Share

Istri Penebus Dosa Perselingkuhan Suami
Istri Penebus Dosa Perselingkuhan Suami
Author: Neliwati Nelisaja

Bab 1. Rumah Baru

"Oh, rumah ini bagus sekali, Zan! Aku tidak menyangka kita bakal punya rumah sebesar ini." Mata Aina berbinar seakan ia tidak  percaya karena tiba-tiba saja Virzano suaminya mengajak dirinya pindah ke rumah baru. Zano mengaku telah membeli sebuah rumah dan mengajak Aina istrinya itu pindah kesana dan meninggalkan kontrakan lusuh yang sudah lima tahun mereka tempati berdua. 

Hal itu tentu sulit dipercaya Aina. 

Selama lima tahun berumah tangga, hidup mereka sangatlah susah. Jangankan untuk membeli sebuah rumah mewah, untuk makan sehari-hari dan bayar kontrakan saja mereka kesulitan. Hampir setiap bulan Aina diomelin oleh pemilik kontrakan karena selalu telat membayar sewa rumah petak yang mereka tempati. 

Bahkan karena kesulitan ekonomi itu juga mereka harus merelakan Zehra anak semata wayang buah cinta mereka di adopsi salah seorang keluarga Aina yang tidak memiliki anak. Yah, mau gimana lagi, untuk hidup sehari-hari saja mereka kekurangan bahkan tak jarang harus puasa. Merelakan Zehra adalah langkah yang tepat untuk menyelamatkan anak itu dari kelaparan. 

Waktu menikahi Aina, Zano hanyalah seorang pelayan di sebuah toko roti dan Aina adalah perempuan kampung yang nota bene  adalah teman masa sekolah Zano. Mereka berdua telah berpacaran sejak di bangku SMA dan dua tahun kemudian mereka memutuskan untuk menikah dan Zano memboyong Aina ke Jakarta lalu mereka hidup pas-pas an. 

Ketika covid 19 menghantam dunia membuat ekonomi di setiap belahan bumi merosot tajam. Pembatasan ruang gerak yang diberlakukan oleh pemerintah membuat banyak sekali usaha rakyat gulung tikar dan tidak terkecuali toko roti tempat Zano bekerja. Ia dan beberapa rekannya di berhentikan walau diberikan sedikit uang untuk bekal mereka satu bulan ke depan. Selanjutnya Zano menganggur dan hanya kerja serabutan untuk sekedar mencari sepiring nasi pengganjal perut mereka berdua. Makan sebungkus berdua, itu sudah biasa. 

"Aku masih belum percaya kalau ini rumah kita, Zan. Apakah kamu sedang bercanda sayang?" tanya Aina sambil mengerjapkan matanya berulang kali. 

Zano tersenyum dan merangkul bahu istrinya itu dengan mesra. 

"Coba cubit tanganmu, sayang! Sakit nggak? Kalau sakit berarti ini kenyataan!" ucap Zano mengelus-elus tangan kanan istrinya. 

"Aku cubitin ya..!" ucap Zano mulai menjumput daging tangan istrinya yang lembut dan berkulit putih namun sedikit kurus. Dagingnya tidak tebal. 

"Aduuuuh...!" Aina berteriak. 

"Hahaha... sakit kan? Itu tandanya kamu tidak bermimpi sayang." ucap Zano lalu memindahkan tangannya mengacak rambut Aina yang memandangnya dengan meringis. 

"Kamu mencubit sangat keras sayang.. sakit tahu..!" sungut Aina dengan bibir agak monyong. 

Muuah... 

Sebuah kecupan dihadiahkan Zano dibibir Aina. Lelaki itu sangat mencintai istrinya. Membahagiakan Aina adalah cita-cita Zano sejak mereka menikah. 

"Yuk kita lihat-lihat ke dalam! Aku yakin kamu akan lebih terpana." ajak Zano lalu menuntun tangan istrinya menuju kamar utama. 

