Share

Bab 229

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2025-05-09 23:52:05

Memandang wanita cantik itu, Osara merasa tidak asing. Yakin pernah melihatnya. Tetapi, kembali tidak pasti di mana melihatnya. Coba keras diingat-ingat pun tetap saja tanpa hasil. Jika dipikir terus, justru akan sakit kepalanya.

Langkah wanita itu terhenti sebab Dimas menahannya. Meski terlihat sebal, tetapi diam di tempat juga dengan tatapannya yang sengit.

“Ada apa lagi, Dimaaasss…,” ucapnya kesal sembari mundur. Asisten lelaki itu terlalu maju menghadang hingga seperti saling rapat saja terlihat. Tampak sekali jika Dimas kurang menghargainya.

“Kali ini nggak boleh ikut, Mbak. Sebab ini penerbangan khusus. Hadiah Pak Erick untuk ulang tahun keponakannya itu. Harap mengerti dan ngasih kesempatan ya, Mbak.” Dimas menunjuk Irgi yang dalam gendongan ibunya.

Wanita itu menoleh. Memicing mata pada Osara dan anaknya. Lalu berjalan mendekati.

“Kurasa Erick tidak punya saudara seperti dia. Seingatku adiknya Erick sangat cantik….” Wanita itu bicara pelan tetapi tidak mengenakkan di
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
rica_anggraini
update yg byk episode ny yah.. libur pjgng jangan smpe lewat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 229

    Memandang wanita cantik itu, Osara merasa tidak asing. Yakin pernah melihatnya. Tetapi, kembali tidak pasti di mana melihatnya. Coba keras diingat-ingat pun tetap saja tanpa hasil. Jika dipikir terus, justru akan sakit kepalanya. Langkah wanita itu terhenti sebab Dimas menahannya. Meski terlihat sebal, tetapi diam di tempat juga dengan tatapannya yang sengit. “Ada apa lagi, Dimaaasss…,” ucapnya kesal sembari mundur. Asisten lelaki itu terlalu maju menghadang hingga seperti saling rapat saja terlihat. Tampak sekali jika Dimas kurang menghargainya. “Kali ini nggak boleh ikut, Mbak. Sebab ini penerbangan khusus. Hadiah Pak Erick untuk ulang tahun keponakannya itu. Harap mengerti dan ngasih kesempatan ya, Mbak.” Dimas menunjuk Irgi yang dalam gendongan ibunya. Wanita itu menoleh. Memicing mata pada Osara dan anaknya. Lalu berjalan mendekati. “Kurasa Erick tidak punya saudara seperti dia. Seingatku adiknya Erick sangat cantik….” Wanita itu bicara pelan tetapi tidak mengenakkan di

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 228

    Pagi secerah ini, Osara terlihat cantik. Meski masih disayangkan bodi kerempengnya yang terus bertahan semenjak kematian suaminya. Mama Azizah memandang dan tersenyum sambil menyimpan rasa sedih. “Sudah siap? Kamu sangat mempesona dengan baju itu, Nak. Jika kamu mau gemuk sedikit saja, akan sempurna kecantikanmu. Kayak Osara yang dulu.” Mama Azizah menatap redup anak angkatnya. “Ah, Ma. Jangan menyanjung ku. Aku tidak terpikir lagi menjadi cantik.” Osara menyahut datar. Merasa pujian mamanya sekadar menyemangati hari ini. Wanita itu sangat antusias dirinya pergi naik heli dengan Dimas. Diam-diam berharap lelaki itu berminat pada putrinya yang janda. Sedang perasaan Osara terhadap lelaki sudah seperti mati rasa. Mama Azizah menhempas napas sambil menggeleng dan berdecak. Padahal, pujiannya bukan berlebihan. Osara memang sangat cantik dengan tubuh berisi yang body goals. Tetapi itu dulu, dalam ingatannya…. Sekarang, ibu muda itu terlalu kurus dengan pipi kelewat tirus. Mata pun

