Share

Bab. 07

Author: Naura Shafa
last update Last Updated: 2025-06-19 17:00:00

Siang ini, Nadya bersiap mengantarkan makan siang untuk suaminya. Ia bersemangat karena merasa itu sudah kewajibannya sebagai seorang istri—memberikan masakan lezat untuk suaminya. Seperti kata Serly, ia harus memasakkan makanan kesukaan Bastian agar pria itu bisa luluh kepadanya.

Nadya berangkat dengan taksi online bahkan fasilitas mewah pun tidak pernah diberikan Bastian padanya. Beberapa menit kemudian, ia berdiri di depan gedung menjulang tinggi milik perusahaan suaminya. Wajahnya ceria, senyumnya memancar penuh kebahagiaan. Ia menghela napas panjang, memejamkan mata sejenak, lalu melangkah masuk. Satpam dan karyawan memberi hormat, seolah menyambutnya sebagai nyonya besar—karena semua orang tahu Nadya adalah istri pemilik perusahaan itu.

“Nyonya, Tuan sedang menghadiri rapat penting. Sebaiknya Anda menunggu di ruangan,” ucap sekretaris.

Nadya ragu. Ia tak ingin membuat masalah lagi. Baginya, datang membawa makanan sudah cukup. Ia juga tak mau Bastian marah, mengingat pagi tadi.

“Tidak, makanan ini saya titipkan saja padamu. Saya pamit,” ucapnya sambil tersenyum tipis.

Sekretaris mengangguk. “Baik, Nyonya.”

Nadya segera keluar dan memesan taksi online. Saat menunggu, pandangannya terhenti pada pintu lobi. Senyumannya mendadak memudar. Ia melihat suaminya—Bastian—keluar bergandengan dengan seorang wanita.

Dua bola matanya membeku. Wanita itu cantik, rambut panjang terurai, tawa mereka menyatu. Bastian tersenyum lebar, binar matanya berbeda dari biasanya. Nadya hanya berdiri, tubuhnya kaku, ketika keduanya masuk ke mobil pribadi Bastian.

Beberapa menit kemudian, seorang karyawan keluar sambil membawa kotak makanan. Nadya menajamkan pandangan. Kotak itu—itu miliknya! Nadya mengikuti karyawan tersebut hingga ke belakang gedung.

“Kenapa dibuang?” suaranya parau, matanya berkaca-kaca melihat masakannya tergeletak di tong sampah. Bahkan disentuh pun tidak.

“Dia tidak menyukainya,” jawab karyawan itu dingin, sebelum pergi.

Nadya meraih kotak makan itu, lalu meletakkannya kembali ke tong sampah. Air matanya jatuh. Saat taksinya tiba, ia masuk dengan langkah gontai. Di perjalanan, ia hanya diam, menatap keluar jendela dengan pikiran yang kacau balau.

Malamnya, Bastian tak kunjung pulang, bahkan tanpa kabar. Saat tengah malam tiba, ia akhirnya datang. Nadya merasa lega.

“Tuan, kau ke mana saja? Saya khawatir padamu.” Nadya berdiri tersenyum, mencoba ramah.

“Apa pedulimu padaku!” bentak Bastian. Sorot matanya merah, rahangnya mengeras, tangan mengepal.

“Tuan, saya khawatir… kakek dan mama sering datang ke sini menanyakan kabarmu. Saya sampai harus berbohong, bilang kau sedang ada urusan pekerjaan.”

“Apa urusanmu denganku? Kau bukan istriku, hanya pelayan di rumah ini. Aku tidak pernah menganggapmu keluarga. Jangan pernah membuatku marah!”

“Tuan… kakek dan mama tahu kau pergi bersama seorang wanita. Itu sebabnya mereka—”

BRAK! Tangan Bastian mencengkeram wajah Nadya kasar.

“Apa kau melihatnya? Apa kau melaporkan pada mereka? Licik! Jahat!” teriaknya. Pukulan telak mendarat di wajah Nadya, tubuhnya terhempas jatuh ke lantai. Bibirnya pecah, darah menetes.

“Tuan… saya tidak…”

“CUKUP!” teriak Bastian.

Nadya menangis, tubuhnya bergetar hebat. Ia mencoba menjelaskan di sela tangis. “Saya hanya melihatmu, tapi saya tidak melaporkannya. Percayalah, bukan saya.”

