Share

Bab 3

Author: kamiya san
last update Last Updated: 2024-12-05 10:58:31

Dalam penelurusan singkat melalui Kartu Tanda Penduduk yang terhubung pada Kartu Keluarga, Umi dan Daehan adalah lajang yang bukan saudara mara dan kerabat. Memiliki alamat serta tempat tinggal berjauhan. Itu adalah faktor utama mereka wajib disatukan. 

Tanda tangan di berkas sah nikah yang bukan buku nikah baru saja selesai oleh keduanya saat satu panggilan masuk untuk Daehan. Maka lelaki itu pergi meninggalkan ruangan dengan dalih bertelepon. 

Umi menyusul setelah meladeni beberapa pertanyaan petugas sendirian. Di sana Umi bicara jujur segalanya dan Daehan sama sekali tidak mengetahui. Juga masih ada dua pasang lagi yang bernasib sama untuk dinikahkan dengan mudah. 

Tentu saja sangat mudah, hanya bermodal KTP, janji mahar, ijab kabul dan dua mempelai itu sendiri. Tanpa bersusah payah dengan syarat ribet pernikahan biasanya pun mereka sudah sah. 

Bahkan beberapa kali, para petugas mengingatkan pada para pengantin hasil sidak untuk lebih baik bersyukur. 

Umi dan Daehan sendiri sangat takut mendapati fakta bahwa pernikahan mereka telah tercatat sah di mata negara dan agama. Bukan sekadar nikah siri! Meski belum menerima dua buku nikah sebagai barang bukti. 

Untuk memiliki dokumen penting itu, mereka perlu mengurus sendiri di lembaga keagamaan yang berkaitan dengan membawa syarat-syarat pernikahan yang tertunda. 

Seorang lelaki telah menunggu Umi di pintu keluar. Menyongsong Umi dengan ragu. 

“Ehm… Mbak Umi, penggantinya Bi Rum, ya? Anu, shalat jamaahnya sudah? Ayo, tak antar pulang.” Lelaki itu bicara pada Umi dengan raut biasa. 

“Eh, iya. Sudah…,” sahut Umi pasrah. 

“Nggak usah buru-buru, Mbak. Bos sedang bahagia malam ini. Dia nggak bakalan nyariin kita untuk sementara,” ucap lelaki suruhan Daehan itu sambil mengajak Umi mulai jalan. 

“Apa dia bilang saya lagi shalat?” tanya Umi sambil jalan. Mukena dia singsing sedikit ke atas. 

“Iya, Mbak. Dia bilang akan kelamaan kalo harus nunggu. Mbaknya kalo shalat khusyuk dan komplet. Jadi, saya yang sedang cuti pun disuruh nunggu,” jelasnya sungguh-sungguh. 

Lelaki yang menunggu Umi ini adalah sopir Daehan. Seharian ingin bercuti, kini tiba-tiba dapat panggilan. Menjemput art baru si bos di sebuah hotel pinggiran. 

“Emang, Pak Daehan bahagia ngapain, Mas?” tanya Umi penasaran. 

“Tunangan, malam ini belio ada acara tunangan sama pacarnya, Mbak.” Sopir menyahut cepat. Seolah Umi adalah teman sejawat yang sudah dikenal lama. 

Bibir bengkak meradang nya mengatup. Tentu saja terkejut, meski tidak ada perasaan apa pun pada Daehan, fakta itu membuatnya merasa tidak nyaman. 

Itukah alasan yang membuat Daehan bilang bahwa dua jam lagi adalah masa depannya? Patut…. Sisi mulia hati seorang Shanumi meronta, kasihan….

Agung, sang sopir membawa Umi meluncur lancar membelah jalanan menuju sebuah kawasan yang penuh dengan gedung menjulang. Satu di antaranya adalah unit apartemen mewah kepunyaan Daehan. 

“Jadi, Mas Agung juga tinggal di sini?” tanya Umi merasa tidak enak. Lelaki itu mengiyakan. 

“Tapi kalo sudah ada kamu, aku nggak ke sini lagi, Um. Kemarin sebab sering kosong. Mak Rum sudah mudik, sakit. Bos pun jarang pulang. Aku yang disuruh jaga dan bersih-bersih,” jelas Agung dengan ekspresi normal. 

Tiada tanda-tanda lelaki mata keranjang. Juga tidak tahu-menahu asal-usul Shanumi yang kerabat Mak Rumiyah. 

