Share

Bab 4. Pernikahan

Author: INDRY
last update Last Updated: 2023-08-01 01:56:49

Layla hanya bisa mematung saat Ali melewatinya dan menarik tangan Sarah begitu saja.

“Pengantin pria dan petugas pernikahan sudah siap dan menunggu,” tambahnya, “jangan buat malu.”

Mendengar itu, dada Sarah terasa sesak.

Pamannya benar-benar tidak peduli pada perasaannya, sedangkan ibunya tidak punya kekuatan dan keberanian untuk menyelamatkannya.

Tidak ada sorot kebahagian sama sekali yang tampak pada wajahnya.

Sarah memindai ruangan sekejap saat keluar dari kamarnya.

Tampak beberapa tamu undangan yang merupakan tetangga terdekat rumahnya.

Pandangan Sarah menetap pada sosok wanita seusia ibunya.

Dia adalah ibunya Arjuna, kekasihnya. Rasanya, ia ingin berlari ke arah wanita itu dan menjelaskan kejadian sebenarnya.

Sayang, Ali begitu kuat menahannya.

"Wah, cantik sekali pengantin wanitanya," celetuk pegawai kantor pernikahan untuk menghidupkan suasana bahagia.

"Benar, ternyata dia sangat cantik. Selama ini, kita tidak pernah melihat Sarah berdandan secantik ini," timpal salah satu tetangganya.

"Dia memang cantik. Sayang, dia harus bekerja keras menguli di pasar. Jadi, kalian tidak menyadarinya," sanggah tetangga lainnya.

Hanya saja, pujian itu tak dipedulikan Sarah yang telah duduk di kursi bersanding dengan Adipati.

Tak sekalipun, ia mau memandang wajah “suaminya itu”.

Bagi Sarah, pria itu adalah sumber kehancuran hidupnya.

Sementara itu, Adipati hanya mengamati Sarah tanpa mengatakan apapun. Baginya, kecantikan Sarah tidak akan mampu disandingkan dengan istri pertamanya.

"Baiklah kalau begitu. Kini pengantin sudah hadir. Akan saya mulai prosesi pernikahannya," ucap petugas kantor pernikahan langsung memulai.

Adipati mengangguk setuju.

Demikian juga para saksi pernikahan dan keluarga Sarah.

Tidak sampai lima menit proses mengikat janji pernikahan telah usai. Keduanya sudah saling menyematkan cincin di jari manis mereka. Mereka juga mendapatkan surat nikah dari negara. Menandakan mereka adalah pasangan resmi dan sah sebagai suami istri.

Romi sempat mengambil foto keduanya yang tidak menunjukkan raut wajah bahagia sama sekali.

Meski demikian, ia tetap mengirimkan bukti itu pada Tuan besar Dharmawangsa yang sedang berada di Eropa.

"Romi. Aku ingin langsung kembali ke penginapan. Banyak pekerjaan menungguku," ucap Adipati mendadak.

Wajah tampan pria itu memang menunjukkan wajah lelah.

"Baik, Tuan,” ucap Romi patuh, “Nyonya Sarah, kita akan langsung pergi ke penginapan."

Sarah sontak menggeleng. "Tidak. Aku tidak perlu ikut bersama kalian. Aku akan tetap tinggal."

Mendengar penolakan itu, Adipati tidak bereaksi.

Pria itu hanya beranjak pergi. Namun, saat melewati Romi, ia menepuk pundak bawahannya itu sebagai isyarat untuk “mengurusnya”.

Di sisi lain, Romi menghela napas panjang sebelum menemui Ali kembali.

“Ada apa?” tanya paman dari Sarah itu penasaran.

“Ini koper berisi uang tunai 50 juta dari Tuan Adipati.”

“Lima puluh juta?” pekik Ali penuh binar, “di mana? Aku akan menyimpannya.”

“Ini hanya DP. Kami akan berikan 500 juta yang dijanjikan bila Sarah sudah bermalam dengan Tuan Adipati.”

Mendengar itu, Ali langsung menghampiri Sarah menarik pergelangan tangannya.

Dia tidak peduli dengan para tamu yang masih berkumpul di rumahnya.

"Paman, aku tidak mau pergi. Lepaskan aku, Paman!" pinta Sarah, panik.

Namun, Ali justru menatapnya tajam. "Kau harus ikut ke manapun suamimu pergi."

Kejadian itu jelas disaksikan para tamu yang bertukar pandang bingung.

Sementara itu, Layla hanya mematung–tidak bisa mengatakan apapun.

Wanita itu menyaksikan Sarah masuk dalam mobil mewah milik Adipati dengan perasaan pedih. “Maaf, Nak.”

***

Cekrek!

"Nyonya, silakan pakai semua yang sudah disiapkan. Ini semua milikmu."

Setelah berkata demikian, Romi meninggalkan Sarah dalam satu kamar dengan Adipati.

