Compartilhar

Bab. 06

Autor: Naura Shafa
last update Última atualização: 2025-06-19 10:58:31

Nadya berdiri di depan pintu ia tersenyum kala melihat seorang pria tengah berjalan ke arahnya menenteng tas yang ada di tangan. Nadya mulai menghela napas lalu tersenyum dan membungkukan tubuh sedikit.

“Tuan, kau sudah pulang! Sini biar saya ambilkan tasnya.”

“Hmmm.”

Nadya segera mengambil tas yang ada di tangan Bastian, kemudian ia berjalan dari arah belakang mengikuti Bastian. Nadya kembali mengeluarkan suara dan bertanya kepada Bastian.

“Tuan, makan malam sudah siap, apa kau mau makan sekarang?” Tanya Nadya.

“Tidak usah, saya tidak lapar,” Bastian membalasnya singkat bahkan dia enggan melihat ke arah istrinya. Pria itu terus berjalan menaiki anak tangga lalu Nadya menyusul untuk menyimpan tas yang dia pegang. Cukup berat karena memang isi tas itu berkas penting milik Bastian.

“Tuan.”

Bastian terdiam dia menghela napas panjang lalu membalikan tubuhnya dan menatap tajam merah menyala. Nadya mencengkram tas oleh kedua tangan menundukan wajah seakan dia akan di terkam oleh suaminya.

“Hemm.”

“Air hangat sudah siap, kau bisa membersihkan diri,” ujarnya.

“Hmmm.”

“Hanya itu jawabannya, tidak seperti biasanya dia bersikap seperti itu.” Nadya bertanya-tanya dalam benak dan pikirannya.

Walaupun hanya istri pengganti Nadya tetap melakukan tugas dan kewajiban sebagai seorang istri yang patuh dan taat kepada suaminya. Walaupun memang dia bukan istri yang diharapkan oleh suaminya.

Pernikahan mereka secara tiba-tiba bahkan Nadya tidak tahu sipat Bastian bahkan Nadya enggan mencari tahu sipat suaminya ini. Bagi Nadya cukup dia berada di rumah ini menyandang status istri dari pria dingin itu. Walaupun pernikahan ini bukanlah kehendaknya tapi Nadya berusaha menjadi istri yang baik untuk Bastian terlebih kakek Baskoro dan mamah Serly begitu baik kepadanya.

Akhirnya Nadya masuk ke dalam kamar milik Bastian, seperti biasa dia selalu mencium aroma segar dari kamar itu. Nadya mulai meletakan tas di atas sofa kemudian ia bergegas pergi meninggalkan Bastian seorang diri.

“Buatkan saya kopi.”

Langkah kaki wanita itu terhenti seketika Bastian menyuruh dirinya membuat kopi hitam kesukaanya. Nadya mulai tahu makanan dan apa saja yang dilakukan Bastian ketika pulang kerja.

“Baik, Tuan, tapi maaf saya sudah menyiapkan makan malam untukmu. Mamah memberitahu menu makanan yang kau suka bahkan saya di ajarinya memasak tadi siang supaya kau menyukainya.” Ujar Nadya semangat tersenyum ke arahnya.

Bastian mengerutkan kening ia membalikan tubuh lalu menatap dalam pada Nadya yang kini ada dihadapannya.

“Untuk apa kau melakukan hal ini? Apa kau tidak sadar bahwa kamu bukanlah istri yang saya harapkan. Jaga jarak jangan pernah bersikap seolah kau lah istriku.” Bastian menatap tajam.

“Tu-an, sa-ya.”

“Pergilah.”

Bastian membalikan tubuhnya ia berdiri menatap ke arah jendela. Nadya tidak mau membuat kekacauan dia bergegas pergi meninggalkan kamar dan menutup pintu.

Di atas meja sudah terhidang beberapa menu kesukaan Bastian, Serly memberitahu bahwa putranya itu selalu makan malam setelah pulang dari kantor, setelah itu dia akan menikmati kopi hitam kesukaanya. Akan tetapi malam ini Bastian menolak bahkan dia tidak mau melihat atau pun mencicipi masakan buatan Nadya.

Wanita itu menuruni anak tangga melangkah menuju ruang makan, tubuhnya lemah wajahnya lesu. Dia berharap Bastian dengan lahap menyantap makanan yang di sukai akan tetapi malam ini semuanya sudah dingin seperti sikap Bastian kepadanya.