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 227

    Dua belas bulan kemudian. Tahun pertama perayaan birthday anak lelaki Osara berlangsung sederhana. Membeli sebuah kue tart dan dua belas nasi ayam plus dua belas kotak Donat JCO dengan alamat di sebuah taman bermain anak-anak di lantai dua puluh satu Gedung Kembar Petronas dalam kawasan KLCC (Kuala Lumpur City Centre). Lilin berbentuk angka satu yang tadi menyala kini padam oleh tiupan kecil dari lelaki mungil berbadan tebal, Irgio Dhandy, anak lelaki Osara yang gemuk dan tampan. Dua belas nasi dan dua belas kotak donat juga sukses dibagi-bagi. Anak-anak yang berkunjung di sana hari itu, tidak peduli dari keluarga biasa atau kaya raya, terlihat sangat gembira dan senang hati menerima pembagian nasi dan donat dengan gratis. . Tart yang tidak habis dimakan sekeluarga, yakni Papa Handy, Mama Azizah serta dua adik Osara, dibagikan juga pada anak-anak di sana yang berminat. “Sebentar, Nak. Tinggal sepotong lagi….” Osara membujuk anaknya yang rewel minta pergi. Sedang irisan tart

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 226

    Mama Hana sudah datang bersama Daehan. Hanya sendiri dengan rencana dua malam saja dan kemudian kembali ke Surabaya. Sebab Shanumi pun baru saja melahirkan."Apa Clara juga sudah melahirkan, Ma?" tanya Osara iseng saja. "Osa, apa Erick tidak pernah bilang?" Mama Hana memandang penuh tanya. "Bilang apa, Ma?" Osara sambil menggeleng tidak paham. "Clara sedang dirawat di rumah sakit Jiwa. Bayinya meninggal dalam kandungan. Maafkan segala kesalahan Clara padamu ya, Osa." Mama Hana terlihat sedih. "Oh, aku ikut belasungkawa, Ma. Aku sudah memaafkan semuanya. Tidak pernah lagi kupikir yang tidak enak di masa lalu." Osara benar-benar terkejut. Tidak menyangka, ternyata nasib Clara justru lebih mengenaskan. "Namun, Osa... kamu pun berhak merasa lega. Ericklah yang membuat Clara gila. Juga, wanita yang datang ke rumahmu dan mengaku hamil oleh almarhum suami kamu, adalah suruhan Clara. Erick mendapat bukti bahwa dia masih punya suami. Tidak tanggung-tanggung, rumah tangganya dibuat beranta

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 225

    Erick berdiri diam ditempatnya. Niat menghampiri Osara yang sedang menangis meski tidak yakin apa yang akan dilakukan, dia urungkan. Perempuan kurus yang masih terlihat lemah sehabis lahiran itu juga sedang bangun dan turun ranjang perlahan. Melangkah pelan untuk menghampiri bayi yang kembali tampak gelisah. Melihat itu, Erick buru-buru kembali duduk di ranjang dan merebah sebelum Osara berbalik melihatnya. Paham jika bayi itu haus dan akan disusukan. Perempuan itu pasti akan enggan jika dirinya bangun dan melihat. Memilih lebih baik pura-pura tidur saja. Meski tidak nyaman, melihat Erick tidur nyenyak dengan memunggungi, Osara sedikit tenang untuk menyusui. Dari pengalaman singkat beberapa jam setelah persalinan, lebih baik cepat menyusukan sebelum ai bayi merasa kesal dan menangis sebab lapar. Bayi laki-laki dengan berat sedang, tiga setengah kilo itu sangat pintar yang kini sudah sangat mudah menyusu. Hanya didekatkan, bibir mungil itu sigap menangkap dan langsung menghisap put

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 224

    Osara merasa bingung dan serba salah. Erick dengan santai meminta Dimas agar memanjangkan kursi roda menjadi ranjang. Merapat di dinding dan jauh dari ranjang pasien yang ditempati nya. “Pak Erick, apa yang kamu lakukan?” tanya Osara merasa tidak terima. Dimas telah disuruh keluar sedng Erick merebah terlentang di atas kursi roda yang sudah jadi ranjang. “Sudah kubilang, Osa. Aku jagain kalian. Mamamu kan udah pulang.” Erick mendongak dan memandang Osara. Ranjang pasien jauh lebih tinggi daripada ranjang kursi rodanya “Tapi… tidak usah di dalam juga. Di luar kan bisa…,” ucap Osara kebingungan. “Angin malam tidak bagus. Aku juga masih berstatus pasien di sini, Osa. Karena namaku sebagai penanggungmu, mereka membolehkanku di sini.” Erick berkata tenang. "Iya itu, tetapi Pak Erick kan pasien. Kenapa boleh pasien jaga pasien?" Osara jadi heran. "Ya namanya juga pasien istimewa. Yang penting pasiennya waras saja. Jika tidak boleh, dari awal pun aku sudah tidak bisa bertan

