Share

Bab 284

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-07 23:41:04

Angkasa di langit Surabaya yang semula sudah redup semakin mendung gelap. Awan tebal yang pekat menggantung nenyelimuti seluruh kota besar senja itu. Taman yang tadinya ramai, senyap tanpa ada orang lagi selain mereka di gazebo.

“Saatnya pergi!” Dimas yang tidak tenang dan terus mondar mandir sementara Amira menangis di gazebo, berseru tidak tahan. Namun, belum sempat Amira beranjak, hujan turun tanpa aba-aba kayak debt collector yang datang nagih hutang tiba-tiba.

“Mas, sepatuku satu lagi mana? Bantuin cari!” Seruan Amira membuat Dimas jadi urung berlari. Dia balik lagi dan tanpa suara langsung ikut mencari. Ternyata di bawah kolong gazebo di seberang dan hampir masuk ke dalam parit taman. Menahan napas, diambilnya.

“Kalo buka-buka sesuatu itu yang baik, bukan asal dilempar!” Dimas tidak tahan diam sambil melempar sepatu di sebelah kaki pemiliknya. Mereka sudah basah kuyup dan merasa tidak tepat meninggalkan Amira sendirian memakai sepatu.

“Iya, maaf. Tadi kupikir yang pa
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 293

    “Apakah Irgi dan Zahra tidur siang?” tanya Erick, sedang mengeringkan rambut memakai handuk putih kecil dengan mengibas-ngibas di kepalanya, duduk di kursi membelakangi meja rias. “Iya, mereka sudah tidur sejak aku akan mandi untuk shalat dzuhur. Tidak kusangka, kamu tiba-tiba pulang, Pak Erick.” Osara tersenyum, tampak cantik dan segar. Sama juga dengan Erick, mengeringkan rambut panjangnya yang basah. Tetapi tidak melulu dengan handuk, hair dryer pun di pegangnya. Dia duduk di tepi ranjang. “Aku merasa beruntung, meski pulang mendadak, kamu sudah mandi.” Erick berkata penuh arti, menatap Osara dengan pandangan nakal. “Tapi aku jadi mandi lagi, padahal barusan mndi,” Keluh Osara pura-pura. “Tapi yang tadi kan mandi sendiri. Sedang barusan mandi dengan suami sendiri.” Erick menimpali dengan ekspresi menggoda. Osara menunduk, pura-pura mengarahkan hair dryer di rambut yang belakang. Sedang menyimpan senyuman, dalam hati pun bahagia saja rasanya. Suka jika suami tiba-ti

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 292

    Perjalanan yang setengah-setengah, antar setengah lancar dan setengah tidak lancar, terkadang ngebut dan terkadang macet, memang membuat kepala jadi suntuk dan mood yang memburuk. Begitu juga Dimas, ingin saja membelok ke penginapan yang sering ditemui di sepanjang jalan. Bangunan megah itu seolah melambai merayu agar dirinya membelok singgah dan rebahan dengan nyaman. Menunggu santai hingga tidak macet sama sekali dan perjalanannya lancar untuk ngebut kembali hingga sampai di tujuan. Ah, sampai kapan akan menunggu antrian jalan seperti ini? “Itu apa … Wisata Lumpur Lapindo?! Itu kan viral di berita dunia! Singgah… singgah… singgah sebentar!” Amira sangat bising saat perjalanan sampai di kawasan semburan lumpur lapindo kiri jalan menuju arah Blitar, di Porong-Sidoarjo. “Kenapa gak stop sih ….?” tanya Amira kecewa. Duduk menyandar dengan lunglai di bangkunya. Menoleh kesal pada sopir yang dari berangkat diam saja dan tidak mau bersuara. “Macet, Amira. Ini bukan di Kuala Lumpur