Nadya tidak mau makanan sebanyak ini mubazir dia berinisiatip untuk memakannya walaupun sendirian.

“Apa aku bersikap berlebihan hingga dia enggan mencicipi masakanku? Ah, tidak masalah. Mungkin dia mau mencicipi makananku yang lain.” Nadya tersenyum lalu menyantap makanan dengan penuh kebahagiaan.

Nadya menyeduh kopi hitam seperti yang Bastian inginkan, langkah demi langkah menuju ke arah kamar suaminya. Seminggu ini keduanya memang berbeda tempat tidur, Nadya sama sekali tidak keberatan akan tetapi dia sangat sedih dia tidak bisa bersama dengan sang kekasih. Dia tidak tahu nasib kekasih hatinya bagaimana sekarang, yang jelas Nadya merasa penjahat lari dari masalah dan meninggalkannya begitu saja.

Jika saja Nadya diberi kesempatan untuk bertemu dengannya mungkin Nadya tidak perlu memikirkan masalah besar ini. Nadya tahu dia pasti membencinya karena pernikahannya dengan Bastian di siarkan langsung seluruh media televisi.

Tok tok tok

“Tuan, kopi hitammu sudah siap.”

Tidak ada sahutan dari dalam kamar Nadya merasa cemas dia terus memegang kopi di tangan kemudian ia menghela napas panjang. Nadya melayangkan tangan untuk kembali mengetuk pintu akan tetapi tidak di sangka Bastian tiba-tiba saja membuka pintu dengan handuk masih melilit di area pingging dan rambut yang masih basah.

“Masuklah, taruh kopi itu dan pergilah.” Titah Bastian dengan suara dinginnya.

“Baik, Tuan.”

Perlahan langkah kaki Nadya masuk ke dalam kamar ia melewati tubuh besar suaminya, tercium aroma harum dari tubuh suaminya. Bastian memang suka sekali dengan parfum dan wewangian, membuat Nadya merasa nyaman berada di dekatnya.

Nadya meletakan kopi hitam itu tepat di meja yang tersedia di sana ia segera berbalik badan dan melangkah pergi. Namun, Bastian tidak menghiraukannya bahkan menatapnya pun enggan Bastian lakukan.

Sudah seminggu Bastian tak peduli dan dingin terhadapnya tidak seperti biasanya. Padahal, sebelum itu Bastian selalu berbicara dengannya. Semenjak kakek Baskoro terus menerus mempertanyakan kepergian mereka ke luar negeri untuk Honeymoon sipat Bastian menjadi cuek dan dingin.

Pagi telah tiba di mana Nadya tengah sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya.

Nadya tersenyum ia melihat Bastian dengan rapih menuruni anak tangga, Nadya memberi ucapan selamat pagi dan tidak ada respon sedikit pun dari mulutnya.

“Selamat pagi, Tuan. Sarapan sudah siap kau bisa mencicipinya sebelum pergi ke kantor.”

“Hemmm.”

Hanya itulah yang kerap Bastian lontarkan padanya bahkan melihat dirinya pun tidak pernah, seolah Nadya hanya pelayan di rumahnya.

“Tuan, makan siang nanti biar saya antarkan ke kantormu.”

“Hmm.”

Nadya menundukan wajah ke bawah dia mulai fokus mencicipi sarapan paginya dengan roti bakar hangat kesukaanya di tambah susu putih. Nadya melihat Bastian pergi meninggalkan meja makan dia bersiap untuk pergi ke kantor.

“Tuan.”

Nadya berdiri menatap punggung lebar suaminya begitu pun Bastian dia terhenti sesaat setelah Nadya memanggilnya.

Pria itu masih berdiri menatap lurus ke arah depan tanpa membalikan tubuhnya.

“Tu-an, saya.”

“Saya sudah terlambat jangan pernah memanggilku lagi, kau hanya pelayanku. Selama menikah denganmu saya tidak pernah merasa kau istriku ingat itu, kau bukan istriku. Tidak pernah terbersit dalam benakku untuk mencintaimu, kalau bukan karena kakek aku sudah menceraikanmu hari itu juga, berhenti bersikap seolah kau adalah istriku.” Bastian pergi meninggalkan Nadya tanpa menoleh dan memikirkan perasaannya.

“Malam ini saya tidak akan pulang, jangan pernah menungguku lagi.” Ucap kembali Bastian.

Kata-kata itu menusuk relung hati Nadya, pria itu pergi tanpa menoleh sedikit pun ke arahnya bahkan Bastian tidak memikirkan hati dan perasaan Nadya.