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 223

    Osara menangis saat menyusui pertama kali. Rasanya luar biasa dengan sejuta sensasi. Haru, takjub, sedih, puas, dan seperti mimpi berbaur menyatu di dadanya. Penuh syukur menatap bayi mungil di pangkuan yang tampak damai dan nyaman dalam balutan handuk lembut. Begitu mudah bayi itu dia susukan. Osara bersyukur, kedua payudara pun begitu mengerti kondisi diri dan langsung menyambut bibir mungil itu dengan aliran colostrumnya yang deras. Hanya si bayi yang sempat kebingungan saat pertama disodorokan putingg ibu. Namun, dia menyesap tepat dan fokus setelah penuh perjuangan dijejalkan. Mama Azizah datang tepat saat bayi itu sudah diletak di ranjang khusus bayi. Kondisi kesehatan bayi lelaki itu tidak memiliki masalah sama sekali dan bisa terus di samping ibu. Osara baru dibersihkan kembali oleh perawat dan kini sudah rapi. Memakai baju pasien rumah sakit dengan gelang warna pink sebagai simbol untuk ibu yang baru saja melahirkan. “Sekali lagi Mama Minta maaf, ya, Nak. Mama tidak si

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 222

    Begitu lama belum juga bisa dikeluarkan. Dokter telah pergi sebab frustasi. Perawat terpaksa terus menunggui pasien yang entah hingga kapan dengan tatapan kesal sekaligus bingung “Calon ibu tidak bersemangat. Tenaganya kurang. Jika sperti itu terus, dia bisa lemas sia-sia. Apa sebaiknya disarankan sesar saja?” ucap Perawat yang tampak senior di antara dua perawat yang lain. Dokter sudah bilang keluar sebentar untuk minum. Nasib baik jadwal pasien melahirkan untuk hari ini tidak ada. Hanya satu orang pasien hamil dan dadakan datang yakni Osara. “Jangan, kita cari lagi solusi. Kondisi kehamilannyanya semua bagus. Tulang panggul pun sempurna. Jangan gegabah.” Perawat lebih muda terdengar mengingatkan. Osara yang kesakitan sambil menangis bukan tidak mendengar. Dirinya sadar, mengakui ucapan perawat senior yang pertama tadi memang benar. Rasanya sungguh lemas, seperti tanpa daya untuk kembali mengejan. Namun, juga teramat ketakutan membayangkan perut dibelah di meja operasi. Ini sa

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 221

    Sudah lama, Dimas belum juga kembali bersama lembar penanggung jawab pasien. Osara resah dan menduga-duga. Coba bertenang yang dirinya tidak mengalami komplikasi apapun selama kehamilan. Semoga bisa melahirkan dengan cara normal dan selamat untuk bayi dan dirinya. Jika sudah saatnya melahirkan, tidak mungkin juga ditahan meski tidak ada penanggung jawab. Toh, dirinya tidak kurang uang untuk biaya persalinan. Pihak galeri tidak pernah lupa memberinya uang bagi hasil tiap bulan. Jadi, apa yang kurang? Tidak ada, biarlah melahirkan sendiri asalkan tidak perlu tindakan operasi, semoga semua akan baik-baik saja. Diraihnya tas dan diambilnya ponsel. Kembali menelepon Mama Azizah. Bukan hanya tidak diangkat. Tetapi sudah tidak bisa masuk panggilan. Kemungkinan handphone itu dalam keadaan mati. Tapi memang seperti itu modelan Mama Azizah, handphone mahalnya sering dibiarkan mati habis daya. Terlalu sibuk mengurusi dua anak kecil kesayangannya. Sesaat coba ingin menghubungi Amira. Tapi...

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status