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 291

    Wajah gadis yang sedang mengangkat panggilan dan berbicara lumayan lama itu terlihat tegang. Kini tampak kian bimbang setelah pembicaraan disudahi. “Siapa yang barusan memanggilmu di ponsel, Amira?” Pertanyaan Dimas yang terdengar mendesak membuat Amira salah tingkah. “Barusan adalah … Adnan. Dia tahu aku tengah di Indonesia. Dia menelisik dari riwayat nomor ponselku. Dia juga akan datang menyusulku lusa. Dia kata …,” ucap Amira menggantung. “Apa dia kata?” desak Dimas lagi yang rada-rada mengikuti gaya bicara Amira. Rupanya sambil belajar bahasa itu rasanya asyik juga. “Dia kata padaku dah taubat, dah insaf dan ... besar-besar minta maaf. Dia kata nak kahwin dengan aku betul-betul. Nak jumpa dan bercakap secara empat mata denganku segera. Lepas tuh nak jumpa parentku pulak,” Amira terdiam. “Kawin?” Gumam Dimas yang kali ini bingung dengan ucapan Amira. “Iya, kawin, menikah maksudku. Tapi….” Amira buru-buru menunduk. “Tapi apa Amira?” sambar Dimas mendesak. Tidak sabar m

  • Istri Perawan Disangka Janda   Ban 290

    Dimas dari apartemen Erick untuk mengantarkan susternya Amira pada Osara. Ternyata sudah ada seorang babysitter baru di sana dan yang jelas bukanlah Suster Rahma. “Apa susternya Zahra masih akan datang dari Malaysia, Pak Erick?” tanya Dimas sambil mengemudi meninggalkan kawasan appartemen mewah milik si bos. Erick menumpang di mobil galeri yang dipegang Dimas menuju kantor pagi ini. Bos galeri macho itu terlihat sedang sangat malas dan suntuk. “Iya, jika bukan dia, aku khawatir perkembangan mental Zahra diam-diam terhambat. Bagaimanapun, wanita itu lah pengasuhnya sejak bayi. Lagipula, Osara sudah suka dengan Suster Rahma.” Erick mengambil rokok. Menyalakan setelah membuka lebar jendela di sampingnya. “Semalam tidak tidur?” tanya Dimas yang hapal akan kebiasaan buruk Erick. Akan merokok pagi-pagi jika malamnya kurang tidur. Diam-diam ikut khawatir akan kesehatan pria tampan di sampingnya yang sangat baik itu. “Semalam aku lembur.” Erick menghisap rokoknya dalam-dalam seola

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 289

    Atas permintaan Erick untuk menitip sementara Amira kembali, Dimas memilih membawa gadis itu ke apartemen yang juga berstatus titipan si Bos. Sebab kondisi pasien belum terlalu baik, terpaksa dirinya juga menginap di tempat yang sama. Meski Amira pun menyewa seorang suster untuk mengurusnya pribadi. Hari ke dua di apartemen. Sore ini Amira sudah merasa jika kesehatannya telah jauh lebih baik. Pagi tadi tidak sanggup berdiri lama sebab sangat pusing, kini bahkan bisa jalan mondar mandir keliling apartemen. Juga hilir mudik yang tidak lagi menggunakan kursi roda. Sebab segan akan lebih membuat Dimas repot, dia bahkan membeli sebuah kursi roda. Dari yang dibilang Dimas, lelaki itu akan habis kerja dan kembali satu jam lagi. Amira ditemani suster sewa memaksa untuk membuat menu masakan di kepalanya. Semua bahan dia beli dari aplikasi apartemen yang melayani segala keperluan rumah tangga secara cash on delivery. “Tidak boleh terlalu capek, Mbak….” Lagi-lagi suster pun mengingat

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 288

    Amira masih menangis tersedu. Serasa dia saja di dunia ini yang memiliki beban hidup sangat berat. Namun, Osara, Erick dan Dimas tidak menegur serta membiarkannya mengeluarkan air mata puas-puas. Barangkali dengan caranya menangis panjang seperti itu bisa membuat beban batin berkurang. “Mir, boleh aku bicara?” Osara bertanya lembut. Yang ditanya menatap lekat dengan dahi berkerut sebelum akhirnya mengangguk dan kembali tersenyum. “Mir, sadar tidak, usia kamu sudah dewasa, dua enam tuh bukan remaja lagi. Sebaiknya tidak perlu gonta-ganti pacar. Jangan terima lelaki sebelum yakin dengan sifatnya dan perasaanmu sendiri juga perasaan lelaki itu padamu, agar kamu tidak sering patah hati. Atau jika lelaki itu langsung ngajak kamu nikah dan kamu pun suka. Bisalah dicoba. Juga… jangan lagi ke klab malam. Lelaki akan meremehkan.” Saat Osara berbicara, semua mata tertuju pada mereka berdua. Tidak terkecuali Irgi dan Zahra yang sudah membuka matanya. Meski tidak paham percakapan dua orang d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status