Share

Keputusan Sial

Selalu saja berakhir dengan perdebatan dan perdebatan lagi. Lelah sekali rasanya Rania jika harus tinggal lebih lama di rumah itu. Sudah mah dijodohkan, tidak dicintai sama sekali, bonus dibentak-bentak pula.

Apes banget nasibnya.

Andaikan dia tahu kalau lelaki yang dia searching di g****e, yang terkenal sebagai pria romantis tapi kenyataannya adalah pria anarkis, lebih baik Rania menolak perjodohannya. Rania tidak peduli itu wasiat atau bukan. Masa bodo disebut anak durhaka atau sejenisnya, yang penting Rania bisa menyelamatkan kewarasannya.

Iya, lebih lama tinggal di rumah bersama seorang bernama Algi, bisa-bisa membuat Rania harus bolak-balik ke poli jiwa.

"Sungguh ini keputusan tersial sepanjang hidup aku!" Rania lelah dan segera menenggelamkan diri di balik selimut yang menelan utuh tubuh kecilnya itu. Terserah kalau nanti bakal ada Algi yang bakal ikut tidur di sampingnya atau tetap berpendirian di ruang pribadi dia, yang jelas Rania sudah tidak urus lagi.

Sementara di kamar mandi, Algi yang frustasi memilih berdiri di bawah pancuran air, membiarkan tubuhnya sedikit demi sedikit basah oleh air hangat yang turun dengan deras itu.

Algi bahkan sangat tergesa sampai dia tidak sempat melepaskan bajunya terlebih dahulu. Dia ingin secepatnya rileks di bawah guyuran air di saat pikirannya amat berantakan.

Rania

Rania

Rania

"Bener-bener ya, wanita itu sudah mengacaukan semuanya."

Sesaat, dia memejamkan mata lalu kembali teringat saat dia dan mantan kekasihnya membuat patung berbentuk hati yang tadi ditemukan istrinya.

Betapa manis senyumnya, sehingga dulu mampu membuat hari-hari Algi bahagia.

Dia penasaran, apakah kenangan manis yang seperti itu bisa diulangi lagi atau tidak, yang jelas Algi amat merindukan sosok perempuan yang sudah lama tak ia panggil namanya itu.

"Tidur?? Heh???" Algi menggoyangkan tubuh Rania, yang jelas sekali terlihat sedang memejamkan matanya. Dipanggil beberapa kali pun tidak ada jawaban, tapi Algi masih kekeh menyebut nama istrinya itu.

Setelah menyelesaikan aktifitas mandinya, Algi tak mau banyak kegiatan lagi, dia melihat kasur dan ingin segera berbaring di sana. Sempat terpikir kalau dia bakal beli ranjang baru lagi karena pasti gak akan betah kalau tetap satu ranjang sama Rania.

"Awas ya kamu ngorok, aku pindahin ke kolam renang!"

Algi membuka selimut, lalu berbaring di sana. Tapi sebelumnya, Algi memberikan batasan di tengah-tengah menggunakan dua guling, dengan harapan supaya Rania tidak melewatinya.

Padahal masih ada kemungkinan kalau Algi sendiri yang melanggarnya kan? Tapi dia percaya dan malah mengecam kalau Rania yang bakal merusaknya.

Dia menyimpan kepalanya di atas bantal, dan tak sengaja menatap wanita yang sedang terpejam dengan tenang itu. Naluri dia sebagai laki-laki pasti akan mengakui kalau Rania adalah wanita yang sangat cantik.

Punya senyum dimple yang pasti bisa memikat banyak pria. Namun itu Algi, iya itu Algi Darmigo yang sepertinya alergi dengan semua wanita, kecuali masa lalunya.

Apalagi pada seorang wanita yang kini justru memilih bekerja di tempat yang sama denganya, Algi sangat murka. Di saat dia mati-matian menyembunyikan status pernikahan sial itu, Rania malah seperti lagi membongkarnya.

"Gue benci sama dia! Cewek sialan!" gerutu lelaki itu, memunggungi istrinya, sambil mengomel random.

Bukannya terpesona, Algi malah melontarkan umpatannya. Mau aneh, tapi itu Algi. Sejenis rekan kerjanya saja heran, kenapa Algi masih jomblo. Padahal dia ganteng dan kaya raya.

***

Berhubung sudah memiliki pekerjaan, Rania kini harus bangun lebih awal dan... tentu saja tidak memperdulikan lelaki yang nasih tidur di sampingnya. Sejenak, saat pertama bangun tidur tadi, dia terkejut karena mendapati Algi di sampingnya, memeluk guling, menghadap persis ke arah dirinya

"Hampir aja aku tertipu dengan wajah damai itu, padahal aslinya mengerikan!" gumam Rania di depan meja rias. Tasnya sudah full alat-alat staylish untuk kegiatan shooting hari ini, sepertinya hari pertama kerja akan melelahkan karena Rangga sedang shooting series remaja bertema olahraga.

Setelah membaca kertas briefing kemarin, hari ini akan ada adegan lari, serta hukuman mengguling di tanah. Sudah bisa ketebak kan, secapek apa Rania nanti?

Sementara tugasnya adalah mengikuti sang artis, menjaga penampilannya agar tetap rapi.

"Oke, lets go buat hari pertama!"

Baru saja Rania beranjak, di belakangnya sudah ada Algi yang entah dari kapan ada di sana. Sedikit terkejut, namun Rania mampu mengkondisikan wajahnya lagi.

"Apa lagi?"

"Jangan sama Rangga! Cari artis lain aja!"

Deg!! Apa ini, kenapa tiba-tiba jantungnya berdebar saat mendengar suara berat, Algi?

****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status