Bastian meraih rahangnya lagi, mendorong kasar. “Jangan bohong! Kau cemburu, kan?!”

“Tidak, Tuan… saya tidak…”

“BOHONG!” teriaknya lagi, lalu menghempaskan Nadya ke lantai sebelum berbalik naik tangga tanpa menoleh. "Sekali lagi kamu ikut campur, habis kamu!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Nita Kusnitawati
kenapa bnyk cerita suami yg suka menindas istrinya..
goodnovel comment avatar
Novi anti
jgn peenah antar mknan kekantornya....masak sisakan buat dia klu pagi ngak dimakan kasih kekucing.....bknkah ad rumah kwcil disebelah? bersihkan dan buat nyamat pelihara kucing buat perintang waktu....
goodnovel comment avatar
Novi anti
jadilah tangguh klu suamimu ngak anggap kamu istri....ya sudah kamu juga bisa anggap ia orang lain.....bknkah kamu ngak mencintainya.....malah bagus dong, ...oiya ikuti maunya layani dirinya bak pembantu pakaian siapkan seblm ia datang taruh saja diranjang hindarkan pertemuan dgnnya...
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Pengganti   Bab. 176

    Hari ini Dita mendatangi kantor polisi untuk menemui seseorang yang bernama Arga. Dia datang untuk menceritakan kejadian yang menimpa dirinya. Dita tengah duduk menunggu Arga datang, di sebuah ruangan mereka bisa bertemu dan bertatap muka. Seperti biasa Dita selalu membawa makanan kesukaan kekasihnya, meski demikian hubungan mereka masih terjalin baik. “Apa kabarmu sayang.” Ucap Arga pada Dita.“Hari ini aku tidak baik-baik saja.” Dita cemberut dirinya sangat kesal karena Bastian sudah dua kali mencekik lehernya. “Kenapa wajahmu murung?” Arga menarik dagu Dita.“Lepaskan! Aku sudah muak menjalani hidup sendirian tanpamu. Kamu menyuruhku untuk kembali mendekati Bastian seolah aku memiliki anak dengannya. Aku korban kan April demi tujuan kamu berhasil. Tapi apa yang aku dapatkan, Bastian mencelakaiku dua kali dia mencekik leher, sudah aku katakan bahwa pria itu bekingannya sangat kuat.” Dita merengek dia sudah tidak mau melanjutkan kasus ini di mana dia menuduh Bastian untuk bertangg

  • Istri Pengganti   Bab. 175

    Bab. 176“Semua gara-gara kamu!” Emosi Bastian memuncak dia langsung menghampiri Dita kemudian mencekik lehernya, seperti yang dia lakukan pada saat di rumahnya. Nadya menoleh dia sangat syok melihat suaminya mencekik Dita sehingga wanita itu memberontak.“Bastian, apa yang kamu lakukan!” Serly berteriak.Bastian memincingkan kedua mata dengan penuh emosi dia langsung menghempaskan tubuh Dita sampai membentur dinding tembok.“Kalau sampai kamu terbukti berbohong, aku akan menuntutmu.” Ancam Bastian.Dita terbatuk-batuk sambil mengusap leher jenjangnya, sulit dipercaya Bastian sangat kasar membuatnya ketakutan.“Sialan.” Gerutu Dita.“Pergi dari sini!” Bastian mengusirnya dengan cara menyeret pergelangan tangan Dita sampai ke luar rumah.Nadya hanya menatap kelakuan suaminya kemudian dia menghembuskan napas berat sambil menundukan wajah ke bawah.“Nadya, maafkan Bastian.” Lirih Serly.Deg!Nadya langsung menghentikan langkah kaki dia menoleh ke arah Serly yang sedang menangis. Nadya pu

  • Istri Pengganti   Bab. 174

    Semua orang merasa ikut panik melihat Serly jatuh pingsan, Dita tidak memperdulikan kondisi wanita paruh baya itu. Dia mengabaikan sambil memeluk dada membuatnya sangat jengah.“Keluarga ini terlihat banyak sekali akting dihadapanku.” Ucap Dita.“Panggil, Dokter.” Bastian menyuruh pembantu rumah untuk menghubungi Dokter Alvin. “Mamah, bangun.” Bastian menggengam tangan orang tuanya. Nadya hanya bisa duduk di mana tangannya masih tertancap jarum suntik selang infus. Ingin sekali Nadya mendekatinya merangkul memeluk Serly. Apa daya dia tidak bisa dengan kondisi seperti ini dia hanya bisa duduk menatapnya dengan kekhawatiran.“Siapa wanita ini, kenapa dia datang membawa keributan di sini.” Ucap Mona.“Wanita itu mantan Bastian di masa lalu.” Jawab Nadya dengan wajah datar menoleh ke arah Dita dengan wajah sinisnya.Perlahan Serly mulai sadarkan diri, dia berusaha untuk duduk lalu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan.“