Agung yang tadi  masuk ke dalam salah satu kamar, kini keluar dengan membawa ransel kecil berisi baju. Meletaknya di sofa ruang tamu dan memanggil Shanumi yang duduk. 

Memberi penjelasan singkat akan apartemen dan beberapa tugas Shanumi di dalamnya. Tentu saja semua berdasar pengalaman dan perintah dari pemilik langsung, Daehan. 

Agung pun berpamit pergi setelah menyerahkan kartu kunci apartemen pada Shanumi. Sempat berpetuah pada asisten baru agar bersabar dengan temperamen Daehan yang kadang tempe kadang tahu. 

Sopir itu benar-benar pergi setelah memberikan nomor ponselnya pada Shanumi. Berjaga andai perlu kapan saja.

Tidak ingin makan gaji buta, sebab Daehan begitu gercep membayar gajinya di awal, Shanumi menyapu dan mengepel. Merasa lapar setelahnya, maka bersambung dengan masak makan malam. Kulkas di dapur menyimpan beragam bahan masakan yang lengkap.

Soto ayam kesukaan andalan telah berkebul asap dalam mangkuk di atas meja. Juga sayur pelengkap dan sambal. Tanpa kerupuk pun, Shanumi yakin sangat sedap rasanya. Seperti biasa, gadis itu jago membuat masakan yang pas dan enak.

Ceklrek

Bunyi pintu terbuka membuat Shanumi sedikit merasa tegang. Obat dan salep untuk muka yang baru dia aplikasikan di wajah memarnya segera dikemas kembali ke dalam tas. Bersiap menyambut seseorang yang masuk ke dalam rumah, mungkin Daehan. 

“Itu…,” ucap seorang wanita cantik full make up menunjuk Shanumi. 

“Dia … dia pengganti Mak Rum…,” ucap Daehan agak bingung.  

Perempuan dengan wajah lebam itu tidak tampak besar dan gemuk. Mengenakan celana panjang dan sweater kuning. Rambutnya bergelung besar, mungkin sangat lebat atau panjang. Kulit lehernya bersih dan cerah. Hanya wajah bengkak itu yang dihapalnya. Tentu dia adalah Umi, satu-satunya wanita yang dia bolehkan ada di apartemen. 

“Agung sudah pergi, Um…?!” tanya Daehan agak keras. 

Kesal, perempuan itu tidak menyapa, justru sibuk menyambar mukena dan kini sudah terpasang di badan semula. Tertutup sudah tubuh langsingnya. 

“Eh, sudah, Pak!” sahut Shanumi juga agak keras. 

Debar jantungnya kencang jumpalitan. Menyembunyikan rasa kaget dan gugupnya. Lupa jika dirinya sedang tidak mengenakan kerudung. Baru sadar saat Daehan menatanya tajam dan heran. 

Itu tidak seberapa, ada hal mengejutkan lagi yang dia saksikan tanpa disangka-sangka. Wanita cantik yang bersama Daehan adalah….

“Mas, kenapa ada perempuan di rumahmu? Ini kan udah malam?” usik wanita itu sambil mengguncang lengan Daehan.

“Dia gantiin Mak Rum.” Daehan menyahut pendek.

Tangannya mengepal dengan menghembus napas kasar. Rasanya jadi kesal pada Umi. Membuat mood baiknya terganggu. Merasa jika perempuan itu meski sama-sama tidak menarik, tetapi tidak seperti Mak Rum.

Apalagi ingat nikahan sebab kasus tangkap basah yang dialami dengan wanita itu. Kini rasa kesal dan marah yang tersisa kian berkerak.

“Kenapa wajahnya serem gitu, Mas? Pembantu itu harusnya enak dilihat, nggak gitu amat. Nggak kebayang gimana dia bikin olahan makanan. Jorok …,” ucap si wanita sambil bergidik. Menatap ngeri pada Shanumi yang wajah bengkaknya kian gelap.

“Aku salah pilih, kupikir akan sebagus Mak Rum. Akan segera kupecat dia, Tan,” ucap Daehan yakin pada wanitanya.

Shanumi membelalak dan sempat terkejut. Tetapi kembali tenang dan seolah pasrah tak peduli. Kesal yang sesaat ada, terganti dengan kesadaran diri yang sebenarnya tidak terlalu besar merugi. 