Keduanya tidak saling bicara.

Perlahan, perempuan itu mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kamar hotel yang sangat besar itu.

Kamarnya sudah dihias sangat indah, seperti kamar pengantin yang berbahagia. Sayangnya, itu tak terjadi pada keduanya.

"Aku tidak mau memakainya," ucap Sarah melihat pakaian wanita, tas, sepatu, hingga aksesoris untuknya.

Mendengar itu, alis Adipati naik sebelah. "Kamu tidak boleh menolak atau membuang pemberianku," timpalnya tegas.

Sarah terdiam seketika.

Ia begitu terkejut mendengar ucapan ‘sang suami’.

Drrt!

Suara ponsel milik Adipati memecah kecanggungan keduanya.

Segera, pria itu mengangkat sambungan telepon yang masuk. "Halo?”

"Sayang, aku sedang menunggumu. Kapan kamu akan pulang?" rengek sang istri manja. Tampak sekali, Anna tidak ikhlas jika suaminya menghabiskan malam dengan madunya.

"Besok aku akan pulang. Jangan menggerutu begitu. Aku akan memberimu hadiah yang bagus besok."

Adipati berbincang dengan istrinya seolah tidak menghiraukan keberadaan Sarah.

Perempuan itu pun terpaksa mendengar percakapan mereka yang konyol.

Keduanya sangat tidak waras.

Bagaimana bisa seorang istri membiarkan suaminya dibagi dengan wanita lain?

Apa sebenarnya yang mereka inginkan darinya?

Apa mungkin … kehidupan orang kaya memang sudah tidak waras semua?

Tanpa disadari, Adipati telah menutup teleponnya.

Pria itu pun membuka laptopnya untuk mengecek beberapa pekerjaan.

"Mandilah lebih dulu. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku sebelum kita melakukannya." Tiba-tiba, Adipati menoleh ke arah Sarah yang duduk di atas ranjang.

"Me-melakukan apa?" tanya perempuan itu mengernyitkan dahi.

Adipati membuang nafas kasar. "Haruskah aku mengatakannya? Tentu saja, malam pertama kita."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 122. Happy Ending....

    Sontak keduanya pun terkejut dan mengikuti instruksi untuk mengangkat tangan.Terlihat Sarah dan kedua orang tua Adipati muncul dari belakang para anggota polisi. Romi pun menyusul diantara mereka."Sarah?" lirih Anna terkejut. Adipati berdiri, lantas berjalan ke arah mereka meninggalkan Anna. Anna baru sadar, bahwa dirinya telah dipermainkan oleh Adipati. "Adipati. Teganya kau melakukan ini padaku?"Seorang polisi menghampiri Anna dan memborgol kedua tangannya. Anna berusaha menghindar, namun sia-sia. Dia tidak akan bisa lari dari kepungan para petugas polisi."Anna, aku tahu anak itu bukanlah anakku. Dan aku tidak akan membiarkan rencana busukmu dengan pria brengsek itu berjalan dengan lancar."Anna terbelalak, dia mengingat kecerobohannya kala Adipati menunjukkan ponsel Anna, yang tadinya tergeletak di meja ruang tamu. Adipati menyerahkan barang bukti ponsel itu kepada seorang polisi. "Nyonya Anna, Anda resmi ditangkap karena tuduhan perencanaan pembunuhan pada Nyonya Sarah yang

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 121. Menemui

    "Ibu dan Ayah yang akan mengurusnya. Ibu rasa, ada sesuatu yang janggal yang sengaja Anna sembunyikan."Sarah mengangguk pelan. Dia tidak tahu lagi harus mengandalkan siapa jika bukan kedua mertuanya. Sarah percaya, apapun yang terjadi kedepannya adalah yanh terbaik bagi semuanya.Disisi lain, Adipati mendatangi kediaman kedua orang tua Anna. Mobil Adipati berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah milik Andre. Adipati menangkap keberadaan Romi yang juga sudah ada disekitar rumah Andre untuk menjalankan tugas darinya.Merasa sudah tidak perlu mencari kebenarannya lagi, Adipati menghubungi Romi, bermaksud meminta Romi menyelesaikan pekerjaannya. "Rom, pulanglah. Aku sudah tahu kenyatannya. Sisanya, biar aku yang tangani.""Tapi, Tuan.""Please.""Baik."Adipati menekan klakson mobilnya, tidak lama kemudia pintu gerbang sedikit terbuka. Muncul seorang petugas keamanan melongokkan separuh badannya, memeriksa siapa yang datang. Setelah mengetahui yang datang adalah Adipati, sontak me

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 120. Menikahi Mantan Istri Lagi

