan Romi yang juga sudah ada disekitar rumah Andre untuk menjalankan tugas darinya.Merasa sudah tidak perlu mencari kebenarannya lagi, Adipati menghubungi Romi, bermaksud meminta Romi menyelesaikan pekerjaannya. "Rom, pulanglah. Aku sudah tahu kenyatannya. Sisanya, biar aku yang tangani.""Tapi, Tuan.""Please.""Baik."Adipati menekan klakson mobilnya, tidak lama kemudia pintu gerbang sedikit terbuka. Muncul seorang petugas keamanan melongokkan separuh badannya, memeriksa siapa yang datang. Setelah mengetahui yang datang adalah Adipati, sontak me

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 120. Menikahi Mantan Istri Lagi

    "Jadi, itu benar?" desak Adipati.Anna membuang pandangan ke arah lain. Adipati merasa lemas. "Ternyata benar, Alicia adalah anakku?"Tanpa mereka ketahui, pembicaraan mereka terdengar oleh Sarah. "Siapa? Anak siapa?"Anna dan Adipati sontak menatap ke arah belakang. Adipati langsung berdiri dari kursinya. Adipati melihat raut keterkejutan Sarah lebih dari pada dirinya. "Sarah?""Sarah?", panik Anna.Sarah semakin melebarkan dua matanya ketika melihat Anna dihadapannya. Dan faktanya dia sedang duduk berdua bersama suaminya. Dalam pikiran Sarah mulai berkecamuk. Untuk apa Anna duduk disini. Dan mendengar kata anakku dari mulut suaminya, seperti ada sesuatu yang penting sedang mereka bicarakanSarah langsung menatap suaminya tajam. "Apa yang kalian bicarakan sebenarnya? Alicia, siapa dia?"Anna mengeratkan kedua bibirnya. Dia tidak berani mengatakan apapun. Sementara Adipati langsung menghampiri Sarah untuk menenangkannya. Sarah menampik pelukan Adipati, "Jelaskan saja sekarang pada

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 119. Anak Manis

    "Saya harap Anda menjadi bijak dalam mengambil keputusan.""Jangan cemas, Rom. Jika dia benar adalah anakku, aku akan mengajak Anna bicara baik-baik untuk masa depan anak itu."Adipati memberikan jawaban dengan hati tidak yakin. Romi bersedia menerima permintaan bosnya. Meskipun Romi merasa, bosnya sudah tidak seharusnya terlibat dengan kisah masa lalunya. Namun dia juga tidak tega melihat Adipati dalam keadaan seperti ini.Romi pamit undur diri dan langsung menjalankan tugasnya. *****"Papa, ayo kita main ke taman," pinta Reyhan dengan suara lembutnya. Ditatapnya wajah tampan versi mini dirinya dengan tersenyum. "Apa sudah dapat ijin dari Mama?"Reyhan mengangguk. Sesungguhnya anak itu belum mengatakan apapun pada Sarah. Seperti biasa, hari libur adalah saatnya bagi Sarah untuk me time sejenak. Dengan posisinya saat ini, mau tidak mau dia harus menjaga dan merawat dirinya. Dia selalu pergi ke klinik kecantikan langganannya dan menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk treatment.

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 118. Penyelidikan

    Maya sangat terkejut dengan ucapan Adipati. "Adhi, putraku. Apa kau tidak ingat, Anna telah selingkuh darimu saat itu?"Adipati bergeming. Tentu dia masih ingat, pernah menangkap basa Anna saat sedang bersama mantan kekasihnya saat itu. Bahkan dia lebih memilih pria itu dari pada dirinya.Namun, entah mengapa. Hati Adipati seolah merasa, anak perempuan kecil itu ada hubungannya dengan dirinya."Maafkan aku, Bu. Aku hanya, ah seharusnya aku tidak memikirkannya. Pasti pikiranku yang salah.""Jelas pikiranmu lah yang salah Adhi. Oh Tuhan. Benar firasat Sarah, kau sedang memikirkan Anna yang baru saja kembali dari luar negeri. Sementara kau mengabaikan keluargamu yang ada di sekitarmu. Apakah kau tidak melihat bagaimana wajah sedih Sarah ketika kau abaikan di meja makan tadi?""Mengenai itu,,,""Katakan pada Ibu. Apa Anna sudah menemuimu?""Bagaimana Ibu tahu?" jawab Adipati kelepasan. Maya menepuk keningnya. "Aku adalah ibumu. Jadi aku tahu apa yang ada di pikiranmu. Dan jika wanita itu

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 117. Anak Siapa

    Anna langsung membekap mulut anaknya dan tersenyum canggung. Adipati yang terkejut pun mulai curiga, mengapa anak kecil itu memanggilnya dengan sebutan Papa."Papa? Apa maksudnya?""Maafkan anakku, dia mengira kau adalah ayahnya," ucapnya sembari melepaskan tangannya.Anak kecil itu tampak muram dan menundukkan wajahnya. Sesekali dia melirik Adipati. Namun saat Adipati menatapnya, Alicia buru-buru merunduk kembali."Oh ya, mungkin ini terakhir kalinya aku menyapamu. Setelah ini aku pasti tidak akan sempat untuk menyapamu. Aku sebenarnya terlalu malu. Namun atas perbuatanku di masa lalu, aku ingin meminta maaf padamu. Tolong sampaikan pada Sarah, aku minta maaf. Sekarang aku sudah memiliki kehidupan baruku. Semoga kalian juga selalu bahagia," ujar Anna sambil berdiri, bersiap untuk berpamitan pulang.Adipati juga turut berdiri. "Apa kau akan langsung pulang?"Anna menatap putrinya. "Ya, Alicia juga sepertinya sudah sangat lelah. Terima kasih sudah menyambutku dengan baik. Aku permisi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status