Ya, itulah hasil diskusi kala itu. Daehan berjanji akan memberikan kompensasi sebanyak lima kali selama jadi istri. Shanumi berkesempatan mengajukan  apa yang diinginkan hingga lima permintaan! 

Jadi, semakin cepat Shanumi mendapat kelima permintaan yang diajukan. Maka semakin cepat juga mereka akan mengakhiri hubungan pernikahan.

Bahkan, Daehan berpesan agar Shanumi segera mengajukan lima kompensasi yang diingin secepat mungkin tanpa mengulur lagi. Lelaki itu ingin cepat bebas dan melupakan kesialan yang terjadi pada mereka tanpa sisa. 

Mulut Daehan terbelenggu untuk tidak mengucap pisah dan talak sebelum lunas permintaan. Bisa saja melanggar tanpa peduli dengan janjinya pada Shanumi. Namun, sumpah perempuan itu akan kesialan hidup jika ingkar, sungguh teror mujarab bagi Daehan. Hingga membuatnya enggan melanggar.

🍓

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Dwi Hartati
cukup menarik
goodnovel comment avatar
Indri Irmayanti
llahh.. ini gmna ding terus nasib pernikahan mereka. tenang umm.. mreka baru tunangan, sedangkan kamu adalah aku istri sahnya. sah di mata agama dan negara
goodnovel comment avatar
bunda ayu
lanjut ceritanya dong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Istri Perawan Disangka Janda   Expart 2

    Kesibukan Anthony yang terlalu prioritas waktu itu, membuatnya jadi seorang suami sekaligus calon ayah yang lalai. Tidak memberi full support pada kehamilan istri dan semua hanya dipercayakan pada suster yang dibayar untuk mendampingi istrinya. Hingga sesal mendalam saat istrinya tiada, sebab kehabisan tenaga setelah begitu lama proses melahirkan putrinya yang sungsang. “Hei, paman Anthony!” tegur Erick. Anthony menoleh penuh tanya. “Sebaiknya segera bikin istrimu hamil lagi. Dia masih muda. Anak jangan cuma dua jika sudah tua. Tambahlah out put lagi satu atau dua! Jangan ditunda, keburu saraf-saraf senjatamu impoten!” ucap Erick begitu berani dan sengaja. Ingin menggoda Anthony yang terlihat muram dan diam. Lelaki yang diusik memandang dengan tatapan tajam. Tetapi wajahnya cerah kemudian. Dia tidak marah. “Aku sudah punya dua anak dan semua benar-benar hasil benihku. Kurasa itu cukup, aku tidak ingin merepotkan istriku.” Anthony berkata pada Erick dengan tersenyum masam d

  • Istri Perawan Disangka Janda   Expart 1

    Tujuh bulan sejak kematian Clara. __**__ Dua bayi yang masih belajar tengkurap bolak balik itu sangat menggemaskan dengan tubuh tebalnya masing-masing yang berusaha berguling di atas karpet empuk dalam playground. Dua bayi itu adalah paling kecil di antara banyak balita yang bermain bersama mereka di sana. Bukan siapa-siapa, dua bayi lelaki yang otewe merangkak tersebut adalah milik Yunita dan Amira. Jarak kehamilan serta kelahiran mereka berdua memang tidak jauh. Hanya hitungan minggu saja. Sedang balita lainnya di sana, adalah kepunyaan Shanumi, Intana, dan Osara. Meski mereka bertiga kini sudah terlihat berperut buncit lagi. Semua sedang hamil. Shanumi, hamil ke tiga kalinya bersama Daehan. Intana, hamil anaknya Juan yang pertama, dan Osara pun hamil anaknya Erick yang pertama. Intana dan Osara, usia kehamilan terpaut dua bulan. Perut buncit mereka terlihat cukup besar. Untuk Intana, kemungkinan akhir bulan ini melahirkan bayi laki-laki. Perkembangan kehamilannya sel