    "Jadi, itu benar?" desak Adipati.Anna membuang pandangan ke arah lain. Adipati merasa lemas. "Ternyata benar, Alicia adalah anakku?"Tanpa mereka ketahui, pembicaraan mereka terdengar oleh Sarah. "Siapa? Anak siapa?"Anna dan Adipati sontak menatap ke arah belakang. Adipati langsung berdiri dari kursinya. Adipati melihat raut keterkejutan Sarah lebih dari pada dirinya. "Sarah?""Sarah?", panik Anna.Sarah semakin melebarkan dua matanya ketika melihat Anna dihadapannya. Dan faktanya dia sedang duduk berdua bersama suaminya. Dalam pikiran Sarah mulai berkecamuk. Untuk apa Anna duduk disini. Dan mendengar kata anakku dari mulut suaminya, seperti ada sesuatu yang penting sedang mereka bicarakanSarah langsung menatap suaminya tajam. "Apa yang kalian bicarakan sebenarnya? Alicia, siapa dia?"Anna mengeratkan kedua bibirnya. Dia tidak berani mengatakan apapun. Sementara Adipati langsung menghampiri Sarah untuk menenangkannya. Sarah menampik pelukan Adipati, "Jelaskan saja sekarang pada

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 119. Anak Manis

    "Saya harap Anda menjadi bijak dalam mengambil keputusan.""Jangan cemas, Rom. Jika dia benar adalah anakku, aku akan mengajak Anna bicara baik-baik untuk masa depan anak itu."Adipati memberikan jawaban dengan hati tidak yakin. Romi bersedia menerima permintaan bosnya. Meskipun Romi merasa, bosnya sudah tidak seharusnya terlibat dengan kisah masa lalunya. Namun dia juga tidak tega melihat Adipati dalam keadaan seperti ini.Romi pamit undur diri dan langsung menjalankan tugasnya. *****"Papa, ayo kita main ke taman," pinta Reyhan dengan suara lembutnya. Ditatapnya wajah tampan versi mini dirinya dengan tersenyum. "Apa sudah dapat ijin dari Mama?"Reyhan mengangguk. Sesungguhnya anak itu belum mengatakan apapun pada Sarah. Seperti biasa, hari libur adalah saatnya bagi Sarah untuk me time sejenak. Dengan posisinya saat ini, mau tidak mau dia harus menjaga dan merawat dirinya. Dia selalu pergi ke klinik kecantikan langganannya dan menghabiskan waktu sekitar lima jam untuk treatment.

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 118. Penyelidikan

    Maya sangat terkejut dengan ucapan Adipati. "Adhi, putraku. Apa kau tidak ingat, Anna telah selingkuh darimu saat itu?"Adipati bergeming. Tentu dia masih ingat, pernah menangkap basa Anna saat sedang bersama mantan kekasihnya saat itu. Bahkan dia lebih memilih pria itu dari pada dirinya.Namun, entah mengapa. Hati Adipati seolah merasa, anak perempuan kecil itu ada hubungannya dengan dirinya."Maafkan aku, Bu. Aku hanya, ah seharusnya aku tidak memikirkannya. Pasti pikiranku yang salah.""Jelas pikiranmu lah yang salah Adhi. Oh Tuhan. Benar firasat Sarah, kau sedang memikirkan Anna yang baru saja kembali dari luar negeri. Sementara kau mengabaikan keluargamu yang ada di sekitarmu. Apakah kau tidak melihat bagaimana wajah sedih Sarah ketika kau abaikan di meja makan tadi?""Mengenai itu,,,""Katakan pada Ibu. Apa Anna sudah menemuimu?""Bagaimana Ibu tahu?" jawab Adipati kelepasan. Maya menepuk keningnya. "Aku adalah ibumu. Jadi aku tahu apa yang ada di pikiranmu. Dan jika wanita itu

  • Istri Muda Kesayangan Paman CEO   Bab 117. Anak Siapa

    Anna langsung membekap mulut anaknya dan tersenyum canggung. Adipati yang terkejut pun mulai curiga, mengapa anak kecil itu memanggilnya dengan sebutan Papa."Papa? Apa maksudnya?""Maafkan anakku, dia mengira kau adalah ayahnya," ucapnya sembari melepaskan tangannya.Anak kecil itu tampak muram dan menundukkan wajahnya. Sesekali dia melirik Adipati. Namun saat Adipati menatapnya, Alicia buru-buru merunduk kembali."Oh ya, mungkin ini terakhir kalinya aku menyapamu. Setelah ini aku pasti tidak akan sempat untuk menyapamu. Aku sebenarnya terlalu malu. Namun atas perbuatanku di masa lalu, aku ingin meminta maaf padamu. Tolong sampaikan pada Sarah, aku minta maaf. Sekarang aku sudah memiliki kehidupan baruku. Semoga kalian juga selalu bahagia," ujar Anna sambil berdiri, bersiap untuk berpamitan pulang.Adipati juga turut berdiri. "Apa kau akan langsung pulang?"Anna menatap putrinya. "Ya, Alicia juga sepertinya sudah sangat lelah. Terima kasih sudah menyambutku dengan baik. Aku permisi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status