Share

Lembaran Baru

Katya menatap diri pada pantulan cermin. Tidak ada kebahagiaan yang terpancar di kedua matanya. Bahkan indahnya gaun yang membalut tubuhnya, sama sekali tidak mengubah suasana hati Katya yang sedih. Hari ini Arthur akan mengucap ijab kabul atas nama dirinya dihadapan Tuhan dan semua orang yang datang menyaksikan.

Air mata menetes begitu saja. Katya merasa sangat berdosa pada Juan. Dia akan menikah tanpa restu dan kehadiran dari sang kakak. Katya hanya bisa mengucap maaf dalam hati. Berharap suatu saat nanti Juan masih mau melihat wajahnya.

Pintu ruangan terbuka. Seorang gadis cantik melangkah menghampiri Katya dengan senyum terukir indah. Buru-buru Katya mengusap air matanya saat melihat kedatangan Airi melalui pantulan cermin.

Airi berdecak kagum melihat Katya yang semakin terlihat cantik dengan polesan make up. "Sumpah! Lo cantik banget, Ya. Udah kayak princess tahu gak."

Katya mengulas senyum tipis. Setelah dua kali pertemuan dengan Airi, baru Katya ingat kalau adik perempuan Arthur ini adalah seorang selebgram. Pantas saat pertama bertemu, Katya merasa tidak asing dengan wajahnya.

"Kita selfie dulu yuk! Aku mau menunjukkannya ke pengikut ku di I*******m, kalau aku akan mempunyai kakak ipar yang super cantik."

Katya tidak bisa menolak. Airi begitu baik padanya. Katya lahir lima bulan lebih dulu dari Airi. Kampus yang Katya pilih juga sama dengan kampus tempat pendidikan Airi. Hanya saja mereka beda fakultas.

Arthur sudah menjawab semua pertanyaan yang orang tuanya ajukan mengenai keluarga Katya. Tak ada yang Arthur tutup-tutupi mengenai Katya yang merupakan adik kandung mantan sahabatnya. Orang tua Arthur juga tahu masa lalu yang terjadi antara putranya dan Juan. Akan tetapi, tetap ada kebohongan yang Arthur katakan. Dia berbohong kalau dia dan Katya menikah karena saling mencintai. Dan Arthur juga mengatakan alasan Juan dan keluarga kecilnya tidak bisa hadir, karena mereka mempunyai urusan di luar negeri yang tidak bisa ditinggalkan.

Ah tidak juga, kebohongan yang Arthur katakan hanya berlaku pada Sabrina dan Airi. Sementara Radit? Pria itu tahu kebenarannya, tapi dia tidak menghentikan rencana Arthur atau berniat membongkarnya.

"Eh! Itu sudah mau dimulai akadnya." Airi segera memegang kedua tangan Katya yang terasa dingin. "Sudah jangan gugup. Aku yakin pernikahan kalian akan berjalan dengan lancar."

Katya tersenyum palsu. Justru dia sangat ingin pernikahannya dengan Arthur gagal.

"Saya nikahkan engkau, Arthur Maverick bin Raditya Maverick dengan Katya Mahesa binti Arkana Mahesa, dengan mas kawin berupa satu set perhiasan berlian dengan total seberat 20 karat, mobil Lamborghini, uang sebesar 1 milyar rupiah, dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Katya Mahesa binti Arkana Mahesa dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!"

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH!"

Katya meneteskan air mata. Dia tidak bahagia, tidak juga terharu, tapi dia merasa sedih dan kecewa karena masa lajangnya berakhir dengan cara yang tidak pernah dia inginkan. Pernikahan tanpa ada cinta, restu, dan kehadiran dari sang kakak.

"Aaaa! Congratulation Aya! Sekarang kita sudah menjadi saudara. Aku senang sekali. Akhirnya aku mempunyai saudara perempuan!" Airi berseru senang sambil memeluk Katya dari samping.

Katya terpejam merasakan pelukan nyaman dari Airi. Kehadiran dan sikap Airi yang menyambutnya dengan hangat, mampu sedikit mengobati rasa rindunya akan keberadaan Juan. Pelukan yang diberikan Airi hampir sama rasanya saat Katya mendapat pelukan dari sang kakak.

"Ayo, Ay. Sekarang kita temui Kak Arthur."

Airi membantu Katya berjalan menuju tempat ijab kabul berlangsung. Jantung Katya berdetak kencang. Bukan karena gugup. Tapi Katya takut menghadapi hari-hari bersama Arthur selama enam bulan ke depan. Karena Katya yakin, kehidupan rumah tangganya tidak akan berjalan seperti pada umumnya.