Nadya menundukkan wajah ke bawah tangannya mencengkram baju yang ia kenakan, kedua matanya mulai mengeluarkan air mata dan memerah.

Continue a ler este livro gratuitamente
Escaneie o código para baixar o App
Comentários (3)
goodnovel comment avatar
Lilis
Jadi wanita selemah itu,rasanya gk masuk akal..
goodnovel comment avatar
Novi anti
seharusnya senang , kan memang ngak cinta anggap aja tinggal dit4 kos.....jgn sedih klu perlu vikin lagi perjanjian kalau ngak tidur pisah kamar agar keperawanan tetap terjaga sampai perceraian tiba.....bersihkan rumah trua masak buat diri sendiri klu perlu cari kerja
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
bodoh nadya bener ikut mertuanya pergi dari bastian biar punya hargadiri
VER TODOS OS COMENTÁRIOS

Último capítulo

  • Istri Pengganti   TAMAT

    Satu bulan kemudian. Nadya meringis merasakan sakit yang amat di bagian perut buncitnya, mungkin sudah saatnya dia melahirkan. Dirinya membangunkan Bastian yang baru saja tertidur karena sejak siang tadi dia menemani Serly berobat ke rumah sakit. Hingga sekarang Bastian baru tertidur pulas, Nadya membangunkan suaminya untuk meminta bantuan karena perutnya sudah merasakan kontraksi yang luar biasa. “Sayang, perutku sakit tolong bawa aku ke rumah sakit.” Rintih Nadya. Ia terkejut karena cairan bening mulai merembes ke seluruh pakaian yang dia kenakan, Bastian dengan sigap langsung membuka kedua mata lalu melihat kondisi istrinya. Di sana Nadya tengah mengelus-elus perutnya sambil menangis karena kontraksi yang dia alami sangat luar biasa. “Kamu mau melahirkan?” Tanya Bastian. “Sepertinya sayang, karena memang sudsh waktunya aku melahirkan.” Ucap Nadya dengan suara terengah menahan rasa sakit. Tanpa menunggu w

  • Istri Pengganti   Bab. 205

    Laura malah cemberut dia tetap ingin duduk di kursi yang Nadya duduki membuat Arga jengkel dan kesal. Walau bagaimana pun Laura harus dia ajarkan tatakrama karena ia akan meninggalkannya cukup lama, Arga tidak mau Laura tidak tahu sopan santun apalagi kepada keluarga Nadya. “Laura pengen duduk di sana.” Rengek Laura menunjuk ke arah kursi yang Nadya duduki.Bi Ayu yang melihat dari arah dapur merasa jengkel atas sikap yang Laura perlihatkan, ia merasa anak itu sangat menyebalkan.“Sayang, kamu tidak boleh merebut hak orang lain apalagi kursi itu sudah tante Nadya duduki.” Arga menatap tajam ke arah Laura. “Sudah-sudah, hanya kursi, Laura kalau kamu pengen duduk di sini boleh sayang biar tante duduk di tempat lain.” Ucap Nadya merayu. “Pergilah.” Titah Laura membuat Arga terkejut atas apa yang anak itu lontarkan kepadanya.“Laura.”“Sudah, Arga. Namanya juga anak kecil, kamu tidak boleh bersikap keras, biar nanti aku yang urus.” Ucap Nadya.Nadya hanya bisa menggelengkan kepala ia m

  • Istri Pengganti   Bab. 204

    Arga datang malam-malam untuk menemui Bastian dan keluarganya dia ingin meminta maaf atas segala kesalahan yang telah ia perbuat. Malam ini Arga ingin menitipkan Laura kepada mereka karena dia yakin bahwa Bastian dan Nadya bersedia merawat putri kandungnya. Sampai dia benar-benar bisa menerima segalanya, Arga menahan rasa malu dan memutuskan untuk datang ke rumah mereka. “Arga, ada apa ini?” Tanya Nadya terlihat cemas. Arga membawa tas jinjing dan koper berisi pakaian Laura. “Maafkan, aku.” Ucapnya sambil menghampiri Nadya. Koper dan tas ia taruh kemudian Arga langsung mendekati Nadya dan bersujud dihadapannya. Nadya menggelengkan kepala dia tidak mengerti apa yang telah terjadi kepada pria itu, sampai-sampai Arga bersujud di kakinya.“Apa yang kamu lakukan, bangunlah.” Titah Nadya.“Apa yang kamu lakukan, Arga berhenti bersikap seperti itu.” Nadya mulai meninggikan suaranya karena Arga masih bersujud di kakinya.“Maafkan atas segala kesalahanku, aku tahu kalian pasti tidak akan mau

