Share

2. Kontrak Pernikahan

David menyerahkan map cokelat ke arah Abela mengenai surat kontrak selama pernikahan Abela dan Leon berlangsung. Abela akan terikat selama satu tahun lamanya dan statusnya sebagai istri Leon tidak akan pernah di publish. Tidak ada satu orang pun yang boleh tahu. Sehingga di luaran sana Leon tetap dengan statusnya yang lajang.

"Anda akan menjadi istri tersembunyi Tuan Leon, tidak ada satu pun yang boleh tahu jika Anda adalah istri Tuan Leon. Sampai terbongkar Anda akan mendapatkan hukuman dan satu lagi semua orang harus tahu kalau Anda sudah menikah tapi Anda harus merahasiakan siapa suami Anda sebenarnya. Sampai sini Anda paham, Nona?"

Abela tersenyum miris, dia yang sedari tadi menunduk mengangkat kepalanya dengan berani menatap tajam ke arah Leon. "Lalu apa gunanya kita menikah dan apa tidak ada perempuan lain di luar sana yang mau menikah dengan Anda Tuan Leon, sampai Anda harus keluar uang banyak demi membeli saya dari Ibu tiri saya?" sentak Abela.

Tangan Abela mengepal, dia bahkan membentak Leon di hadapan semua orang. Abela tidak takut bahkan jika saat ini dia akan dibunuh Abela sudah tidak perduli. Dia lebih baik mati dari pada harus menikah dengan pria kejam seperti Leon.

"Turunkan nada bicara Anda, Nona. Jangan membuat Tuan muda semakin marah!" ucap David.

Kedua tangan Abela mengepal. "Aku tidak perduli! Aku tidak takut pada Tuanmu, kau mau apa? Mau membunuhku? Ayo bunuh aku sekarang, lebih baik aku mati dari pada harus menikah dengan pria kejam seperti dia!" teriak Abela sembari menujuk ke arah wajah Leon.

"Nona, jaga bicara Anda!" sentak David, Leon tersenyum smirk dia tetap diam duduk di kursi kebesarannya. Mnatap para pelayan wanita yang berdiri tak jauh dari tempat Abela.

Mereka semua menunduk takut terlebih saat Leon mengarahkan pandangannya ke arah mereka semua. Leon mengeluarkan pistolnya mengusapnya dengan senyum devil di bibirnya. Sedangkan Abela sudah berdiri ketakutan dia bahkan memejamkan matanya mengira jika peluru itu akan menembus tubuhnya dan menewaskan dirinya.

Dor!

Kedua mata Abela membulat saat suara tembakan itu berbunyi. Namun, dia tidak merasakan sakit pada tubuhnya. Abela langsung mengalihkan pandangannya pada seorang pelayan yang berada di belakangnya telah tertembak tepat di dadanya. Abela menutup mulutnya terkejut, baru kali ini dia melihat pembunuhan langsung di hadapannya.

Leon tersenyum devil. Melihat Abela yang ketakutan bahkan tubuhnya sampai bergetar hebat. Leon bangkit mencondongkan tubuhnya ke arah Abela menarik dagu gadis itu agar menatap ke arahnya.

"Takut? Setiap kesalahan yang kau perbuat mereka yang akan menanggungnya. Turuti kemauanku, Baby atau kau akan melihat mereka semua mati di tanganku," Sarkas Leonardo.

Abela menepis tangan Leon, dia yang masih syok dengan apa yang barusan terjadi mengepalkan tangannya erat. Kedua matanya yang berair menatap wajah tanpa bersalah Leon. Membunuh seakan menjadi kesenangan untuk Leon dia bahkan tidak merasa bersalah setelah menghilangkan nyawa manusia lain.

"Kau, kau bukan manusia Leon!" sentak Abela.

Dia segera berlari kembali ke arah kamarnya. Abela membanting pintu kamarnya, tubuhnya meluruh begitu saja merasa lemas setelah melihat kejadian menyeramkan di bawah. Abela terisak hebat dia tidak menyangka jika hidupnya akan semakin menderita seperti ini.

Ketukan di pintu tidak dia hiraukan sampai dia mendengar suara ketakutan dari luar barulah Abela membukanya. Terlihat seorang pelayan yang membawakan nampan berisi makan siang untuk Abela. Wajah pelayan itu terlihat sangat ketakutan, bahkan tangannya yang membawa nampan sampai bergetar.