"Ya Allah...! Ranjangnya sangat mewah. Ini seperti peraduan Ratu dan Raja. Oooh... ya Allah... mimpikah aku...??" teriak Aina sambil berlari mendekati ranjang yang berukir indah. Jemari lentik Aina meraba dan mengelus setiap permukaan perabot mewah yang tertata rapi di dalam ruangan tersebut. Ada ranjang, lemari dan meja rias. Semua perabotan penuh ukiran halus. Aina tak henti-hentinya mengerjapkan mata seakan  masih tidak percaya. 

Zano beranjak ke ruang lain dan membiarkan istrinya menikmati pemandangan indah ruang tidur mereka berdua. 

Puas memeriksa semua perabotan di dalam kamar utama, Aina lalu keluar dan berjalan mendekati suaminya yang kini tengah berada di ruang makan yang juga dipenuhi perabotan mewah. 

"Katakan sayang, dari mana kamu mendapat uang membeli rumah semewah ini? Tolong sayang, jangan buat aku kebingungan." rengek Aina sembari memeluk pinggang Zano dari belakang. Wajahnya ia tempelkan ke rambut suaminya itu. 

Zano mengelus tangan Aina yang mengunci perutnya. 

"Nasib kita telah berubah sayang. Aku telah diterima bekerja pada sebuah perusahaan besar dan rumah ini adalah hadiah pertama dari perusahaan tersebut." sahut Zano tanpa ingin membalikkan badannya untuk menatap wajah istri tercintanya itu. Dua tetes air mata yang turun mengalir dipipinya sengaja ia sembunyikan. Zano sakit karena ia tahu bahwa ia tengah berbohong. 

"Maafkan aku Aina. Aku hanya ingin membuatmu bahagia walau dengan cara mengkhianati dirimu. Tapi percayalah, hatiku hanya mencintai kamu seorang." ratap Zano di dalam hati. 

Matanya nanar menatap dinding ruang makan yang berlapiskan keramik berwarna coklat muda. 

"Ooh benarkah begitu sayang...? Tapi bagaimana bisa kamu bekerja di perusahaan besar? Kamu kan hanya tamatan SMA..! Ya maksudku kita berdua cuma tamatan SMA di kampung." cecar Aina lalu mengeratkan pelukannya di pinggang Zano. Aina adalah wanita yang cerdas yang tidak mudah untuk dibohongi. Tidak salah kalau dirinya selalu menjadi juara umum sewaktu SMA dulu. Banyak lelaki yang menginginkan Aina karena terpesona oleh kacantikan dan kecerdasannya. Namun hati Aina hanya terpaut kepada Zano seorang. Laki-laki tampan itu benar-benar telah mengunci hati Aina hingga tidak pernah berpaling ke laki-laki mana pun. 

"Jangan merendahkan diriku, sayang! Aku tidak suka!" ujar Zano menutupi kegugupannya. Ia tahu kalau Aina bukanlah wanita yang mudah percaya begitu saja. 

"Bukan begitu sayang. Hm maafkan aku ya.. Aku tidak bermaksud merendahkan dirimu." ucap Aina lembut lalu menarik pinggang Zano agar wajah suaminya itu menghadap kepadanya. 

Namun alangkah terkejutnya Aina melihat pipi suaminya basah. Dengan jemarinya ia sentuh air mata di pipi Zano. 

"Kamu menangis sayang? Ada apa? Apa sebenarnya yang terjadi?" tanya Aina bingung. 

"Tolong jangan merendahkan aku lagi, Aina. Aku sedih..!" jawab Zano lalu menyembunyikan wajahnya ke leher Aina. Aina tidak tahu kalau sebenarnya Zano tengah menyembunyikan sebuah rahasia besar bahwa dirinya telah berselingkuh dengan seorang wanita kaya raya yang telah memberinya banyak harta. Dan rumah besar itu adalah hadiah dari sang nyonya yang telah mendapatkan kepuasan ranjang dari Zano yang masih muda serta tampan pula. 

*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status