  • Istri Pengganti   Bab. 203

    Nadya segera menyusul suaminya di mana Bastian langsung melihat kondisi Serly yang tiba-tiba pingsan. Serly tergeletak di bawah lantai membuat Bastian sangat terkejut dan sedih sekali, padahal tadi pagi Serly baik-baik saja. ”Mamah, bangun, Mah.” Ucap Bastian. Tidak terasa air matanya mengalir begitu deras, hal yang Bastian takutkan akhirnya terjadi kepada Serly di mana kondisi sang Mamah sudah tidak terkendali. Penyakit yang di deritanya semakin parah membuatnya sangat takut kehilangan orang tuanya. Bastian segera menyiapkan mobil untuk membawa Serly ke rumah sakit. “Sayang, bagaimana kondisi Mamah?” Tanya Nadya menghampiri.“Kepalanya berdarah, sepertinya Mamah jatuh dan terbentur.” Ucap Bastian. “Ya ampun, Mamah.” Lirih Nadya. Serly tengah berbaring dengan kondisi sangat mengenaskan padahal Bastian sudah berusaha melindungi orang tuanya. Akan tetapi hal tidak terduga terjadi di mana Serly tidak sengaja terjatuh mengakibatkan dirinya jatuh pingsan.“Aku harus membawa Mamah ke r

  • Istri Pengganti   Bab. 202

    Nadya perlahan duduk di kursi lalu memandangi Jeni yang tengah berbaring lemah, dia masih ingin mengandung dan melahirkan. Walau pun penyakit yang dia derita sangat parah tapi Jeni tetap bersikeras untuk melahirkannya.“Nadya, maafkan aku.” Ucapnya dengan suara lemah. Kedua matanya tertutup rapat napasnya terengah. “Kenapa kamu masih mau mempertahankan kehamilanmu, Kak?” Tanya Nadya.Terdengar suara napas berat dari Jeni, dia meneteskan air mata kemudian mulai membuka kedua matanya. Kemudian ia langsung menoleh ke arah Nadya yang kini ada di sampingnya. “Aku tidak mau anakku April tidak memiliki adik, aku tidak mau dia kesepian. Jadi aku putuskan untuk tetap mempertahankan kehamilanku supaya dia memiliki adik kandung. Aku merasakan bagaimana hidup sendiri tidak punya kakak atau adik, itu sebabnya aku ingin mempertahankan kehamilanku. Tinggal menunggu satu bulan lagi aku akan melahirkan anak ini. Nadya, aku percaya kepadamy kau akan menyayangi anakku juga sama seperti anakmu, kan?” T

  • Istri Pengganti   Bab. 201

    Beberapa hari kemudian.Nadya mencari-cari ke mana perginya Jeni, sampai-sampai orang yang berada di rumahnya tidak memberitahu bahwa Jeni berada di rumah sakit. Bastian tidak mau terus-terusan seperti ini di mana dirinya membohongi istrinya tentang keadaan Jeni. Semua yang dia lakukan untuk kesehatan Nadya karena dia sedang mengandung. Hari ini Nadya tengah duduk termenung pikirannya sangat kacau padahal sebentar lagi dia akan melahirkan tinggal menunggu satu bulan lagi. Tapi Jeni pergi entah ke mana, dia juga tidak pamit membuatnya sangat mencemaskannya.“Sayang, aku mau bicara sesuatu kepadamu,” ucap Bastian mendekatinya. Nadya masih duduk menatap ke arah jendela hatinya sangat hancur karena beberapa setelah kejadian mereka tidak tegur sapa. Ia enggan mempertanyaan siapa yang membuat suaminya berubah. “Aku tahu kamu pasti marah kepadaku, aku juga tahu kamu menjauhiku. Aku khawatir tentang keadaanmu karena kamu sedang hamil besar.” Ucap Bastian ia duduk tepat di pinggir Nadya la

Mais capítulos
Explore e leia bons romances gratuitamente
Acesso gratuito a um vasto número de bons romances no app GoodNovel. Baixe os livros que você gosta e leia em qualquer lugar e a qualquer hora.
Leia livros gratuitamente no app
ESCANEIE O CÓDIGO PARA LER NO APP
DMCA.com Protection Status