"Nona saya mohon makanlah! Jika Anda tidak makan Tuan muda akan membunuh saya," ucap pelayan itu dengan air mata yang sudah terjatuh.

Abela hanya diam dia yang melihat ketakutan di wajah gadis itu merasa tak tega. Abela segera mengambil nampan itu. Namun, dia menahan tangan pelayan yang akan pergi.

"Jika kau tahu setiap hari nyawamu akan terancam. Kenapa kau justru menyerahkan nyawamu dengan bekerja di tempat ini!" ucap Abela tak habis pikir.

Pelayan itu menunduk, dia tak berani menatap wajah Abela. "Karena Tuan muda yang sudah membantu keluarga saya, Nona. Saya telah mengabdikan seluruh hidup saya untuk Tuan Leon. Permisi, Nona." Pelayan itu buru-buru pergi takut jika Leon mengetahuinya berinteraksi dengan Abela.

"Gila!" Abela semkain di buat tak habis pikir dengan kegilaan yang terjadi di rumah ini. Bagaimana bisa mereka semua membiarkan nyawanya melayang di tangan Leon.

Abela bahkan sudah tak nafsu untuk memakan makanan di tangannya. Namun, mendengar ucapan pelatan tadi membuat dia memaksakan diri untuk makan. Meskipun nasi yang masuk ke dalam perutnya rasanya sudah ingin dia muntahkan.

****

"Pastikan wanita itu makan, jika tidak kau tahu hukuman apa yang kau dapatkan!" Atmosfer di ruangan itu terasa sangat menyeramkan. Leon bahkan lebih menyeramkan di bandingkan hantu. Mendengar suara saja mampu membuat bulu kuduk mereka meremang.

"Nona Abela sudah menghabiskan makanannya, Tuan. Saat ini Nona Abela sedang tidur!" jelas pelayan yang baru saja memeriksa keadaan Abela.

"David pastikan wanita itu menandatangani kontrak pernikahan." Leon segera pergi, membuat mereka menghembuskan nafas lega. Namun, ucapan Leon selanjutnya membuat jantung mereka berhenti berdetak.

"Dalam waktu satu jam jika kontrak pernikahan itu belum dia tanda tangai, hilangkan salah satu anggota tubuhmu!" sarkas Leon.

David mengangguk patuh, dia sudah biasa mendapatkan ancaman seperti ini. Dengan cepat David mengambil kontrak pernikahan itu dan mendatangi kamar Abela. Dia bahkan tidak perduli jika wanita itu tengah tidur, David mengetuk pintunya berulang kali. Sampai pintu itu terbuka dengan cepat dia menundukkan kepalanya.

"Nona, saya mohon tanda tangani surat perjanjian ini. Jika tidak nyawa saya jadi taruhannya!" Abela menatap datar ke arah David.

Bukankah pria itu yang memaksa dirinya dan membawanya masuk ke dalam rumah ini. Lihatlah sekarang bahkan dia memohon agar dirinya menandatangani perjanjian gila itu. Sampai kapan pun Abela tidak akan setuju dia akan memikirkan cara untuk kabur, dia tidak akan mau menikah dengan iblis seperti Leon.

"Untuk apa kau memohon padaku? Memohonlah pada Tuanmu yang kejam itu! Katakan padanya sampai kapan pun aku tidak akan pernah mau menikah dengannya!" sentak Abela.

David dengan cepat menahan pintu Abela dengan tangannya bahkan tak perduli dengan lukanya yang terjepit membuat darah segar kembali keluar. Kedua bola mata Abela membola dia dengan cepat membuka kembali pintunya. "Kau sudah gila, hah! Kenapa seluruh penghuni rumah ini sama gilanya sepertimu! Bodoh!" maki Abela kesal sendiri.

Dia bahkan sampai menjambak rambutnya kesal dengan semua hal yang terjadi dalam rumah ini. Jika terus di biarkan Abela rasa dia akan ikut gila seperti mereka. Abela Menghembuskan nafas panjang mengambil dokumen di tangan David tanpa membacanya segera menandatangani surat pernikahan itu.

"Setelah pernikahan ini berlangsung bunuh saja aku!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status