  • Istri Pengganti   Bab. 173

    Nadya mulai tersadar, dia meringis memegang kepalanya tapi dia merasakan ada yang mengganggu menempel di tangannya. Nadya mulai mengedarkan pandangannya kemudian dia melihat Bastian tengah duduk menatap sambil tersenyum.“Kamu sudah siuman, sayang?” Tanya Bastian lembut mengelus pipinya.“Apa yang terjadi? Kenapa tanganku di infus begini?” Tanya Nadya. Dia berusaha untuk duduk menyenderkan tubuhnya pada divan tempat tidur.“Kamu sangat lemah sekali, tidak ada makanan yang masuk, dokter menyarankan untuk di infus supaya tubuhmu tidak lemah.” Bastian memberi pengertian kepadanya.“Soal tadi pagi..”“Ssuuutt… aku sudah membereskan permasalahan ini,” ujarnya memotong pembicaraan. Nadya mengernyitkan kening menatap aneh kemudian dia bertanya, apa maksud dari perkataan suaminya.“Apa maksudmu?” Tanya Nadya menatap.“Aku mendatangi Dita untuk memberi pelajaran, aku juga menyelidiki siapa ayah biologis anaknya.” Bastian menghembuskan napas panjang setelah itu menatap ke arah istrinya. “Kamu

  • Istri Pengganti   Bab. 172

    “Tolong jaga Nadya,” pinta Bastian dia bergegas pergi meninggalkan Nadya yang masih berbaring di tempat tidur. Ia tahu siapa yang akan dia datangi atas musibah ini terjadi.“Sayang, kamu mau ke mana?” Tanya Serly.Namun, Bastian telah pergi meninggalkan mereka, Serly tidak tahu putranya mau pergi ke mana. Yang jelas dia terlihat sangat marah sekali, Serly berharap rumah tangga putranya baik-baik saja. “Kenapa perasaanku tidak enak, apa yang terjadi kepada kalian.” Batin Serly dia berdiri mematung. “Ser, kamu kenapa?” Tanya Mona membuyarkan lamunannya.“Ahhh.. tidak,” balasnya tersenyum.—-Bastian tahu siapa orang yang dia temui dalam permasalahan keluarganya, dia bergegas pergi menuju ke kediaman Dita. Dirinya akan meminta pertanggung jawaban karena telah merusak hubungannya dengan Nadya. “Sialan kamu, Dit. Wanita sepertimu tidak akan aku maafkan. Kamu sudah berhasil merusak rumah tanggaku dengan Nadya, kini hubunganku dengannya hancur berantakan semua gara-gara kamu. Dita kamu ha

  • Istri Pengganti   Bab. 171

    “Apa aku harus percaya kepadamu! Bastian, aku juga seorang wanita sekaligus ibu dari anakku. Beberapa tahun lalu aku juga pernah mengalami seperti hal nya wanita itu. Anakku besar tanpa seorang ayah di sisinya, rasanya sangat sakit sekali, setiap hari dia meraung memintaku mempertemukan dia dengan ayahnya. Setiap kali temannya bersama kedua orang tua lengkap anakku selalu menangis kepadaku.” Nadya meneteskan air mata menatap sendu ke arahnya. Napasnya terengah, bibirnya bergetar hebat tubuhnya sangat lemas hingga ia jatuh ke bawah lantai. Sebagai seorang wanita Nadya bisa merasakan perasaan yang Dita alami. Dia sedang memperjuangkan hak untuk putrinya, di sisi lain dia juga tengah hamil muda dan juga membutuhkan Bastian agar tetap berada di sampingnya. Dia ingin kehamilan anak keduanya ini di penuhi rasa kebahagiaan. Nadya tidak mau terulang kembali di mana Ghava tumbuh tanpa seorang ayah akibat dari ulahnya sendiri. “Sayang…”“Jangan mendekatiku, pergilah aku tidak mau melihatmu.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status