Kedatangan mempelai perempuan membuat semua mata terkunci padanya. Gaun mewah panjang berwarna putih membalut tubuh Katya. Rambutnya ditata indah dengan hiasan mahkota di atasnya. Semua mata yang melihat seolah menyaksikan kehadiran bidadari. Terkecuali pada sosok laki-laki berjas hitam yang telah mempersunting bidadari tersebut beberapa menit yang lalu. Senyumnya yang terpancar memberikan sebuah arti kalau permainan sudah dimulai dari sekarang.

Katya berdiri berhadapan dengan Arthur. Pandangannya menatap ke bawah. Dia terlalu penakut walau hanya sekedar beradu tatap.

Dengan arahan Master Of Ceremony, Katya mencium punggung tangan Arthur.

"Jangan membuat orang-orang berpikiran buruk tentang kita. Kamu masih ingat kan dengan ucapan saya hari itu?" Arthur berbisik sebelum akhirnya dia mencium kening Katya.

Kedua sudut bibir perempuan dua puluh tahun tersebut langsung tertarik ke atas membentuk senyuman. Suara tepuk tangan dan siulan terdengar ramai. Semua orang percaya kalau Arthur dan Katya pasangan yang sedang berbahagia atas pernikahan mereka.

***

Shaka tertidur nyaman dipangkuan sang ibunda. Sementara Listy menatap dilema foto yang tertampil di layar ponselnya. Melalui postingan yang Airi unggah di akun I*******m-nya, Listy melihat foto pernikahan Katya yang berlangsung di hari ini. Setelah Katya pergi dari rumah, mereka tidak pernah bertukar kabar. Juan meminta agar Listy memblokir nomor Katya dan jangan pernah mencoba untuk komunikasi dengannya.

"Aya, selamat atas pernikahan kamu. Semoga bahagia bersama pilihan kamu. Kakak berharap kita bisa berkumpul bersama lagi."

Listy menangis. Dia sangat menyayangi Katya. Dan rusaknya hubungan persaudaraan Katya dan Juan membuatnya sakit.

Juan keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk. Dia terkejut dan buru-buru menghampiri sang istri saat melihatnya menangis.

"Sayang, hey? Kamu kenapa menangis?"

Air mata semakin deras mengalir di pipi. Sebelum Listy berucap, Juan sudah melihat foto yang tertampil di layar ponsel istrinya. Rahang Juan terlihat mengeras. Katya benar-benar menikah dengan Arthur.

"Aku sudah bilang kan. Jangan pernah kamu mencari tahu tentang dia lagi! Biarkan dia hidup semaunya!" Juan melempar sembarangan handuk yang semula dia gunakan untuk mengeringkan rambut, lantas melangkah lebar keluar dari kamar.

Listy memindahkan Shaka ke box tidurnya. Kemudian berjalan cepat mengejar Juan.

"Mas! Aku rindu Aya!"

"Cukup! Jangan sebut nama itu lagi. Aku tidak mau mendengar namanya."

"Mas Juan! Dia adik kamu, Mas. Mau bagaimana pun juga darah lebih kental daripada air. Kamu tidak bisa memutus hubungan seperti ini dengan Aya!"

Juan menghentikan langkah lalu memutar tubuh menatap sang istri. "Bukan aku yang memutus hubungan. Tapi dia, Sayang. Dia sudah berani melawan dan pergi dari rumah ini tanpa izin dari ku. Dia yang telah memutus hubungan."

Listy menggelengkan kepala. Dia tahu kalau Katya tidak pernah mau memutus hubungan dengan kakaknya sendiri. Katya hanya mau dikekang, apalagi kalau urusan percintaan.

"Aku masih belum mengerti. Kenapa kamu melarang Aya memilih Arthur untuk dijadikan suaminya? Apa yang salah, Mas?"

"Sudah. Cukup, Sayang. Aku tidak mau bahas ini lagi. Lebih baik kamu ke kamar dan istirahat."

"Tidak! Aku butuh jawaban. Aku mau jawaban yang jelas dari kamu!"

"Sayang-,"

"Aku sayang sama Aya. Aku tidak mau keluarga kita hancur seperti ini, Mas."

Juan menatap Listy cukup lama. Ibu dari satu orang anak itu masih menunggu jawaban dari suaminya.

"Karena Arthur bukan laki-laki yang baik. Dia brengsek."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status