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 536

    Osara baru saja mandi sore, menyuapi Irgi dan adiknya di ruang televisi. Bunyi denting di pintu besi apartemen membuatnya seketika menoleh. Ternyata Erick dan telah melemparkan salamnya. Tumben sekali, suaminya pulang kerja lebih cepat hari ini. “Ada apa, Pak Erick? Tak biasa balik cepat….” Osara berkomentar saat Erick sudah masuk melewati pintu besi. Mengulurkan tangan untuk disalim anak-anak setelah Osara pun demikian. “Osara, sebaiknya bersiap-siap, kamu kena ikut pergi denganku kali ini. Anak-anak biar di rumah dengan Suster.” Erick berbicara dengan ekspresi serius. Belum juga duduk.... “Kat mana…,” sahut Osara heran. Tidak mungkin rasanya Erick mengajak jalan-jalan sore dengan ekspresi seperti itu. “Kita ta'ziah. Clara meninggal dunia lepas ashar tadi.” Erick berkata dengan ekspresi yang sama. “Oh….” Osara merasa raganya seketika jadi lunglai di seluruh sendi. “Innalillahi wa inna ilaihi roji'un.” Osara berbisik kemudian setelah menyadari sepenuhnya yang terjadi

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 535

    Mama Hana sempat keluar sebentar dari kamar mendiang Daishin ketika Papa Sam kembali dari Osaka pukul dua siang lepas dzuhur. Mama Hana kecewa berat sebab kehilangan peluang terbang dua kali hari ini, yakni penerbangan pagi tadi dan penerbangan siang pukul dua. Padahal itu baru saja. Benar-benar membuatnya kesal. “Punya HP nggak guna banget! Disimpan dalam tas melulu buat apa! Buang saja HP kamu, Pa, gak ada gunanya!” Mama Hana sangat kesal. Dia naik tangga lagi meninggalkan suaminya. Ingin pergi ke kamar mendiang lagi. Perasaannya semakin tidak enak. Entah, biasanya tenang dan sabar, kini meledak-ledak dengan bising. Papa Sam garuk-garuk kepala merasa sangat bingung. Bagaimana lagi, dirinya pun tak berdaya dengan kelakuan pihak kereta cepat yang merubah total schedulenya. Hujan deras disertai angin kencang memang sangat berbahaya. Begitu amat nasib bapak-bapak yang berjuang demi bisa pulang. Eh, sampai di rumah, istri pun marah-marah. Sepertinya, seluruh babak-bapak di at

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 534

    Di sebuah negara, di belahan bumi lain yang jauh dari nusantara, terpisah oleh benua dan samudera, juga hamparan bunga sakura yang gugur menyelimuti buminya yang indah. Harum semerbak wangi menyebar ke seluruh penjuru kota pagi ini. Terdapatlah sebuah keluarga di rumah besar dengan darah Indonesia yang menglir dalam raga. Mereka sarapan pagi hanya bertiga dengan banyak menu di atas meja. “Ya sudah, Ma. Masak Mama akan terbang sendiri? Papa pun tidak mungkin ke Tokyo jalan kaki, kan?” Khaisan mengomentari Mama Hana yang terlihat sangat runsing pagi ini. Papa Samuel belum kembali juga dari Osaka. Baru berkirim kabar lambat tiba, kemungkinan baru siang bisa pulang sebab jadwal kereta cepat menuju Tokyo terhambat hujan badai sejak semalam. Mama Hana tidak ikut sebab sangat repot kemarin. Dua anak Sazlina dan Khaisan sama-sama ulang tahun di tanggal hari itu. “Apa sama kamu saja, Kha? Mama benar-benar tidak tenang. Takut ada apa-apa pada Clara dan Mama tidak di sana,” kata Mama Hana

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 533

    Di sebuah apartemen mewah di jantung kota di Surabaya. Bukan apartemen yang dibeli dengan kantong sendiri, tetapi ditempati lebih dari seperti milik sendiri. Tanpa batas waktu, bahkan hingga kapan pun. Pemilik tidak berminat menjual tetapi juga tidak teringin menghuninya. Apartemen penuh kenangan. “Mas… Mas Dimas, bangun, dah pagi!” suara bising Amira mengudara dari dapur menembus pintu kayu dan masuk ke dalam kamar. Meski sayup, suara ini adalah alarm mujarab. Lelaki yang sedang meringkuk dan berselimut di atas ranjang pun seketika merespon dengan bergeliat. Buru-buru duduk dan menyempatkan diri untuk terpekur-pekur sejenak. Dering ponsel tanda panggilan masuk berbunyi nyaring membuat Dimas terusik dan tidak tenang. Rasa mengantuk disertai pening sedikit, seketika menghilang. Bos terbaik sekaligus pemilik apartemen malang ini adalah pemanggil dirinya di ponsel. “Assalamu'alaikum, halo Pak Erick!” sapanya bersemangat. Dua hari lalu dirinya baru mendapatkan bonus semesteran

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status